NovelToon NovelToon
TIGA AYAH SATU IBU

TIGA AYAH SATU IBU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Jihan Hadid, seorang EO profesional, menjadi korban kesalahan identitas di rumah sakit yang membuatnya disuntik spermatozoa dari tiga pria berbeda—Adrian, David, dan Yusuf—CEO berkuasa sekaligus mafia. Tiga bulan kemudian, Jihan pingsan saat bekerja dan diketahui tengah mengandung kembar dari tiga ayah berbeda. David dan Yusuf siap bertanggung jawab, namun Adrian menolak mentah-mentah dan memaksa Jihan untuk menggugurkan kandungannya. Di tengah intrik, tekanan, dan ancaman, Jihan harus memperjuangkan hidupnya dan ketiga anak yang ia kandung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Setelah melihat matahari terbenam, Made mengajak mereka ke rumah makan yang terkenal dengan masakan seafood nya.

Made sudah melakukan reservasi rumah makan tersebut.

Sesampainya di rumah makan, mereka bertiga menuju ke kamar mandi.

"Jangan kemana-mana, kita ke kamar mandi dulu." ucap David.

Jihan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Selim yang sedari tadi duduk agak jauh akhirnya melangkah mendekati Jihan. Mereka kini hanya berdua di meja, sementara suara riuh restoran bercampur aroma ikan bakar segar memenuhi udara.

“Kamu terlihat sangat bahagia hari ini,” ucap Selim pelan, menatap Jihan yang sibuk merapikan helai rambutnya yang tertiup angin.

“Tentu saja, aku sangat bahagia. Bali memang indah dan aku merasa sangat beruntung.”

Selim menahan napas, sorot matanya sulit disembunyikan.

“Beruntung karena mereka bertiga?” tanya Selim dengan suaranya lirih namun mengandung sesuatu yang lebih dalam.

“I-itu tentu saja. Mereka sangat menjagaku.”

Suasana sejenak hening, hanya terdengar deburan ombak yang samar masuk ke sela-sela restoran.

Selim menunduk sebentar, lalu menghela napas panjang.

“Aku hanya berharap bisa membuatmu bahagia juga, Jihan. Aku mencintaimu." ucap Selim.

"M-maksud Kak Selim apa? Aku sudah menganggap Kak Selim seperti saudaraku sendiri,"

Selim menggelengkan kepalanya dan ia tidak mau jika Jihan hanya menganggapnya seorang kakak.

"Ada apa ini?" tanya Adrian yang sudah selesai dari kamar mandi.

"T-tidak ada apa-apa, Adrian. Kak Selim mengatakan kalau tadi ia sangat bahagia." jawab Jihan.

Adrian, David dan Yusuf duduk di samping istrinya.

Makanan dan minuman yang sudah dipesan Made baru saja dihidangkan.

"Harum sekali baunya," ucap Jihan yang kemudian mengambil cumi asam manis.

Aroma cumi asam manis yang mengepul membuat Jihan tersenyum puas. Ia mengambil sepotong kecil lalu menyuapkannya ke mulut.

“Enak sekali…” gumamnya dengan mata berbinar.

“Kau seperti anak kecil kalau sedang makan makanan favoritmu.”

“Memang begitu adanya,” timpal Yusuf sambil mengambilkan nasi putih untuk Jihan.

“Biar kamu tidak terlalu repot, sayang.”

Adrian yang sedari tadi memperhatikan Selim hanya diam, tapi tangannya refleks merangkul pinggang Jihan lebih erat, seolah ingin menegaskan posisinya.

Jihan menyadarinya dan menoleh, lalu mencubit lembut tangan Adrian.

“Jangan seperti itu, nanti orang-orang melihat.”

“Biar saja,” jawab Adrian singkat, namun sorot matanya jelas tertuju pada Selim yang mencoba menutupi kegelisahannya dengan meneguk air mineral.

Made yang duduk di meja sebelah lalu menghampiri mereka dengan ramah.

“Bagaimana makanannya? Semua bahan laut di sini segar langsung dari nelayan.”

“Luar biasa,” ucap Yusuf sambil mengacungkan jempol.

“Aku belum pernah merasakan ikan bakar seenak ini.”

David menyuapkan potongan udang ke mulut Jihan.

“Coba ini, sayang. Rasanya manis sekali.” ucap David

Jihan tersenyum tipis dan menikmati udang yang disuapi oleh suaminya.

"Jihan, kenapa kulit kamu ada bintik merahnya?" tanya Selim.

Mereka bertiga menoleh ke arah Jihan yang sepertinya alergi udang.

Jihan spontan memegang lengannya yang mulai terasa gatal.

Bintik-bintik merah muncul di kulitnya, menyebar cepat ke bagian leher.

Jihan merasakan nafasnya yang tiba-tiba sesak dan sudah bernafas.

Selim spontan langsung membopong tubuh Jihan tanpa memperdulikan mereka semua

"K-kak Selim,"

Jihan melihat air mata Selim yang mengalir saat membopongnya.

Selim langsung melajukan mobil dan menuju ke rumah sakit.

Made dan ketiga pria masih di rumah makan dengan wajah kebingungan.

"Ayo kita susul Jihan!"

David membanting sendoknya ke meja, wajahnya pucat.

