"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31- Tugas Istana
Beberapa hari telah berlalu sejak peristiwa mengerikan itu. Luo Yi, meski masih menyimpan trauma, mulai pulih. Xiao Ming, dengan perhatiannya yang tak pernah surut, selalu mengingatkannya untuk waspada, baik di dalam maupun di luar istana. Penyelidikan masih berlanjut, namun Xiao Ming meyakinkan Luo Yi untuk tak perlu khawatir.
Matahari pagi menyinari meja makan mereka. Suasana tenang menyelimuti sarapan pagi Luo Yi dan Xiao Ming. Aroma harum masakan istana memenuhi udara, sementara Luo Yi menikmati hidangannya dengan lahap, sebuah tanda pemulihan yang nyata.
Senyum tipis terukir di bibirnya," Bagaimana keadanmu? merasa lebih baik? " Tanya lembut, tatapannya hangat.
Luo Yi, pipinya penuh dengan makanan, menatap balik Xiao Ming. "Tentu saja! selama ada makanan enak,aku merasa lebih baik." Suaranya sedikit tidak jelas.
Senyum Xiao Ming melebar, ia menggeleng pelan melihat Luo Yi yang begitu rakus.
Luo Yi menelan makanannya, ia meraih tangan Xiao Ming. Jemarinya dengan hati-hati memeriksa denyut nadi. Kosentrasi terpancar dari raut wajahnya.
"Bagus..."katanya, " Denyut nadinya stabil. "
Luo Yi mendekat, tangannya menekan lembut dada Xiao Ming. Irama jantung Xiao Ming menggema di telinganya. Pipi Xiao Ming memerah, tiba-tiba jantungnya berdebar dengan kencang.
"Semuanya baik-baik saja, akhirnya kesehatanmu kembali pulih. Sekarang kau bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Tapi...kenapa detaknya begitu cepat ya..." Luo Yi menekannya lebih kuat, membuat jantung Xiao Ming berdetak lebih kuat.
Ketakutan tersirat di mata Xiao Ming. Ia takut Luo Yi menyadari penyebab debar jantungnya yang tak terkendali, itu karena kehadiran Luo Yi sendiri. Dengan cepat, ia menepis tangan Luo Yi, meraih segelas air dan meminumnya, berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Mungkin... karena aku sedang makan," jawab Xiao Ming, suaranya sedikit terbata-bata, wajahnya masih memerah, menghindari tatapan Luo Yi. "Itu sebabnya jantungku berdebar kencang."
Luo Yi mengangguk heran, alisnya terangkat."Iya... itu mungkin. "
Tiba-tiba, Pangeran Yu Ming muncul, suaranya ramah. "Salam, Kakak Xiao Ming," sapa Yu Ming, tangannya tertaut hormat. "Salam juga untuk kakak ipar."
Ia berjalan mendekat, senyumnya ramah.
"Ada apa? masih pagi sekali kau sudah kemari." kata Xiao Ming dingin.
Luo Yi langsung berdiri, matanya berbinar-binar. ia mendekati Yu Ming dengan antusias.
"Bagaimana? kamu sudah membawanya. "
Ia terlihat tak sabar, tangannya mengenggam penuh semangat.
Xiao Ming mengamati mereka berdua dengan heran. Ia baru menyadari kedekatan yang tak biasa antara Luo Yi dan Pangeran Yu Ming. Secangkir teh yang ia pegang terasa pahit di lidahnya, kegelisahan mulai mengusik hatinya.
Yu Ming tersenyum, memberikan isyarat pada Zichen, pengawalnya. Zichen mendekat, membawa sebuah kotak kayu kecil yang tampak elegan. Yu Ming menerimanya, lalu memberikannya pada Luo Yi.
"Ini untuk kakak ipar," kata Yu Ming, suaranya lembut. "Semoga ini sesuai dengan yang kakak ipar inginkan."
Mata Luo Yi berbinar, ia segera mengambilnya dan membuka kotak itu. "Wah... benar, ini yang aku inginkan. "
Xiao Ming berdiri, ia berusaha mengintip isi kotak itu. Namun Luo Yi segera menutupnya.
"Terima kasih, ya. Sudah lama aku mencari ini, tapi alat ini sangat sulit di temukan. "
"Tidak masalah kak," Katanya,suaranya lembut. "Alat ini memang tidak di jual di sembarangan tempat, hanya tabib bersertifikat yang boleh memilikinya . " Bisik Yu Ming.
Ketegangan di udara semakin terasa. Xiao Ming, yang sedari tadi mengamati mereka berdua dengan cemburu terpendam, meletakkan cangkir tehnya dengan kasar, membuat suara berdenting yang memecah kesunyian. Luo Yi dan Yu Ming tersentak kaget.
"Sejak kapan kalian begitu dekat? "
Luo Yi kembali duduk di samping Xiao Ming, ia memperlihatkan isi kotak yang di bawa Yu Ming.
"Aku memintanya untuk mencarikan alat medis ini, ini alat sangat berguna untuk ku. "
Di dalam kotak itu tersimpan seperangkat instrumen bedah kuno, meskipun terlihat sederhana dibandingkan teknologi modern, namun bagi Luo Yi, alat-alat itu sangat berharga.
