Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.
Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(22) - Pertanyaan-Pertanyaan Konyol
"Wooh..." Sorakan kembali menggema di penjuru Jintan Terusi. Mereka tampak antusias menunggu jawaban dari Frac.
Frac berpikir, kemudian menjawab dengan serius, "Aku akan menuruti keinginannya. Jika dia ingin aku menggunakan bahasa hati selamanya, aku akan memenuhinya. Aku mencintainya, jadi aku akan melakukan apapun untuk membuatnya merasa bahagia."
Tapi, jawaban itu seakan tidak memuaskan Terionthyxt. Laba-laba Raksasa itu hanya menggeleng sambil menyilangkan kedua kaki depannya.
"Oh, begitu ya?" Kawanan burung pipit mencuit. "Apakah benar...?" Mereka ikut-ikutan bercanda.
"Wanita adalah makhluk yang paling sulit ditebak. Aku yakin kau tidak akan sanggup menuruti semua permintaan mereka," kata salah satu Void Walker kepada temannya yang berdiri di sebelahnya, menyindir Frac.
Yurai menahan senyum gelinya saat melihat kembaran Gurunya terdiam. Dia dan Guru sama sekali berbeda. Guru akan beradu mulut dengan mereka. Tapi, sepertinya anaknya tidak, batinnya.
Raya menarik tangan Frac dan menyembunyikannya di belakangnya. "Hei, kalian, coba ajukan pertanyaan untukku. Aku pasti akan menjawabnya dengan benar!" tantangnya.
Frac tertegun karena seseorang berdiri di depannya untuk pertama kalinya. Wajahnya memerah. Tanpa dia sadari, sebenarnya dia juga membutuhkan perlindungan seperti itu.
"Curang!" seru Terionthyxt.
"Eits... tidak curang dong. Kami kan pasangan, pasangan harus saling membantu bukan?" tanya Raya. Dia tertawa karena Terionthyxt terdiam.
"Kalau begitu, begini saja," timpal Serigala Salju Putih Quartz, "para saksi akan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan berjumlah sepuluh. Kalau benar lebih banyak daripada salah, Tuan Terion bisa langsung memberikan benang kepada mereka. Kalau salah lebih banyak daripada yang benar, maka mereka harus diberi hukuman berupa berdansa di depan para saksi. Setiap pertanyaan yang dijawab benar akan mendapatkan bunga yang diberikan oleh Kakek Pohon Velthamore. Jika salah, maka harus mendapatkan siraman air lumpur dari Tuan Silvervix."
Semua makhluk dengan kompak menjawab, "Adil!"
Akar-akar pohon muncul dari dalam tanah, melingkar di formasi KESETIAAN tempat Frac dan Raya berpijak. Silvervix juga merayap mendekati pasangan itu.
"Kita bertemu lagi, Fracture," sapa Silvervix.
"Ya, kita bertemu lagi. Aku suka bermain seluncuran denganmu," balas Fracture, yang menyiratkan sedikit sindiran di dalamnya.
"Baiklah, siapa yang ingin menjadi penantang pertama?!" seru Serigala Putih Quartz dengan penuh semangat.
"AKU!" seru Nila dengan semangat.
"Wah, mengerikan sekali, sahabat Lady Araya, Putri Nilakandi. Waktu dan tempat dipersilahkan."
"Raya, kalau suatu saat nanti ada waktu dimana Frac berubah menjadi ayam betina selama seminggu… apakah kamu akan tetap tidur satu kasur dengannya?" tanya Nila.
Semua makhluk tertawa dan bergumam heboh, bahkan akar-akar pohon bergetar, seperti ikut menahan tawa.
Raya berpikir sejenak, sebelum tersenyum lebar dan menjawab, "Tentu saja! Tapi, selama dia tidak bertelur di kasur, aku rasa tidak akan ada masalah."
Banyak sekali makhluk yang tertawa, bahkan makhluk dingin seperti Noxenite pun ikut tertawa. Itu adalah satu kemenangan bagi Frac dan Raya. Satu bunga muncul dari akar pohon, kemudian bunga itu jatuh ke atas tanah. Yurai memungutnya dan memasukkannya ke dalam keranjang yang dibawanya.
Nila tertawa terbahak-bahak dan mengacungkan jempolnya. "Aku suka jawabanmu. Humormu sangat cocok denganku. Itu salah satu alasan kenapa aku menghormatimu," katanya.
Raya mengedipkan matanya. "Tentu saja, kita berdua sangat cocok!"
"Karena penanya menyukai jawaban dari Calon Pengantin. Ronde ini Calon Pengantin menang!" seru Serigala Putih Quartz. "Ayo kita lanjut dengan penantang kedua!"
