NovelToon NovelToon
CIZA_Pergaulan Bebas

CIZA_Pergaulan Bebas

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem / Fantasi Wanita
Popularitas:53.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.

*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Lexa berulah lagi

0o0__0o0

Kantin kampus...!

Cia dan Ery lagi ngobrol tentang rencana yang kemungkinan dekan ini akan segera melangsung-kan pernikahan. Karena kehamilan-nya sudah di ketahui oleh pihak dua keluarga, dan mereka semua setuju untuk melangsung-kan pernikahan.

Mereka berdua asik ngobrol sambil menikmati makan siang-nya dengan tenang. Hingga akhirnya ketenangan ke-dua terusik.

BYUUURRR...!

Lexa mengguyur kepala Cia dengan segelas jus yang di rampas dari milik mahasiswa lain. Kini rambut beserta kaos Cia sudah basah, namun gadis itu nampak tetap tenang.

Cia mengambil tisu, lalu mengelap pipi-nya yang basah. "Sepertinya hidup kamu kurang bahagia jika tidak cari masalah, ya." Kata Cia santai.

Tangan Cia menyugar rambut-nya ke belakang, sedang-kan Ery membantu mengelap-nya pakai sapu tangan.

"Emang dasar-nya anjing, jika tidak meng-gonggong hidup-nya kesepian." Timpal Ery sinis.

"Ngak usah ikut campur Lo, jalang." Sentak Lexa menatap geram ke arah Ery.

Ery langsung bangun, lantaran kata-kata Lexa berhasil menyulut emosi-nya yang coba Ia tahan. "Bercermin anjing... bercermin. Sebelum ngata-ngatain orang." Sungut Ery.

Lexa geram, dengan penuh amarah Ia hendak menampar mulut Ery. Namun tangan'nya tertahan di udara, lantaran Cia menahan tangan-nya.

"Berani-beraninya cewek kampung kayak Lo nahan tangan gue. Lepas bangsat." Sentak Lexa emosi.

Cia tersenyum tipis, menatap wajah Lexa yang sudah amat memerah. "Kamu sudah paham bahwa aku cewek kampung, tapi kenapa kamu hobby sekali cari masalah sama aku ?" Kata-nya tenang.

Cia langsung melepas kasar tangan Lexa yang sudah memerah karena Ia remas. Sebenar-nya Ia ingin sekali mematahkan tangan-nya, namun apalah dayanya. Ia hanya mahasiswa beasiswa.

Cia tidak punya nyali cari masalah di kampus, karena ini menyangkut beasiswa-nya. Dia tidak mau mem-pertaruhkan pendidikan-nya hanya karena hal sepele.

"Brengsek, jangan deketin Aksa dan sahabat-sahabat gue. Kalau Lo tidak mau gue ganggu." Kecam Lexa. Muak.

Cia menatap Lexa tenang, dengan senyum tipis. "Aku tidak pernah mendekati mereka, Lexa. Jika kamu keberatan harus-nya yang kamu datangi para sahabat kamu. Bukan aku."

Ery Berdiri di samping Cia, menatap remeh ke arah Lexa. "Oh, jadi Lo nyiram Cia hanya karena masalah sepele ? Yang bahkan tidak Cia lakukan dengan sengaja."

Ery maju selangkah, hingga kini berdiri tepat di depan Lexa dengan tatapan remeh. "Kenapa ? Lo kalah saing sama cewek kampung di belakang gue ?" Remeh-nya.

Lexa jelas tidak terima di pandang remeh oleh Ery, dengan cepat dia mendorong pundak Ery. Untung saja Cia sigap menahan tubuh sahabat-nya, hingga tidak sampai terjatuh.

"Ery, kamu tidak apa-apa ? Udah kamu duduk aja. Ingat kamu lagi hamil." Ucap-nya pelan. Dengan panik.

Cia langsung membantu Ery duduk kembali, Ery pun nurut walau sebenarnya ingin sekali mencakar wajah songong lexa. Sedangkan Lexa tidak berani main tangan dengan Cia, karena sudah dapat warning.

Lexa langsung menarik kasar lengan Cia, hingga kini mereka berdua saling berhadapan. Cia tetap tenang menatap Lexa yang melayangkan Tatapan tajam.

