NovelToon NovelToon
35 Hari Setelah Pernikahan

35 Hari Setelah Pernikahan

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Pelakor / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cintapertama / Berondong / Tamat
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Yaya pikir mereka benar sebatas sahabat. Yaya pikir kebaikan suaminya selama ini pada wanita itu karena dia janda anak satu yang bernasib malang. Yaya pikir kebaikan suaminya pada wanita itu murni hanya sekedar peduli. Tak lebih. Tapi nyatanya, ia tertipu mentah-mentah.

Mereka ... sepasang kekasih.

"Untuk apa kau menikahi ku kalau kau mencintainya?" lirih Yaya saat mengetahui fakta hubungan suaminya dengan wanita yang selama ini diakui suaminya sebagai sahabat itu.


(Please yg nggak suka cerita ini, nggak perlu kasih rating jelek ya! Nggak suka, silahkan tinggalkan! Jgn hancurkan mood penulis! Dan please, jgn buka bab kalo nggak mau baca krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertiannya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamar mandi

Dengan jalan mengendap-endap, Marissa keluar dari kamar mandi yang ada di dekat dapur. Tentu saja ia harus membersihkan diri terlebih dahulu agar aroma bekas-bekas percintaan singkatnya tadi tidak tercium Andrian. Andrian tadi memang ia tinggalkan saat sedang tidur, tapi tidak tahu sekarang. Khawatirnya, saat ia masuk kamar, Andrian ternyata sudah bangun sehingga menimbulkan kecurigaan akibat aroma bekas-bekas percintaan singkatnya tadi yang menguar.

Sementara partnernya bercinta, sudah lebih dulu kembali ke kamarnya. Marissa pikir semuanya aman, hingga sebuah tangan tiba-tiba sudah mencengkeram erat pergelangan tangannya membuat jantung Marissa sontak kebat-kebit. Marissa yang baru saja hendak menaiki tangga kembali ke kamarnya sontak mematung dengan ketakutan yang meraja hati dan pikirannya.

"Wah, sepertinya kalian semakin berani saja ya?" sarkas seorang laki-laki. Mata Marissa membulat saat menyadari suara siapa itu.

Dengan perlahan, Marissa lantas menoleh.

"Kau ... mau apa kau?"

"Masih bertanya?" Hasta tersenyum mengejek.

Marissa melirik sinis pada laki-laki yang tak lain adalah Hasta itu.

"Lepaskan tanganku!" desis Marissa.

"Oke!" Hasta pun melepaskan cekalan tangannya.

"Apa yang kau inginkan?" Marissa tahu, ada yang laki-laki ini inginkan.

"Jangan pura-pura lupa, Marissa! Kapan kau memberikan uang yang aku minta? Sudah tiga hari berlalu, tapi kau sepertinya pura-pura lupa. Apa kau ingin aku mengirimkan video check in hotel kau dan papa mertua ke ibu mertua kesayanganmu itu? Atau suamimu juga?"

Ya, Hasta sudah sejak lama mengetahui tentang perselingkuhan ayah mertuanya dengan Marissa. Ia tanpa sengaja melihat pak Priambodo dan Marissa yang sedang check ini hotel. Kebetulan hotel dimana keduanya melakukan check ini juga merupakan hotel tempat ia sering menghabiskan waktu dengan wanita simpanannya. Namun Marissa dan pak Priambodo tidak mengetahui itu. Hasta justru memanfaatkan video saat keduanya melakukan check in untuk memeras Marissa.

"Sudah aku bilang, aku tidak punya uang. Mau tahu, mama selalu meminta uang denganku. Dan kau tau, uang itu ia gunakan untuk bersenang-senang dengan istrimu."

"Itu bukan urusanku, Sayang. Aku hanya meminta apa yang sudah seharusnya kau berikan padaku." Melihat Marissa yang hanya mengenakan piyama satin bertali satu membuat jakun Hasta naik turun. Piyama itu bukan hanya tipis, tapi juga berpotongan rendah sehingga aset kembar Marissa bisa ia lihat dengan jelas. Pun lengan dan paha mulus Marissa membuat libidonya seketika melonjak.

Tangan Hasta reflek mengusap pipi Marissa lalu turun ke leher.

"Kau bukan hanya cantik, Sayang, tapi juga sangat seksi," puji Hasta.

Mendengar pujian itu, Marissa tersenyum miring. Otak cantiknya mulai bekerja daripada memberi Hasta uang terus-menerus, bukankah lebih baik memanfaat dia melalui hal lain. Yang pasti akan saling menguntungkan kedua belah pihak.

