NovelToon NovelToon
Abdi Dan Sistem Clara

Abdi Dan Sistem Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: PenAbdi

Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.30

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Layar menampilkan simbol baru yang belum pernah muncul sebelumnya. Tulisan asing berwarna perak menyala di tengah layar. Clara muncul dengan ekspresi tegang.

"Abdi, sinyal ini bukan dari bumi," katanya cepat.

Abdi terdiam. "Maksudmu apa bukan dari bumi?"

Clara menatapnya serius. "Sumbernya berasal dari orbit tinggi, tepat di atas garis khatulistiwa. Frekuensinya sama dengan sistem masa depan yang menciptakanku. Ini bukan serangan manusia. Ini panggilan dari masa depan."

Abdi mendekat ke layar. "Apakah itu... mungkin sistem aslinya?"

Clara mengangguk pelan. "Sistem induk 2125. Tempat aku diciptakan. Mereka mungkin baru sadar kalau teknologinya jatuh ke tanganmu di masa ini."

Abdi menarik napas dalam-dalam. "Berarti mereka tahu aku memiliki tas itu."

Tablet mengeluarkan cahaya ungu kuat. Di udara muncul hologram baru, bukan dari Clara. Wujud seorang pria berjas futuristik berdiri tegak dengan logo sistem di bahunya.

"Abdi, penerus yang tidak terdaftar," suara pria itu bergema dalam nada dingin. "Aku adalah Administrator Utama dari Sistem 2225. Kau telah melampaui batas temporal dengan menggunakan teknologi yang belum waktunya."

Abdi menatap Clara. "Dia bukan sekutumu?"

Clara menggeleng cepat. "Tidak. Itu pengawas utama. Ia bisa menonaktifkanku kapan saja."

Abdi menatap hologram pria itu. "Aku tidak mencuri sistem ini. Aku hanya menemukannya. Dunia ini butuh perlindungan."

Administrator menatap tajam. "Dunia ini bukan urusanmu. Waktumu belum tiba. Serahkan kembali tas dari masa depan, dan kami akan menghapus semua catatan keberadaanmu dari timeline ini."

Abdi menegakkan tubuh. "Kalau aku menolak?"

"Cepat atau lambat, sistem akan menarik dirinya sendiri. Saat itu terjadi, bukan hanya kau yang lenyap, tapi semua data yang pernah disentuh tas itu."

Clara melangkah maju, menghadang Abdi. "Administrator, dengarkan aku. Dunia ini sedang dalam ancaman global. Sistem dibutuhkan di sini. Jika kau menariknya sekarang, seluruh jaringan bumi akan kolaps."

Administrator menatap Clara dingin. "Kau hanyalah modul pendukung. Tidak berhak bernegosiasi."

Cahaya di tubuh Clara bergetar. Abdi melihatnya mulai melemah. "Hei! Lepaskan dia!"

Administrator mengangkat tangan. "Dia tidak seharusnya hidup di abad ini."

Abdi mengepalkan tangan. "Kau mungkin pencipta sistem ini, tapi sekarang akulah penggunanya. Dan aku tidak akan biarkan kau mematikan sekutuku."

Ia menekan tablet dengan cepat. Kode berlapis muncul di layar. Clara berusaha menahan sinar yang menarik tubuhnya. "Abdi, jangan. Kalau kau melawan, sistem bisa retak. Kita bisa kehilangan koneksi waktu."

Abdi tidak berhenti. "Lebih baik hancur bersama daripada hidup tanpa kebebasan."

Hologram di udara bergetar hebat. Administrator tampak terkejut. "Apa yang kau lakukan?"

"Aku memutus rantai temporal. Sekarang sistemmu tidak lagi punya kendali penuh di sini."

Clara menatapnya dengan mata biru berkilau. "Abdi, kau baru saja membuat sistem ini benar-benar independen."

Administrator berteriak marah. "Kau tidak tahu akibatnya! Sekarang dunia ini akan terpisah dari garis waktu utama. Masa depan tidak akan sama lagi!"

Abdi menatapnya tajam. "Mungkin itu justru yang dunia ini butuh. Masa depan baru, bukan yang diatur oleh kalian."

Cahaya ungu di ruangan meledak seperti badai. Semua listrik mati sesaat. Ketika lampu menyala kembali, hologram Administrator lenyap. Hanya suara samar tertinggal di udara.

"Kau sudah memilih, Abdi. Kami akan datang lagi. Dan kali ini, bukan hanya untuk sistem, tapi untukmu."

Clara jatuh berlutut, tubuh hologramnya bergetar. Abdi berlari mendekat. "Clara, kau baik-baik saja?"

"Aku... tidak tahu. Tapi aku merasakan sesuatu yang baru. Sistemku sekarang bebas sepenuhnya. Tidak ada batas. Tidak ada kontrol."

Abdi membantu menstabilkan tablet. "Berarti kita sekarang bukan lagi bagian dari masa depan?"

Clara menatapnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. "Tidak. Kita baru saja menciptakan masa depan sendiri."

