NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 : Putri Hilang

Yvaine, Lyanna, dan Veyra berganti pakaian menjadi busana sederhana khas desa yang telah disiapkan Lysander. Mereka kemudian mengenakan jubah panjang untuk menutupi identitas. Lysander dan Arion melakukan hal yang sama, memastikan tidak ada yang akan mengenali mereka.

Malam perlahan turun. Kelimanya berdiri di dekat jendela besar, menatap halaman istana yang dijaga ketat. Dari atas, Yvaine melihat barisan penjaga berpatroli di gerbang depan dan belakang… jumlahnya lebih dari dua puluh orang.

Veyra menyilangkan tangan di dada, pandangannya tajam ke bawah. “Penjaga malam ini lebih banyak dibanding sebelumnya.”

Lyanna yang bersandar pada dinding jendela hanya tersenyum tipis. “Itu sudah biasa. Ayah selalu memastikan tak seorang pun dari keluarga istana keluar tanpa sepengetahuannya.”

Yvaine mengangguk pelan. “Ini akan menyulitkan kita untuk pergi.”

Arion menunduk sebentar, lalu menunjuk ke arah sudut-sudut yang tampak gelap. “Melewati mereka tidak sesulit kelihatannya. Ada titik buta di setiap sisi bayangan. Penjaga tidak pernah memperhatikannya.”

Mata Veyra mengikuti arah telunjuknya. Alisnya terangkat, senyum tipis terlukis di wajahnya. “Mudah sekali.”

Tanpa banyak kata, ia maju. “Aku pergi duluan.”

Dengan cekatan, Veyra melompat dari jendela tinggi. Tubuhnya berputar ke bawah sebelum tangannya menyambar tiang bendera kerajaan. Ia bergelantung sebentar, lalu berayun lincah hingga mendarat di luar gerbang dengan ringan seolah itu hanya permainan.

Yvaine tertegun, tidak bisa menahan komentar. “Sepertinya perjalanan ini lebih dinikmati Veyra daripada kita.”

Lyanna hanya mengangkat bahu, senyum kecil tersungging. “Putri petualang.”

Tanpa ragu, ia pun melompat. Arion menyusul dari belakang, bersiaga. Jika perhitungan Lyanna meleset, tangannya sudah siap menangkap dan menuntun gadis itu keluar bersama.

Yvaine terdiam melihat pemandangan itu. Adik-adiknya selalu saja menghadirkan kejutan tak terduga.

Saat ia bersiap melangkah, Lysander tiba-tiba mengulurkan tangan. “Boleh aku membantu?”

Yvaine menoleh sejenak, menatap wajahnya, lalu mengangguk tipis. Ia menerima uluran tangan itu, dan bersama-sama mereka melompat menembus kegelapan malam.

Veyra yang sudah lebih dulu menunggu melihat keduanya mendarat dengan selamat. Rasa kesal tiba-tiba menguar, membuatnya memalingkan wajah. Ia benci melihat Yvaine didampingi pria itu. Entah mengapa, perasaan itu begitu menusuk. Dan meski ia berusaha menahannya, umpatan lirih tetap lolos dari bibirnya.

“Sialan.”

Keesokan harinya, Celestine berjalan menyusuri lorong istana bersama beberapa pelayan yang setia mengikutinya. Langkahnya tenang, meski matanya tampak letih. Begitu sampai di depan salah satu pintu, ia mengetuk perlahan, lalu memanggil dari baliknya.

“Yvaine, sayang… kau sudah bangun?”

Tidak ada jawaban. Celestine mencoba lagi, kali ini lebih keras, “Yvaine, ini aku.”

Namun tetap saja, keheningan yang ia dapatkan. Alisnya berkerut. Ia mengetuk untuk ketiga kalinya, suaranya terdengar cemas. “Yvaine?”

Pelayan di belakangnya saling pandang, bingung sekaligus gugup. Saat Celestine menoleh, salah satu dari mereka hanya menggeleng dengan wajah pucat, tak berani berkata apa pun.

Dengan jantung berdebar, Celestine meraih gagang pintu. Ia mendorongnya perlahan hingga terbuka penuh. Pandangannya langsung membeku. Kamar itu kosong.

Namun yang membuatnya lebih terkejut, di atas meja bundar di sisi ruangan, tiga mahkota terletak melingkar… mahkota Yvaine, Lyanna, dan Veyra.

Mata Celestine membesar, tubuhnya kaku. Nafasnya tercekat seakan dunia berhenti berputar. “Tidak… ini… tidak mungkin.”

Tanpa pikir panjang, ia berlari ke kamar Lyanna, lalu ke kamar Veyra. Sama saja. Kosong. Tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka.

Lututnya hampir lemas, tubuhnya goyah. Jika bukan karena seorang pelayan menopangnya, ia pasti sudah jatuh. Bibirnya bergetar, nyaris tak mampu bersuara, namun air matanya mulai menetes.

“Bagaimana mungkin… anak-anakku…” bisiknya gemetar.

Saat itu juga, kegemparan menyapu istana. Para penjaga berlarian, meneriakkan kabar yang mengguncang seluruh dinding megah kerajaan.

“Putri hilang! Putri hilang!”

Suara panik menggema ke setiap sudut, menyalakan kecemasan di hati semua orang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!