Xiao Ming hanya melihatnya sekilas, ia kembali menyesap tehnya, ia berusaha bersikap tenang.
Yu Ming ikut duduk bersama mereka. Sikapnya tenang dan bersahaja. Bahkan saat Xiao Ming mengabaikannya, Yu Ming mampu menciptakan aura damai di sekitarnya.
Tiba-tiba suara lantang menggema. "Dekrit kaisar tiba... "
Segera mereka bertiga berlutut, menunduk hormat untuk mendengarkan dekrit itu.
"Pangeran Xiao Ming menerima dekrit Kaisar... " Kata kasim Lu.
"Terjadi krisis di kota Xianlong, untuk mengatasi krisis tersebut dan untuk menenangkan hati masyarakat. Pangeran Jian Ming, pangeran Xiao Ming beserta pangeran Yu Ming akan di tugaskan ke sana mengatasi masalah tersebut. Semoga kepergian para pangeran membawa kebaikan untuk kota Xianlong. "
"Pangeran Xiao Ming menerima dekrit ini dengan penuh rasa syukur. " Pangeran Xiao Ming mengambil gulungan dekrit tersebut
"Besok kalian akan berangkat, tolong jaga diri kalian baik-baik pangeran. Saya mohon pamit. "
Kasim Lu dan beberapa pengawal meninggalkan kediaman pangeran Xiao Ming.
"Wah... ini pertama kalinya kita pergi bertiga. Sepertinya kakak sudah benar-benar sembuh." Tanya Yu Ming , ia terlihat bersemangat.
Xiao Ming tak menjawab, tatapannya dingin. Ia segera masuk kedalam. Melihat Xiao Ming yang masih Mengabaikannya, Yu Ming hanya menggeleng pelan.
"Kakak ipar, aku pergi dulu. Aku juga harus bersiap untuk kepergianku besok. " Ungkapnya.
"Iya...skali lagi, makasih ya... "
Yu Ming segera pergi dari tempat itu, meninggalkan Luo Yi yang merasa khawatir, ia segera menyusul Xiao Ming.
Dengan hati-hati Luo Yi mendekati Xiao Ming. "Ada, apa? kenapa kamu terlihat murung? "
Xiao Ming berbalik, sorot matanya sayu. "Bagaimana ini, siapa yang akan menjaganya saat aku pergi. Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu padanya. " Batinnya.
"Ingat, selalu waspada saat aku tidak ada. Aku akan meminta Jin Ling untuk menjagamu, dia sangat bisa di andalkan. "
Seulas senyum merekah di bibir Luo Yi . "Kamu tidak perlu khawatir, aku bisa menjaga diri sendiri. Aku tidak akan mudah di tindas kali ini. " Ungkapnya penuh percaya diri. "Lebih baik bawa Jin Ling bersamamu, kamu lebih membutuhkannya. "
Xiao Ming mengangguk. "Baiklah, tapi jaga diri baik-baik. Aku akan meminta beberapa pengawal pribadi untuk selalu menemanimu. "
"Terima kasih...karena sudah mencemaskanku. "
Xiao Ming mengetuk kening Luo Yi pelan. "Tentu saja, ini adalah bentuk balas budiku pada penyelamat ku."
Senyum Luo Yi tiba-tiba redup, ia pergi begitu saja meninggalkan Xiao Ming yang keheranan.
Waktu kepergian mereka telah tiba, ke tiga pangeran sudah melewati gerbang istana. Luo Yi tatapannya sendu. Rasa sepi menyeruak tiba-tiba.
"Nona, mari kita kembali. " Ajak Hui.
Dari kejauhan Mei Na menyeringai ke arah Luo Yi, matanya menyipit menyimpan rencana jahat yang terselubung. Luo Yi melihat itu namun ia tetap tenang tak ingin terprovokasi oleh Mei Na.
Hui mendekat, ia berbisik. "Nona, sepertinya nona Mei Na sedang merencanakan sesuatu. Anda harus hati-hati. "
Luo Yi menyunggingkan bibirnya. "Kamu tenang saja, dia tidak akan berhasil. Aku tidak takut padanya, " tekatnya membara. "kita memang harus memberinya pelajaran. "
🍃🍃🍃
Pagi tiba dengan suasana yang mendadak riuh. Seorang dayang istana di temukan tewas tenggelam di danau istana. Seorang kasim pengadil datang untuk melakukan penyelidikan, suasana tegang menyelimuti istana.
Tak lama kemudian beberapa pengawal istana datang ke mansion pangeran Xiao Ming.
Hui panik, ia mencoba menghadang para pengawal itu. "Ada apa? kenapa kalian datang kemari! "
Namun pengawal itu dengan kasar mendorong tubuh Hui hingga ia hampir terjatuh.
"Minggir! kami akan membawa putri Luo Yi! " Teriak seorang pengawal."Dia harus bertanggung jawab atas kematian dayang istana. "
tidak berbelit dan tertata rapih
bab 1 dst makin penasaran dan makin menarik ceritanya
siapa lagi yg iri dengki kl bukan dya.
duh kq AQ jadi souzon skg/Facepalm/