NovelToon NovelToon
Cinta Suci Aerra

Cinta Suci Aerra

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:734
Nilai: 5
Nama Author: manda80

Aerra adalah seorang wanita yang tulus terhadap pasangannya. Namun, sayang sekali pacarnya terlambat untuk melamarnya sehingga dirinya di jodohkan oleh pria yang lebih kaya oleh ibunya. Tapi, apakah Aerra merasakan kebahagiaan di dalam pernikahan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon manda80, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah Kamu Masih Mau Mempertahankannya?

“Aerra! Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu bersama dia lagi?” teriak Susi, suaranya melengking tajam, menembus sunyi malam di pelataran parkir VVIP itu. Ia berjalan cepat ke arah kami, aura keserakahan dan amarah menyelimuti langkahnya.

Aku merasa tubuhku kejang. Satu menit yang lalu, aku berada di ambang kehancuran karena suamiku berkhianat dengan adikku. Sekarang, aku dijepit di antara ibu yang kejam dan mantan pacar yang tiba-tiba kembali.

Windu berdiri di depanku, seolah melindungiku. Sikap ini memang sudah menjadi ciri khasnya, namun itu hanya membuat Susi semakin murka.

“Minggir, kamu Windu! Berani-beraninya kamu mendekati anakku! Anakku sekarang Nyonya Direktur, bukan lagi perempuanmu yang miskin itu!” sembur Susi, tangannya teracung menunjuk Windu.

Windu mengepalkan tinjunya. “Tante Susi, saya tahu Tante datang karena mendengar gosip murahan. Tapi Aerra sudah sangat menderita. Dia tidak pantas diperlakukan begini.”

“Menderita?” Susi tertawa hambar. “Menderita karena suaminya punya uang, punya kekuasaan, dan memberikan rumah mewah? Kalaupun ada pengkhianatan, itu masalah internal rumah tangganya, bukan urusanmu, pengangguran!”

“Saya bukan pengangguran, Tante. Saya baru kembali setelah bekerja di luar negeri. Dan saya datang untuk menjemput Aerra, karena saya tahu hati Aerra tidak pernah untuk Aldo,” balas Windu tegas. Matanya tidak lepas dari mataku, seolah menunggu jawaban dari hatiku.

Tiba-tiba, rasa marah yang baru dan kuat menyelimutiku. Mereka berdua, Windu dan Susi, bicara seolah aku adalah properti. Windu bicara tentang hatiku, seolah lima tahun kesetiaan dan penderitaan emosional di pernikahan ini tidak berarti apa-apa. Susi bicara tentang uang, seolah status sosial adalah segalanya.

“Hentikan kalian berdua!” sahutku, melangkah keluar dari belakang Windu. “Ini urusanku. Dan aku baru saja keluar dari neraka. Aku tidak butuh drama kalian!”

Susi langsung menahan lenganku, cengkeramannya terasa dingin dan keras. “Kamu ikut Mama, Aerra! Kamu tidak boleh kembali ke sana! Mama akan mengurus ini. Kamu akan pura-pura tidak tahu tentang janin itu. Bagaimanapun, Lika sedang sakit. Jangan sampai kamu menceraikan Aldo. Kalau kamu menceraikannya, siapa yang akan membiayai Lika dan Mama?!”

Kepalaku terasa akan pecah. Kepedulian Susi selalu bermuara pada uang dan kenyamanan pribadi. Ia tidak peduli bahwa putrinya dihancurkan oleh suami dan adik kandungnya sendiri.

“Mama gila! Mama dengar, kan? Aldo menghamili Lika! Adikku! Aku harus tetap diam? Demi uang?” Aku menggertakkan gigi.

“Diam!” bentak Susi. “Tutup mulutmu, Aerra. Semua bisa diatur. Pikirkan status sosialmu. Kamu direktur utama, suamimu sangat kaya. Mama akan bicara pada Aldo. Dia pasti akan memberimu saham atau rumah lagi agar kamu diam. Kamu jangan sampai membuat keputusan bodoh, jangan sampai kamu kembali ke pria miskin ini!”

Susi melirik Windu dengan tatapan menghina, lalu kembali berbisik dengan nada mengancam. “Ingat, kamu tidak punya apa-apa tanpanya. Mama sudah tahu tentang Windu. Kalau kamu macam-macam, Mama yang akan memastikan Aldo menceraikanmu tanpa sepeser pun harta gono-gini.”

Windu yang sedari tadi mendengarkan, langsung menarik lenganku dari cengkeraman Susi. Gerakannya cepat, penuh emosi.

“Jangan sentuh dia, Tante!” Windu mendorong Susi mundur satu langkah. “Aerra, lihat Mama-mu. Apa kamu masih mau menuruti orang yang hanya peduli pada uang Aldo? Kamu harus pergi dari sini, sekarang. Biarkan mereka bereskan kekacauan ini tanpa kamu. Kita bicara, Aerra. Aku janji, aku sudah siap dengan semua risikonya sekarang.”