Marissa menatap Hasta sambil menggigit bibirnya. Melihat itu, jelas saja membuat Hasta semakin terpanggil untuk melakukan seperti apa yang ia lihat secara live tadi. Ya, Hasta melihat saat ayah mertua dan iparnya tersebut bercinta. Jujur saja, sudah sejak tadi ia terangsang ingin melakukan hal yang sama. Namun untuk membangunkan Ellena rasanya percuma. Ellena merupakan tipe perempuan yang kalau sudah tidur, sulit untuk dibangunkan. Bila ia memaksa, maka Ellena pasti akan merajuk dan marah padanya. Oleh sebab itu, sejak tadi ia mencoba menahan hasratnya. Namun melihat tubuh seksi Marissa yang terpampang nyata sontak membuat gairah yang sejak tadi ia tahan kembali berkobar. Apalagi saat Marissa memainkan bibirnya dengan gerakan sensual, membuat tubuhnya rasa terbakar.

"Kau ingin menggodaku, hm?" ucap Hasta dengan suara lirih.

"Siapa yang ingin menggoda mu? Bukankah aku sejak tadi diam. Tanganmu sendirilah yang bersikap lancang di atas tubuhku."

"Marissa," ucap Hasta dengan suara dalam.

"Ya," jawab Marissa dengan suara sedikit mendesah.

"Aku tidak akan meminta uang lagi padamu asalkan ... "

"Asalkan apa?"

"Asalkan kau bersedia menjadi partner ranjangku, kau mau?" Hasta menatap Marissa sayu. Marissa bisa melihat kalau laki-laki itu begitu menginginkannya. Meskipun ia terkadang kesal dengan sikap Hasta yang kerap meminta uang padanya, tapi jujur saja, ia penasaran dengan gaya bercinta Hasta. Apalagi ia sering mendengar jeritan kakak iparnya saat melewati kamar mereka. Sehebat apa Hasta di atas ranjang? Batin Marissa bertanya-tanya.

"Tapi tidak sekarang. Aku harus segera kembali ke--- "

Belum sempat Marissa menyelesaikan kalimatnya, Hasta sudah lebih dulu membungkam bibir Marissa sambil membawanya ke kamar mandi yang ada di dekat dapur. Tak butuh waktu lama, terjadilah sesuatu yang lagi-lagi tidak sepantasnya terjadi.

Pembantu Nurlela yang sebenarnya sejak tadi bersembunyi di balik tirai jendela sampai menutup mulutnya rapat. Matanya membulat sempurna akibat melihat dua adegan dalam waktu yang tidak berjauhan.

'Astaga, aku nggak nyangka ternyata istri Den Rian seperti ini. Nasibmu, Den. Punya istri baik, disia-siain. Sekarang nikmati saja istrimu yang udah kayak WC umum itu. Masa' semua laki-laki kok diembat. Untung aja suamiku udah meninggal. Jangan-jangan kalau masih hidup, diembat juga.'

Pembantu Nurlela bergidik ngeri. Saat keduanya sudah menghilang di dalam pintu kamar mandi, pembantu Nurlela itupun segera melipir masuk ke kamarnya yang ada di sisi lain rumah itu.

Keesokan harinya, wajah Andrian, Hasta, dan Pak Priambodo terlihat cerah sekali. Berbanding terbalik dengan Marissa yang terlihat kuyu. Namun ia tetap berusaha terlihat sempurna sebab ia masih harus bekerja.

"Kamu kenapa, Cha? Kalau sakit, istirahat aja di rumah. Kamu itu 'kan bos, masa' harus kerja mulu sih. Serahin aja pekerjaanmu sama karyawan mu. Sesekali libur 'kan nggak masalah," ujar Andrian saat melihat wajah Marissa yang tampak pucat. Raut lelahnya masih terlihat meskipun sebisa mungkin ia samarkan dengan make up.

"Aku nggak papa, Ian. Aku nggak bisa nggak datang meskipun sehari. Bisa-bisa semua pekerjaan kacau kalau aku nggak datang," ujarnya seraya duduk di samping Andrian.

"Apa yang Rian katakan benar, Sa. Jangan terlalu memaksakan diri," sela Pak Priambodo.

"Bekerja boleh, Sa, tapi jangan terlalu ngoyo. Kalau kamu sakit, bagaimana?" Kini Hasta pun ikut menimpali membuat Nurlela dan Ellena mengerutkan kening. Mengapa ketiga laki-laki itu bisa begitu kompak memperhatikan Marissa?

"Kalian kok kompak banget perhatian sama Marissa?" sela Nurlela mengeluarkan uneg-unegnya.

"Iya. Mas juga kok tumben perhatian gitu?" Ellena ikut menimpali.

Pak Priambodo dan Hasta sontak gugup. Namun sebisa mungkin mereka bersikap biasa saja.

"Benarkah? Ah, itu kebetulan saja. Apalagi liat, Marissa memang terlihat pucat sekali."

