Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 32
Pukul 20.00, Aryo membawa kembali Sekar ke kamar hotel. Suasana canggung seketika menyelimuti Sekar. Tapi tidak dnegan Aryo, pria itu malah terlihat begitu tenang setelah mengungkapkan rasa hatinya.
" Apakah mau langsung tidur?"
Pertanyaan bodoh keluar dari bibir Sekar membuat Aryo tersenyum kecil. Muncul ide untuk mengerjai sang istri. Sekar yang sudah naik ke atas ranjang lebih dulu di susul oleh Aryo. Tiba-tiba Aryo membuka bajunya sehingga membuat Sekar terkejut.
" Ka-kamu mau apa?" Sekar bicara tergagap. Selama ini dia belum pernah melihat tubuh Aryo yang tidak berbalut kain. Jika mandi, Aryo selalu membawa baju ganti ke kamar mandi. Jadi tidak ada adegan keluar hanya menggunakan handuk.
" Gerah sayang. Tadi kamu nanya, apakah mau langsung tidur? Jawabannya sepertinya tidak, aku masih ingin melakukan sesuatu."
Aryo terus mengikis jarak antara keduanya membuat Sekar kesusahan menelan saliva nya. Meskipun dia jarang melihat Aryo berolah raga, tapi bentuk tubuh Aryo memanglah bagus. Seperti badan aktor laga masa itu.
" Kenapa kamu berkeringat? Bagaimana kalau kamu juga membuka bajumu sayang? pasti akan lebih nyaman hmm."
Sekar langsung menyilangkan tangannya di depan dada. Aryo terkekeh, dia masih terus ingin mengerjai Sekar. Aryo kini sudah menciumi leher jenjang Sekar. Ia menghirup aroma tubuh istrinya dalam-dalam. Sungguh membuatnya candu, sebenarnya Aryo selalu kesulitan menahan hasratnya jika sudah begini.
" M-maass."
Desahhan keluar dari bibir Sekar saat Aryo terus menciumi lehernya dan sesekali meniup telinganya. Dan suara itu membuat Aryo semakin tidak bisa mengontrol dirinya.
Sial, ini namanya senjata makan tuan. Niatnya ingin mengerjai malah aku yang tersiksa.
Aryo menarik kepala dan tubuhnya mundur. Ia berusaha menjauh dari Sekar, tapi tangannya di tarik. Aryo sedikit bingung dengan apa yang Sekar lakukan.
" Apa kamu menginginkannya mas? Dosa bagiku jika terus menolak. Aku istrimu, dan ini bagian dari hakmu juga kewajibanku. Jika kamu menginginkannya malam ini, maka aku ... aku siap."
Mata Aryo membelalak mendengar ucapan sang istri. Ia tidak sangka malam ini Sekar mengatakan hal tersebut. Bahagia kah Aryo? tentu, ini adalah hal yang membahagiakan baginya. Tapi raut wajah Aryo yang senang itu berubah menjadi datar membuat Sekar bingung.
" Kenapa mas?"
" Aku ... aku tidak ingin kamu mengatakan ini dengan terpaksa. Aku tidak ingin kamu menyetujui hal ini hanya atas dasar memenuhi kewajibanmu. Aku ingin ~"
Kalimat Aryo tertahan saat bibir Sekar sudah mendarat di bibirnya. Meskipun itu hanya sebuah kecupan, tapi sungguh membuat Aryo terkejut. Baru kali ini Sekar berinisiatif lebih dulu.
" Mas, aku tidak tahu apakah sudah mencintaimu atau belum, tapi apa yang aku katakan tadi tulus dari hatiku."
Aryo langsung memeluk Sekar dengan erat. Setelah itu, sejenak Aryo membaca doa. Dia lalu mulai mencium Sekar mulai dari kening lalu terus turun ke bibir. Sejenak keduanya berhenti di sana untuk menikmati sesapan demi sesapan.
Ciuman Aryo semakin turun, dengan perlahan dia membuka baju milik Sekar. Tidak lupa baju dalam nya pun sudah berhasil Aryo lepas.
" Cantik," puji Aryo yang membuat Sekar sangat malu. Terlebih cara menatap Aryo terhadap dirinya membuat Sekar semakin salah tingkah.
Dan dari sana malam pengantin mereka dimulai. Aryo menjelajah tubuh Sekar hingga tidak tersisa sama sekali. Ia melakukannya dengan lembut. Ia tahu Sekar tegang maka dari itu Aryo melakukannya dengan perlahan.