"Aku punya pertanyaan," kata Silvervix.
"Waktu dan tempat dipersilahkan."
"Raya, kau bayangkan jika Frac tiba-tiba menjadi kecil, seukuran biji kacang, selama sebulan karena kutukan. Apa yang akan kau lakukan?" tanya Silvervix.
Raya memejamkan mata sebentar, memikirkan sesuatu, lalu terkekeh dan menjawab, "Kamu tahu Tuan Silvervix, aku akan membuat rumah mungil dari kotak perhiasan, memberi dia makan menggunakan remah-remah roti, dan membawanya ke mana pun dalam saku jubahku atau dalam kantong kainku. Bahkan kalau perlu, aku akan belajar Sihir Pembesar agar dia tidak trauma."
"Wahhhhh... sungguh romantis!" sorak seluruh penjuru.
Raya mendapatkan sorakan dan tepuk tangan dari para saksi karena jawabannya yang lucu sekaligus romantis.
"Aku menyukai jawabanmu. Kau sangat tulus," kata Silvervix.
Satu bunga muncul lagi dari akar pohon. Sama seperti tadi, ketika bunga itu jatuh ke atas tanah, Yurai memungutnya.
Raya mendapatkan lima bunga berturut-turut. Dia sangat lihai dan humornya sangat receh. Pantas saja dia menjadi pewaris dari Hutan Suci Priestess Elsie, dia mewarisi keramahan dan selera humor yang bagus dari Mendiang Ratu Elf Thagata.
Frac akhirnya menyadari satu hal yang sangat krusial: Ternyata cinta itu bukan hanya tentang janji yang serius, tapi juga kesiapan untuk menghadapi hal-hal konyol, tidak terduga, dan absurd ketika mereka akhirnya hidup bersama.
Frac mengacungkan jarinya dengan gugup. "Tidak adil bagi Calon Istriku menjawab semuanya seorang diri. Jadi, aku akan ikut membantunya. Silahkan tanyakan apa saja," katanya malu-malu.
"Lihat siapa yang ingin bergabung," goda Serigala Putih Quartz. "Apakah para saksi mengizinkan Tuan Muda Imperial untuk bergabung?"
"Wuuu...!" Para saksi bersorak lebih dulu, kemudian menjawab, "Masukkan! Masukkan! Masukkan!"
"Oke, semuanya tenang!" lolong Serigala Putih Quartz. Semuanya langsung menjadi hening dan ia melanjutkan, "Karena semuanya ingin Calon Pengantin Pria masuk ke dalam permainan, maka kali ini pertanyaannya ditujukan untuk Fracture! Silahkan, silahkan."
Setelah lima pertanyaan konyol yang berhasil dijawab oleh Raya, kali ini gantian Frac yang harus menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol dari para saksi.
Belum juga ada satu kedipan mata, angin kencang berhembus. Dari balik semak-semak, muncul seekor makhluk slime transparan yang menggunakan topi berumbai emas. Ia melompat-lompat sambil membawa sebuah gulungan perkamen.
"Aku ingin mewakili seseorang bernama Yurai untuk menanyakan satu pertanyaan," kata slime itu.
Frac langsung menatap ke arah Yurai dan menggelengkan kepalanya. "Ternyata ada yang lebih pemalu dari aku!" teriaknya.
Para saksi wanita dan betina langsung bersorak. "Ternyata pria ada juga yang pemalu, biasanya malu-maluin." Seisi Jintan Terusi langsung tertawa kencang, menyebabkan Yurai menutupi wajahnya menggunakan keranjang yang sedang dipegangnya. Bahkan Nila, sebagai kakaknya sendiri, juga ikut menertawakannya.
"Baiklah, harap ketenangannya para saksi. Ayo kita dengar pertanyaan yang akan diajukan, waktu dan tempat dipersilahkan."
Slime itu membuka gulungan perkamen yang dibawanya dan membacanya dengan suara cemprengnya, "Baiklah, Fracture Luigi von Rosario Imperial yang pemalu, aku tahu kau akan masuk di tengah-tengah permainan dan tentu saja, aku akan menggagalkan dirimu di pertanyaan ini."
"Woah... apakah anak Tuan Imperial akan gagal?" tanya salah satu saksi. Hal itu langsung dipeributkan oleh saksi-saksi lainnya.
"Begini pertanyaanku—Kalau Velha Raya tiba-tiba ingin memelihara sembilan puluh sembilan ekor kucing berbulu panjang di rumah kalian, apa yang akan kau lakukan?"