NovelToon NovelToon
Putri Palsu Sang Antagonis

Putri Palsu Sang Antagonis

Status: tamat
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Zoe Aldenia, seorang siswi berprestasi dan populer dengan sikap dingin dan acuh tak acuh, tiba-tiba terjebak ke dalam sebuah novel romantis yang sedang populer. Dalam novel ini, Zoe menemukan dirinya menjadi peran antagonis dengan nama yang sama, yaitu Zoe Aldenia, seorang putri palsu yang tidak tahu diri dan sering mencelakai protagonis wanita yang lemah lembut, sang putri asli.

Dalam cerita asli, Zoe adalah seorang gadis yang dibesarkan dalam kemewahan oleh keluarga kaya, tetapi ternyata bukan anak kandung mereka. Zoe asli sering melakukan tindakan jahat dan kejam terhadap putri asli, membuat hidupnya menjadi menderita.

Karena tak ingin berakhir tragis, Zoe memilih mengubah alur ceritanya dan mencari orang tua kandungnya.

Yuk simak kisahnya!
Yang gak suka silahkan skip! Dosa ditanggung masing-masing, yang kasih rate buruk 👊👊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bakat Zoe Mulai Terlihat

Pagi hari, di lapangan sekolah.

Suasana cukup ramai. Beberapa siswa duduk di tribun pinggir lapangan, menonton latihan tim basket elit sekolah. Di tengah lapangan, terlihat Levi, dan geng basket mereka tengah serius berlatih. Di sisi lain lapangan, Ryder bersama beberapa pemain cadangan jadi lawan tanding mereka.

Di pinggir lapangan, Zoe berjalan tenang sambil membaca buku pelajaran. Kepala sedikit menunduk, langkah stabil. Seragam rapi, wajah tenang. Seolah tak peduli pada hiruk-pikuk latihan yang ada.

Jayden melirik ke arah Zoe yang berjalan tak jauh dari garis lapangan.

“Tuh anak sok pintar banget sih,” gumamnya kesal. “Liat aja nanti.”

Tiba-tiba Jayden berseru keras sambil mengambil ancang-ancang.

“Zoe!”

Seketika, ia melempar bola basket ke arah Zoe dengan cukup kuat dan sengaja menyasar kepala gadis itu.

Semua siswa yang melihat langsung berseru, ada yang tersenyum menunggu Zoe terkena bola.

“Kena!”

“Jayden, gila lo!”

“Woi!” teriak Ryder dan pemain lainnya.

Ryder yang melihat dari jauh langsung bergerak cepat, tapi bola terlalu jauh darinya. Ia hanya bisa berlari dan mengulurkan tangan, namun tak akan sempat.

Namun sebelum bola itu mengenai Zoe, tanpa mengangkat wajah dari bukunya, Zoe mengangkat satu tangan, dan menangkap bola basket itu dengan mudah.

Hap!

Hening.

Semua orang menatapnya dengan mulut terbuka. Zoe menatap bola sebentar, lalu mengangkat wajah dan menatap Jayden dengan ekspresi datar.

Tanpa berkata sepatah kata pun, Zoe memutar tubuhnya sedikit, dan melempar bola itu ke ring basket di ujung lapangan.

Suut!

Brak!

Bola masuk sempurna.

Hening berubah jadi gempar.

“Gila! Masuk!”

“Dia … dia gak liat bola itu tadi?!”

“Itu ... refleks apa dewa, sih?!”

“Zoe … bisa basket?!”

Guru olahraga yang berdiri di dekat tiang ring melongo.

Ryder yang sempat menahan napas akhirnya terkekeh dan menyilangkan tangan. “Ya ampun ... dia makin gila aja.”

Jayden melongo, wajahnya merah padam. Ia mencoba tertawa tapi terdengar kaku.

“Cuma hoki doang ... bukan apa-apa itu.”

Zoe menoleh ke arahnya, masih dengan ekspresi dingin. “Kalau mau main kasar, Jayden, pastikan otakmu gak kosong duluan. Atau minimal, jangan bikin diri sendiri kelihatan tolol di depan orang banyak.”

Ia menutup bukunya, lalu melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke belakang.

Para siswa langsung bersorak tertahan.

“Uuh! Pedes banget!”

“Kena mental tuh Jayden!”

“Zoe jago banget, sih?!”

Levi mengernyit sambil memperhatikan Zoe menjauh. Begitu juga Arya dan Arvan yang terlihat terpukau melihat kehebatan Zoe. Setahu mereka, Zoe tidak memiliki bakat apapun.

Arya bergumam. “Dia berubah.”

Arvan langsung mendengkus. "Halah! Paling juga itu kebetulan. Buat cari perhatian kita, kayak dulu-dulu itu."

