Langit dirgantara angkasa, sang ketua geng Andreios sekaligus ketua OSIS SMA Nusantara, terpaksa harus menerima perjodohan dengan gadis barbar di sekolahnya yang suka terlambat, Queen zefanya arabella, gadis yang menyukainya meskipun di hukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon crowell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hamil
Saat sampai di lapangan, mereka berbaris dengan laki-laki di satu sisi dan perempuan di sisi lainnya. Mata Langit terus tertuju pada Zefanya yang berdiri di barisan perempuan, dengan wajah yang kelihatan pucat. Langit memperhatikan Zefanya dengan intensitas yang tinggi.
Langit tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Zefanya, yang terlihat tidak seperti biasanya. Zefanya sendiri tidak menyadari bahwa Langit sedang memperhatikan dirinya, karena Zefanya sibuk memperhatikan instruksi dari guru olahraga.
"Ze, Lo kok pucat banget sih?" tanya Viola terlihat khawatir menatap Zefanya.
"Iya, Ze, Lo istirahat aja," ujar Kayla juga khawatir. Zefanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Gak, kok perasaan kalian aja kali, mungkin karena kena matahari jadi gue keliatan pucat," kata Zefanya dengan santai.
Saat guru olahraga memberi aba-aba untuk memulai lari maraton, Zefanya juga ikut berlari bersama teman-temannya. Awalnya, Zefanya berlari dengan semangat, tapi seiring berjalannya waktu, Zefanya mulai terlihat lelah dan napasnya semakin berat. Tiba-tiba, Zefanya merasa pusing dan penglihatannya mulai kabur. Sebelum dia sadar, Zefanya sudah jatuh pingsan di lapangan.
"Ze, bangun Ze, astaga!!" pekik Viola menepuk-nepuk pipi Zefanya dengan khawatir.
"Darah, Vi!!" pekik Kayla saat melihat darah yang mulai keluar dari bawah rok Zefanya, membuat wajahnya pucat.
"MINGGIR!!" teriak Langit dengan keras, membuka kerumunan yang mulai mengumpul di sekitar Zefanya.
Langit berlari menuju ke arah Zefanya dan langsung memeriksa kondisinya.
"Ze, Ze, lo kenapa?!" Langit memanggil nama Zefanya dengan suara yang penuh kekhawatiran.
Langit kemudian melihat darah yang keluar dari rok Zefanya dan langsung bertindak membuka jaket nya dan menutupi paha gadis itu
"lo berdua ikut gue!" perintah Langit kepada Viola. Kayla dan Viola langsung bergerak untuk membantu Langit.
"Astaga, Zefanya woy!!" pekik Erza dengan terkejut.
"Kenapa tu anak?" tanya Haider dengan khawatir.
"Kita susul aja ayok," ujar Samuel.
"Ayok, cepetan," tambah Kairo.
Sementara itu, di kejauhan seorang gadis bernama Lula meremas botol air di tangannya dengan rasa tidak senang.
"Dasar cewek caper, lihat aja Lo nanti," ujar Lula dengan nada yang tidak suka.
sambil memandang Langit yang sedang membantu Zefanya. Lula terlihat tidak senang dengan perhatian yang diberikan Langit kepada Zefanya.
...----------------...
Mereka akhirnya sampai di rumah sakit. Langit membawa Zefanya ke ruang gawat darurat, sementara Viola dan Kayla mengikuti di belakangnya. Dokter dan perawat langsung memeriksa kondisi Zefanya dan mengambil tindakan yang diperlukan.
"Apa yang terjadi pada pasien?" tanya dokter kepada Langit.
"Dia pingsan saat olahraga dan ada... perdarahan," jawab Langit dengan khawatir.
Dokter dan perawat langsung memeriksa Zefanya dengan lebih teliti. Setelah beberapa saat, dokter keluar dari ruang pemeriksaan dan berbicara dengan Langit dan teman-temannya.
"Pasien mengalami perdarahan akibat gangguan hormonal. Kami akan melakukan beberapa tes untuk memastikan penyebabnya," jelas dokter.
Langit dan teman-temannya menunggu dengan khawatir sambil berharap Zefanya segera pulih.
Dringggg, Dringggg
Langit mengangkat telponnya karena yang menelpon mommy nya, Dia menelepon Langit karena khawatir dengan keadaan Zefanya yang pingsan di sekolah.
"sayang, apa kabar Zefanya? Guru bilang dia pingsan di lapangan?" tanya Lilian dengan khawatir.
Langit menjawab, "iya mom,Zefanya dibawa ke rumah sakit dan sekarang sedang diperiksa oleh dokter. Dokter bilang dia mengalami perdarahan"
Lilian terdengar khawatir, "Oke, tolong jaga Zefanya baik-baik ya, Mommy akan segera ke rumah sakit."
Dokter keluar dari ruang pemeriksaan dan menuju ke arah Langit, Viola, dan Kayla yang sedang menunggu dengan khawatir.
"Bagaimana keadaan Zefanya?" tanya Langit.
DOkter memandang Langit dan teman-temannya,
"Mana dari kalian yang keluarganya?" tanya dokter.
Langit menjawab dengan tegas, "Saya suaminya, Dok."
Dokter terkejut dan menatap Langit dengan dahi berkerut, seolah-olah tidak percaya. "Suaminya?" ulang dokter, "Kamu tidak terlihat seperti suami yang sudah dewasa untuk seorang pasien yang... "
Langit memotong penjelasan dokter, "Saya memang suaminya, Dok. Kami sudah menikah." Langit menjawab dengan nada yang meyakinkan.
Dokter masih terlihat skeptis, "Baiklah, suami Zefanya. Bagaimana kamu bisa menikah pada usia yang masih sangat muda?" Dokter bertanya dengan nada yang ingin tahu.
Langit menjawab dengan tenang, "Mengapa Anda bertanya seperti itu? Apakah Anda punya pekerjaan Ganda sebagai wartawan?"
Dokter mengangguk, "Baiklah, istri kamu sedang mengandung. Kondisinya stabil, tapi kami perlu memantau kesehatannya lebih lanjut."
Dengg
"ha-hamil "Langit terkejut dan syok.
Tidak hanya Langit, tapi juga Samuel, Erza, Haider, Kairo, Viola, dan Kayla yang berdiri di sekitarnya juga ikut syok. Mereka semua tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan dokter.
"Apa?! Zefanya hamil?!" tanya Samuel dengan nada tidak percaya.
" Bukannya kalian hanya melakukan hal itu sekali?" tanya Erza dengan wajah bingung.
Haider dan Kairo hanya bisa saling menatap, tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Viola dan Kayla hanya bisa menggelengkan kepala, "ha-hamil kata Viola.
"siapa yang hamil?"tanya seseorang dari belakang