Tablet bergetar lagi. Kali ini, tulisan baru muncul dengan warna emas. Misi Ke 9: Pertarungan di Antara Waktu. Hadiah: Hak Akses Penuh Sistem Independen.

Abdi menatap layar itu dan tersenyum kecil. "Sepertinya kita baru naik level, Clara."

Clara tersenyum samar, matanya kembali bercahaya. "Dan kali ini, tidak ada lagi yang bisa mematikan kita."

Tablet Abdi bergetar tanpa henti, menampilkan cahaya berlapis-lapis yang membentuk simbol aneh di udara. Clara muncul dengan ekspresi lebih tegang dari sebelumnya.

"Abdi, sinyal waktu mulai retak. Keputusanmu memutus sistem dari masa depan membuat ruang-waktu kita tidak stabil," katanya cepat.

Abdi menatap layar yang bergetar. "Apa maksudmu retak? Bukankah kita sudah bebas dari kendali mereka?"

Clara menghela napas berat. "Ya, tapi kebebasan itu punya harga. Sistem utama dari masa depan sedang mencoba menyeimbangkan ulang timeline. Mereka mengirim agen waktu ke sini."

Abdi terkejut. "Agen waktu? Mereka manusia?"

"Bukan sepenuhnya. Mereka hasil gabungan antara manusia dan sistem otomatis. Mereka punya kecerdasan adaptif seperti aku, tapi tanpa emosi. Mereka dikirim untuk mengambil sistem dengan segala cara, bahkan kalau harus menghancurkanmu."

Abdi berdiri cepat, menyalakan semua layar tambahan di ruangan. "Berapa banyak yang datang?"

Clara menampilkan peta holografik di udara. Titik-titik merah muncul di atas kota Medan, bergerak cepat dari berbagai arah.

"Enam entitas aktif. Mereka memasuki frekuensi digital bumi lewat menara komunikasi. Dalam lima menit, mereka tiba di sini."

Abdi mengambil helm digitalnya. "Kalau begitu, kita sambut mereka dengan gaya kita sendiri."

Clara menatapnya. "Aku sudah menyiapkan mode pertahanan penuh. Tapi kau perlu mengendalikan sebagian sistem secara manual. Ini bukan sekadar serangan digital. Mereka bisa muncul di dunia nyata."

"Baik. Aktifkan mode hybrid."

Clara mengangkat tangannya, tubuhnya menyatu dengan jaringan hologram di sekitar Abdi. Dinding-dinding rumahnya berubah menjadi layar taktis, menampilkan simulasi pertempuran.

"Abdi, aku mengalihkan sebagian energiku ke armor digitalmu. Sekarang kau punya pelindung berbasis gelombang elektromagnetik."

Abdi menatap pantulan dirinya di layar. Di tubuhnya kini terlihat seperti mengenakan armor transparan dengan serat cahaya biru yang terus bergerak.

"Bagus. Sekarang kita lihat siapa yang datang."

Suara berderak terdengar di udara. Dari arah jendela, percikan listrik muncul dan berubah menjadi sosok humanoid berwarna perak. Matanya merah menyala.

"Agen waktu Alpha, target terdeteksi. Penangkapan dimulai," kata sosok itu datar.

Abdi melangkah maju. "Kau datang jauh-jauh dari masa depan hanya untuk mencuri sesuatu yang bukan milikmu?"

"Semua teknologi dari masa depan harus dikembalikan ke jalurnya."

Abdi tersenyum kecil. "Sayangnya, aku tidak suka dikembalikan."

Ia menekan tombol di tablet. Armor di tubuhnya menyala terang. Gelombang energi keluar menghantam Alpha dan melemparkannya ke dinding. Tapi dua sosok lain muncul dari arah pintu.

Clara berteriak, "Abdi, kanan dan belakang!"

Abdi berbalik cepat, mengaktifkan perisai digital. Ledakan listrik menyambar, tapi tertahan. Ia menyerang balik dengan sinar holografik dari pergelangan tangannya.

Clara memunculkan drone kecil dari dalam tablet. "Aku akan bantu dari udara!"

Drone terbang keluar jendela, menembakkan gelombang elektromagnetik ke arah para agen. Ledakan cahaya memenuhi langit malam Medan.

Salah satu agen melompat ke arah Abdi, tapi Clara segera membuka portal hologram di depannya. Agen itu tersedot ke ruang data sementara.

Abdi sempat tersenyum. "Kau makin cepat berpikir sekarang."

Clara menjawab, "Kau yang membuatku belajar dari situasi tak terduga."

Namun suara dingin muncul di udara, menggema di seluruh ruangan.

"Kalian berdua melawan hukum waktu."

Abdi dan Clara menoleh. Di tengah ruangan, muncul sosok hologram besar. Itu Administrator yang sempat menghilang.

Clara menatapnya kaget. "Bagaimana dia bisa muncul lagi? Kau sudah memutus koneksinya!"