Ryder hanya tersenyum simpul sambil menatap punggung Zoe. “Dan lo belum lihat apa-apa.”

Di sisi lapangan, Alicia terlihat mengepalkan tangannya.

***

Suasana cerah dan cukup ramai. Seluruh siswa kelas sedang berbaris di pinggir lapangan. Guru olahraga, Pak Jef, berdiri di depan sambil memegang peluit.

“Oke, anak-anak. Hari ini kita latihan basket. Tim putri duluan yang main, nanti tim putra menyusul. Yang cowok, pemanasan di sebelah sana, ya!”

Para murid putri mulai bergeser ke tengah lapangan, bersiap membentuk dua tim. Di barisan belakang, Arya dan Arvan menyikut satu sama lain, lalu mengangkat tangan.

“Pak! Tambahin Zoe ke dalam tim juga dong.”

“Iya, Pak. Biar seru. Masa yang jago banget pagi tadi gak main, sih?” sambung Arvan.

Nada suara mereka jelas meremehkan, tapi menyimpan tantangan.

Pak Jef melirik Zoe yang berdiri di samping Valen. “Zoe? Kamu mau ikut?”

Zoe menutup botol minumnya, wajah tenang.

“Kalau diperbolehkan, saya ikut, Pak.”

“Boleh banget. Kita lihat sejago apa kamu tadi pagi.” Pak Jef berkata sambil tersenyum tipis.

Sorakan dan bisik-bisik langsung terdengar dari siswa lain.

“Wah, bakal seru nih.”

“Zoe lawan Alicia?”

“Gak sabar lihat.”

Tim kini dibentuk.

Zoe bergabung dengan tim lawan Alicia. Di pinggir lapangan, Arya, Arvan, Jayden dan Levi menyemangati Alicia.

“Semangat, Licia! Kasih tahu dia siapa ratu lapangan ini!” seru Arvan..

“Jangan kasih ampun!” sambung Jayden.

Sementara itu, di sisi seberang, Ryder menyilangkan tangan dan bersandar di pagar, matanya tertuju pada Zoe.

Ryder bergumam pelan. "Tunjukkan ke mereka, siapa kamu sebenarnya.”

Peluit ditiup. Permainan dimulai.

Alicia dengan lincah menggiring bola ke tengah. Teman-temannya mengoper dengan akurat. Ia berhasil mencetak dua poin pertama, membuat para pendukung bersorak.

“Itu baru adik gue!” teriak Arya bangga menatap sinis Zoe.

Sekarang giliran tim Zoe. Teman Zoe mengoper bola padanya. Zoe menerima bola dengan santai, menggiring dengan cepat, lalu melesat melewati dua pemain lawan dengan gerakan cekatan dan anggun.

Valen yang satu tim dengannya berteriak, kagum. “Woi! Keren banget lo, Zo!”

Zoe tak menjawab. Ia langsung men-dribble dan memutar badan, membuat Alicia kebingungan menjaga arah. Dengan sekali lompatan, Zoe melayangkan bola dari luar garis tiga poin.

Shut!

Bola masuk.

Semuanya bersorak keras.

“Tiga poin?!”

“Bagaimana bisa Zoe melakukan itu?!”

“Dia ... dia mainnya kayak atlet!”

Alicia terlihat syok. Ia menatap Zoe, tak percaya Zoe yang selama ini ia kenal, kini begitu lincah dan jago.

Pak Jef bersiul, mengangguk-angguk. “Pantas kamu bikin aku penasaran, Zoe. Gerakanmu bersih banget.”

Arya dan Arvan melongo. Mereka saling pandang, lalu menatap Zoe yang kembali ke posisi dengan ekspresi datar.

Arya berkata pelan, “Gue gak ngerti lagi. Itu cewek siapa sih sebenarnya?”

“Zoe yang dulu ... gak kayak gitu. Dia itu bodoh.”

Sementara itu, Ryder hanya menyeringai di pinggir lapangan. “Baru pemanasan ...”

Beberapa menit berlalu. Skor tinggi di tim Zoe.

Saat Zoe mulai menggiring bola menuju ring lawan, Alicia tiba-tiba berusaha mengejar dari belakang.

Tepat saat Zoe bergerak melewati Alicia, Alicia tiba-tiba.

Bruk!

“Awww!” Alicia memekik, tangannya menahan lututnya. “Kak Zoe, kenapa dorong aku?”

Semua orang langsung berhenti. Arya dan Arvan berdiri dari tempat duduk mereka, wajah murka.

“Woi! Gila lo zoe?!”

