NovelToon NovelToon
Aku Bukan Dia

Aku Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Kembar / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Mom

Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu Di mana Kamu?

Dalam satu bulan Candy mendapat jatah libur dari toko sebanyak dua kali. Sekarang Candy sudah tidak merepotkan Farhan lagi karena motor matic nya sudah bisa di gunakan.

Kalau libur nanti Dia berencana untuk pulang ke Panti menjenguk Bu Rahma dan lainnya.

"(Aku harus meluangkan waktu untuk mencari orang tua kandungku, aku juga ingin mendapatkan kasih sayang Ibu, ayah, kakak... kemana aku harus mencari mereka semua)" batin Candy saat menikmati makan siangnya di kantin.

"Can... besok kamu dapat jatah libur kan? rencana mau ke mana?" tanya Mita mengagetkan Candy yang sedang asyik dengan lamunannya.

"Belum tahu Mit, mungkin cuma rebahan di kos." jawab Candy dengan nada pelan dan rasa malas.

"Ya sudah kalau capek buat istirahat saja." pesan Mita.

Dari luar datang Satpam toko yang mencari Candy.

"Can... ada yang cari kamu di depan!" teriak Satpam.

Candy mendekat ke Satpam toko.

"Siapa Pak?" tanyanya pelan.

"Laki kalau gak salah namanya Si Han, Dia datang sama temannya." kata Satpam sambil meninggalkan tempat itu.

Merasa sudah kenyang Candy meninggalkan kantin dan menemui Farhan di depan toko.

Dari dalam Dia melihat Farhan dengan temannya yang sudah menunggu di kursi dekat pos.

"Han... kenapa kemari?" tanya Candy

Bukan Farhan yang menjawab tapi malah temannya Nico yang cari perhatian ke Candy.

"Kamu Candy kan?... pantes Farhan gelimpungan kalau sehari saja gak ketemu kamu!" kata Nico sambil tertawa.

"Kamu apaan sih Nico, ngaco ngomongnya." Farhan menarik tangan Nico agar Dia duduk lagi.

"Can kapan kamu libur?" tanya Farhan tiba-tiba.

"Memang kenapa Han?" tanya Candy balik.

"Aku mau ajak kamu ke rumah Budhe Mar kalau libur, sekalian kita jalan-jalan." kata Farhan sambil tersenyum tipis.

"Lihat besok Han, ada lagi gak yang mau diomongin?" tanya Candy ke Farhan dengan wajah yang tidak bersemangat.

"(Kenapa dengan Candy, apa Dia sedang sakit atau Dia marah ke aku?)" tanya Farhan dalam hati.

"Oh.... ya sudah cuma mau ngomong itu saja, nanti kita ngobrol lagi di kos, maaf ya Can sudah ganggu kerja kamu!." kata Farhan dengan rasa tidak enaknya.

"Hmmm...! " jawab Candy singkat.

"Eeehhhh... cuma gitu doang... kamu gimana sih Han?!"

Farhan menarik tangan Nico dan membawanya pergi dari toko.

Candy masuk ke dalam toko lagi untuk melanjutkan kerjaannya.

"Ngapain mereka Can?" tanya salah satu karyawan yang suka julid.

Candy tidak menjawabnya, Dia berlalu sambil tersenyum.

...****************...

Di Kampung, Bu Mar masih menunggu kedatangan Bu Karsih teman sekaligus Bidan yang menolong Bu Mar saat lahiran dulu.

Tidak sabar menunggunya, Bu Mar sampai keluar masuk rumah berulang kali.

"Kenapa Bidan Karsih belum datang juga, apa Dia sudah lupa rumah ini?" gerutu Bu Mar sambil keluar masuk rumah.

Tin... Tin...! Suara Klakson berasal dari motor tua suami Bidan Karsih.

"(Alhamdulillah datang juga... Bidan Karsih)" kata Bu Mar dalam hati sambil berjalan keluar menyambutnya.

