Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32
Terjadi kehebohan di parkiran kampus karena ada seorang laki-laki ganteng banget keren sedang duduk di atas motor gedenya.
Laki-laki itu menjadi pembicaraan hangat karena mencuri banyak perhatian para mahasiswa/mahasiswi kampus.
Lihat saja seperti apa penampilan dirinya, yang berhasil mencuri banyak perhatian.
"Anjir malu banget gue jadi pusat perhatian begini!" umpatnya pelan menyadari pandangan orang-orang terhadapnya.
Namun, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan itu panggilan masuk dari istri tercintanya.
Lisa, tapi bukan blackpink. "Ya, babe?" sapa Jeka saat sambungan telepon terhubung.
"Kamu di mana? Kata bibi udah balik dari Paris. Terus kamu kemana?" tanya Lisa tidak mendapati suaminya di rumah.
"Aku jemput pacar aku di kampus. Kenapa sayang? Kamu cemburu?" goda Jeka yang membuat istrinya hanya bisa memutar bola matanya malas.
Dia tau betul siapa yang di maksud suaminya itu. Tidak lain dan tidak bukan adalah putri bungsu mereka, Shea.
"Oh yaudah. Kalau pulang jangan kemana-mana lagi. Kita makan siang di rumah." ucap Lisa.
"Masak yang enak ya babe. Love you, honey. Muahhhh..." Jeka mengeluarkan jurus andalan dirinya yang berhasil membuat Lisa tersipu malu di tempatnya.
"Yaudah, sana jemput Shea. Dia pasti seneng banget tau papinya yang jemput."
"Oke, bye babe. Love you more."
"I love your money!" balas Lisa yang membuat Jeka hanya tersenyum saja.
Wanita mana yang tidak mencintai uang? jadi dia membiarkan istrinya untuk menghabiskan uang-uangnya.
Sementara di tempat lain, para gadis yang mendengar keributan itu ikut penasaran siapa yang menjadi pusat perhatian.
"Beneran, gue juga panasaran anjir. Emangnya siapa sih yang datang?" ujar Tiara yang juga ikut merasa penasaran.
"Pastinya ganteng gak sih? kalau gak ganteng gak mungkin jadi bahan gosip gak sih, gaes?" jawab Salsa.
"Bener banget. Yang jelas ganteng, pastinya." timpal Chyntia.
Sedangkan yang lain ikut bereaksi dengan menganggukkan kepalanya.
Namun, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang datang mengejutkan mereka.
"Gantengan mana sama aku?"
"Ahkkk..." Chyntia berteriak dengan suaranya yang melengking membuat teman-temannya langsung menutup telinga mereka.
plak!
"Auhh..." Satria mengaduh kesakitan saat lengannya di pukul oleh Chyntia.
"Rasain!"
"Eh, kok?" Satria kaget melihat respon Chyntia padanya.
"Loh kok nangis?" tanya Satria panik saat melihat Chyntia menangis begitu.
"Bisa gak sih gak buat orang kaget? Suka banget ya ngagetin aku gitu? salah aku apa sih sama kakak sampai kakak sering buat aku kaget begini, hiks...hiks ..hiks..." sumpah demi apapun Satria tidak menyangka jika Chyntia bisa menangis seperti itu. Sungguh, dia tidak pernah bermaksud untuk melakukan hal seperti itu padanya.
"Loh, kok nangis sih? gue kan cuma- hey! Siapa, sih nama Lo. Chyntia, woi?" Satria berusaha mengejar Chyntia yang meninggalkan mereka sambil menangis.
"Eh? Apaan nih?" tanya Satria saat dirinya di halangi oleh Rekha.
Melihat reaksi Rekha yang menantangnya membuat Satria terkejut bukan main.
"Emangnya masih jaman ya bullying jaman sekarang?"
"Maksud Lo apa?" tanya Satria yang berhadapan dengan Rekha saat ini.
"Kakak sama temen-temen kakak itu sama aja tau gak! Jangan sampai papinya Chyntia tau anaknya nangis. Kalau gak mau keluarga kakak gak baik-baik aja!" ucap Rekha mengancam.
"Siapa sih Lo? Masih bocil juga. Lagian gue gak maksud bully dia kok. Gue cuma ngagetin dia aja dan soal orang tua, gue ingetin sama Lo ya. Gue gak suka kalau keluarga gue di sangkut pautin sama hal kayak begini. Gak logis banget!" balas Satria yang berlalu meninggalkan para gadis itu.