Aku menatap mata Windu. Dulu, tatapannya memberiku ketenangan. Sekarang, itu memberiku harapan yang terasa begitu berbahaya dan gegabah. Namun, dalam tatapan Windu yang menarik perhatianku. Dia bilang dia tahu tentang pemerasan Lika. Itu jauh lebih menarik daripada ocehan Susi tentang kekayaan.

“Apa yang kamu tahu tentang Lika dan Aldo?” tanyaku, suaraku rendah dan tergesa-gesa. Aku harus memastikan, apakah Windu hanya memanfaatkanku di tengah kehancuran ku, atau dia benar-benar tahu intrik yang dimainkan Lika.

“Tidak di sini,” Windu menggeleng cepat. “Kita pergi dulu. Mama-mu tidak akan membiarkan kita bicara. Aldo sedang terperangkap di dalam, dia tidak akan keluar sekarang.”

Susi, yang sempat tersentak karena didorong Windu, kini kembali menyerang. “Oh, berani kamu ya, Windu! Aku akan panggil satpam! Aku akan bilang kamu mencoba menculik Nyonya Direktur!”

“Coba saja, Tante! Aerra akan jadi saksi bahwa dia pergi atas keinginannya sendiri!” seru Windu. Ia memegang tanganku erat, tarikannya lembut namun mendesak. “Aerra, ayo! Ambil kunci mobilmu, biar aku yang menyetir.”

Aku masih ragu. Meninggalkan rumah sakit ini berarti meninggalkan Aldo, meninggalkan masalah yang belum tuntas, dan secara otomatis membenarkan kecurigaan Aldo bahwa aku akan kembali ke cinta sejatiku.

Tetapi jika aku kembali ke rumah, Susi pasti akan mengikutiku dan terus menekanku. Dan bertemu Aldo saat ini hanya akan menghasilkan perang. Aku butuh ruang. Aku butuh kejelasan tentang Windu, Lika, dan semua intrik yang jauh lebih gelap daripada sekadar perselingkuhan. Lika punya ‘suami’ lain? Windu tahu? Aldo sedang diperas?

Susi sudah mengeluarkan ponselnya dan berteriak, “Halo, Satpam! Ada upaya penculikan! Di area VVIP!”

“Sial!” Windu menarikku paksa ke arah mobilnya. “Ayo, Aerra!”

Aku membiarkan Windu menarikku. Aku berlari. Aku tidak lari menuju masa depan, aku lari dari rasa sakit yang kurasakan malam ini. Aku lari dari Aldo, aku lari dari Lika, dan yang terpenting, aku lari dari Susi.

Saat kami tiba di mobilnya, Susi sudah berteriak histeris, menuntut agar kami berhenti. Windu dengan cepat membuka pintu, memaksaku masuk, lalu melompat ke kursi kemudi. Ia menghidupkan mesin mobil, suaranya meraung keras di parkiran sunyi.

“Windu, ke mana kita akan pergi?” tanyaku, memandang kaca spion. Susi terlihat mencoba menghalangi jalan keluar, namun ia cepat menyerah ketika melihat mobil Windu melaju kencang.

“Jauh dari sini,” jawab Windu, fokus pada jalanan. Wajahnya yang tegang terlihat lebih gelap di bawah cahaya lampu jalan. “Aku sudah menyiapkan tempat yang aman. Tempat di mana kita bisa bicara tanpa diganggu oleh mamamu atau intrik Aldo.”

“Kamu menyiapkan tempat? Sudah sejak kapan kamu merencanakan semua ini?” tuntutku. Perasaan ku mengatakan ada yang tidak beres. Windu terlihat terlalu siap.

“Aerra, tolong. Jangan menuduhku dulu. Setelah aku mendengar kabar perjodohanmu lima tahun lalu, aku bersumpah pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan kembali sampai aku memiliki sesuatu yang setara dengan apa yang ditawarkan Aldo padamu,” Windu menjelaskan, nadanya tulus.

“Dan apa itu? Apa yang setara dengan Direktur Utama dan kekayaan?” tanyaku sinis, mengingat kata-kata Lika bahwa Windu ‘kere’.

“Aku bukan direktur utama, tapi aku sudah stabil, Aerra. Aku punya rumah. Aku punya karir. Tapi yang paling penting, aku tidak pernah kehilanganmu dalam hati,” katanya, melirikku. “Saat aku dengar kamu dan Aldo mengalami masalah besar, tentu saja Lika yang memberi tahu, aku tahu ini kesempatanku. Kesempatan kita.”

Lika? Lika yang memberitahunya? Adikku sendiri yang mengatur semua ini, memastikan Windu kembali pada waktu yang paling menghancurkan?

“Tunggu, Lika? Bagaimana Lika bisa menghubungi Ibumu? Kenapa Lika melakukan itu?” Aku merasa perutku mual.

“Karena Lika membenci Aldo, Aerra,” kata Windu pelan. “Bahkan setelah semua yang terjadi di kamar tadi. Lika bilang dia sudah lama berusaha memisahkanmu dari Aldo. Lika ingin kamu bebas, supaya dia bisa menguasai kekayaan Aldo dengan caranya sendiri.”