“Apa yang dipikirkan Selim?! Kenapa dia seenaknya membawa Jihan pergi sendiri?”

Adrian mengepalkan tangan, rahangnya mengeras.

“Dia sudah kelewatan. Itu istriku, dan seharusnya aku yang menemaninya!”

“Tolong, cepat antar kami ke rumah sakit terdekat. Jangan sampai terlambat!”

 “Baik! Cepat ikut saya, kita ke mobil sekarang!”

Mereka berlari keluar restoran, suara riuh pengunjung lain mengikuti langkah tergesa mereka.

Di dalam mobil, Adrian duduk di depan dengan tatapan penuh amarah.

“Kalau sampai terjadi apa-apa pada Jihan… aku tidak akan pernah memaafkan Selim.”

David menambahkan dengan suara parau, “Aku juga.

Dia bertindak seolah hanya dia yang peduli pada Jihan.

Padahal kami bertiga lebih dari siap menjaga dan melindunginya.”

Yusuf hanya diam, kedua tangannya mengepal di pangkuan.

Namun dari sorot matanya jelas ada rasa takut dan cemas yang luar biasa.

Sementara itu di mobil lain, Selim tersenyum tipis dan ia membawa Jihan ke rumah sakit yang sudah ia siapkan.

Ia sudah merencanakan untuk membuat Jihan sesak nafas.

"Maafkan aku, Jihan. Aku tidak bisa menahan perasaan ku." ucap Selim dalam hati.

Selim melihat ke arah spion dimana mereka pasti tidak akan menemukan keberadaan dirinya yang membawa Jihan pergi.

Tak berselang lama Selim telah sampai di rumah sakit yang sudah ia rancang.

Di mobil lain dimana Made kehilangan jejak Selim yang membawa Jihan.

“Gawat, kita kehilangan jejaknya! Mobil Selim tidak terlihat sama sekali.”

David mendengus keras, urat di pelipisnya menonjol.

“Tidak mungkin! Jalan di sini tidak terlalu banyak cabang, ke mana dia bisa pergi?”

Adrian menoleh cepat pada Made, suaranya tegas.

“Made, cepat pikir! Rumah sakit mana yang paling dekat dari sini?”

“Ada dua rumah sakit besar ke arah barat… tapi ada juga satu klinik kecil yang jarang dipakai orang di sisi utara. Tapi..,"

“Bawa kami ke sana!” potong Adrian.

“Tapi itu bukan rumah sakit umum, lebih seperti… tempat pribadi. Tidak semua orang bisa masuk.” jawab Made dengan ragu.

Yusuf yang sedari tadi menahan diri akhirnya bersuara.

“Kalau Selim sudah merencanakan semua ini, dia pasti tidak akan membawa Jihan ke rumah sakit biasa. Dia akan memilih tempat yang bisa ia kendalikan.”

Made menghela napas panjang, lalu menancap gas lebih dalam.

“Baik, kita ke klinik itu. Tapi bersiaplah, kalau benar Selim membawanya ke sana bukan hanya sekadar rumah sakit, tapi bisa jadi jebakan.”

“Aku tidak peduli. Selama Jihan ada di sana, aku akan menerobos masuk sekalipun harus melawan siapa pun yang menghadang.”

“Selim sudah melampaui batas. Kalau sampai Jihan terluka sedikit pun, aku tidak akan segan-segan menghabisinya.”

Made lekas memutar kemudinya menuju ke klinik terpencil.

Sementara itu Selim menatap Jihan yang sedang memakai selang oksigen.

"K-kak Selim, dimana suamiku? Aku ingin bertemu dengan mereka." ucap Jihan.

Selim terdiam sejenak, menatap wajah Jihan yang pucat dengan selang oksigen terpasang di hidungnya.

Tatapannya sendu, tapi ada bara yang tersimpan di balik matanya.

“Mereka tidak ada di sini, Jihan. Dan aku tidak ingin mereka ada di sini,” jawab Selim pelan.

Jihan mencoba bangkit tetapii tubuhnya sangat lemah sekali.

“K-kak Selim jangan lakukan ini. Aku butuh mereka. Aku butuh suamiku.”

Selim buru-buru menahan tangan Jihan, menggenggamnya erat.

“Dengar aku, Jihan. Selama ini aku selalu berada di dekatmu. Aku selalu melihatmu tersenyum tapi senyuman itu bukan untukku. Aku ingin, sekali saja, kamu melihatku bukan mereka.”

Selim meminta Jihan untuk istirahat dan tidak mencari mereka.

1
kalea rizuky
jangan ngaco deh dalam islam g boleh poliandri/Shame//Drowsy/
my name is pho: dalam hal mendesak boleh kak
saya sudah tanya ke pak penghulu langsung 😭
nikahnya di luar negeri
total 1 replies
kalea rizuky
kok bisa di perkosa
kalea rizuky
emang boleh dalam islam poliandri
kalea rizuky
jd inget novel sebelah yg nikah ma paman angkatnya yg kembar /Curse/ nganu aja gantian astaga
kalea rizuky
ngidam mu nyusain
kalea rizuky
berasa bersuami 3/Curse//Curse/
my name is pho: senangnya dalam hati
kalau bersuami tiga
total 1 replies
Rohana Omar
sedap2 baca cuma 1 bab yg di upnya.. buat aq tertanya2 apa kisah selanjutnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!