NovelToon NovelToon
Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: juskelapa

Cerita ini adalah fiksi dewasa yang diperuntukkan bagi pencari bacaan berbeda.

*****

Sekuel sekaligus akhir dari cerita 'Stranger From Nowhere'.


Makhluk yang sama, tempat yang sama, dengan tokoh dan roman yang berbeda.

***

Saddam kehilangan ibunya dalam sebuah kecelakaan pesawat di hutan Afrika.

Pria itu menyesali pertengkarannya dengan Sang Ibu karena ia menolak perjodohan yang sudah kesekian kali diatur untuknya.

Penasaran dengan apa yang terjadi dengan Sang Ibu, Saddam memutuskan pergi ke Afrika.

Bersama tiga orang asing yang baru diperkenalkan padanya, Saddam pergi ke hutan Afrika itu seperti layaknya mengantar nyawa.

Tugas Saddam semakin berat dengan ikutnya seorang mahasiswi kedoktoran bernama Veronica.

Seperti apa jalinan takdir mereka?

***

Contact : uwicuwi@gmail.com
IG : @juskelapa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Mulai Gelap

Dari Penulis :

Semua scene kejar-kejaran hingga mencapai klimaks cerita di hutan nanti, aku menulis semua detilnya sambil mendengarkan lagu Haunted - Evanescene dan I Want to Live - Skillet. Try listen when you read this story.

C

erita ini akan banyak kejutan. Simak terus setiap hari. Kalau kalian belum membaca sekuelnya yang pertama, sembari menunggu cerita ini upload, kalian bisa maraton membaca STRANGER FROM NOWHERE (1) yang sudah tamat.

Diintip juga cerita roman yang kutulis, CINTA WINARSIH yang juga update setiap hari.

Coba rasakan bagaimana aku yang biasa menulis thriller, menjajal kemampuan dengan menulis roman dengan konflik dan penuturan yang sedikit beda.

Yang sudah hafal gaya penulisanku, pasti mengerti

HAPPY READING!!

Maafkan cuap-cuapku ini.

***************************

Vero baru saja tiba di tempat mereka bermalam saat Eko menghentikan langkah kaki dan melepaskan cengkeraman pada tangannya.

Dari kejauhan Eko sudah berteriak-teriak memberitahu Rizky yang sedang duduk merokok di depan sebuah ransel yang dikenali Vero adalah milik Rully.

Pria itu terperanjat saat mendengar kata-kata Eko. Keempat porter yang tak mengerti apa yang dikatakan Eko saling pandang satu sama lain dengan wajah bingung.

Beberapa menit mereka tiba, dari kejauhan terlihat Saddam dan Rully yang lari pontang-panting ke arah mereka.

Vero menarik nafas lega. Pria yang pergi bersamanya tadi juga kembali dengan selamat.

Saddam sedang membungkuk memegangi lututnya mengatur nafas. Ransel yang dipakai pria itu masih bertengger dibahu dengan bagian robek yang semakin lebar.

Jaket parka berwarna navy yang dipakai pria itu menyamarkan noda darah tempat di mana lukanya masih basah. Vero sedikit menyipitkan mata melihat bagian luka Saddam yang sepertinya belum berhenti berdarah. Pria itu juga seperti melupakan rasa sakit akan lukanya saat bergelut dengan makhluk tadi.

Saddam mengatakan kalau mereka akan meninggalkan hutan itu. Tak sempat melihat ekspresi Saddam saat pria itu memutuskan mengakhiri misinya, mata Vero tertumbuk pada Rully yang sibuk membereskan kamera dan ranselnya.

Sedikit kesal Vero membentak Rully yang memasukkan barang-barangnya dengan santai seolah mereka akan pergi liburan ke pantai. Mereka memang harus pergi dari tempat itu secepat mungkin. Vero sudah tak lagi memikirkan soal bahan disertasinya. Perkiraan mereka semua meleset dan semua serba tak jelas sekarang.

Makhluk penghuni hutan yang mereka perkirakan sudah punah seiring dengan adanya manusia selamat yang bisa keluar dari hutan itu ternyata tidak benar.

