Season kedua dari "Two Promises"
Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.
Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.
Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?
Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 12 - Jawaban darinya
[25 September — 2015]
[•] SMA Hoshizora
*POV Megumi
Hari ini, saat ini, Tanaka-sensei memberitahukan tanggal dilaksanakannya festival sekolah pada kami semua.
"Tanggal diadakannya festival sekolah Hoshizora Kōkō yang ke-42 adalah... 29 September."
Seisi ruang kelas menjadi hening selama beberapa detik.
Tunggu... tanggal 29? bukankah itu terlalu cepat?
Yang aku pikirkan saat ini, mungkin sama seperti yang teman-teman sekelasku pikirkan.
Sebentar lagi, mungkin kelas akan menjadi bising.
•Beberapa saat kemudian...
"Eeehhh?!!" teriak teman-teman sekelasku.
Tuh kan... seperti yang aku pikirkan.
Di tengah-tengah kebisingan itu. Mai-chan mengangkat tangannya, lalu bertanya.
"Bukankah itu terlalu cepat, Sensei?! waktu kami untuk bersiap-siap hanya 3 hari, sedangkan akhir pekan ini sekolah libur."
Pertanyaan Mai-chan membuat Tanaka-sensei tersenyum tipis.
Seperti apa jawaban yang akan diberikan Sensei?
"Karena itulah... akhir pekan ini, kalian akan menginap di sekolah."
Jawaban dari Tanaka-sensei, membuat suasana kelas menjadi hening seketika.
Dan di tengah-tengah situasi seperti ini. Besok kami akan mulai menginap di sekolah ini, untuk mempersiapkan festival sekolah.
Beberapa saat setelahnya, kelas pun kembali menjadi bising dan sulit dikembalikan seperti semula.
•Beberapa jam kemudian...
Beberapa jam telah berlalu sejak kebisingan itu. Pada akhirnya, kami semua pun menyetujui untuk menginap di sekolah.
Tak lama setelah kami semua setuju, bel pulang berbunyi dan kami pulang ke rumah kami masing-masing.
[•] Perjalanan pulang
Seperti biasanya, aku pulang ke rumah bersama dengan Haruki.
Suasana terasa cukup canggung setelah semua yang terjadi.
Kami, masih belum mengobrol sejak keluar dari gerbang sekolah sampai saat ini.
Di tengah suasana canggung itu, aku kembali berpikir.
Kira-kira, kapan waktu yang tepat untuk memberitahunya... tentang diriku yang juga berasal dari masa depan.
Kapan... waktu itu akan datang ya?
* * *
•Beberapa hari yang lalu...
Beberapa hari yang lalu, pada saat aku sedang bersantai di dalam kamarku. Sosok itu kembali muncul di hadapanku.
"Kamihara Megumi... apa kau yakin ingin memberitahu dia?"
Aku menoleh, "Tentu saja aku yakin... kau tidak perlu menghalangiku."
"Apa kau sudah siap menerima akibatnya, Kamihara Megumi?"
"Aku akan memberitahunya dan tetap tidak menerima akibatnya. Itulah tujuanku... "
Aku menjawab tanpa memperhatikan reaksi dari sosok itu.
"Aku sudah memperingatkanmu... Kamihara Megumi. Jangan salahkan aku jika terjadi apa-apa karena kau mencoba melawan aturan waktu."
Setelah mengatakan itu, sosok itu menghilang dan tak lagi muncul selama beberapa hari.
Saat sosok itu sudah tidak muncul selama beberapa hari, aku pikir kalau dia tidak akan muncul lagi di hadapanku.
Tetapi kemarin, sosok itu kembali muncul di depanku.
•Kemarin...
"Kenapa kau muncul lagi di hadapanku?" tanyaku pada sosok itu.
Namun sosok itu malah menjawab hal yang sudah pasti.
"Karena aku adalah entitas yang mengirimmu kembali ke masa lalu, Kamihara Megumi."
Begitulah jawabannya. Saat pertama kali dia muncul di hadapanku, aku tak mempercayai ucapannya sama sekali.
Sampai akhirnya, dia memberikan bukti mutlak yang dapat membuktikan kalau dia adalah entitas yang mengirimku ke sini.
"Kenapa jawabanmu seperti itu?"
Sosok itu menyeringai ketika mendengar pertanyaan dariku.
"Apakah... aku harus memiliki alasan untuk menemuimu?"
Ah... benar juga yang dia katakan. Dia bisa pergi menemuiku semaunya.
Setelah itu, sosok itu tetap berdiri di depanku selama beberapa menit tanpa berbicara sebelum menghilang pada akhirnya.
* * *
•Saat ini...
[25 September — 2015]
[•] Perjalanan pulang
Selama ini, kemunculan sosok itu pasti selalu memiliki sebuah alasan.
Namun kenapa dia kemarin muncul di hadapanku tanpa alasan yang jelas?
"..."
"Megumi!" Haruki memanggilku.
Suara Haruki memecahkan lamunanku saat itu juga.
Aku menoleh, "Ada apa, Haruki?"
Haruki terdiam selama beberapa saat sebelum menjawab.
"Megumi. Apakah... kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku?"
Pertanyaan Haruki, membuatku berpikir kembali.