"Jauhin Aksa dan sahabat-sahabat gue. Kalau Lo mau tenang kuliah di sini." Tekan-nya geram.

"Aku tidak merasa mendekati mereka, Lexa. Tapi aku akan jauhin mereka, kamu tenang saja." Jawab'nya tenang.

Lexa mengangguk, masih melayangkan Tatapan Tajam, penuh ancaman, penuh peringatan. "Awas Lo, kalau sampai membual." Tekan-nya.

Lexa langsung pergi dari kantin, dengan tatapan masih menyala tajam. walaupun hati-nya sedikit lega saat mendengar Cia mau menjauhi para sahabat-nya.

"Gue gak akan biarin cewek kampung kayak Lo, merebut posisi gue." Guman Lexa.

0o0__0o0

Pertengkaran di kampus jelas saja menjadi trending topik dan itu terdengar di telinga Aksa and the Genk. Mereka ber-empat lagi ngumpul di markasnya yang ada di kampus.

"Seperti-nya Lexa semakin tidak terkendali ?" Ujar Jefri muak.

"Lo harus bertindak tegas, Sa." Timpal Rava.

"Udahlah, urusan cewek tidak perlu ikut campur." Samber Bastian santai.

Aksa tetap diam tidak merespon, Namun Telinga-nya tetap mendengar. "Masih gue pantau." Ucap Aksa ambigu.

Mereka bertiga kompak menatap ke arah Aksa dengan alis terangkat tinggi, bingung. Namun tidak dengan Rava, cowok itu paham dengan maksud ucapan Aksa.

Tidak lama kemudian Lexa memasuki markas dengan langkah tenang-nya, tanpa rasa takut dan rasa bersalah.

"Wow...Lakon utama udah nongol nih." Sindir Jefri.

Alexa hanya memutar bola mata-nya malas, Ia berjalan melewati Jefri begitu saja. Sampai akhirnya suara dingin Aksa meng-hentikan langkah-nya menuju sofa.

"ALEXA...!"

Panggilan dingin Aksa jelas membuat bulu kuduk-nya berdiri, Lexa langsung putar badan dan menatap wajah Aksa dengan alis terangkat tinggi.

"Kenapa, Sa ?" Tanya Lexa to the poin.

Aksa tetap tenang menghisap rokok-nya, tatapan mata tajam-nya mengarah ke arah Lexa. Seolah itu tatapan penuh peringatan yang apabila di langgar, maka hidup Lo taruhan-nya.

"Peringatan gue, masih terus berlanjut. Sekali Lo terbukti___" Aksa menjeda ucapan'nya.

Tangan-nya menjatuhkan rokok-nya ke lantai dengan tenang, lalu menginjak dengan sepatu-nya penuh tekanan.

Tatapan mata elang Aksa masih mengarah pada Lexa. "Nasip Lo, akan sama seperti rokok yang saat ini gue ijek." Sambung-nya dingin. Tidak main-main.

GLEK...!

Alexa langsung menelan ludah-nya kasar, bukan hanya Lexa tapi juga Jefri, dan Bastian. Sedangkan Rava menyeringai tipis.

Lexa terkekeh miris, menatap Aksa kecewa. "Segitu cintai-nya Lo, sama cewek kampung itu, Huh ?" Ujar-nya geram.

Alexa adalah cewek satu-satunya yang berani menjawab ucapan Aksa, lebih tepatnya membantah dan melawan. Karena dia berpikir, Aksa tidak akan berani memukul atau marah pada-nya. Seperti yang sudah-sudah.

Namun Alexa salah tanggap, dan membuatnya menjadi besar kepala. Semakin bertingkah semua-nya, sesuka hati-nya tanpa mikir takut akan konsekuensi-nya.

"Gue, hanya kasih peringatan ke cewek kampung itu supaya tidak ganggu kalian semua. Termasuk Lo, Aksa." Ucap-nya tegas.

Jefri mendengus sebal, "Dasar bebal." Saut-nya muak

Aksa diam tidak menjawab, wajah-nya tetap datar dan tenang. Justru itu yang membuat-nya semakin berbahaya dan perlu di waspadai.

