NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Kala, Sena, dan Kio

Keadaan kamar itu sudah berantakan tidak karuan. Buku-buku berserakan di lantai. Bantal, guling sudah berpindah tempat juga dari ranjang ke lantai. Penghuni meja rias pun ikut-ikutan melantai. Lampu besar dipadamkan. Yang tersisa hanyalah cahaya dari lampu baca di dinding dekat ranjang. Menghasilkan ruangan yang remang.

"Aaakkkhhhh," raungan lemah itu terdengar.

Hana terduduk lemas di atas sajadah. Jilbabnya sudah terlepas dari kepalanya.

Di ruangan hampir gelap itu hanya ada Hana bersama Kala, Sena, dan Kio.

"Hahaha. Payah sekali bertahan hidup seperti ini. Hidup ini lelah. Mari kita akhiri sama-sama," ujar Kala di telinga kiri Hana.

"Aku lelah," gumam Hana.

"Ya. Aku sangat mengerti itu. Pecahan botol di sana. Ambil itu. Goreskan di urat nadimu maka penderitaan berakhir," suruh Kala.

Kio menangis.

"Aku masih kecil. Aku tidak bisa menanggung tuntutan Bunda. Aku takut. Aku takut gagal lagi. Bunda maafkan anakmu ini,"

Hana memukul-mukul kepalanya agar Kio berhenti menangis. Tapi semakin keras dia memukul kepalanya, Kio semakin menangis sekeras-kerasnya.

Tangannya mulai gemetaran.

"Ya Allah, hamba-Mu lelah. Ambil nyawaku agar penderitaan ini berlalu," seru Hana dengan suara yang tertahan.

"Kio takut. Allah tidak mendengar. Allah tidak peduli. Kio takut,"

Suara tangisan Kio memenuhi gendang telinga Hana.

"Diiaammm," bentaknya. Dengan bentakan yang lemah.

Kalau Hana boleh memilih, dia tidak ingin bundanya menelponnya lagi. Dia selalu merasa bundanya hanya bisa mendikte hidupnya. Namun saat dia menolak panggilan bundanya maka bundanya akan menilainya sebagai anak durhaka yang tidak tahu menghormati orang tua.

Hana tidak ingin pulang merayakan ulang tahun adik kecilnya. Tapi kalau bunda sudah bersabda maka itu bukan anjuran tapi keharusan.

Keharusan itu melahirkan tekanan dalam hatinya. Sebenarnya, hal itu masih bisa dibicarakan. Tapi Hana kehilangan hasrat untuk berbicara baik-baik dengan ibunya. Alhasil, dia menelan tekanan itu sendiri. Dan setiap kali bundanya selesai menelpon, Hana harus berhadapan dengan Kala, Sena, dan Kio.

Dan inilah Hana sekarang. Seorang diri bergulat dengan Kala, Sena, dan Kio dalam ruangan yang sempit itu. Tapi sebenarnya, pergulatan mereka terjadi dalam ruangan yang lebih sempit dari ruangan kamar itu, yakni di sela-sela saraf otak Hana. Sangat sempit, bukan?

Melawan pergulatan itu, Hana hanya bisa berkomat-kamit sambil menangkupkan tangannya,

"Ya Allah, bantu aku melewati ini semua. Rasa sakit ini. Kepedihan ini. Kekacauan ini. Bantu aku, ya Allah,"

Air mata jatuh di pipinya.

**

"Kenapa kamu bicara seperti itu pada Ustadzah? kamu sudah tidak sopan Zahra," Fadlan sangat gusar.

"Kenapa kamu marah padaku? Harusnya kamu mengerti hati dan posisiku,"

Ruangan tamu rumah Fadlan menjadi saksi bisu pertengkaran mereka berdua.

"Mengerti ? Hati? Posisimu? Tunggu Zahra. Kamu tidak salah mengartikan hubungan kita selama ini kan?," Fadlan berdiri di hadapan Zahra yang masih duduk di kursi.

"Fadlan, aku ini bukan robot. Wanita mana yang tidak merasa spesial. Tiap hari diantar jemput tanpa diminta. Keluarga mu sangat menyayangiku. Aku selalu ada di setiap acara keluargamu begitu pun sebaliknya. Kamu tidak pernah menolak datang di setiap acara keluargaku. Apa itu namanya?," sorot mata Zahra tajam menatap Fadlan.

Lanjut Zahra,

"Apa arti deklarasi pernyataan cinta dibandingkan realita yang terjadi selama ini? Kamu lupa aku punya hati, Fadlan? Kamu lupa aku wanita berperasaan? Lupaaa???," teriak Zahra.

Fadlan mendengus,

"Zahra, kamu lupa, selain cinta di dunia ini ada yang namanya kasih sayang. Lebih mulia dari cinta. Cinta antara laki-laki dan perempuan yang saling membutuhkan. Kasih sayang antara orang tua dan anak, kakak beradik kandung ataupun kakak adik yang terjadi karena situasi,"

Mata Zahra berkaca-kaca,

"Jadi, selama ini kamu menganggap aku... Adik?," air mata Zahra jatuh, "Ya.. Aku adikmu. Ya...kamu tidak menginginkan ku sebagai istrimu hanya sebagai adikmu,"

Zahra bertepuk tangan sambil berdiri.

"Tepuk tangan untuk rekor kebodohanku selama setengah dari jumlah usiaku. Selama itu juga, aku mempercayai kebodohanku bahwa kamu mencintaiku. Aku orang spesial di hatimu. Ternyata aku salah. Aku bodoh,"

"Ra, dengar...," Fadlan memegang pundak Zahra.

Zahra menepis nya. Dia mengambil tasnya dan berlari ke luar.

"Ra.. Tunggu.. Zahra... Zahra,"

Zahra berlari tanpa menengok.

**

Kamar itu kembali sunyi. Tenang. Kala, Sena, dan Kio sudah tenang. Masuk kembali ke persembunyian masing-masing.

Yang tersisa Hana dan doa-doanya yang penuh pinta.

Hana mengusap wajahnya dan mengakhiri pintanya.

"Isshh," Hana meringis ketika tangannya digerakan.

Hana menatap tangannya. Ada goresan merah berupa titik-titik darah di pergelangan tangan. Titik darah itu sedikit tersamar dengan sebuah tanda sebesar daun kecil berwarna coklat yang terletak hampir di atas jalur nadinya. Hana selalu menutupi tanda lahir itu karena dia malu. Untung bajunya bisa menutupi tanda lahir itu.

Hana meniup-niup luka goresan pecahan botol itu. Pelakunya tidak lain adalah Hana sendiri di bawah tekanan dan iming-iming bebas dari kepedihan ini karangan Kala.

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!