Apakah... dia benar-benar bisa mengetahuinya, saat aku sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Aku tersenyum menggelengkan kepalaku, "Tidak kok, Haruki," jawabku, berusaha menyembunyikannya.
"..."
Setelah aku menjawab, suasana menjadi hening kembali.
"Naa... Haruki. Bolehkah aku bertanya padamu?"
"Kau ingin bertanya apa, Megumi?"
Aku sudah lama memikirkannya... kira-kira apa yang akan terjadi... apa bila aku memberitahunya sejak lama ya?
Apakah Haruki akan mempercayaiku? ataukah dia tidak akan percaya?
"...Haruki."
"Iya... Megumi."
"Apakah... " mulutku terhenti selama beberapa saat. "Seperti apa aku di pandanganmu, Haruki?"
Pertanyaanku membuat Haruki berpikir selama beberapa detik.
Haruki... awalnya, aku ingin memberitahumu sekarang. Namun... mulutku tertahan.
Dan sekarang, jawabanmu nanti, mungkin akan menentukan langkahku berikutnya... Haruki.
"Kenapa... kamu bertanya seperti itu, Megumi?"
"Aku hanya ingin tahu saja, Haruki."
Sambil terus melangkahkan kaki secara perlahan, aku sesekali melirik ke wajah Haruki.
Dia... sedang memikirkan jawaban atas pertanyaanku atau tidak ya?
"Megumi... "
"Umm... " aku mengangguk kecil.
"Maaf... aku belum bisa menjawabnya sekarang. Masih ada hal yang belum bisa aku pastikan."
Aku menghentikan langkahku. Jawaban Haruki membuatku tertegun.
Ah... jadi itu jawabanmu ya, Haruki.
Haruki pun menghentikan langkahnya dan menoleh melihat ke arahku.
"Tetapi... kamu adalah salah satu orang yang paling aku hargai dan sayangi, Megumi."
Perkataannya membuat wajahku seperti diterpa oleh angin. Bibirku terbuka, namun jantungku tetap berdetak seperti biasanya.
Tetapi... Haruki yang saat ini berada di depanku, sedang tersenyum dengan bebasnya.
"—Eh?"
Setelah itu, aku dan Haruki pun melanjutkan langkah kami sampai ke rumah.
* * *
[26 September — 2015]
[•] Kediaman Keluarga Kamihara
•Kamar Megumi
"Ah, gawat... aku tidak bisa tidur nyenyak semalam karena terlalu merasa senang sejak kejadian kemarin."
Saat pulang ke rumah kemarin, aku langsung merebahkan tubuhku di kasur dan terlelap tak lama kemudian.
Namun... karena tidur terlalu awal, aku pun terbangun di tengah malam yang sunyi dan gelap hingga tak bisa tidur lagi setelah terbangun.
Saat ini, aku sedang berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamarku.
"Tak aku sangka... kalau aku masih lemah terhadapnya."
Aku pun segera beranjak dari kasur dan mulai mempersiapkan semua keperluanku untuk menginap di sekolah hari ini.
Setelah bersiap-siap, aku pun mandi dan kemudian pergi ke ruang makan untuk sarapan sebelum berangkat pergi ke sekolah.
•Satu jam kemudian...
"Aku pergi ya, ibu!" aku berpamitan terlebih dahulu pada ibuku.
Ibuku tersenyum melambaikan tangannya, "Hati di jalan ya, Megumi. Sampai ketemu besok malam."
Aku berbalik dan melangkahkan kakiku keluar rumah. Sambil tersenyum tipis, aku pun melanjutkan langkahku sampai ke sekolah.
•Beberapa menit kemudian...
[•] SMA Hoshizora
Ketika aku sampai di depan gerbang sekolah, aku melihat beberapa siswa dari kelas lain memasuki gerbang sekolah dengan mengenakan pakaian biasa.
"Eh... jadi bukan hanya kelasku yang disuruh menginap oleh wali kelasnya ya?"
Di antara banyaknya siswa yang aku lihat memasuki gerbang, pandanganku justru tertuju pada Mai-chan bersama dengan Amane-san dari kelas 3-A di lorong sekolah.
Mereka berdua seperti sedang mengobrol, namun Mai-chan sedang memarahinya. Ada apa di antara mereka berdua ya?
Tak lama kemudian, Mai-chan melihat ke arahku. Dia tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. Aku balas melambai.
"Megumi-chan!"
Seseorang memanggilku, lalu menepuk punggungku. Aku menoleh dan melihat Sakura di sana.
"Selamat pagi, Sakura."
"Selamat pagi juga, Megumi."
Tak lama setelahnya, Hana dan Haruki pun menyusul di belakangnya.
"Selamat pagi, Haruki, Hana," sahutku.
"Selamat pagi juga, Megumi," balas mereka berdua.
"Sejak kapan kamu datang, Megumi?" Haruki bertanya padaku.
"Baru saja kok, Haruki."
"Oh, begitu ya."
"Ayo kita masuk kedalam, semuanya!" sahut Sakura.
Aku mengangguk dan kami pun melangkah masuk bersama.
Serta, akhir pekan yang sulit bagi kami pun dimulai!
Bersambung....