NovelToon NovelToon
First Love

First Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bulbin

Beberapa orang terkesan kejam, hanya karena tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata-kata mengalir begitu saja tanpa mengenal perasaan, entah akan menjadi melati yang mewangi atau belati yang membuat luka abadi.

Akibat dari lidah yang tak bertulang itulah, kehidupan seorang gadis berubah. Setidaknya hanya di sekolah, di luar rumah, karena di hatinya, dia masih memiliki sosok untuk 'pulang' dan berkeluh kesah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulbin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Pertemuan tak terduga

"Kamu kenapa, Nak? Kok main slonong aja. Kenapa? Ada apa? Boleh Ayah tahu?"

Rahmat duduk di tepi tempat tidur, mengusap kepala putrinya yang masih bergeming dengan memainkan ujung bantal. Dengan sabar, laki-laki itu terus menunggu penjelasan dari Nayna. Sesekali, matanya menatap sekitar dan berhenti di sebuah foto berbingkai di atas meja belajar. Rahmat bangkit, berjalan mendekat dan meraihnya.

"Hm, ini siapa, Nay? Kamu sama siapa? Kok mukanya culun banget."

Nayna yang sejak tadi diam, mengukir senyum kecil saat mendengar ucapan sang ayah. Sedangkan Rahmat, dengan cepat menangkap ekspresi tersebut dan semakin menggoda anaknya.

"Hm, jangan bilang dia anaknya Pak Wisnu. Masa bapaknya gagah gitu, anaknya gini. Siapa dia?"

Gadis itu menegakkan tubuh, menghirup napas dalam lalu menghembuskan dan mulai menjelaskan.

"Oh, jadi ini si Yoga yang sekarang berubah jadi Sandy? Anak yang deketin kamu, waktu kita nabrak tukang es itu, kan? Kok bisa berubah gitu ya, beda banget. Kaya orang lain." Rahmat meletakkan kembali foto di tempatnya, lalu berjalan mendekati Nayna dan kembali bertanya.

"Dia juga bikin kamu galau? Hm, kapan-kapan, Ayah pengin ketemu dia. Sekalian sama si Aksara itu, biar Ayah omelin mereka. Berani-beraninya bikin putri Ayah yang cantik ini, galau sampai demam segala."

Nayna beringsut, meminta ayahnya mendekat. Sementara Rahmat merengkuh bahu sang anak, membawanya ke dalam dekapan.

"Anak Ayah nggak boleh galau cuma karena laki-laki, kecuali nanti kalau udah nikah. Pasti ada satu dua hal yang bikin rumah tangga menegang dan butuh kerja sama antara suami istri yang saling menguatkan. Turunkan ego dan kelola setiap emosi, ingat apa kata Ayah? Api lawannya air. Kalau yang satu lagi marah, yang satu berusaha sabar dan nenangin biar adem lagi. Bukannya makin marah, nanti kebakar semua."

"Gitu ya? Katanya anak masih sekolah, jangan mikirin mantu dulu. Eh sekarang, nasehatin anak sekolah kaya kasih wejangan buat manten baru. Sebenernya siapa yang ngebet punya mantu?"

Nayna dan Rahmat menoleh ke arah suara itu, dan mendapati Siti melipat kedua lengan di dada sembari bersandar santai. Dengan cepat, Rahmat melepas pelukannya dan bangkit mendekati sang istri. Dia berusaha merayu wanita itu dengan berbagai gombalan khas yang membuat Nayna tertawa melihatnya.

Ah, rumah ini ramai karena mereka. Gimana di rumah Aksara? Mungkinkah dia merasakan kehangatan seperti ini? Apa karena dinginnya rumah yang membuat sikapnya juga selalu dingin pada orang lain? Tertutup seakan takut untuk sekedar berkeluh kesah?

Gadis itu memejamkan mata dan menggelengkan kepala, berharap pikiran itu dapat hilang dari benaknya.

Saat dia membuka mata, ayah dan ibu sudah tak lagi di sana. Hanya pintu yang tertutup dan keheningan kamar yang kini menemani.

*

Keesokan harinya, seperti biasa Nayna berangkat sekolah diantar sang ayah dengan motor tua yang masih setia bersama mereka.

Setelah menembus jalanan kota yang ramai, akhirnya mereka sampai di depan gerbang Bina Karya yang berdiri kokoh di tengah kota. Di saat yang sama setelah Nayna turun, seseorang memanggil namanya, membuat Nayna juga Rahmat menoleh.

"Hai, Nay. Tugasnya udah?" Dia diam sejenak lalu menyapa Rahmat yang masih duduk di atas motor dengan helm di tangan.

"Halo, Om. Ketemu lagi ya. Kenalin, saya Sandy, teman sekelasnya Nayna, putri Om yang cantik ini." Sandy mengulurkan tangan kanan dan hatinya bersorak girang saat Rahmat membalasnya. Namun tiba-tiba saja, dia terpaku saat mendengar suara pria tersebut.

"Oh, jadi kamu, si bocah culun itu. Yang rajin ngabisin bekal anak saya waktu SMP. Kok bisa beda banget sekarang? Kamu oplas ya?" Rahmat masih menggenggam erat tangan Sandy dengan sorot mata menyelidik.

Uhuk!

Nayna terbatuk, tak menyangka sang ayah akan berkata demikian. Di depan sekolah dengan banyak orang lalu lalang, meski suara sang ayah pelan, namun interaksi mereka cukup membuat beberapa mata menatap sambil berbisik.

"Ayah, Nay masuk dulu ya. Takut telat, bentar lagi bel."

Nayna berlalu meninggalkan dua orang yang masih saling tatap dan tangan saling menggenggam.

