Season 2 dari Novel "Anak Genius Milik Sang Milliarder"
Rachel dan Ronand telah beranjak remaja, kini usianya sudah menginjak 17 tahun. Rachel yang tak ingin selalu dibandingkan dengan kejeniusan Ronand, memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai saudara dan orang kaya.
Semua siswa di sekolahnya, tidak ada yang mengetahui jika Rachel dan Ronand adalah saudara kembar. Justru mereka dirumorkan sebagai pasangan kekasih karena beberapa kali terlihat dekat.
Akankah keduanya berhasil menyembunyikan identitas mereka sampai lulus sekolah? Atau semua rencana itu gagal, seiring dengan kisah percintaan mereka yang terjadi di sekolah itu?
Temukan jawabannya hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua Tahu
"Benar ada nama Roberto pada nama terakhir mereka, Pak?" tanya Pak Bekti pada kepala sekolah yang telah mengetahui status keduanya.
"Benar. Mereka adalah anak dari Bapak Julian Thomas Roberto. Anak bungsu dari Tuan Fabio dan Nyonya Martha," jawab Pak Nanang sambil menghela nafasnya pelan.
Semua guru dan siswa berkumpul di depan ruang kepala sekolah. Semua shock mendengar pernyataan dari Ronand dan Pak Nanang. Siswa yang mereka gadang-gadang hanyalah penerima beasiswa, ternyata anak dari keluarga konglomerat.
Nicho dan Raffa pun begitu sama terkejutnya. Mereka pikir Ronand hanya dari keluarga kaya biasa, namun ini lebih dari itu. Bahkan perusahaan Juchi Tech milik Julian sudah menduduki peringkat pertama untuk pembuatan game dan robot di dunia.
"Jadi sebenarnya apa yang terjadi, Ronand? Sekali pun kamu itu anak dari keluarga Roberto, namun tetap saja sikapmu ini tidak dibenarkan. Masuk ruangan dengan mendobrak pintu," ucap Pak Nanang dengan tegasnya.
"Maaf jika saya lancang, Pak Nanang. Saya hanya menuntut siswa yang mencelakai kembaran saya untuk bertanggungjawab," ucap Ronand yang mengetahui bahwa dalang dari penculikan Rachel ternyata ada hubungan keluarga dengan kepala sekolah.
"Jika mau menuntut tanggungjawab dari pelaku, silahkan ke siswanya langsung. Saya ya nggak ada hubungannya. Memangnya siapa yang kamu maksud? Saya kok jadi bingung," Pak Nanang sedari tadi bingung karena Ronand tak menjelaskan siapa orang yang dimaksud.
"Chelsea dan Febri. Chelsea masih keponakan Bapak kan? Dimana dia sekarang berada? Keluarganya sudah bangkrut dan rumah juga disita. Pasti keluarga Bapak yang menyembunyikannya kan?" seru Ronand dengan tuduhannya membuat Pak Nanang terkejut.
Ternyata dalang dari penculikan itu adalah Chelsea, siswa yang sama dengan saat mencoba membuat masalah di perpustakaan. Tidak lupa dengan Febri atau Febriana Ayu yang pagi tadi mencoba menyerempet Rachel menggunakan mobilnya. Febri merupakan fans Raffa yang waktu itu kesal dengan Rachel.
"Apa? Chelsea memang keponakan Bapak, tapi dia dan keluarganya tidak tinggal dengan saya. Orang saya jarang bertemu dengannya, sekali pun di sekolah ini. Memangnya dia ngapain Rachel?" tanya Pak Nanang.
"Dia mau menculik kembaran dan keponakan saya. Beruntung mereka selamat. Kalau tidak? Saya ratakan itu perusahaan keluarga mereka. Termasuk rumah anda, Pak Nanang." ucap Ronand dengan ancamannya. Mudah bagi Ronand untuk menghancurkan saudara dari Chelsea atau Pak Nanang itu jika tak mau bekerjasama dengannya.
"Tidak mungkin juga Chelsea berniat menculik Rachel. Buat apa? Apa kebangkrutan perusahaan itu ada hubungannya denganmu, Ronand?" tanya Pak Nanang yang membuat Ronand tersenyum penuh arti.
"Jangan menuduh Bapak sembarangan, Ronand. Ini namanya pencemaran nama baik. Bapak juga tidak ikut-ikutan," ucapnya lagi dengan raut wajah kesalnya.
"Jangan bohong, Pak. Bapak memang tidak tahu jika Chelsea melakukan hal jahat ini. Tapi Bapak tahu keberadaannya,"
"Semalam Bapak terlihat membantu keluarga Chelsea untuk keluar dari rumah mereka. Sayangnya... CCTV jalan yang kalian lalui, mati." ucap Ronand dengan tatapan intimidasinya. Ronand kehilangan jejak Chelsea dan keluarganya karena CCTV jalan yang ternyata mati.
Pak Nanang pikir kebangkrutan perusahaan keluarga karena masalah yang dibuat saudaranya. Namun setelah mendengar ucapan Ronand, Pak Nanang bisa menyimpulkan satu hal. Pasti masalah perusahaan ini muncul ke permukaan juga atas campur tangan keluarga Roberto, terutama Ronand.
"Bapak hanya mengantarnya ke stasiun," ucap Pak Nanang sambil menghela nafasnya pelan.
