Menghadapi kerasnya kehidupan, membuat Aqilla menjadi seorang wanita yang tegar. Semenjak kedua orangtuanya meninggal dalam suatu kecelakaan, membuatnya menjadi pribadi tertutup. Dengan merintis usaha kecil bersama sang adik, untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Dalam kondisi ekonomi yang dibilang sulit, ia tetap bertahan.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seseorang yang selalu berkaitan dengan darah, bahkan membunuh pun adalah kesehariannya. Namun hal itu tersembunyi dibalik kharismanya sebagai salah satu CEO di suatu perusahaan besar.
Bagaimana kelanjutannya?
Apakah yang akan terjadi jika mereka dipertemukan?
Penasarankan, ikuti terus up dari karyanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Seorang perempuan cantik sedang berada di bandara, ia baru saja tiba dari suatu negara.
" Nona, ini jadwal yang anda minta". Asistennya bernama Dona.
" Hem, baiklah Don. Kita langsung saja ke perusahaannya, setelah itu baru kita pulang." Kata perempuan itu.
" Baik nona, mari silahkan. Mobilnya sudah menunggu." Dona menggiringi langkah bosnya untuk pergi menuju suatu perusahaan.
Selama diperjalanan, perempuan itu hanya menikmati suasana dinegara ini. Sudah sangat lama ia meninggalkan negara yang sudah membesarkannya, demi sesuatu obsesi yang besar. Kini, ia kembali. Dengan wajah dan penampilan barunya, sebagai salah satu pemegang saham di perusahaan sang bos mafia.
Siapakah perempuan itu?
Kita skip dulu ya ceritanya, lanjut sama ke'cemburuannya' si orang aneh ☺.
......................
Belum saja tiba dinegaranya, Jason sudah dibuat kalang kabut oleh bosnya itu.
" Kenapa tidak diangkat sih? sudah bosan hidup rupanya dia. " Akhtar menjadi pusing karena telfonnya tidak dijawab.
" Maunya apa si penjual bunga ini, apa bagusnya kerja seperti itu!."
" Sudah dibilang jangan foto, masih aja mau difoto."
Jason hanya menjadi pendengar yang baik untuk bosnya saat ini, mulutnya tidak berhenti berkomat-kamit.
Bos-bos, baru kali ini gue melihat lu menjadi seperti ini. Dimana wajah dan sikap angkuhmu itu bos? Ais, sungguh memalukan untuk mafia sepertimu. Batin Jason.
" JASON!!! Kenapa kau menjadi diam saja, hah!? ". Suara Akhtar sudah naik berapa oktaf.
" Tuan, saya tidak tau apa-apa. Apa saya harus menjawabnya." Jason tak kalah dingin perkataannya.
" Dasar kau!!!" Akhtar tidak mau berdebat dengan Jason.
Setelah pesawatnya mendarat dengan sempurna, Akhtar langsung saja keluar dan menuju mobilnya. Ia tidak menghiraukan para bawahan yang berada disana, Adam dengan setia sudah menunggu didalam mobil.
" Dam, kita kerumah penjual bunga itu." perintah Akhtar.
" Eh, alamatnya dimana tuan?" Karena memang Adam belum mengetahuinya.
" Aih, JASON!!! cepat kemari dan tunjukkan alamat penjual bunga itu. Kalian membuat moodku sangat rusak hari ini." Akhtar menhembuskan nafasnya.
" Dam, jalan saja. Nanti saya tunjukkan alamatnya." Jason dan Adam semakin pusing dibuat oleh bosnya.
Selama perjalanan, terkadang mereka terjebak dengan kepadatan kendaraan yang berlalu-lalang. Hal itu membuat Akhtar semakin cerewet, menggumpat apa saja yang ia lihat.
Jason maupun Adam hanya saling memandang, seakan mereka saling bertanya dalam tatapannya.
( Ada apa dengan si bos, sikapnya aneh sekali).
Kini mobil mereka memasuki halaman sebuah rumah yang cukup sederhana, tanpa menunggu lama. Akhtar langsung keluar dari mobilnya dan menuju rumah itu, sesampainya ia didepan pintu masuk. Terdengar suara pria yang sedang memuji hasil karya wanitanya, dan yang membuat emosinya semakin besar. Ketika pria itu memuji akan kecantikan dari wanitanya, muka Akhtar semakin memerah menahan marah.
" Terima kasih nona, sungguh indah rangkaiannya. Seindah wajah si pembuatnya, yang juga tak kalah cantik dengan karyanya." pria itu berkata.
" Terima kasih tuan atas pujiannya, semoga anda puas dengan karya saya dan penjadi pelanggan untuk usaha ini." Aqilla tersenyum.
Mereka asik saling bertukar obrolan, namun semuanya itu berhenti. Ketika Haykal melihat kehadiran Akhtar yang berada didepan pintu, pandangannya menatap tajam. Haykal kemudian memberikan kode kepada sang kakak, namun Aqilla tidak menyadarinya. Haykal menghembuskan nafasnya secara kasar, setelah semuanya terlambat.
