NovelToon NovelToon
Dia Pelacur, Tapi Suamiku Murahan

Dia Pelacur, Tapi Suamiku Murahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Pelakor jahat / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Selingkuh / PSK
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ame_Rain

(Based on True Story)

Lima belas tahun pernikahan yang tampak sempurna berubah menjadi neraka bagi Inara.

Suaminya, Hendra, pria yang dulu bersumpah takkan pernah menyakiti, justru berselingkuh dengan wanita yang berprofesi sebagai pelacur demi cinta murahan mereka.

Dunia Inara runtuh, tapi air matanya kering terlalu cepat. Ia sadar, pernikahan bukan sekadar tentang siapa yang paling cinta, tapi siapa yang paling kuat menanggung luka.

Bertahan atau pergi?
Dua-duanya sama-sama menyakitkan.

Namun di balik semua penderitaan itu, Inara perlahan menemukan satu hal yang bahkan pengkhianatan tak bisa hancurkan: harga dirinya.

Kisah ini bukan tentang siapa yang salah. Tapi siapa yang masih mampu bertahan setelah dihancurkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Terbaru

Mas Hendra semakin sering bermimpi buruk akhir-akhir ini. Mungkin dia sedang ada banyak pikiran? atau mungkin itu salah satu bentuk gangguan yang Dewi kirim? aku tidak tahu. Karena tiap kali aku bertanya apa yang dia mimpikan, Mas Hendra mengelak untuk menjawab.

Kalau itu adalah gangguan yang Dewi kirim, rasanya aneh juga. Bukankah Dewi mencintai Mas Hendra? Masa iya dia membuat Mas Hendra ketakutan. Rasanya lebih cocok jika dia membuat Mas Hendra terus terbayang-bayang olehnya dan merindukannya, sehingga dia akan mencari Dewi seperti orang kesetanan. Itu baru akan cocok dengan visi misi Dewi yang ingin memiliki suamiku.

Tapi... entah juga. Siapa tahu memang benar Dewi yang membuatnya begitu. Apalagi kata Dena hari itu mereka sempat bertengkar. Mungkin saja dia membuatnya terus bermimpi buruk karena kesal dia menolaknya.

Aku melirik ke arah suamiku dan melihatnya menyusun karpet, bantal, dan selimut, di lantai. Tiba-tiba saja malam ini dia ingin tidur di lantai. Kami sedang tidak ada masalah. Ini semua murni keinginan Mas Hendra untuk tidur di lantai, bukan karena kami bertengkar apalagi aku yang mengusirnya dari ranjang. Tidak sama sekali.

Aku juga sudah menawarkan diri untuk membantunya menyusun barang-barang itu, tapi dia bilang tidak perlu dan menyuruhku cepat tidur saja. Jadi, yah, bagaimana lagi? aku pun malas berdebat kalau dia sudah bilang tidak perlu bantuanku seperti itu.

Mataku menatap langit-langit kamar kami yang berwarna putih. Seketika pikiranku berkelana. Aku ingat pernah mendengar bahwa katanya jika mendapat gangguan seperti santet dan semacamnya, lebih disarankan untuk tidur di kasur tipis di lantai dan bukan diatas ranjang yang tinggi. Jadi mungkinkah itu yang dia lakukan?

"Mas."

"Hm."

"Kamu enggak ada yang ingin dibicarakan, kah?" tanyaku.

Aku menghitung detik dari gerak jarum jam di dinding. Satu, dua, tiga...

"Enggak ada, Dik. Tidur saja, ini sudah jam satu lewat." katanya.

Aku menghela napas pelan. Sudah kuduga, dia tidak akan bicara.

Baiklah, kalau memang kamu belum mau bicara... aku pun tidak akan memaksa, Mas.

***

[Mbak, Ratu gimana keadaannya? Aman?]

Aku membaca pesan dari Reni. Jariku pun dengan lihai mengetik jawaban untuknya.

[Aman kok, Ren. Akhir-akhir ini enggak ada masalah nampaknya.]