Setelah Nayna pergi, barulah Rahmat melepaskan genggaman itu dan kembali berkata, "saya tahu semua tentang kamu. Sampai sekali lagi anak saya nangis karena kamu, saya nggak akan tinggal diam. Saya tidak akan mengijinkan siapa pun menyakiti Nayna, termasuk kamu dan temanmu itu."

Rahmat melirik ke arah gerbang, di mana Aksara tengah menatap keduanya dengan tubuh masih di atas sepeda motor.

"Om kenal dia?" Sandy bergidik ngeri saat melihat sorot mata pria itu yang terkesan penuh kecaman.

Tanpa menjawab, Rahmat memasang helm, menyalakan mesin motor dan berlalu pergi.

Sandy masih di tempat, matanya mengikuti punggung pria yang diam-diam dia harap menjadi calon mertua di masa depan. Saat Rahmat sudah berbelok di tikungan, Sandy bersiap masuk dan tak menghiraukan panggilan Aksara yang menuntut jawab.

Tak mau menyerah, dia terus mengejar Sandy, sampai mereka tiba di parkiran yang tak begitu ramai. Aksara cepat-cepat memarkirkan kendaraannya, lalu berlari mengejar Sandy yang berjalan cepat di koridor.

"San, tunggu!"

Aksa mencekal lengan temannya, membuat Sandy menghentikan langkah lalu menoleh kesal.

"Apa? Gue lagi males ngomong. Ntar istirahat aja, di aula." Sandy melepas tangan Aksa di lengannya dan melanjutkan langkah ke ruang kelas.

Apa yang mereka omongin? Bukannya itu pak Rahmat, ayahnya Nayna kan? Kenapa Sandy kesel gitu?

Bel berdering, membuat Aksara mempercepat langkah menuju kelas. Namun, dia justru menabrak seseorang di persimpangan.

"Sayang? Baru dateng?"

Sial!

Di hadapannya, berdiri Melda dengan rambut berpita pink yang senada dengan anting yang dipakai. Gadis itu masih menatap Aksara tanpa berniat cepat pergi.

"Sayang, kamu kenapa nggak pernah balas chat-ku? Aku telepon juga nggak diangkat, kamu kenapa berubah?"

Tak ada yang bersuara. Aksara sendiri tak ingin menjawab.

"Karena Aksara sibuk sama gue!"

Vita muncul dengan senyum di bibir merahnya. Dia menatap Melda dengan mata merendahkan.

"Lo nggak tahu ya? Aksa nggak pernah suka sama lo," imbuhnya.

Sementara Aksara sendiri memilih berlalu, tak ingin ribut dengan dua makhluk yang selalu membayanginya di sekolah.

"Heh, lo siapa? Asal ngomong aja. Aksara itu pacar gue. Kita udah jadian, orang tua kita juga udah setuju!" seru Melda dengan mata memerah. Vita tak mau kalah, dia tertawa sinis.

"Pacar? Orang tua setuju? Haha, mimpi! Mana ada cowok se-cool dia mau sama lo yang modelan gini."

"Apa lo bilang? Lo rendahin gue? Sini lo!"

Melda maju meraih rambut Vita yang tergerai, begitupun Vita yang membalas perlakuan Melda. Keduanya saling adu otot dengan saling jambak, menendang, menampar dan saling dorong.

"Hei! Hei! Kalian! Berhenti!"

Sebuah teriakan tak membuat mereka berhenti. Tanpa diduga, Mr. Jhon yang berniat melerai justru berteriak marah saat telinga kanan kirinya ditarik oleh kedua siswinya.

"STOP!"

Melda dan Vita terdiam dengan penampilan acak-acakan. Mereka menunduk saat tahu siapa yang ada di hadapannya.

"IKUT SAYA KE BK!"

Mr. Jhon berjalan mendahului dengan langkah menghentak, tanda amarah yang memuncak. Kemeja dan rambutnya tak kalah berantakan dari Melda dan Vita yang mengekor dengan wajah menunduk.

***

1
Dewi Ink
musuh bgt 😅😅
Dewi Ink
🤣🤣🤣
Alyanceyoumee
lah, jangan jadi matre Bu Siti. Pak wistu nyebelin.
Alyanceyoumee
ga suka!
Alyanceyoumee
bagus nay..
Alyanceyoumee
waduh, na... tiba-tiba saja ketemu sama camer.
Pandandut
nah ini baru gentle nih
Pandandut
jadi inget dulu jerit jerit pas jurit malam wkwkwk
Kutipan Halu
untuk ajaa ayahnya segera datang kalau nggk udah kena modus dua cowok itu2 tuh 😂
Iqueena
Hahah, anteng dulu ya Bu 🤣
Iqueena
Ya Allah, ada aja ujian mereka
Iqueena
Ayo diingat lagi Na
Iqueena
Sebentar sebentar, jadi bukan ortu kandung Nayna?
TokoFebri
yang kayak gini itu bacanya sedikit nyesek. Sandy cengengesan tapi sebenarnyaa hatinya raapuh.
TokoFebri: salam ke Sandy ya Thor. semangat. hihihi
total 2 replies
Yoona
siapa yang natap nanya dari jauh itu, penasaran 🤔🤔
Septi Utami
aku kok muak ya sama Melda!!!
Bulanbintang: Aku juga,😥
total 1 replies
Miu Nuha.
mau pinjem PR kok /Hey//Hey/
Miu Nuha.
pinisirin juga nih aku 🤔
Miu Nuha.
gara2 ketemu mantan
Miu Nuha.
jangan nakutin tooo /Sweat//Sweat/
Bulanbintang: Demi keselamatan sang anak,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!