"Bu Bidan... mari masuk!" kata Bu Mar mempersilakan Dia masuk.

Bidan Karsih menyalami Bu Mar dan meminta suaminya untuk pulang.

"Nanti saya di jemput sore saja Pak!" kata Bidan Karsih ke suaminya.

Suaminya pun berlalu pergi.

Bu Mar membawa Bidan Karsih masuk ke dalam rumah. Di meja sudah tersedia hidangan berupa makanan desa dan teh panas.

"Bu Bidan silakan duduk!" kata Bu Mar.

"Santai saja to Maryati, sekarang kan aku sudah bukan Bidan lagi, sudah pensiun." kata Bu Karsih dengan tersenyum

"Gapapa sudah jadi kebiasaan. Bu Bidan tujuan saya panggil jenengan ke sini sebenarnya pengin tanya tentang kelahiran anak saya 18 tahun lalu." kata Bu Mar

"Memang ada masalah apa Mar?" tanya Bu Karsih.

"Sebenarnya anak saya siapa yang bawa, terus apa bener anak perempuan?" tanya Bu Mar kembali.

"Loh... bukannya di bawa adek ipar mu? karena kamu pendarahan hebat setelah operasi , anak-anak mu langsung di bawa ke rumah Maryono." sepenggal cerita dari Bu Karsih

"Koq anak-anak? apa aku melahirkan lebih dari satu?" tanya Bu Mar bingung.

"Apa kamu gak di kasih tahu kalau anak kamu kembar?... cerita Bu Karsih lagi.

" Tapi Istri Maryono bilang anak ku perempuan." jawab Bu Mar dengan hati yang gelisah.

"Mar... Mar... piye to kamu itu. Yang penting aku sudah ngomong yang sebenarnya, yang aku tahu. Untuk selanjutnya seperti apa kamu tanya saja ke Maryono dan istrinya." kata Bu Karsih tegas.

Mendengar cerita Bu Karsih, Bu Mar jadi semakin sedih dan teriris hatinya.

"(Kenapa adeku sendiri bohong padaku, mereka bilang aku cuma melahirkan satu anak perempuan, Mas... andai saja kamu tidak ikut merantau pada waktu itu, pasti nasib anak kita tidak akan seperti ini.)" batin Bu Mar sambil menangis.

Melihat Maryati menangis, Bu Karsih berusaha menenangkan.

"Sudah Mar kalau kamu ingin cepat ketemu anak-anak kamu datang lah ke rumah adekmu Maryono, pasti kamu dapat jawabannya." Kata Bu Karsih.

"Masalahnya Maryono sudah lama pergi ke Kalimantan ikut transmigrasi dan sudah tidak ada kabar lagi." cerita Bu Mar.

"Terus suamimu gimana?" tanya Bu Karsih

"Sejak Dia pamit merantau juga sama tidak ada kabar lagi." Bu Mar terlihat murung.

"Yang sabar Mar... siapa tahu kalian masih berjodoh, diperbanyak lagi doa nya biar cepet kabul!" kata Bu Karsih menenangkan hati Bu Mar.

Seperti reuni mereka ngobrol sampai berjam-jam hingga lupa waktu. Kalau bukan karena suami Bu Karsih menjemput, mereka tidak sadar kalau sudah mau adzan maghrib.

"Mar, aku pulang dulu, besok kalau butuh aku lagi kamu kabari saja." Kata Bu Karsih sambil berpamitan.

Setelah kepergian Bu Karsih, Bu Mar masuk ke rumah, Dia duduk di dipan dekat meja tamu.

"(Nak... kemana ibu mau cari kalian, apa kalian masih hidup, apa kalian sehat, Ya Allah... bantu aku untuk menemukan anak-anak ku apapun keadaannya.)"

Bu Mar menangis... dengan memeluk bantal yang ada di depannya.

1
Attanaufal
/Pray/ cemungutttsss
Attanaufal
/Pray/
Mack Werz
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Pyscho
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!