Safeea dan ibunya sudah lama hidup di desa. Setelah kematian ibunya, Safeea terpaksa merantau ke kota demi mencari kehidupan yang layak dan bekerja sebagai pelayan di hotel berbintang lima.
Ketika Safeea tengah menjalani pekerjaannya, ia dibawa masuk ke dalam kamar oleh William yang mabuk setelah diberi obat perangsang oleh rekan rekannya.
Karena malam itu, Safeea harus menanggung akibatnya ketika ia mengetahui dirinya hamil anak laki laki itu.
Dan ketika William mengetahui kebenaran itu, tanpa ragu ia menyatakan akan bertanggung jawab atas kehamilan Safeea.
Namun benarkah semua bisa diperbaiki hanya dengan "bertanggung jawab"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Rasa puas yang dirasakan Sherlyn semakin jelas terlihat. Ia melangkah mengikuti Pak Hardi dengan penuh percaya diri, seolah-olah sudah membayangkan bagaimana dirinya akan berada begitu dekat dengan William, pria yang diam-diam kini sudah menjadi suami Safeea.
Setibanya di ruangan William, pak Hardi segera mempersilahkan Sherlyn untuk masuk sementara ia akan menyuruh seseorang untuk menambah meja dan kursi yang akan digunakan oleh Sherlyn untuk bekerja bersama William. Saat pak Hardi tengah sibuk mempersiapkan semuanya, terlihat Sherlyn tengah menghampiri kursi kerja yang selalu diduduki oleh William dan membelainya dengan lembut.
"William, akhirnya aku berhasil membuat diriku selangkah lebih dekat ke arahmu. Aku tidak sabar menunggu kau datang kemari dan melihat reaksimu saat tahu kita bekerja bersama. Pasti menyenangkan sekali rasanya bukan?" ucap Sherlyn dengan puas.
Tak lama kemudian beberapa petugas hotel yang disuruh pak Hardi akhirnya datang ke ruangan William untuk menaruh meja dan kursi yang akan digunakan oleh Sherlyn. Setelah mereka meletakkan nya sejajar dengan meja dan kursi milik William, petugas hotel itu pun akhirnya pergi.
"Saya sudah menyiapkan semuanya untuk anda nona Sherlyn, kalau tidak ada hal lagi yang anda butuhkan, tolong ijinkan saya untuk kembali ke ruangan saya." ucap pak Hardi dengan sopan.
“Pak Hardi, kalau boleh aku tahu, kapan William akan datang ke hotel hari ini?” tanya Sherlyn yang matanya berbinar seolah tak sabar menanti untuk bertemu dengan William.
“Pak William akan sedikit terlambat hari ini, Nona. Beliau ada urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum ke hotel.”
Sherlyn mengangguk kecil, namun bibirnya langsung mengembang dengan senyum puas.
"Tidak masalah. Justru akan lebih baik kalau aku punya waktu untuk menyiapkan diri dan memikirkan cara terbaik agar William terkesan melihatku di sini." ucap Sherlyn di dalam hatinya.
Pak Hardi kemudian membungkuk hormat sebelum benar-benar meninggalkan ruangan dan membiarkan Sherlyn seorang diri di ruangan William.
Sementara itu di tempat lain, Setibanya kembali di rumah, William langsung memanggil Nina pelayan rumah yang sudah lama setia padanya untuk membantu Safeea berganti pakaian.
“Nina, tolong kau bantu istriku untuk mengganti gaunnya. Ia harus bersiap-siap mengenakan seragam kerjanya.” ucap William singkat namun tegas.
Safeea tertegun sejenak, hatinya berdebar mendengar bagaimana William menyebut dirinya sebagai istrinya. Ada getaran halus yang menyelinap di dadanya, meski ia tak berkomentar apa pun.
“Baik, Tuan.” sahut Nina sambil tersenyum sopan, lalu membimbing Safeea ke ruang ganti. Dengan hati-hati, Nina membantu melepaskan gaun pengantin yang dikenakan oleh Safeea dan menggantinya dengan seragam hotel yang rapi.
Tak lama kemudian, Safeea keluar dari ruang ganti. Penampilannya kini jauh berbeda dari sebelumnya dan bukan lagi sebagai seorang pengantin, melainkan seorang pegawai hotel yang siap menjalankan tugas.
William menatapnya sejenak, senyum tipis muncul di bibirnya.
"Mari kita berangkat.” katanya singkat, lalu berbalik menuju pintu.
Safeea mengangguk, dan dengan langkah perlahan ia mengikuti William untuk masuk ke dalam mobil kembali. Setelah menempuh perjalanan singkat dengan mobil, akhirnya William menurunkan Safeea di luar area hotel demi mencegah orang orang tahu akan hubungan mereka.
Setelah keluar dari mobil, Safeea menatap mobil William yang perlahan menjauh memasuki hotel dengan perasaan hatinya yang berdebar, campuran antara lega dan sesuatu yang tidak bisa ia pahami.
resiko harus ditanggung dong
panggil sayang aja gitu/Sneer/
cinta William milik kamu sekarang