NovelToon NovelToon
Istri Sang Presdir

Istri Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Tamat
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla -Season 2

Ini adalah kelanjutan dari Novel dengan Judul Istri Kecil Sang Presdir.

Kisah ini menceritakan seorang gadis, Kailla yang harus mengorbankan masa mudanya dan terpaksa menikah dengan laki-laki yang sudah dianggap Om nya sendiri, Pram.

Dan Pram terpaksa menyembunyikan status pernikahannya dari sang Ibu, disaat tahu istrinya adalah putri dari orang yang sudah menghancurkan keluarga mereka.

Disinilah masalah dimulai, saat sang Ibu meminta Pram menikahi wanita lain dan membalaskan dendam keluarga mereka pada istrinya sendiri.

Akankah Pram tega menyakiti istrinya, di saat dia tahu kalau kematian ayahnya disebabkan mertuanya sendiri.

Akankah Kailla tetap bertahan di sisi Pram, disaat mengetahui kalau suaminya sendiri ingin membalas dendam padanya. Akankah dia tetap bertahan atau pergi?

Ikuti perjalanan rumah tangga Kailla dan Om Pram.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Perubahan Tanpa Disadari

Pram berusaha melepaskan pelukan Kailla.

“Sudah Kai, kita sedang di pemakaman. Tidak enak dengan Bayu dan Sam,” bisiknya, menarik Kailla masuk ke dalam mobil.

Baru saja menjatuhkan bokongnya di atas kursi mobil, Kailla mulai mengoceh seperti biasanya. Menarik tangan Pram yang sudah duduk di belakang setir.

“Kenapa bisa begini?” tanya Kailla mengamati luka di punggung tangan kiri Pram. Kailla yang duduk di kursi samping sopir segera membuka dashboard mobil mewah itu, mengeluarkan kotak P3K.

“Berkelahi dengan siapa lagi?” tanya Kailla terlihat kesal.

"Aku.. aku... menghancurkan kaca mobil yang biasa aku pakai untuk ke kantor,” ucap Pram tertunduk.

Menyadari kebodohannya, yang sering hilang kontrol di saat dia kehilangan jejak istrinya. Biasanya dia akan melampiaskan pada asistennya, hanya saja kemarin tidak ada seorang pun yang bisa dijadikan kambing hitam. Perginya Kailla karena ulahnya sendiri, bukan kelalaian asisten.

“Bodoh!” ucap Kailla memukul bekas luka yang baru saja dibersihkannya dengan alkohol.

“Awwww! Sakit Sayang,” jerit Pram saat pukulan Kailla yang tepat mengenai lukanya.

“Yang disini?” tanya Kailla, menunjuk sudut bibir Pram yang sobek dan sedikit bengkak.

“Duel maut dengan Ricko,” sahut Pram, tersenyum menatap Kailla yang kembali melotot padanya.

Plakkk!! Dua pukulan beruntun kembali menghantam lengan Pram.

“Iya..iya, maaf. Aku lepas kontrol,” sahut Pram buru-buru, sebelum istrinya mengoceh panjang lebar.

“Lalu, sudah begini apa yang kamu dapatkan?” gerutu Kailla, menekan kapas yang sudah diteteskan obat merah itu ke luka sudut bibir Pram.

“Aku mendapatkan istriku kembali,” sahut Pram memainkan kedua alisnya, menggoda Kailla yang kembali menatap tajam padanya.

“Aku serius!” ucap Kailla kesal, menekan luka itu dengan kekuatan penuh.

“Aduh! sakit Sayang,” keluh Pram, meringis.

“Kalau tahu sakit, kenapa masih dilakukan!” omel Kailla, menatap Pram kesal.

“Aku suka, kalau kamu mengomeliku begini,” sahut Pram, mengerucutkan bibirnya. Memberi kecupan jarak jauh pada istrinya.

Kailla, disaat mengomel dan marah sama-sama menggemaskan di mata Pram.