"Gue cabut dulu." Pamit Aksa pada ke tiga sahabat cowonya. Yang dapat balasan anggukan singkat dari mereka semua.

0o0__0o0

Di dalam kelas-nya, Cia dan Ery lagi sibuk membereskan alat-alat tulis dan juga bukunya masing-masing. Memasuk-kan ke dalam tasnya.

Suasana kelas sudah lumayan sepi, hanya menyisahkan beberapa mahasiswa yang lagi sibuk di tempat-nya masing-masing.

"Mau gue anterin gak, ke tempat cafe tempat kerja Lo ?" Tawar Ery.

Ery tidak tau bahwa Cia sudah tidak bekerja lagi, gadis itu juga tidak cerita tentang insiden pasca dia di Lecehkan saat pulang kerja dari cafe.

"Tidak usah, Er. Kamu kan lagi sibuk ngurusin persiapan pernikahan." Tolak-nya lembut.

Ery berdiri sambil menyangklong tas'nya ke pundak, "Ok, kalau gitu, gue duluan." Pamit-nya. Tersenyum lebar.

Cia tersenyum tipis sambil mengangguk singkat sebagai jawaban. Tangan-nya melambai pelan ke arah Ery.

0o0__0o0

Kini Cia Berdiri di depan halte untuk menunggu angkutan umum, kepalanya sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri. Namun hari ini terlihat sangat sepi sekali, tidak seperti biasa-nya.

"Kok tumben sepi, ya ? Biasanya jam segini masih rame." Guman'nya bingung sendiri.

Cia kembali duduk di halte dengan tenang, hingga akhirnya mobil sport Berhenti di depan-nya. Kaca mobil-nya terbuka sampai wajah datar Aksa terlihat jelas.

"Valen, Masuk." Titah-nya lembut. Namun terdengar tegas.

Cia buang muka, lalu menolak-nya dengan ketus. "Tidak. Aku bisa pulang sendiri."

Cia terlalu muak harus terus dituding olek Lexa, sahabat Aksa yang terus-menerus menggangu-nya.

Aksa mendengus, masih berusaha sabar. "Valen, masuk sekarang juga." Tekan-nya lembut. Namun tetap tegas.

"Kamu pulang saja, aku sudah pesan ojek online. Bentar lagi juga datang." Kekeh-nya tidak mau.

Aksa mengeras-kan rahang-nya mendengar penolakan dari Cia, apalagi mau pulang bareng ojek, laki-laki pula. Jelas saja Aksa tidak akan terima.

"Valencia, masuk sendiri apa gue gendong, Lo ?" Ancam-nya masih sabar.

Cia meng-hembuskan nafas'nya lelah, Ia berdiri. Namun bukan berjalan ke arah mobil Aksa, melainkan berjalan ke belakang menghampiri ojek online-nya yang baru datang.

Melihat itu jelas saja Aksa langsung murka, Dia langsung turun dari dalam mobil-nya dan menghampiri Cia. Lalu menarik lembut lengan-nya.

Cia jelas saja kaget, dan berontak. "Aksa kamu apa-apa sih ?" Lepas gak ? Aku mau pulang sendiri." Ucap-nya geram.

Aksa tidak merespon, tatapan matanya menajam ke arah tukang ojek. "Pergi." Usir-nya dingin pada tukang ojek, setelah memberi 5 lembar uang merah.

Tukang ojek itu langsung mengangguk takut, dan mengantongi uang-nya. Lalu segera pergi dari sana dengan cepat.

"Lepasin, Aksa." Sentak Cia emosi. Tangan-nya memukul-mukul lengan Aksa.

Bukan-nya melepaskan Aksa malah meng-gendong tubuh Cia ala koala. Lalu mem-bawah langkah-nya menuju mobil dengan tenang. Dan memasuki kursi pengemudi.

BUG..!

BUG..!

BUG..!

Cia yang kesal langsung memukul-mukul keras dada bidang Aksa, guna melampiaskan emosi-nya yang menumpuk sedari tadi di kampus.

Aksa diam tidak mencegah, dia membiarkan Cia memukuli tubuh-nya sampai puas. Coba itu orang lain ? Pasti sudah dia patahkan tangan-nya.

"Kamu kenapa sih, suka sekali memaksa ?" Ucap-nya emosi.

