NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romantis / Tamat
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 07 - Aku Buta Huruf

Subuh pertama di tanah kelahiran istrinya, tidak pernah Azkara duga jika dia akan berada di posisi ini. Yogya adalah tempat pulang impian sebelum Azkara bertemu Megumi, sang kekasih yang merupakan gadis keturunan Jepang.

Siapa sangka, setelah perjalanan panjang dan Azkara dipaksa mengubur mimpi tentang Yogya, kini Tuhan mempertemukannya dengan Shanum. Seorang gadis yang mungkin lebih pantas disebut bidadari di sana seketika menjadi istrinya.

Bukan hal mudah bagi Azkara melupakan Yogya kala itu. Dia yang kalah sebelum berperang, ditikung secara ugal-ugalan di tengah prosesnya memperbaiki diri.

Beruntungnya, apa yang dulu Azkara usahakan tidak berhenti tatkala sang pujaan justru menjadi istri Om-nya. Niatnya sudah berubah, sedikit banyak Azkara belajar untuk bekalnya sebagai manusia.

Walau dia akui bukan Hamba yang baik, jauh dari kata sempurna bahkan layak disebut pendosa. Akan tetapi, Azkara masih ingat kodratnya sebagai manusia yang nanti akan kembali ke tanah.

Kadar keimanan Azkara tidak dapat dikatakan sangat baik, Azka mengakui banyak sekali kurangnya. Akan tetapi, tentang Agama bukan berarti dia buta, otak Azka tidak sebrutal penampilannya.

Karena itu, Azkara sengaja berdiri paling belakang, padahal dia datang duluan. Tidak masalah sekalipun terpisah jauh dengan mertuanya, Azka tidak peduli. Toh dari dulu dia sudah terbiasa berhadapan dengan banyak orang, didikan papanya luar biasa keras dan tegas.

Azkara tidak dilahirkan sebagai pecundang, tapi tidak juga diajarkan untuk menjadi si paling berkuasa. Sejak kecil sang papa sudah membekali Azkara dengan ilmu yang mungkin saja tidak dia dapatkan di sekolah.

Jangan bersikap langit, tetap merendah, tapi bukan berarti rela diinjak. Selagi tidak diusik jangan mengusik, dan jika sudah diusik buatlah lawan sampai tidak dapat berkutik, begitu prinsip hidupnya.

"Ehm ... kamu kenapa tidak ikut Abi maju saja?" Selesai menunaikan shalatnya, Azkara masih mendapat pertanyaan dari sang mertua.

"Kakiku luka, Abi, sengaja ambil posisi paling pojok kanan agar tidak bersentuhan dengan yang lain," ungkap Azka beralasan.

"Ah iya, syukurlah jika alasannya hanya karena itu."

Azkara mengangguk, sebenarnya alasan pria itu tidak sepenuhnya berbohong, akan tetapi tidak seratus persen jujur. Salah-satu penyebab utama kenapa dia enggan maju ke depan karena merasa tidak pantas saja.

Terlebih lagi, beberapa orang tampak menatap aneh kepadanya. Khawatir jika kehadirannya hanya mengurangi kekhusyukan jamaah lain, Azka memilih menepi saja.

"Abi, boleh aku tanya sesuatu?"

"Silakan, apa itu?"

Mereka berdua sampai berhenti, seolah akan membahas sesuatu yang sangat amat penting, Azkara menarik napas dalam-dalam sebelum melontarkan pertanyaannya.

"Kenapa Abi tidak marah?"

"Marah? Marah untuk apa?"

Azkara agak ragu lantaran khawatir jawaban dari sang mertua akan mengecewakan hatinya.

"Kehadiranku merusak nama baik Abi, nama baik Shanum juga ... akan tetapi, kenapa Abi tidak marah padaku? Semalam hanya membentak biasa, tidak benar-benar marah."

Kiyai Habsyi menghela napas panjang. "Lalu seharusnya Abi bagaimana, Azka?"

"Apapun, minimal memukulku atau lainnya," ungkap Azkara yang memang benar bingung kenapa sang mertua begitu baik padanya.