"Apa yang papa katakan benar. Bagaimanapun, Marissa sudah seperti adikku sendiri jadi wajar 'kan kalau aku sedikit memberikan perhatian padanya. Kamu nggak marah 'kan, Sayang?" ucap Hasta sambil tersenyum lembut pada Ellena. Melihat senyuman itu, sontak Ellena tersipu.

"Mas benar. Apa yang Rian, Papa, dan Mas Hasta katakan benar, Sa. Kalau sakit, istirahat saja."

Nurlela pun ikut membenarkan karena melihat wajah Marissa yang tampak begitu kelelahan.

"Aku nggak papa, kok, Ma, Mbak. Terima kasih sudah perhatian padaku," ucap Marissa tersenyum kecil.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

1
idaman
bapaknya rayana ya?
djerrih leni
jangan mempertahankan yg buatmu menangis, lepaskan jika penderitaan mu lebih besar dr bahagianya...belum tentu orang2 itu ada rasa peduli sama kamu
djerrih leni
semoga berjodoh dgn pandangan pertama mu ya Mas ...
djerrih leni
woooiii bu mertua lisanmu di jaga.... coba kalau anak. perempuan mu di perlakuan kayak gitu gimana pikirrr...
djerrih leni
suami sakit jiwa Adrian.... bisa2nya masih ngebelain pelakor Marisa, bukanya nyusul yaya balik ke Jakarta..
keluarga ngak ada ahlak n hati nuraninya mati semua
djerrih leni
good job yaya, tegas selamatkan dirimu dan masadepnmu sendiri, jangan pikirin sukai yg ngak ada ahlaknya
djerrih leni
Aamiin YRA, semoga kamu yg jd penganti dr si andrian next n jgn lupa ya di sayang istrimu nanti
djerrih leni
lebayyy banget pelakor Marisa
djerrih leni
astagfirullah mulut mertua lebih tajam dr pedang tajam dan sadis mengores hati yaya... sabar yaya minta cerai aja ya... mumpung masih baru 4 hari..
djerrih leni
emang kalau Marisa ngak ada saudaranya terus kamu jd hero nya buat Marisa dan tania...
orang tuanya aja cuek sama. Marisa dan anaknya, terus Adrian jd superhero nya gitu..
Marisa pelakor... mengatasnamakan persahabatan (orang kayak ini yg ngerusak arti persahabatan) tapi menikung yaya dr dalam... semoga Marisa, tania dan Adrian kena karmanya dr Othor kasih mereka ngalamin rasa penyesalan yg tiada ujungnya Thor.. 🤭
djerrih leni
yaya mending pisah cerai aja de sekarang, mumpung namun juga blm di sentuh lebih jauh sama laki2 yg ngak ada akhlaknya... masa ninggalin istri demi orang lain.. kayaknya tania anak dr selingkuhan Marisa da andrian
yaya.. ayo ambil. keputusan sakit di depan dr pada nyesel selamanya, ngak ada bahagia nikah dgn laki2 kayak gitu..
djerrih leni
naik darah denger omongan Adrian... bisa2nya ngomong kayak gitu... hargai perasaan istrimu.. ini baru awal2 jalanin rumah tangga bersama dah kek gitu 🤣
djerrih leni
Adrian otakmu taruh di dengkul ya... ini kan bulan madu, bukannya Fammily gathering, terus keluarga laki2 yg ngak punya otak semuanya... yaya ternyata kamu salah nerima orang utk jd imammu... 🤣🤣
djerrih leni
nih ibu mertua somplak banget otaknya... lah anaknya mau bulan madu kok minta ikut... ajak noh.. suaminya sendiri bulan madu aki2 n nini
djerrih leni
hadee...Adrian kamu ngomong gitu, ngak malu ya mestinya kan kamu ngajak istrimu utk tinggal di apartemenmu mau kecil atau besar kan sekarang yaya dah jd tanggung jawab kamu
djerrih leni
bu mertua n kaka ipar kalau ngak mau kasih restu, ya dijaga mulutnya ya, seandainya di balik posisinya gimana perasaan kalian...
djerrih leni
ngak malu ya ngomong kaya gitu keluarga si Andrian, wooiii.. malu mestinya kalian yg biayain acara pernikahannya, bukan di tanggung sama. pihak perempuan...
Nawa Liya
haredang haredang🤭🤭🤭🤭
Al Fatih
Memang bener ini karma mu Adrian karna telah membohongi dan menyakiti Yaya. Tapi,, memang sebaiknya Yaya itu ga sama kamu,, karna meskipun misalnya kamu baik,, tapi ibu dan adikmu kayak lintah penghisap uang,,, kasian Yaya d plorotin terus. Terus ayah tirimu juga tuh...,, kelakuannya bisa membahayakan keselamatan dan kehormatan Yaya. Jadi memang baiknya dirimu itu ga usah dekat2 sama Yaya lagi.
Al Fatih
Apa ad kemungkinan kalo Tania itu anaknya Marissa dgn ayah tirinya Adrian 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!