"Dih, sombong banget sih!" ucap Rora melihat Satria.
Dia tidak suka dengan laki-laki itu karena menurutnya terlalu sombong. Dia lebih suka Dewa, ketua organisasi kampus yang selalu menjadi tolak ukur untuk kriteria calon pacarnya.
"Udah yuk, balik. Lagian ngapain disini coba?" ajak Alana.
"Yuk, balik. Gue nebeng ya Al, soalnya Chyntia kan udah balik, jadi gue gak ada yang jemput." kata Rora.
"Hem, yuk." jawab Alana.
Akhirnya mereka meninggalkan kampus setelah ada beberapa kejadian di sana. Namun, ketika mereka sampai di lapangan mereka memang melihat banyak orang berkerumun di sana.
"Siapa sih yang ada di sana? Penasaran gue." ucap Salsa yang memang penasaran dengan siapa yang membuat kegaduhan di kampus mereka.
"Dih, sok kegantengan pasti!" balas Shea yang ikut menimpali pembicaraan mereka kali ini.
Karena tidak ingin mengambil pusing dengan hal ini membuat mereka berusaha melewati kerumunan itu untuk sampai ke mobil mereka.
Sayangnya, mereka langsung terkejut saat mendengar suara yang sangat mereka kenali. Terutama Shea sendiri
"Sayang..." panggil Jeka yang membuat mereka langsung menoleh.
"Papi?" gumam Shea melihat ternyata papinya yang membuat kehebohan di kampus mereka.
Lihat saja bagaimana gayanya itu. Pantas saja membuat keributan.
Jeka merentangkan kedua tangannya membuat Shea dengan langkah berat menghampiri papinya di sana.
"I Miss you babe." Jeka mencium kedua pipi putrinya di depan banyak orang yang membuat mereka semakin menjadi pusat perhatian banyak orang.
Bahkan Jeka tidak mempedulikan bisik-bisik yang menceritakan tentang dirinya dan putrinya.
"Let's go home darling. Mami udah nunggu di rumah dan pakai helmnya." Jeka ikut memasangkan helm untuk putrinya.
Tak lupa pula dirinya berpamitan pada teman-temannya Shea.
"Girls, gue balik duluan ya, bye." pamit Shea pada teman-temannya.
"Inget, langsung pulang! Kalau kalian gak pulang om bilang sama orang tua kalian!" ancam Jeka.
"Dih, om mainnya ngancem." sahut Salsa.
"Udah, pulang sekarang! Om tungguin kalian sampai masuk mobil!" titah Jeka membuat mereka langsung masuk ke mobil mereka masing-masing.
Sedangkan di sisi lain, ada beberapa mahasiswa yang melihat hal itu, cukup kagum.
"Anjir, itu bokapnya sih bocil?" gumam Owen melihat Shea dan papinya.
"Eh, Nick, Lo kenapa sih?" tanya Dewa melihat Niki yang bengong.
"Apaan sih?" jawab Niki setelah sadar dari lamunannya.
Dia masih tidak menyangka jika orang tuanya Shea begitu gaul dan macho. Niki benar-benar kagum dengan sosok gagah dengan motor gede miliknya.
Entah mengapa Niki menjadi penasaran dengan keluarga Shea.
"Gue yakin kalau sekarang di kepala nih anak lagi mikirin gimana caranya bisa deketin bokapnya sih bocil."
"Sumpah demi apa Nick? Lo beneran mau deketin sih bocil?" sambar Jay yang tak kalah kagetnya.
"Bacot Lo semua!" jawab Niki malas.
Dia pun langsung pergi ke parkiran untuk mengambil motor sport miliknya dan pergi dari kampus.
"Sorry, gue telat bro." tiba-tiba saja Jake datang dan saat itu pula Gerry berlalu dari teman-temannya.
Melihat Gerry yang masih tidak bereaksi padanya membuat Jake semakin tidak nyaman dengan situasi mereka.
"Sabar, nanti kita ngomong sama Gerry. Biar gue yang bantu ngomong nanti." ucap Dewa yang berusaha menenangkan temannya.
Karena dia tau betul seperti apa temen-temennya. Jadi dia harus bisa menjadi penengah untuk mereka semua.
***
np ft gk bs di bk
next my