"Abi merasa tidak punya alasan untuk marah ... kau tidak menyakiti Shanum, dan sejak awal Abi menatap matamu Abi tidak yakin kau sehina itu."

"Berarti Abi percaya kami tidak berzina?"

Kiyai Habsyi mengangguk, tentang hal itu dia memang percaya dan yakin betul putrinya masih suci, begitu juga dengan pria yang berada di depannya ini.

"Kalau percaya, kenapa kami dipaksa menikah? Abi bahkan memutuskan pinangan Gus Faaz ... bukankah ini agak aneh?"

"Jadi kau meyesal menikahi Shanum?"

Gleg

Agaknya Azkara terlalu lancang, tadi malam posisi Kiyai Habsyi sangat sulit, dia tidak punya pilihan lain dan hal semacam itu tidak seharusnya Azkara tanyakan sekarang.

"Bukan begitu, Abi, maksud_"

"Abi tanya sekali lagi, kau menyesal menikahi Shanum?" tanya Kiyai Habsyi sekali lagi dan dari suaranya seolah terdengar sangatlah sakit.

"Tidak, tidak sama sekali," tegas Azkara tanpa ragu.

Jawaban yang sangat Kiyai Habsyi harapkan, setelah tadi hampir marah kini pria itu menepuk pundak Azkara beberapa kali.

"Bagus!! Buktikan jika memang tidak menyesal," pungkas Kiyai Habsyi berlalu lebih dulu.

Azkara yang ditinggal lagi dan lagi dihampiri segudang pertanyaan. Setelah dibuat bingung oleh sang istri, kini mertuanya juga membingungkan karena memang pasca akad keadaan seolah berbalik dan Azkara merasa sangat diterima sekalipun di mata orang lain dia adalah sampah.

.

.

Tidak ingin terlalu sakit kepala dengan pertanyaan yang terus membelenggu otaknya, Azkara bergegas masuk ke dalam rumah dengan langkah pelan.

Kemampuannya mengendap-endap dan berjalan tanpa menimbulkan suara memang tidak perlu diragukan. Khawatir kehadirannya mengganggu ibu mertua yang katanya sakit kepala sebelah, Azkara sampai terus begitu hingga memasuki kamar istrinya.

Baru saja berhasil membuka setengah pintunya, jantung Azkara dibuat berdegub tak karu-karuan tatkala mendengar lantunan ayat suci yang lolos dari bibir Shanum.

Tak pernah dia merasa setenang ini, ketika bicara saja istrinya lemah lembut, tak heran sewaktu melantunkan kalamullah jantung si pendengar seakan berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Saking indahnya, Azka sampai sama sekali tidak bersuara dan menunggu Shanum selesai dengan sendirinya. Sama sekali Azkara tak sadar, senyumnya sudah terbit sejak tadi.

Sengaja Azkara duduk di tepian tempat tidur dengan mata yang terus tertuju pada sang istri. Hingga cukup lama menikmati, tiba dimana Shanum berhenti lantaran sadar akan kehadirannya.

"Mas? Sudah lama pulangnya?" Azkara tidak menjawab, hanya mengulas senyum tipis saat sang istri bertanya.

"Kenapa berhenti?"

Alih-alih menjawab sesuai pertanyaan, Azkara justru balik bertanya. Beruntungnya, sang istri tidak secerewet sang mama yang bicara harus ada aturannya.

"Mau ngaji bareng?" tawar Shanum sengaja bergeser menyisakan tempat untuk Azkara agar sang suami mengerti jika ajakannya tidak bercanda.

"Kamu saja ... aku yang dengerin."

"Kenapa gitu?"

Azka terdiam beberapa saat, dia memandangi sang istri yang menatapnya sepolos itu. "Aku belum bisa ngaji," jawabnya tanpa melepaskan sang istri dari pandangan demi memastikan reaksinya.

"Belajar, ayo sini," ajak Shanum menepuk sisi kosong di sebelahnya.

Tidak perlu dirayu sampai dua kali, Azkara duduk tepat di sisi sang istri dan tampak siap dengan pelajaran yang akan diberikan.