Aku melihat ikon mengetik segera terlihat begitu pesan yang kukirim bercentang biru.

Memang tidak ada masalah lagi yang terdengar dari tetangga depan. Sepertinya pukulan yang Reno beri pada Yuyun hari itu cukup membuatnya kapok untuk tidak bermacam-macam lagi dengan anak tirinya itu. Mungkin, awalnya Yuyun berpikir bahwa cintanya Reno padanya begitu besar sehingga dia tidak akan mempermasalahkan caranya memperlakukan Ratu, terutama saat Reno tidak ada di rumah. Dia tidak menyangka kalau aduan ibunya dan bukti fisik yang tertinggal di tubuh gadis mungil itu cukup untuk membuat Reno kalap hari itu.

Yah, bagaimanapun juga, Ratu itu anak kandungnya Reno satu-satunya. Syukurlah jika Reno masih punya kesadaran untuk melindungi putri kecilnya dari kejahatan sang ibu tiri.

Ratu masih diminta membantu pekerjaan rumah, tapi dia tidak sampai dipukuli lagi jika pekerjaan belum selesai. Hanya sekedar dimarahi, mungkin.

[Baguslah. Awas saja kalau ibu tirinya itu macan-macam lagi. Habis dia samaku nanti.]

Aku terkekeh membaca pesan yang Reni kirim.

[Oh ya, Mbak. Aku pingin curhat, deh.]

Sebelah alisku naik membaca itu. Aku memutar mesin pencuci baju terlebih dahulu, baru mengetik jawaban atas pesan yang dia kirim. Karena saat ini aku memang sedang mengerjakan pekerjaan rumah sebenarnya.

[Curhat tentang apa, tuh?]

[Aku lagi dekat sama seseorang, Mbak.]

Mataku membulat. Wow!

Reni memang masih muda, kulitnya pun putih mulus. Meski tubuhnya cukup gempal, tapi menurutku pun dia cantik. Sayangnya mantan suaminya dulu aka si Reno terlalu buta untuk menyadari itu.

[Orang mana, Ren? Syukurlah kalau memang kamu sudah dapat pengganti yang baru. Eh, tapi jangan terburu-buru untuk menikah lagi, ya. Lihat dulu, dia baik tidak? Dan apa dia mau menerima status kamu yang merupakan janda beranak satu? Maksud Mbak, biar enggak ada permasalahan di kemudian hari.]

Aku memberinya saran dengan tulus, tidak dengan maksud apapun. Karena kadang, ada saja laki-laki yang cinta pada si perempuan, tapi tak cinta pada anak yang dibawa oleh perempuan itu. Namun karena terlanjur cinta, si wanita tetap menerima untuk diperistri oleh laki-laki tersebut. Masalahnya mungkin tak langsung muncul di awal. Tapi nantinya... barulah yang jelek-jelek itu kelihatan.

Karena itu aku memberi saran pada Reni untuk memastikan dulu baik-baik apakah laki-laki yang dekat dengannya ini bisa menerima hal itu.

[Orang sekitar sini juga, Mbak. Dia udah tahu, kok, sama status aku. Dia juga enggak masalah meski aku sudah punya anak. Tapi yah... dia juga duda dan punya anak. Enggak apa-apa kan, ya, kalau aku dekat sama duda?]

[Gak masalah kalau itu, Ren. Yang penting jangan suami orang saja. Hahaha.]

[Iya kan, Mbak. Hahaha.]

Aku turut senang jika dia senang begini. Yah, memang lebih baik begini daripada makan hati setiap hari, seperti saat Reno mulai menduakannya saat itu.

***

"Eh, kamu kan dekat sama Reni, udah dengar kabar dia belum?" tanya salah satu tetangga saat kami sedang berbelanja di Mamang Sayur.

"Kabar apa, nih?"