“Ini aku perban saja ya?” tanya Kailla menatap tangan Pram, mencoba serius.

“Terserah kamu saja. Aku pasrah, Sayang,” lanjut Pram, menatap penuh cinta.

Kailla baru saja mengambil perban dan gunting dari dalam kotak, tiba-tiba Bayu mengetuk jendela mobil disisi Kailla.

“Kenapa Bay?” tanya Kailla, saat kaca jendela diturunkan.

“Pak David mencari Pak Pram,” sahut Bayu, menyodorkan ponselnya pada Kailla.

Terlihat Kailla mengambil alih ponsel milik Bayu dan menyodorkannya pada Pram yang sedang menyandar di kursi sembari memejamkan mata.

“Sayang..,” panggil Kailla, menyodorkan ponsel Bayu tepat di depan wajah Pram.

Bayu yang melihat kedua majikannya yang sedang akur, mengulum senyuman. Pemandangan yang jarang terjadi akhir-akhir ini. Dimana sang nyonya sedang merawat luka di tangan suaminya.

“Iya Dave,” sapa Pram setelah menempelkan benda pipih persegi itu di telinganya. Matanya tidak lepas dari istrinya, tersenyum sesekali melihat Kailla yang sibuk dengan luka di tangannya.

“Maaf Pak, ponsel Presdir dan Nyonya tidak aktif. Terpaksa aku harus menghubungi Bayu.”

“Iya, ada apa?” tanya Pram, memotong David yang mencoba berbasa basi.

“Ada rapat penting hari ini. Apa Presdir bisa hadir nanti setelah makan siang?” tanya David.

“Ah Sayang, pelan sedikit. Jangan terlalu kencang,” ucap Pram. Bukan menjawab David, Pram malah meringis kesakitan saat Kailla mengikat perbannya terlalu kencang.

“Ini sudah pelan Sayang,” sahut Kailla.

“Astaga!! Aku menghubunginya di saat yang tidak tepat kah?” David bertanya dalam hati.

Pikiran kotornya sudah berjalan kemana-mana. Bukannya dia tidak tahu sepak terjang Pram selama menikah. Bagaimana presdir sekaligus temannya itu memperalat sang istri yang masih polos dan belum mengerti apa-apa.

Bahkan tidak jarang dia memergoki Pram dan harus rela menerima lemparan pena setiap saat lupa mengetuk pintu ruang kerja presdirnya itu. Atasannya benar-benar tidak tahu diri dan tidak tahu tempat.

“Maaf Presdir, aku akan menghubungi lagi nanti,” ucap David, buru-buru menyudahi panggilannya. Tidak mau kena semprot seperti biasanya, setiap kali mengganggu kesenangan atasannya.

“Ada apa dengannya?” tanya Pram heran. Dia belum sempat menjawab, tapi asistennya itu sudah memutuskan kembali panggilannya. Melempar ponsel Bayu asal ke dashboard.

“Sudah Sayang,” sahut Kailla, mengangkat kepalanya, menatap suaminya yang sedang tersenyum padanya.

“Coba setiap hari kamu begini manis dan penurut,” ucap Pram, menatap perban yang melilit di tangannya.

“Jangan menggodaku. Besok-besok kalau masih seperti ini, aku akan mengirimmu kembali ke jalanan!” gerutu Kailla, masih saja kesal.

“Bukankah kamu lebih menyeramkan Nyonya,” celetuk Pram. Tubuhnya berbalik ke belakang, mencari sarapan yang tadi dibelinya dalam perjalanan.

“Aku tidak sebodoh dirimu, sampai menyakiti diri sendiri!” omel Kailla.

“Iya, lain kali aku tidak akan menggila lagi.”

“Tapi tidak bisakah setiap bertengkar tidak pergi-pergi? Bagaimana menyelesaikannya kalau setiap memiliki masalah, kamu pergi dariku,” pinta Pram.