Aku terdiam. Itu tidak masuk akal. Lika sedang mengandung anak Aldo, tapi dia membenci Aldo dan ingin aku bebas? Ini bukan hanya tentang uang, ini adalah permainan balas dendam yang kompleks.

“Dia menghamilinya, Windu. Lika mengandung anak Aldo. Bagaimana dia bisa membenci Aldo?”

Windu mengerem di lampu merah. Ia menoleh padaku. Matanya penuh misteri.

“Itu yang harus kamu tahu, Aerra. Anak itu memang biologis anak Aldo. Tapi Lika tidak melakukannya karena cinta, atau karena dia ingin menikahinya. Lika hanya ingin mengikatnya, dan yang lebih parah, dia sudah berencana menggugurkan kandungan itu jika misinya berhasil.”

Napas tertahan di paru-paruku. Rencana pengguguran? Lika? Ini terlalu jahat.

“Tapi dia punya suami, kan? Dia bilang ada suami di luar yang mengurus administrasi,” kataku, mencoba menghubungkan semua teka-teki ini.

Windu tertawa getir. “Suami? Lika memang sudah menikah, Aerra. Tapi bukan dengan klien Aldo. Suaminya... dia sedang sakit keras, TBC stadium akhir. Dia sudah lama di rawat di rumah sakit itu, bukan di kamar VVIP, melainkan di bangsal biasa.”

Aku merasakan darahku berdesir dingin. “Apa hubungannya dengan Aldo?”

“Lika memanfaatkan statusnya sebagai adik ipar Aldo yang kaya raya untuk mendapatkan akses VVIP, bahkan kamar suaminya juga di-upgrade menjadi VVIP beberapa kali oleh Aldo, atas nama kamu, istrinya,” Windu menjelaskan. “Tapi Aldo tidak tahu. Aldo tidak pernah tahu Lika sudah menikah. Lika mengatakan semua itu padaku, Aerra, karena dia butuh uang agar suaminya terus bisa bertahan hidup dengan obat-obatan mahal yang diselundupkan oleh Aldo. Aldo menyuplai obat ilegal yang harganya mahal karena dianggap legal.”

“Aldo... menyuplai obat ilegal?” aku terperanjat. Suamiku? Direktur utama itu?

“Ya,” Windu mengangguk, sorot matanya kini penuh penghakiman. “Aldo sedang diinvestigasi karena praktik suap dan penyelundupan obat terlarang ke rumah sakit swasta, dan Lika adalah bagian dari jaringannya, yang memanfaatkan Windu, eh, maksudku Aldo, untuk membayar suaminya di sana. Lika mengancam akan membongkar rahasia obat ilegal Aldo jika Aldo tidak mau menikahinya, atau jika dia tidak diberi bagian harta yang layak. Tapi Lika sudah menikah. Jadi dia meminta imbalan uang tunai. Kehamilannya adalah alat pemerasan terkuat.”

Dunia berputar di sekitarku. Perjanjian. Perselingkuhan. Janin. Suami yang sakit. Penyelundupan obat. Aku tidak hanya menikah dengan pria yang salah, aku menikah dengan pria yang korup.

“Kalau Aldo sedang diinvestigasi... dan Windu... kamu tahu ini semua?” tanyaku.

Windu menarik mobilnya ke jalanan yang gelap dan sepi, jauh dari keramaian kota. Ia memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah minimalis dengan gerbang tertutup. Tempat yang dijanjikannya. Ia mematikan mesin, dan kegelapan segera merayap masuk ke dalam mobil.

“Aku tahu, Aerra,” bisik Windu. “Aku kembali ke Indonesia untuk urusan karirku, tapi aku juga mendapat informasi yang lebih dalam. Ayah Aldo adalah salah satu investor besar di perusahaanku yang lama. Kami memiliki bukti-bukti. Aldo akan jatuh, Aerra. Cepat atau lambat. Apakah kamu masih mau mempertahankannya? Atau, kamu mau menemuiku. Karena aku bisa membantumu terlepas dari kekacauan ini, dan kamu bisa kembali ke dirimu yang seutuhnya.”

Ia membuka sabuk pengamannya, lalu meraih tanganku, tangannya terasa hangat, berbeda dengan sentuhan Aldo yang sering terasa kaku.

“Kita di sini sekarang,” kata Windu. “Ini rumahku. Hanya kita berdua. Sekarang, setelah kamu tahu semua kebusukan suamimu dan rencana busuk adikmu, apakah kamu masih mau kembali ke sana, atau kamu akan mengakhirinya di sini dan bersamaku?”

Ia tidak memberiku waktu untuk berpikir. Pilihan itu ada di depan mataku kembali ke 'direktur korup' yang cintanya tulus namun tindakannya mematikan, atau lari ke pelukan 'cinta sejati' yang kembali membawa rencana terstruktur. Aku harus memilih, malam ini juga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!