" Sudah puas, kalian saling memuji satu sama lain!!! " Suara Akhtar terdengan menyeramkan.
" Tuan !" Aqilla terkejut dengan kehadiran Akhtar yang secara tiba-tiba.
" Maksud anda apa ya? Anda siapa melarang kami untuk memuji? sungguh kau pria aneh." pria tersebut berkata kepada Akhtar.
" Keluar kau dari sini!!!." Suara Akhtar semakin meninggi.
Kembali kepada orang yang berada didalam mobil.
" Jas. Jelaskan!" Adam sudah sangat penasaran.
" Ah kau ini, berikan aku sedikit ruang untuk bernafas. Sikap bos sangat membuatku pusing, kau tau bos sekarang itu seperti sedang jatuh cinta. Dia rela pulang dengan segera untuk wanitanya ini, bahkan semua yang terjadi disana ia tinggalkan. Cemburu melihat wanitanya disosial media, dengan banyak komentar yang memuji kecantikannya. Hanya komentar saja, sudah membuat bos gila setengah mati." Jason menjelaskan kepada Adam.
" Wah, wanita mana tu yang beruntung? memangnya, secantik apa sih tu perempuan? Sampai-sampai bos kita tergila-gila kayak gitu, penasaran gue."
Tak lama kemudian terdengar suara teriakan dari dalam rumah, membuat Jason dan Adam segera turun dari mobil dan menyusul untuk masul kedalam rumah.
" Bajingan kau!!! simpan kata-kata dari mukut busukmu itu, wanitaku tidak pantas mendapatkannya. Keluar kau dari sini!!!." Titah Akhtar.
" Kau siapa, hah? Yang punya rumah saja nggak masalah." Pria itu berkilah.
" Bangsat kau." Akhtar langsung melayangkan bogemnya ke arah pria tersebut.
Buk...
Buk..
Terjadilah perkelahian diantara mereka, Haykal mencoba melerainya. Namun, Akhtar dengan cepat mendorongnya untuk tidak ikut campur.
" Tuan, ada apa dengan dirimu? Jangan mencari keributan disini." Aqilla bersuara.
" Kau yang membuatku seperti ini, puas kan!!!." Akhtar membentak Aqilla.
Jason dan Adam masuk kedalam rumah, mencoba menarik bosnya agar tidak menyiksa pria tersebut. Namun, kekuatan tuannya sangat besar disaat ia marah.
" Keluar kalian, mau aku pecat, hah!!!."
Jason dan Adam akhirnya menuruti perkataan tuannya, mereka hanya menunggu diluar rumah.
" Sudah saya katakan, tidak usah menjalani usaha ini lagi. Berapa si keuntungannya? Akan saya bayar sepuluh kali lipat." Akhtar meneriaki Aqilla.
" Apa tuan bilang? Orang kaya seperti anda tidak akan bisa menghargai hasil karya orang lain yang benar-benar merintisnya dari awal, bagi saya. Anda hanya menilai semuanya dengan uang, tapi tidak untuk saya. Keluar dari sini dan jangan menunjukkan wajah anda lagi dihadapan saya!! Pergi!!!." teriak Aqilla.
" Beraninya kau, hah!!!." Akhtar mencengkram rahang Aqilla.
Pria tadi menjadi ketakutan melihat aksi dari Akhtar, ia langsung berlari keluar dari rumah itu. Jason dan Adam menjadi bingung, mau masuk atau tidak.
" Kenapa memangnya, anda pikir saya akan takut kepada anda." Aqilla mendongakkan wajahnya menatap Akhtar.
" Kau!!!" Akhtar semakin menggeraskan cengkramannya.
Haykal melihat sang kakak yang meringgis kesakitan, langsung menarik tangan Akhtar agar menghentikan perbuatannya. Namun, Haykal ditarik oleh Adam. Jason ingin memisahkan Akhtar, agar tidak menyakiti Aqilla. Dengan tatapan tajam dari Akhtar, Jason pun menyerah.
Akhtar melepaskan cengkramannya, setelah melihat mata Aqilla menggeluarkan air mata. Ia memeluk tubuh Aqilla dengan perlahan, menggusap kepalanya dengan lembut.
" Maaf, maaf, maaf. " Akhtar merasa sangat bersalah.
Huuff...
Ketiga orang pria yang melonggok itu, akhirnya bisa bernafas dengab lega.
" Akhirnya, Jas. lama-lama gue bisa ko'it ini." Adam menggusap dadanya.
" Diamlah, nikmati saja dan jangan kepo lagi." Jason mendudukkan tubuhnya.
" Bang, bang. Emangnya, bos kalian itu gila ya?." Haykal bertanya dengan Jason maupun Adam.
" DIAM !!!." jawab Adam dan Jason bersamaan.
Haykal seketika menjadi diam.
Ya ampun, pria-pria ini sama gila dan aneh dengan bosnya. Ais, sungguh memperhatinkan nasibku. Mereka begitu menyeramkan, seperti mafia yang akan memangsa bidikannya. Batin Haykal.