Laki-laki matang itu sudah membuka kantong makanan berisi nasi tim yang mulai dingin.

“Sarapanmu Sayang,” ucap Pram. Meletakannya di atas pangkuan Kailla. Istrinya sedang sibuk membereskan kotak P3K.

Tersisa dua kotak lagi yang langsung diserahkan Pram pada kedua asistennya.

“Bay!” teriak Pram, keluar dari mobilnya.

“Iya Bos!” sahut Bayu, berlari menghampiri.

“Sarapanmu dan Sam. Ini ponselmu. Terimakasih,” ucap Pram.

“Sayang, kenapa tidak dimakan?” tanya Pram, saat sudah menjatuhkan tubuhnya kembali, duduk di dalam mobil.

“Aku masih kenyang,” sahut Kailla menatap lurus ke depan.

“Sayang, aku tidak mau lagi bertemu mama,” ucap Kailla tiba-tiba.

“Kenapa?” tanya Praam heran.

“Mama itu jahat, kata-katanya menyakitkan!” sahut Kailla, kembali teringat ucapan Ibu Citra.

“Maafkan mama. Mungkin mama belum melihat seberapa berharganya menantunya ini untuk putranya. Dia belum melihat seberapa membanggakannya menantunya ini,” ucap Pram menghibur, menepuk pucuk kepala Kailla.

“Apakah mama membenciku?” tanya Kailla lagi.

“Dia hanya belum mencintaimu,” sahut Pram.

Tangannya sudah mengambil alih kotak makanan yang tidak mau disentuh sama sekali oleh istrinya itu. Memilih membantu menyuapkannya pada sang istri.

“Tapi kenapa mama belum mengenalku saja, dia sudah memutuskan tidak menyukaiku?” tanya Kailla lagi.

“Setelah dia mengenalmu kemarin, apakah ada sesuatu yang bisa membuatnya menyukaimu? Apa kamu sudah memberi kesempatan padanya untuk melihat kelebihanmu?” tanya Pram.

“Apakah kemarin kamu sudah menunjukan padanya, kalau kamu memang istri terbaik untukku, menantu terbaik untuknya?” tanya Pram lagi.

Kailla tertunduk.

“Apa kemarin aku kelewatan pada mama?” tanya Kailla.

“Tapi mama juga kelewatan padaku. Belum apa-apa dia sudah mengucapkan kata-kata yang menyakitiku. Mengenalkan tante itu sebagai calon istri mudamu,” lanjut Kailla, membanting kotak P3K yang ada di dekatnya.

“Mama akan meminta maaf padamu. Dia berjanji padaku, akan meminta maaf padamu untuk semua kesalahannya,” jelas Pram.

“Benarkah?” tanya Kailla heran.

“Bagaimana bisa nenek lampir itu bersedia minta maaf padaku,” lanjutnya lagi.

“Kaaaaaaaaiiiii,” panggil Pram.

“Belajar jadi istri yang baik, yang bisa membuat mama menyukaimu,” lanjut Pram.

“Tapi kalau mama masih tidak menyukaiku?” tanya Kailla.

“Berarti masalahnya di mama, bukan pada istri kecilku yang nakal ini,” sahut Pram, mencubit dagu lancip istrinya yang menggemaskan.

“Baiklah! Aku akan mencoba berdamai dengan mama,” ucap Kailla.

“Tapi, aku masih kesal pada mama. Aku juga masih kesal padamu!” gerutu Kailla, dengan wajah masamnya.

“Bagaimana bisa, dia menuduhku tidak bisa hamil! Aku akan membuktikannya.” lanjut Kailla mengepalkan tangannya.

“Jangan berpikir karena aku tidak memiliki siapa-siapa di dunia ini, kalian bisa menginjak-injakku.”

“Kai, apa yang kamu pikirkan,” Pram kaget mendengar ucapan Kailla.

“Apa karena aku tidak memiliki mama dan daddy yang tidak bisa membelaku, jadi kalian bisa berbuat seenaknya padaku?”