"Chelsea harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dulu sebelum pergi," seru Ronand tak terima.
"Bapak tidak tahu kalau Chelsea sampai melakukan perbuatan itu. Toh... Mereka sudah mendapatkan balasannya dengan perusahaan yang bangkrut," ucap Pak Nanang yang memang tak mengetahui apapun.
"Perusahaan bangkrut itu karena ulahnya sendiri, bukan hukuman atas penculikan Rachel." ucap Ronand dengan tatapan penuh peringatan.
Febri...
Nicho, Raffa... Tangkap dia sebelum pergi,
Tolong, aku nggak salah. Rachelnya sendiri yang jalan nggak lihat kanan kiri,
Tampaknya Ronand mengetahui ada yang tengah mengawasinya di ruang kepala sekolah. Dia adalah Febriana Ayu atau Febri yang begitu terkejut mendengar fakta keluarga Ronand dan Rachel. Tak lupa dengan Ronand yang sudah mengetahui siapa pelaku dari penyerempetan Rachel pagi tadi.
Lepas, Nich.
Nggak. Temanku terluka itu,
Nggak, orang Rachel diselamatkan Raffa kok. Dia nggak ada lecet-lecetnya,
Bawa ke kantor polisi, Nich.
Siap, Nand.
Nggak, jangan.
***
"Onty boncel kok ndak bangun-bangun ya, Onty? Pingcan apa dia?" tanya Mika sambil menusuk-nusukkan telunjuk kecilnya pada pipi Rachel.
"Jangan ditusuk-tusuk begitu pipinya Onty Achel. Nanti meletus itu pipi," Susan menjauhkan tangan kecil Mika dari pipi Rachel dengan lembut.
Susan dan Mika diminta untuk menemani Rachel di kamarnya. Pasalnya semua orang sibuk untuk menangkap pelaku. Sedangkan Susan diminta untuk mengawasi Rachel, khawatir saat bangun nanti malah histeris dan ketakutan.
"Pipina Onty boncel butan balon ya, ndak bica meletus."
"Cebelah kili, icina telul dulung. Cebelah kanan, icina cilok catu kilo." ucap Mika dengan polosnya sambil menunjuk ke arah kedua pipi Rachel. Bahkan Susan sampai menahan tawanya mendengar ucapan Mika.
"Mika, kamu tuh mirip banget sama Onty Achel waktu kecil." ucap Susan tiba-tiba mengingat Rachel saat kecil.
"Milip? Onty boncel butan kembalanna Mika," Mika mengelengkan kepalanya karena tak merasa mirip dan bukan kembaran Rachel.
"Onty Achel dan Uncle Ronand itu kembar, tapi mereka tidak mirip." ucap Susan sambil tersenyum.
"Tingkah kalian itu sangat mirip. Jahil dan cara ngomongnya itu lho yang mirip. Tambah lagi, sama-sama suka makan." lanjutnya.
Mika tertawa pelan mendengar ucapan Susan. Bahkan orangtuanya sendiri juga bilang begitu. Tingkahnya sangat mirip dengan Rachel dan Mama Martha. Sedangkan wajahnya, mirip dengan keluarga Papanya.
"Mika fansna Onty boncel,"
"Mika cuka bebas, no atulan-atulan. Dengan Onty boncel dan Oma, bebas mau napain aja. Beda talo cama Mama dan Papa, libet." ucap Mika mengatakan alasan dia lebih suka tinggal di rumah Papa Fabio dibandingkan orangtuanya.
Ceklek...
"Ayo makan dulu," ucap Mama Martha yang masuk ke dalam kamar Rachel sambil membawa nampan berisi makanan.
"Nenet dayung ndak calah itu?" tanya Mika dengan tatapan bingungnya.
"Nggak. Emak-emak tuh selalu benar, tidak pernah salah." ucap Mama Martha dengan asal. Ia juga bingung dengan maksud pertanyaan dari Mika itu.
"Culuh kita matan lho, tapi cuma bawa catu piling. Mana cukup buat kita beltiga?"
"Ini buat Onty Achel. Kamu dan Susan ambil sendiri di bawah," ucap Mama Martha tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Talo cuma kasih buat Onty boncel, ngapain ngajak kita matan baleng? Ndak benal ini nenet dayung," gerutu Mika membuat Mama Martha tertawa.
Padahal sengaja Mama Martha membawa satu piring saja. Mama Martha ingin menyuapi Rachel, Mika, dan Susan. Lagi pula mereka harus diet, pikirnya. Mama Martha duduk di sebelah Mika kemudian menyuapinya makanan.
Ndak kenyang ini talo dimakan baleng-baleng,
Diet, biar perutmu itu nggak tambah maju.
Janan body camping ya, nenet dayung.
Shaming. Dikira mau kemah, camping segala.
Tolong... Tolong...
Achel...
Onty boncel...
Rachel...
**********
Fyi: Ada revisi sedikit di bab 30, bisa dibaca ulang ya. Udah lolos review
Terimakasih juga buat readers yang sudah mengingatkan 🙏😊
lanjut thor...
SEKALIAN UNDANG SON HOREG PUNYA OM BREWOK MIKAAAA...
JANGAN LUPA NENEK GAYUNG DI AJAK HOBAAAAHHH💃💃💃💃💃💃