Entah makhluk yang sama, atau entah makhluk lain. Yang jelas hutan itu masih sama berbahayanya.

Saat dirinya baru menarik nafas ingin menghujani Rully dengan pertanyaan soal makhluk yang bergumul dengannya, tiba-tiba salah satu porter yang paling tua memekik dengan pandangan tertuju ke atas pepohonan.

Vero hanya bisa terperangah membelalak saat matanya tertuju pada seorang makhluk bertopeng yang mengarahkan busur kepadanya. Matanya hanya refleks memejam pasrah.

Sepersekian detik yang terasa lama bagi Vero, teriakan pria di depannya membuka paksa matanya saat itu. Porter yang memekik tadi berteriak dan jatuh roboh di hadapannya. Sebuah anak panah menancap tepat di dada kiri porter tua itu. Tak terlihat rembesan darah karena pria tua itu sepertinya memakai pakaian kumal yang berlapis-lapis.

Vero tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan. Sedetik yang lalu dia sudah pasrah bahwa sebuah anak panah sedang ditujukan kepadanya. Tapi kini seorang pemandu jalan mereka, porter yang membawa barang bawaan mereka roboh karena menjadikan tubuhnya perisai bagi Vero.

Saddam juga telah terluka karena anak panah saat berada di dekatnya. Vero mulai merasa ada yang aneh. Seolah keberadaannya di sana mengundang bahaya bagi orang-orang di sekitarnya.

Dalam kekacauan hendak menghindari anak panah yang selanjutnya mungkin akan ditembakkan kepada mereka, Vero merasa tangannya diseret menjauh dari tempat itu.

Seseorang berteriak dalam bahasa Inggris untuk mengikutinya. Vero tak sempat menolak atau bahkan bertanya kemana mereka akan pergi. Dirinya terus diseret menjauh dari keberadaan Saddam yang tengah sibuk membantu Osas menyeret tubuh porter tua yang roboh.

Langkahnya tersandung-sandung, Vero merasakan tangan Rizky semakin kuat memeganginya untuk berlari semakin jauh dari lokasi awal mereka.

Seorang porter yang selama ini menjadi teman baik Rizky di dalam hutan terus meneriakkan perintah-perintah dalam bahasa Inggris untuk mengikutinya.

Vero merasa nasibnya semakin tidak pasti, berada di hutan itu bersama Rizky dan seorang asing bukan ide yang bagus untuk dilakukan.

Nafasnya terengah-engah, ranselnya menghentak-hentak punggung dengan rasa tidak nyaman, jaket musim dingin yang dikenakannya mulai membuat gerah karena aktifitas fisik yang tak berhenti sedari tadi, kacamatanya melorot berkali-kali ke hidung karena keringat yang mulai membanjiri dahi dan pelipisnya.

Sayup-sayup telinganya mendengar suara yang tak asing memanggil namanya. Itu Rully. Rully berlari menyusulnya.

"Ly..... Gua di siniiiii.." Vero berteriak.

Rizky yang menggandeng tangannya seketika berhenti.

"Ndaka!! Stop here!" Perintah Rizky terengah-engah. Ndaka yang mendengar perintah Rizky berhenti berlari dan berjalan mendekat ke arah mereka.

"Lu kenapa teriak-teriak sih? Ntar karna suara lu yang ngejer jadi tau posisi kita dimana" emosi Rizky sambil meludah.

"Itu Rully! Nyari gua. Jadi harus gua diemin? Lagian kita cuma berdua dan porter asing itu Riz! Lu percaya dia bawa kita kemana?" semprot Vero seraya menghempaskan tangannya agar terlepas dari genggaman Rizky.

"Percaya! Gua percaya dia. Bahkan gua lebih percaya porter itu ketimbang si tuan muda tolol Pak Saddam kalian itu!" mata Rizky berkilat karena amarah.

Vero tak suka mendengar hal yang dilontarkan Rizky. Entah karena Rizky baru saja menghina Saddam, tapi dia tak suka sorot mata Rizky yang sepertinya sangat dipenuhi kebencian saat menyebut nama pria yang mendanai perjalanan mereka.