Aku tetap melanjutkan memilih bahan masakan. Sengaja aku berpura-pura tidak tahu agar mereka tidak mendesak dan mengorek-ngorek informasi dariku. Malas saja. Lagipula selama ini aku selalu bilang kalau aku tidak berkomunikasi lagi dengan Reni setiap kali Ibunya Reno bertanya.

"Eh? belum dengar, ya? Katanya Reni pacaran sama suami orang, loh. Di RT lain sudah banyak yang membicarakan ini."

Tanganku seketika berhenti bergerak. Suami orang? Tapi Reni bilang padaku hari itu kalau dia sedang dekat dengan seorang duda. Mereka sedang memfitnah Reni, atau justru Reni yang tak bicara jujur padaku?

"Kamu benar-benar enggak tahu kabar ini, Mbak Inara?" tanya mereka lagi.

Ingin kujawab pernyataan mereka dengan apa yang kutahu, tapi... sulit juga. Nanti mereka jadi tahu kalau selama ini aku masih tukar kabar dengan Reni. Akan ribet masalahnya nanti.

Aku pun menggeleng, meski hati kecilku tercubit karena terus-terus berbohong akhir-akhir ini.

"Enggak, enggak tahu sama sekali saya. Saya kan selalu di rumah. Jadi enggak dapat info apapun." kataku.

"Hm, padahal kami dulu dekat banget sama dia. Kirain kamu akan tahu info-info ini duluan."

Aku tersenyum canggung. Reni, sebenarnya apa sih yang kamu lakukan di luar sana???

***

Jangan lupa like, komen, dan subscribe nya kakak-kakak!

See you tomorrow~

1
Nuri_cha
Ceritanya sangat menarik, dekat dengan kehidupan sehari-hari... gaya bertuturnya juga mudah dibaca dan dipahami. Bikin greget n emosi, bagaimana lika-liku seorang wanita yang terkhianati. Sangat layak baca.

Semangat berkarya ya Thor
Drezzlle
betul kalau salah imam yang ada dirumah cuma jadi pembokat doang /Sob/
Drezzlle
kalau bisa jangan terpancing dan ikut salah jalan juga kaya Dewi
TokoFebri
astagaa.. gimana ya si Dewi ini.. dibilang pinter ya pinter tapi ya ga gitu juga bisnisnya 🤣
TokoFebri
ya pasti Reno berubah. harga dirinya terluka. apalagi kalau marahinnya di depan umum.😢
TokoFebri
gila.. wkwkw. konyol banget dah mereka 🤣
Nuri_cha
suaminya ngizinin? gila siiih
Nuri_cha
tapi ttp harus diingat kalo Dena nih anak buahnya Dewi. Jd ttp harus hati2
Anggrek Handayani
Bermanfaat juga ya berteman dengan orang seperti Dena? Bisa tahu sedikit banyak tentang dunia malam.
Anggrek Handayani
Nikah muda ini Si Rena.
Irfan Sofyan
dimana rumah kamu Ra, aku akan ke sana, terus akan ku bom tuh si Hendra 😤
Irfan Sofyan
kamu tidak usah bingung, sudah cerai saja
Irfan Sofyan
inara, tong di denge si eta mah, nya oge bageur
Irfan Sofyan
apa? sebulan?
Irfan Sofyan
oh sudah pasti dong
Rezqhi Amalia
otaknya udh GK berfungsi kali😭
Rezqhi Amalia
ya msih takut , coba nnti klo udh berbulan bulan kemudian psti kmbli begtu
Dedeh Dian
ditunggu up nya author.. makasih
Ameee: Aaakkkhhh, makasih udah baca sampai sini 😆 maap author jadi kegirangan sendiri 🙈😭 author up tiap hari kok insyaa allah, tungguin yaaa 🤭
total 1 replies
Nuri_cha
dari awal yang salah emang Hendra siiih... perempuan gak bakal jadi pelakor kalo lakinya gak ngasih kesempatan
Nuri_cha
wkwkwkwk... beneran jatuh cinta dong. Tiba2 jadi mual /Puke/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!