"Lo, kenapa suka sekali membantah, Hem ?" Balas-nya melempar pertanyaan.

Tangan Aksa mengelus lembut tangan Cia yang memerah akibat terlalu kuat memukuli tubuh kekar-nya. Nafas Cia memburu naik-turun, namun elusan lembut tangan Aksa sedikit menenangkan dirinya.

Aksa tersenyum tipis, mantap wajah Cia yang merah padam dengan tatapan menyalang. "Mau kokopan, Hem ? Biar lebih tenang." Ucap-nya santai.

0o0__0o0

1
☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸
lagian aneh kost masa bantuan sekecil apapun gak ada yg datang nolong🙄🙄🙄🙄
☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸
gak masuk akal banget 1orang masa menang ya🙄🙄🙄
EembuL
terlalu byk iklan,, bertele2,, berputar2,, laaaaaaamaaaaaaa... 😪😪😪😪😪😪😪😪
lgsg hapus dari daftar perpus
Nuna Mochi: xixi sudah mau mampir, maaf jika tidak sesuai ekspektasi kakak./Smile/
total 1 replies
Maryam Bellas
sumpah gue penasaran, di tengah kobaran api bima masih kekeh ngincar nyawa cia, di awal bima memang di bayar buat bunuh cia, bonus balas dendam sama geng aksa. /Sob//Sob//Sob//Sob/
Nuna Mochi: xixi kakak /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Maryam Bellas
benar kata bima, kelemahan mereka bertiga adalah cia. Seharusnya mereka bisa lebih kuat dari bima, namun karena cia yang di sandera mereka jadi bodoh dan lemah.
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Nuna Mochi: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ana_Mar
3 vs 1...ga bisa kalian mutar akal cara ngalahin si bima????
katanya paling jagoan, terutama Aksa.
Aksa terlalu lemah kalo bersangkutan dengan cia, kalo kamu gitu para musuhmu mudah dong ngalahin kamu??
Nuna Mochi: xixi kakak, /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
☠NABIL@²
jangan digantung Napa 🙄🙄🤣
☠NABIL@²
anehhh,, masak di kost dari awal keributan gak ada yg datang nolong /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
☠NABIL@²
coba CIA gak munafik, gak akan mungkin tega hianatin cowok baik2 seperti satya/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
☠NABIL@²
dan di sini oadanganh Satya ke CIA udah beda, di pandangan Satya cia yg murahan jalang munafik/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ soalnya gaduh polos lugu dari kampung yg pacaran 2th gak bersentuhan ma Satya setelah kenal udara kota lngsung berubah/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
☠NABIL@²: pandangan, maaf typo /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
☠NABIL@²
koreksi Thor dari semua bab banyak banget typonya, banyak kata yg kurang dan kelebihan juga, belajar lagi penulisan yang rapi 🙏
☠NABIL@²
cia nya aja yg terlalu menyek menyek jual mahal , munafik, tinggal pilih salah satu aja kok muter muter hanya ngasih harapan palsu ke Aksa, udah tahu yg di kampung gak bakal direstuin ma keluarga Satya, dikota sudah dijamak Aksa, harusnya sadar diri🙄🙄🙄🙄
Daryatul Ulya
ah ilah kesel bgt dah lagi tegang
🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
sumpah jefri gokill , dan CIA polosanmu bikin geleng-geleng, ini kedepannya gimana, kasian juga masa CIA tubuhnya jadi banyak laki laki yg jamak sihhh, walaupun itu Krn ulah jebakan alexa
Jolins Noeos
sih Aksa di tengah situasi genting masih sempat menghayal mulutnya /Sob//Sob//Sob//Sob/
Maryam Bellas
sih jefri tengil, tapi hatinya hello kitty /Sob//Sob//Sob//Sob/
Jolins Noeos
Aksa rela di hajar demi cia /Sob//Sob//Sob//Sob/
Jolins Noeos
CK si Bima ternyata punya dendam, kalau gue ada di situ, udah gue robek tuh mulutnya, kasihan cia oy ../Sob//Sob//Sob/
Raine
lah kalian berantem tapi pisau tetap nusuk cia sama aja ,
Maryam Bellas
kenapa kalian malah berantem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!