"Apa lagi? Ribut lagi? Ga cukup apa?" Rully bertanya sambil memandang mereka dengan nafas terengah-engah.

Rizky dan Vero hanya diam mengalihkan pandangan mereka berdua ke tempat yang berbeda.

"Elu mau kemana Riz? Ndaka tau jalan? Ini arah jalan keluar hutan?" lanjut Rully memandang Rizky dan Ndaka yang berdiri tak jauh dari mereka bergantian.

"Dia bisa memastikan jalur kita aman" akhirnya Rizky mengeluarkan suara.

"Dengan ninggalin yang lain di belakang tanpa aba-aba?" suara Rully menjadi lebih tinggi.

"Kalo elu-elu emang mau mati di sana, gua ga mau ikut mati. Gua juga ga mau Vero kenapa-napa. Elu bisa ngejamin kalo kita saling tunggu bakal bisa selamat semua?" Rizky maju selangkah seperti hendak akan meninju Rully.

"Tapi kerja tim itu penting Riz! Satu porter sekarat. Sekarang mungkin udah mati. Karna kita. Uhuk! Uhuk!" Rully mencengkeram dadanya.

"Elu gapapa? Ada yang luka?" Vero mendekati Rully dan menepuk-nepuk lembut punggung teman dekatnya yang tiba-tiba terbatuk-batuk.

"Gapapa. Gua cuma ga kuat kalo mesti lari lama-lama. Sesak nafas gua" Rully tiba-tiba mendudukkan dirinya di tanah dan bersandar di sebuah pohon.

"Mba Verooooooo.... Mbaaaa...." Suara Eko terdengar sayup-sayup di kejauhan.

"Disini Kooo.... lari terus ke siniiii....." Vero kembali berteriak menjawab panggilan Eko.

"Dateng lagi satu ekor kutu si Saddam" Rizky mendengus kesal.

"Uhuk--uhuk, Si Saddam mana?" tanya Rully seketika berdiri menghampiri Eko. Matanya seperti mencari-cari Saddam ke balik tubuh Eko seolah sosok Saddam bisa bersembunyi di belakang tubuh asistennya yang pendek.

"Pak Saddam tadi masih di sana waktu saya tinggalin. Beliau minta saya nyusulin Mas Rully dan Mba Vero." Eko menaikkan kacamatanya yang melorot.

Rully dan Vero hanya saling berpandangan. Rizky melihat mereka dari belakang pundak Vero dan Ndaka yang berdiri tak jauh dari Rizky tiba-tiba berbicara bahasa lokal mereka seorang diri.

Entah kepada siapa Ndaka berbicara setengah memekik dan berteriak-teriak. Keempat manusia dari negara tropis yang didampinginya memandang heran.

Sedetik kemudian,

"Watch Out!! Ruuuuunnnn!!" Ndaka berteriak dalam bahasa Inggris yang tentu dimengerti.

Belum dua hari sejak memasuki hutan dan terus merasa diburu seperti hewan membuat insting menyelamatkan diri mereka meningkat pesan.

Ndaka yang langsung tergopoh-gopoh dengan ransel beratnya di depan mereka membuat Rizky kalang kabut. Rully mendorong tubuh Vero agar segera berlari mengikuti Rizky. Dan seperti telah diprogram oleh Saddam, Eko menggandeng tangan wanita itu menyusuri pepohonan hutan yang sudah mulai gelap.

Matahari yang sedari pagi memang tidak kelihatan karena musim dingin sekarang sepertinya semakin menarik diri.

Langit sudah mulai gelap, Saddam entah dimana, mereka masih terus diburu, dan perut mereka semua keroncongan. Benar-benar suatu perpaduan yang tak diinginkan oleh siapa pun di dunia ini.

Vero sama sekali tidak mendengar atau melihat apa-apa saat Ndaka berteriak dan mengajak mereka pergi. Tapi lama-kelamaan telinga wanita itu mendengar suara langkah kaki yang juga berlari di belakang mereka sama cepatnya.