Pram mengangkat pandangannya, menatap lekat istrinya. Pram melemas. Mungkin Kailla belum menyadari, tapi Pram mulai paham.

“Kai, maafkan aku untuk empat tahun ini,” pinta Pram, memohon.

Kailla sudah berubah. Kailla sudah tidak sama lagi seperti saat mereka menikah dulu. Istrinya hanya perlu seseorang yang mendukungnya, dalam hitungan detik arti seorang Pram akan berakhir dalam hidup Kailla.

“Kai, nanti sore kita bertemu dengan mama. Dalam waktu dekat, kita honeymoon lagi. Mulai sekarang aku akan ikut mengantarmu ke kampus,” ucap Pram.

Kailla heran, kenapa suaminya tiba-tiba menjadi begini posesif.

“Usahakan setiap hari kita makan siang bersama. Kalau tidak kamu yang ke kantor. Aku yang akan menemuimu,” pinta Pram kembali.

“Aku tidak akan lembur lagi. Kamu akan ikut denganku kemanapun aku pergi. Termasuk bertemu dengan mama,” lanjut Pram.

“Apa-apaan ini Sayang,” sahut Kailla heran.

“Selesaikan kuliahmu secepatnya. Aku mau kamu hamil sekarang.”

“Kamu kenapa Sayang?” tanya Kailla bingung.

“Kamu mencintaiku? Tolong turuti perintahku ya,” ucap Pram.

“Sayang, kenapa?” tanya Kailla.

“Sudah habiskan sarapanmu,” ucap Pram, menyuapkan sesendok nasi tim ke dalam mulut istrinya.

Pikiran Pram kosong seketika, menatap lekat istrinya. Empat tahun ini, dia terlalu terlena dengan semua kata cinta dari Kailla. Dia terlalu angkuh dan menyombongkan diri, sampai tidak menyadari kalau istrinya sudah mulai berubah.

Kailla masih labil, kalau dia tidak bisa menjaganya. Istrinya itu akan terbang mencari semua yang tidak didapatkannya dari seorang Pram.

“Semoga saja ini hanya dugaanku. Aku akan menjaganya tetap disisiku!” ucap Pram dalam hati.

"Kai, bisa cium aku sekarang?" pinta Pram, dengan tatapan memohon.

***

Tbc

Love you all

Terima kasih

1
Ellya Muchdiana
bagus begitu Kailla, laki laki egois harus diberi pelajaran
Siska Oktavia
ok
Khairul Azam
ceritanya bagus, tp klo berlebihsn jg gak bagus
Ratna Dewi
disini yg keren autornya... kata2nya selalu tertata rapi dan menyayat hati... lanjut terus tour kutunggu karya2 terbarumu.. /Heart//Heart/
Arye Ghad'iz BinAngun
nangis nangis Bombay aku 😭😭
E
Luar biasa
Suprawani Mami
baca yg ke 4xnya tetep asyikk
Abiy Dewa
Luar biasa
Wiji Lestari
Bayu keren bisa menyadarkan sisi egonya kayla
Maftu Chah
Luar biasa
Siti Saja
Buruk
Linda Liddia
Udh baca dari season 1 2 3 bagus bgt critanya Thor..Thor gak ada season 4 utk kelanjutan crita pram kailla & anak2nya Thor..
Casanova: ada kak. di aplikasi pena hijau
total 1 replies
Rosanti
Luar biasa
an
baaguuuss
Noor Jannah
Kecewa
Noor Jannah
Buruk
zira
kaila ga ada hormatnya dgn suaminya yg ekstra sabar...dia lupa klo dia juga berhubungan dgn pria lain, pakai pelukan lagi
zira
seharusnya Kaila bisa menjaga dirinya, tidak asal main peluk, tidak ada suami dan di tempat umum
Beby Toy
baguss banget udah baca yg ketiga kalinya 🥰
zira
Kaila kualat...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!