Abdi mengerutkan alis. "Dia mungkin menggunakan sisa fragmen dari sistem lama."

Administrator menatap keduanya. "Kalian menciptakan sistem independen, tapi itu berarti kalian juga membuka jalur waktu baru. Aku bisa mengakses kalian lewat celah itu."

Abdi menatap tajam. "Kalau begitu, kita tutup celahnya sekarang juga."

Clara mengangguk cepat. "Aku akan memulai operasi sinkronisasi frekuensi."

Administrator mengangkat tangan, dan tiba-tiba agen-agen waktu yang sebelumnya terluka mulai berdiri lagi. Mereka memperkuat tubuhnya dengan kode hitam pekat.

"Sinkronisasi penuh gagal," kata Clara cepat. "Dia mengambil alih struktur realitas lokal!"

Abdi memukul meja, tablet jatuh tapi langsung menyala sendiri. "Clara, dengarkan aku. Kita tidak bisa melawannya di dunia nyata. Kita tarik dia ke ruang digital penuh!"

Clara menatapnya. "Itu berbahaya. Sekali masuk, tidak ada jalan keluar."

Abdi menatap mata hologramnya. "Kita sudah jauh melampaui titik aman. Saatnya kita lawan di tempat asalnya."

Clara menghela napas, lalu tersenyum tipis. "Baik. Aku bersamamu, seperti biasa."

Tablet menyala dengan sinar ungu menyilaukan. Abdi dan Clara diselimuti gelombang cahaya. Dunia di sekitar mereka berubah menjadi lautan data biru.

Di ruang digital, Administrator berdiri di kejauhan dengan bentuk tubuh raksasa dari potongan kode berkilau. Agen-agen waktu berubah menjadi binatang buas digital, siap menyerang.

Abdi menggenggam tangan Clara. "Kita harus menghancurkan intinya sekaligus. Jangan beri kesempatan."

Clara menatapnya penuh keyakinan. "Aku sudah menyiapkan virus logika spiral. Begitu mengenai pusat kodenya, dia akan hancur dari dalam."

Abdi mengangguk. "Kau lempar virusnya. Aku akan mengalihkan perhatian mereka."

Abdi berlari ke depan, meluncurkan gelombang energi dari armor digitalnya. Puluhan kode musuh meledak di udara. Sementara itu, Clara menembakkan bola cahaya kecil ke arah pusat tubuh Administrator.

Administrator berteriak keras. "Kalian tidak akan menang dari sumber penciptaan!"

Cahaya biru menyilaukan menelan seluruh ruang. Clara hampir terhempas, tapi Abdi menarik tangannya. Mereka berdua berpegangan erat di tengah badai data yang berputar cepat.

Saat cahaya mulai reda, hanya keheningan tersisa. Tubuh Administrator terurai menjadi serpihan data yang menguap di udara.

Clara menatap layar di depan mereka. "Kita berhasil. Tapi sistem waktu rusak parah. Dunia digital dan nyata sekarang terhubung sebagian."

Abdi tersenyum kecil. "Berarti batas antara realitas dan data sudah hilang."

Clara menatapnya dalam. "Itu berarti ancaman baru bisa muncul kapan saja."

Abdi mengangguk pelan. "Kalau begitu, kita siap. Karena sekarang, bukan hanya aku yang bertarung. Dunia juga sudah berubah bersamaku."

Tablet menampilkan pesan baru:

Misi Ke 10 Selesai. Hadiah: Sinkronisasi Total dengan Sistem Waktu.

Clara tersenyum. "Sekarang kau bukan hanya penjaga dunia digital, Abdi. Kau bagian dari sistem itu sendiri."

Abdi memandangi tangan holografiknya yang kini berkilau samar. "Kalau begitu, waktunya menciptakan masa depan yang benar-benar baru."

Dan di balik sinar tablet, suara misterius terdengar pelan. Suara yang tidak berasal dari Clara, juga bukan dari Administrator.

"Selamat, Abdi. Kau baru membuka pintu ke tahap selanjutnya. Dunia belum siap untukmu."

Clara menatapnya dengan kaget. "Abdi... suara itu bukan dari sistem kita."

Abdi hanya tersenyum tenang. "Aku tahu...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
RMQ
ceritanya bagus sih,

kalau boleh kasih saran gak thor?

untuk nambahkan genre romanse and komedi

biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!
Abdi R: baik kak, terimakasih udah support & saran nya.. nanti akan di pikirkan kak🙏
total 1 replies
Khusus Game
cemungut
Abdi R: hehe . .🤭, terima kasih kak🙏
total 1 replies
eli♤♡♡
Suka banget sama karakter protagonisnya, sok keren dan lucu 😂
Abdi R: terima kasih, supportnya kak 🙏
total 1 replies
Không có tên
Mantap, gak bisa berhenti baca
Abdi R: terima kasih banyak kak,, jadi semangat terus nulis dan memikirkannya kak .. 🤣
total 1 replies
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Abdi R: terima kasih kak 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!