Kuduknya merinding, dalam kegelapan mereka pasti tak bisa melihat jika sosok yang memburu mereka kembali melepaskan anak panah.

Keringat lebih cepat membasahi dahi Vero. Dalam hati dia mulai mengakui dan mentakuti kenyataan bahwa memang dirinyalah yang menjadi incaran para pemburu itu.

Ndaka membawa mereka ke jalanan yang mulai menurun. Kaki Vero harus menahan dan mengerem berkali-kali untuk mencegah tubuhnya jatuh berguling-guling di antara tanah dan tumbuhan yang licin karena butiran es.

Rasanya sudah seabad berlalu, tapi mereka belum juga berhenti berlari. Rully terbatuk-batuk di belakangnya, dan nafas Vero sendiri sepertinya sudah nyaris habis.

Hingga tiba saat Ndaka berhenti dan menoleh ke belakang.

"It's river!!" Ujar Porter itu saat melihat hamparan pemandangan di depannya.

Dalam kegelapan Vero melihat cahaya gemerlap dari permukaan air yang terlihat tenang. Sungai itu dalam. Tak ada riak di sekitar situ.

Masih ingin bertanya kepada Rully apa yang selanjutnya akan mereka lakukan, tiba-tiba Eko yang berada di belakang Vero memekik. Sebuah anak panah mengenai lengan kanannya. Hanya jarak beberapa senti dari tubuh kurus Vero.

"JUMP!! JUMP!!" Rully berteriak.

Tanpa diperintah dua kali, Rizky melompat ke dalam sungai diikuti oleh Ndaka dan ransel besarnya.

Eko yang terluka menarik Vero agar ikut melompat bersamanya. Pria itu tak mempedulikan anak panah yang masih menempel di lengannya.

Dengan terseok dan terbatuk-batuk Rully melompat ke dalam sungai dan hanyut mengikuti aliran bersama keempat orang lainnya.

Sementara Saddam melanjutkan perjalanan bersama dua orang porter yang tersisa untuk mencari Eko dan tiga orang asing yang sekarang dirasanya sebagai teman-temannya.

Misi Saddam sekarang adalah menemukan mereka, dan membawa mereka semua selamat keluar dari hutan itu.

...***...

...Mohon dukung karyaku dengan like, comment atau vote ...

1
bunga cinta
emang bener semua wanita pengen di perlakuan seperti ini
bunga cinta
ya salam, orang kaya ma beda🤣🤣
bunga cinta
asoy😍😍
bunga cinta
ketawa set😄😄
eko arief nugroho
Alhamdulillah… sudah baca semua karya kak Njuss
eko arief nugroho
Calon besan ketemuan…
eko arief nugroho
Wah wah ada yg lagi isi nih kayaknya
eko arief nugroho
Surprise yg menyenangkan…. Bangun dari tidur panjang ya Ver
eko arief nugroho
Mau nangis tapi gak jadi, kata2 mu berbisa banget Rully
eko arief nugroho
Duuuh kenapa lama sekali rasanya cari goldar yg sama
eko arief nugroho
Yana dan Rully cocok berjodoh… sefrekuensi soalnya hahaha
eko arief nugroho
Wow… luar biasa gairah bumil satu ini, Saddam gak perlu capek2 ngegoda, langsung diterkam hahaha
eko arief nugroho
Aura bumil ganas banget yaa
eko arief nugroho
Rully cocoknya jadi pelawak ya, sekali ngomong bikin orang ngakak sampe terkencing2
eko arief nugroho
Aah meleleh aku akhirnya SAH juga buat Rully dan Yana
eko arief nugroho
Duuuh… baru juga beres, udah harus buru2 pergi 🤣
eko arief nugroho
Gerahnya terasa sampe sini
eko arief nugroho
Ya ampun Rully, itu congor lemes banget dah
eko arief nugroho
Baru sekarang Vero ketar ketir masa lalunya Saddam
eko arief nugroho
Cocok emang dijuluki singa betina, ganas bener kl di ranjang hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!