nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered
Sinopsis:
Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.
Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.
Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.
Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Pilar Ke 15
Senja baru saja turun saat Takhta Chaos perlahan menyesuaikan posisinya di atas langit. Dari kejauhan, istana hitam itu tampak seperti bintang gelap yang mengintai dunia, mengawasi segala yang bergerak di bawahnya. Di dalamnya, Raka duduk di singgasana, matanya terpejam, jiwanya menyusuri jalur yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang menyatu dengan sistem.
Pilar demi pilar berdiri mengelilinginya dalam formasi roh.
Bhanu, Arindra, Karsa, juga Pilar Kesebelas dan Kedua Belas—semua menyadari satu hal: pemimpin mereka bukan lagi manusia biasa. Ia telah melampaui batas.
Namun kali ini, bukan hanya sistem yang memanggilnya. Dunia itu sendiri berbisik.
> [Peringatan Takhta]
Sumber gangguan realitas terdeteksi di wilayah utara:
Kuil Tertutup Delapan Segel – Sisa Peradaban Pra-Waktu
Deteksi Anomali: Entitas Dunia Lain hadir.
Tipe: Entitas Tak Terdefinisi. Potensi Pilar Ke-15.
“Pilar Kelima belum kembali dari misi di Utara,” gumam Raka. “Mungkin ini bukan kebetulan.”
Ia berdiri. “Aku akan berangkat sendiri. Jangan ada yang ikut. Kecuali… sistem mendeteksi ancaman level akhir.”
Karsa buru-buru bicara. “Kau baru saja menyatu dengan inti. Energi itu belum stabil, Raka.”
“Justru karena itu. Aku ingin tahu batasku.”
Dengan satu langkah, tubuhnya lenyap dari singgasana, berpindah langsung melalui jalur dimensi menuju kutub utara benua.
---
Lokasi: Kuil Tertutup Delapan Segel
Suhu: -39°C
Status Energi: Tidak aktif – kecuali satu segel utama terbuka
Langit di atas kuil itu tampak retak, namun tidak seperti celah dimensi sebelumnya. Retakan ini… terasa hidup. Seolah waktu di sekitarnya dipelintir, dan udara menjadi berat seperti cairan.
Raka menjejakkan kaki di lantai es yang memancarkan cahaya kebiruan. Segel raksasa terpampang di hadapannya—lingkaran sihir prasejarah dengan pola yang tidak dikenali sistem. Namun di tengahnya, ia menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan.
Seseorang telah berdiri di sana.
Seorang pemuda berambut putih keperakan, mengenakan jubah lusuh penuh simbol aneh. Namun mata pemuda itu… tidak memiliki pupil. Yang ada hanyalah lingkaran bercahaya yang terus berputar.
“Kau Raka,” ucapnya. “Aku sudah menunggumu selama… seribu siklus dunia.”
Raka mengangkat alis. “Dan siapa kau?”
“Aku bukan dari sini. Tapi aku adalah yang tersisa dari dimensi ke-9—dunia yang musnah karena Takhta yang sama seperti punyamu. Namaku: Valen.”
Sistem segera memberi peringatan:
> [Valen – Entitas Dunia Lain]
Status: Tidak bermusuhan (sementara)
Potensi Pilar Ke-15: 99.99%
Riwayat: Satu-satunya yang selamat dari kehancuran dunia Dimensi Ke-9. Mantan Pewaris Takhta Paradoxium. Kekuatannya tidak bisa dinilai secara linear.
Raka langsung siaga. “Apa kau ke sini untuk merebut duniaku?”
Valen tertawa kecil. Suaranya bergema seperti gema ribuan pantulan. “Aku ke sini untuk menyelamatkan dunia ini. Karena… Takhta-mu perlahan membuka pintu yang seharusnya tak pernah terbuka.”
“Terlambat. Aku sudah membukanya,” ujar Raka dingin.
Valen mendekat. “Maka satu-satunya cara agar dunia ini tidak hancur seperti duniaku... adalah menjadikanku bagian darimu.”
Raka terdiam. “Maksudmu?”
“Aku ingin bergabung. Menjadi Pilar Ke-15. Bukan sebagai bawahan, tapi sebagai sekutu seimbang. Dunia ini butuh dua penjaga. Takhta Chaos… tidak cukup dijaga satu raja.”
Sistem mengonfirmasi pilihan:
> [PILIHAN UTAMA]
Terima Valen sebagai Pilar Ke-15 – Perjanjian Kekuatan Seimbang
Tolak – Pertarungan besar tak terhindarkan
Risiko: Menggabungkan dua kehendak yang bisa saling bertolak belakang
Potensi: Evolusi Sekte Chaos menjadi Sekte Dimensi
Raka menatap Valen lama.
“Kalau aku menerimamu… kau harus tunduk pada satu hal.”
“Apa itu?”
“Kau tidak akan menyentuh satu pun muridku tanpa izinku.”
Valen tersenyum, kali ini dengan rasa hormat yang tulus. “Kau benar-benar berbeda dari pewaris Takhta sebelumnya. Mereka memandang murid seperti bidak. Tapi kau... memperlakukan mereka seperti keluarga.”
Raka mengulurkan tangan. Valen menyambutnya.
Saat tangan mereka bersatu, langit utara meledak dalam cahaya perak dan hitam. Energi berputar dalam spiral, membentuk simbol baru di udara: dua sisi saling melilit seperti simbol yin-yang, namun terbuat dari dimensi yang bertolak belakang.
> [Pilar Ke-15 Telah Diaktifkan]
Judul: Penjaga Paradox
Efek Global: Dimensi Tambahan Tersimpan Telah Tercipta
Semua murid dapat memasuki Ruang Pelatihan Paradox
Akses ke Teknik Waktu-Pembalik-Realitas (Level Awal)
Valen perlahan menghilang, menyatu dalam bayangan Raka. Namun suaranya masih terdengar:
> “Aku akan menunggu panggilanmu di saat kritis. Mulai sekarang… kita berbagi beban.”
---
Seketika, seluruh pilar di Sekte Chaos merasa getaran. Menara Jiwa meledak dengan cahaya tak dikenal, dan semua murid mendapatkan notifikasi sistem serentak:
> [Sekte Chaos Telah Berevolusi Menjadi Sekte Dimensi Chaos]
Peringkat: Di luar skala dunia
Ancaman yang menyerang Sekte kini dapat dialihkan ke Dimensi Paradox
Potensi Serangan Balik: 700% meningkat
Era baru telah dimulai.
Dan Raka berdiri di tengah kutub utara, sendirian.
Namun kali ini… ia tidak sendiri lagi.
---