“Lo emang gak berubah ya, lagi-lagi Lo sakitin Alicia. Alicia benar apa yang dikatakan semalam. Kalau Lo jahat!”

Beberapa siswa berlari ke tengah lapangan, namun sebelum mendekat, Ryder lebih dulu berdiri dan berjalan cepat ke tengah.

Ryder berkata dingin. “Gue ada di sini dari awal. Zoe gak nyentuh Alicia sama sekali.”

Arya yang emosi langsung menunjuk Zoe. “Bohong! Lo cuma belain dia!”

Levi ikut berbicara. “Gue liat sendiri tadi Alicia jatuh karena—”

Pak Jef menyela, tegas. “Cukup!”

Semua terdiam. Pak Jef mendekat ke tengah, memandangi Alicia yang masih duduk di lantai, lalu menatap Zoe.

"Kalian jangan ribut seperti ini!"

Ia menoleh ke arah Alicia yang masih menggigit bibir dan pura-pura kesakitan.

“Saya lihat jelas dari posisi saya. Zoe gak menjegal siapa pun. Alicia, kamu jatuh sendiri.” Pak Jef berkata dengan suara tegas.

Alicia terdiam.

“Olahraga itu bukan tempat untuk drama, apalagi mencederai orang lain demi simpati. Mulai sekarang, siapa pun yang bermain curang akan saya keluarkan dari lapangan. Jelas?” lanjut pak Jef.

Arya dan Arvan menunduk. Alicia perlahan berdiri, wajahnya merah. Sedangkan teman sekelas mereka, tentu terkejut melihat sikap Alicia yang tidak seperti biasanya. Atau selama ini hanya topeng?

1
Alan Banghadi
Rasain kalian berempat makanya cari bukti dulu baru nuduh dan komentar dasar laki2 pada bodoh semua hanya gara2 Alicia😡😡😡😡
LinLin
masih misteri nih, siapa bis wanita yg mau balas dendam itu? jangan2 istri salah satu antara Joe, Zero & Nathanael.
Alan Banghadi
Aku curiga deh kalo Alicia ini bukan anak Tina deh,tapi Dy suruhan orang jahat itu
Alan Banghadi
Makin penasaran siapa sebenarnya musuh mereka dan mengincar Zoe agar mati
Alan Banghadi
Astaga 😱benar2 orang yg ingin membunuh Zoe ini kayaknya tau kalo Zoe anaknya Tante Anyka deh
LinLin
ini duo Zoe kyknya emg saudara kembar ya
Alan Banghadi
Untung aja Zoe selmaat,dan Rayder ternyata mafia hebat👍
Alan Banghadi
Pasti ini ulah Alicia deh,siapa lagi coba yg dendam dengan Zoe selain si munafik pura polos dan lugu dasar maklampir kamu Alicia😡😡😡😡
Alan Banghadi
Makanya jangan nantangin so Zoe dasar semua pada bodoh dan otak tumpul
Alan Banghadi
Astaga mereka begi atau dodol sih ,jelas2 dari tadi Dy ngak curang eh malah di tuduh ,sekarang malah mau di tes ulang aku ingin lihat wajah malu semua orang saat Zoe bisa menjawab semua pertanyaan itu
Alan Banghadi
Lambat Laun akan ketahuan juga bagaimana munafiknya Alicia itu tunggu saja karmanya datang😡😡😡😡
Alan Banghadi
Yg di sini itu Alicia yg bermuka dua munafik,bukan Zoe dasar semua orang yg bela Alicia orang2 bodoh🤦🏻
Alan Banghadi
Ryder semoga keputusanmu mempertahankan pertunangan dengan Zoe adalah yg terbaik,jangan sampe kamu malah membunuhnya
LinLin
nyimak Thor. cerita di awal udh bagus, semoga makin menarik
Lyssa Ly Alex
suka dgn ceritanya... kdng nangis. sendiri. kdng ketawa sendiri.. semangat Thor...
Alan Banghadi
Kasihan ya Zoe di usir dari keluarganya yg sudah tidak menganggapnya
jahahsj
takut banget 😇hahaha
jahahsj
😇😇 anak asu Iki siapa sih, kok nyebelin, kenapa author mau kasih musuh lagi 😇, perbuatan Tina aja belum ketahuan, ini masa ditambah i beban lagi😇😇😇, emang anak asu, kok dibiarin bebas berkeliaran sih ga dimasukin kandang, siapa sih pemiliknya, kok bisa punya anak asu kayak gitu, ga punya selera banget pemiliknya😇😇
jahahsj
Karina ini anak siapa sih, kok kayak alicia
jahahsj
HAH?? APANSIH GA JELAS BANGET, MAK LAMPIR BAU TANAH AJA SONGONG BANGET😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!