Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya menjadi korban dalam pertarungan antargeng, takdir membawanya menjadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.
Meski gadis itu membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya. Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat.
Mampukah ia bertahan di dunia yang penuh kekerasan dan intrik? Atau justru keduanya akan hancur dalam permainan berbahaya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fights at school
Aiden memperhatikan Liora sampai ia benar-benar masuk ke dalam gerbang sekolah sebelum akhirnya berbalik dan pergi.
Dengan langkah ringan, Liora berjalan menuju kelas. Wajahnya tampak berbinar, suasana hatinya benar-benar baik hari ini.
Namun, baru beberapa langkah, sebuah suara penuh amarah memanggilnya.
“Liora, berhenti di situ!”
Suara tajam itu membuatnya refleks menoleh. Pandangannya jatuh pada sosok yang tengah melangkah cepat ke arahnya—Anna, orang yang telah menjebaknya di pesta pertunangan Selina.
Hidup Anna kini nyaris hancur. Sejak ucapan Lucien tersebar, Perusahaan ayahnya berada di ambang kebangkrutan.
Tak peduli seberapa keras ayahnya memohon bantuan ke sana kemari, tidak ada satu pun yang mau menolong keluarga mereka.
Anna hanya bisa datang menghadang Liora, melampiaskan amarah yang selama ini dipendam.
“Ini sekolah, bukan tempat untuk cari ribut,” ucapnya tenang.
“Kalau bukan karena kamu, perusahaan keluargaku nggak akan hancur!” bentak Anna dengan suara bergetar menahan emosi.
Suaranya terdengar begitu keras, membuat banyak siswa berdatangan dan mengerubungi mereka.
“Anna, kamu gila, ya? Perusahaan keluargamu bangkrut, terus hubungannya sama Liora apa?” ucap Talia lantang.
“Talia!” Liora terkejut, tak menyangka sahabatnya muncul begitu cepat.
“Semua orang tahu, kalau dia lagi dekat dengan seorang pria tua. Tapi nggak ada yang tahu sudah berapa kali dia tidur dengan pria jelek itu,” sindir Gisel penuh ejekan.
“Gisel, jangan asal ngomong! Ucapan mu bisa membuat masalah, tahu nggak?!” Talia maju, menggulung lengan seragamnya seakan siap menyerang.
"Jika aku melakukan hal tersebut, apa kalian punya bukti?" ucap Liora santai.
“Bukti? Semua orang juga tahu dulunya kamu nggak punya apa-apa. Sekarang mendadak bisa muncul dengan barang-barang mahal. Kalau bukan karena laki-laki itu, lalu siapa?” sindir Anna dengan tatapan menantang.
Begitu mendengar tuduhan Anna, siswa lain memandang Liora dengan tatapan jijik.
“Anna! Kamu bisa diam tidak!” ucap Talia emosi.
Tapi Anna sama sekali nggak peduli. Ia langsung menarik rambut Liora dan menampar pipi nya dengan kasar!
Talia buru-buru menarik Anna, dan seketika Gisel ikut maju, mendorong Talia hingga keduanya terlibat perkelahian.
Semua siswa hanya menyaksikan kejadian tersebut tanpa memisahkan mereka. Para guru pun hanya berpura-pura tak melihat. Pemandangan seperti ini sudah sering terjadi, dan mereka memilih menutup mata.
"Liora, aku akan menghajar mu sampai mati hari ini," ucap Anna terengah-engah.
"Coba saja kalau berani!"
Tiba-tiba, dari arah gerbang, Renald muncul. Ia baru saja datang untuk mengantarkan beberapa barang yang tertinggal milik Talia, Namun, begitu melihat keributan, ia langsung menghampirinya.
“Talia, Liora, apa yang kalian lakukan?”
"Kak, kedua wanita ini bilang Liora seorang wanita simpanan. Aku harus memberi mereka pelajaran," ucap Talia sambil terengah-engah.
Mendengar itu, Renald mengerutkan alisnya.
"Liora, kamu baik-baik saja?" tanya Renald dengan cemas.
"Aku baik-baik saja," jawab Liora sambil tersenyum tipis.
"Kau benar-benar berbakat! Sudah dekat dengan seorang pria kaya, sekarang kakak nya Talia, ingin kau embat juga. Luar biasa," ucap Anna dengan nada sarkastis.
"Jangan bicara omong kosong," hardik Talia tegas.
"Liora, aku akan segera menyelesaikan masalah ini," ucap Renald.
Mendengar ucapan Renald, para siswa di sekitar tak bisa menahan decak kagum. Liora memang sangat beruntung.
"Gak perlu, aku bisa menanganinya sendiri," ucap Liora tegas.
Ia kemudian melangkah maju ke arah Anna dan Gisel.
"Apakah kalian senang mengejekku seperti ini setiap hari?" tanya Liora tenang, tapi penuh tatapan tajam.
"Jangan mengalihkan topik. Bukan kah memang benar kau dijadikan simpanan?" sindir Gisel sinis.
"Jangan lupa, di pesta pertunangan Selina kemarin, semua teman sekelas melihatnya dengan jelas," ucap Anna dengan nada mengejek.
Renald menatap ke arah gadis itu, ia tidak percaya dengan ucapan mereka.
"Aku sarankan kau berhenti main-main. Kalau tidak, kau tak akan sanggup menanggung akibatnya."
"Ha! Kau pikir siapa dirimu? Kau cuma simpanan pria jelek. Apa istimewanya? Cepat atau lambat, dia akan meninggalkanmu seperti Damien," gertak Anna.
"Berhenti bicara omong kosong. Kalau tidak, aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja," ucap Liora dingin.