"Mas ngajinya pakai Iqra atau_"

"Iqra," jawab Azka cepat dan detik itu juga Shanum beranjak untuk mencari segala sesuatu yang diperlukan.

"Terakhir Iqra berapa?" Shanum bertanya layaknya yang datang benar-benar muridnya.

"Iqra satu," jawab Azka sempat membuat mata Shanum terbelalak, tapi hanya sebentar.

"Di huruf apa, Mas?"

Bukannya menjawab, Azkara justru senyum-senyum sendiri melihat kepolosan Shanum. "Huruf yang seperti angka satu huruf apa itu, aku lupa."

"Alif?"

"Iya kali aku kurang tahu juga, buta huruf hijaiyah soalnya," sahut Azkara sekenanya dan lagi-lagi memandangi wajah ayu guru ngaji yang Azkara pastikan tidak akan menjambak rambutnya andai salah.

.

.

- To Be Continued -

...Azka : Tebak-tebak buah manggis, siapa yang pernah jadi guru ngaji saya🙏...

...Selamat sahur semua, jangan lupa sajennya❣️...

1
🤎 Tétëh Sund@
kelar jg baca marathon sampe akhir.
🤎 Tétëh Sund@
akhirnya ngumpul jg.
🤎 Tétëh Sund@
good Azka.👍👍
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐞𝐫𝐣𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐦 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚𝐦𝐮.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦, 𝐧𝐚𝐲𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚2
🤎 Tétëh Sund@
𝐡𝐚𝐝𝐞𝐮𝐮𝐡𝐡𝐡 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐣𝐠𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐥𝐚𝐛𝐚𝐲 𝐥𝐚𝐡, 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐠 𝐩𝐚𝐤𝐞 𝐚𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐮 𝐣𝐠 𝐣𝐝 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐢𝐧 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐢 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐤 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧... 𝐣𝐝 𝐣𝐠𝐧 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐡.
🤎 Tétëh Sund@
𝐚𝐬𝐭𝐚𝐡𝐟𝐢𝐫𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐝𝐳𝐢𝐦 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤𝐤 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐠𝐞𝐭 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐥𝐠 𝐞𝐧𝐚𝐤2 𝐧𝐠𝐨𝐛𝐫𝐨𝐥.𝐬𝐢𝐤𝐞𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠 𝐧𝐠𝐭 𝐧𝐠𝐚𝐡𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐨𝐫𝐠 𝐬𝐦𝐩𝐞 𝐬𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐧.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
😆😆😆 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐢𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐮𝐫.😄😄😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐠𝐞𝐤 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐬𝐡.. 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐚𝐦𝐞𝐭.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐝𝐮𝐦𝐞𝐥 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐱 𝐥𝐞𝐛𝐚𝐫.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝐠𝐤𝐠𝐤𝐠𝐤𝐤.. 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐠𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐠𝐞𝐥𝐮𝐧𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐮𝐣𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐦 𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐝𝐮𝐬.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐜𝐡𝐞𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐩𝐚𝐩𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐢𝐡 𝐤𝐫𝐧 𝐝𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐮𝐭 𝐚𝐣𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐧𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐚𝐦𝐚𝐳𝐢𝐧𝐠.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐠𝐚 𝐛𝐬 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐭𝐢𝐧 𝐤𝐰𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐬𝐞'𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐮𝐣𝐮𝐫𝐯𝐚𝐚𝐣𝐚 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐥𝐠 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐦 𝐥𝐞𝐝𝐞𝐤 𝐧 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐮𝐜𝐨𝐧 𝐣𝐝𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐚𝐭𝐢 𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐞𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐮𝐧𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐞𝐭2 𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐠𝐞𝐫𝐣𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐰𝐤𝐰𝐤𝐰𝐤𝐤 𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐨𝐡𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠𝐬𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐜𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐟𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢.🤭🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐫𝐠𝐚 , 𝐀𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐠𝐚𝐥/𝐝𝐢𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 2 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐫𝐬 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧.
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐬𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐭𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐭𝐡𝐨𝐫, 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭.
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐨 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧.🥺😢😢😭😭😭
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐣𝐝 𝐭𝐮𝐦𝐛𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!