" Apakah siap sayang," ucap Aryo dengan kembali mencium bibir ranum Sekar.
Sekar jelas tidak bisa menjawab, ia terlalu malu untuk berbicara saat ini. Tubuh kedua yang sama-sama polos itu membuat Sekar memilih untuk menutup matanya.
" Baiklah, aku akan melakukan dengan perlahan. Katanya akan sedikit sakit. Tahan ya."
"M-mas Aryo!"
( yaaak, ini lagi ngadon Radi 🤣)
Malam minggu itu menjadi malam pengantin keduanya. Ternyata suasana baru membuat keduanya merasa nyaman melakukannya. Dan malam itu juga akhirnya keduanya menjadi suami istri yang sesungguhnya. Tampak peluh bercucuran. Aryo mencium kening Sekar dengan lembut.
" Terimakasih sayang sudah mau menerimaku. Maafkan aku jika ada kata dan perbuatanmu yang menyakiti hatimu. Aku akan berusaha menjadi suami yang baik dan seperti yang kamu mau."
" Yang lalu biarkan berlalu mas. Mari kita jalani rumah tangga ini berdua. Semua kita pikirkan berdua, jangan ada lagi ada yang disembunyikan. Baik dari sisi kamu maupun dari sisi aku."
Aryo memeluk Sekar, keduanya tidur dibawah selimut yang sama dengan keadaan masih sama-sama tidak berbaju. Sekar yang hendak bangkit ditahan oleh Aryo.
" Mas, aku mau pakai baju."
" Tidak perlu, nanti bakalan di buka lagi. Jadi mending tidak usah dan kembalilah. Mari kita tidur."
Sungguh malam minggu yang indah untuk Aryo dan Sekar. Mereka benar-benar menikmati malam tersebut. Tapi hal tersebut berbanding terbalik dnegan seseorang yang saat ini sedang mengemas barang-barangnya.
Rima sudah memutuskan bahwa besok akan pindah ke rumah Gunawan, saat ini sedang memasukkan semua barang ke dalam dus. Ia tiba-tiba membuang nafasnya kasar. Rima juga menghentikan aksi beberesnya itu dan memilih duduk termangu. Ingatannya berputar ke waktu siang tadi saat melihat Aryo membawa Sekar pergi. Ia tiba-tiba kesal. Saat bersama dengannya dulu, Aryo tidak pernah menggandeng dirinya di depan umum. Mereka memang sering berjalan berdua, tapi hanya berjalan beriringan.
Aryo yang terkenal sebagai pria dingin itu memang tidak perah memperlihatkan kemesraan di depan orang-orang ketika berpacaran dengan Rima. Mereka benar-benar pacaran sehat ( emang ada ya hahaha). Dalam artan Aryo sama sekali belum pernah menyentuh Rima. Jangankan mencium, berpegangan tangan saja tidak.
Ini menjadi salah satu alasan Rima tidak berani mengakui bahwa dia hamil saat itu. Dia takut Aryo akan berpikiran buruk tentangnya. Tapi sekarang, Rima dibuat kesal dengan kemesraan yang diperlihatkan Aryo di depan umum.
" Mengapa, mengapa dulu dia begitu dingin? Dan kenapa dia begitu hangat? Mengapa dulu aku tidak pernah diperlakukan selembut itu?"
Rima mengacak rambutnya kasar. Ia kini benar-benar sudah tidak tahan lagi. Muncul dalam pikiran Rima untuk berhenti dari pekerjaannya. Ia tidak bisa terus melihat Aryo dna Sekar bersama. Rasa cinta itu sungguh masih ada dan besar untuk sang mantan.
" Kamu kenapa Rim?"
" Sam, kapan kamu datang. Aku tidak menyadarinya."
Samsul memang sengaja datang malam itu untuk mengajak Rima keluar. Ia merasa Rima butuh refreshing setelah kepergian sang anak. Tapi pemandangan dalam rumah Rima yang berantakan membuat Samsul heran.
"Baru aja, tadi aku mengetuk pintu berkali-kali tapi kamu nggak denger. Jadi aku masuk aja, takut kamu kenapa-napa. Ini kenapa berantakan Rim? Terus, kenapa mukamu kusut begitu."
" Sam, apakah aku berdosa karena meninggalkan Aryo? Sam, aku masih mencintai Aryo. Aku masih menginginkan dia Sam, aku masih berharap bisa kembali kepadanya!"
TBC
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir