NovelToon NovelToon
Penguasa Diamond Amber.

Penguasa Diamond Amber.

Status: tamat
Genre:Dunia Lain / Kutukan / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Tamat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: NATALIA SITINJAK

Berkisah tentang seseorang yang terkena kutukan 'Tanpa Akhir' di kehidupan pertamanya. Pada kehidupan ke 2020 nya, sang Trasmigrator yang sudah tidak tahan lagi dengan kutukannya, memohon kepada Tuhan untuk membiarkannya mati.

Akan tetapi, seolah Kutukan Tanpa Akhir' menertawakannya. Sang Trasmigrator yang mengira kehidupan ke 2020 nya ini adalah yang terakhir. Sekali lagi jiwanya terbangun didalam tubuh orang lain. Kali ini adalah kehidupan seorang Nona Muda Bangsawan manja bernama Rihana Ariedny yang meninggal karena keracunan.

Sang Trasmigrator yang berhenti mengharapkan 'Kematian' memutuskan untuk menghibur dirinya dengan memulai kehidupan baru yang damai di sebuah wilayah terpinggirkan bernama Diamond Amber.

Namun siapa sangka banyak masalah mulai muncul setelahnya. Musuh bebuyutan dari banyak kehidupannya, sesama Transmigrator, yang baru saja ia temui setelah sekian lama malah ingin menghancurkan dunianya.

Yuuk ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

P. D. A

Huhf... mengapa isi pikiran mereka sangat mudah d tebak.

"Kalian percaya saja pada ku."

Hahahaha.... Satu miliar Goud yang kudapat secara cuma-cuma akan sangat berguna sebagai modal awal memulai bisnis....

"Tapi sebelum itu, aku ingin menunjuk kepala keuangan wilayah... Apa kalian punya rekomendasi?."

Graham : "Oh! Saya punya."

Dalam hati Rihana. Secepat itu? ... Apakah orang-orang buangan ini sebenarnya adalah kumpulan orang-orang kompeten?.

"Siapa itu?."

"Dia Jasper Garter, putra dari Agus Garter dan Elisabet Garter, suami dari Lea Luise."

Otis : "Mereka tinggal di barat nona Rihana."

Mengangguk.

"Berapa usianya?."

"Delapan belas."

"PFFFT-." Hampir saja Rihana menyemburkan minumannya. "Delapan Belas?!."

"Iya, meski masih muda, Jasper sangat cerdas dalam hal menghitung bilangan dalam jumlah besar nona Rihana."

"Itu betul nona Rihana!, dulu, sering kali pemilik wilayah sebelumnya memanggil Jasper untuk menghitung pemasukan wilayah."

"...."

Rihana berfikir sejenak. Kemudian dia mengangguk dan menyuruh Graham untuk membawa Jasper  ke hadapannya besok pukul 8 pagi.

"Kita punya banyak hal untuk di lakukan, Otis dan Graham apakah kalian sibuk pada hari Yawoda/Kamis."

Graham : "Saya sibuk pada hari itu nona Rihana, biasanya laporan wilayah datang pada hari itu."

"Kalau Otis?."

"Saya juga sibuk pada hari itu, non, tapi pada pukul dua belas siang saya akan senggang."

"Hhhmm...."

"Jika itu adalah sesuatu yang penting saya bisa menunda pekerjaan hari Yawoda nona Rihana."

"...."

Mengetuk jari.

"Sebenarnya tidak terlalu merepotkan... Tapi aku butuh bantuan, wilayah kita ini masih banyak lahan kosong, pada hari Yawoda aku berencana pergi ke pasar hewan untuk membeli ternak."

"Ka-kalau begitu kami bisa bantu."

"Kalau tidak bisa jangan di paksakan, aku tidak suka orang menunda pekerjaan untuk hal lain."

Graham menunduk.

Otis : "Kalau begitu lebih baik menyuruh anak-anak mu saja Graham... Mereka tidak perlu berlayar besok."

"Ah... Kalau begitu nanti akan aku sampaikan pada mereka sepulang dari sini."

Rihana mengangguk dan kemudian berdiri, mengantarkan keduanya sampai jalan masuk tebing. "Sampaikan pada yang lain kalau aku sudah pulang."

""Baik Nona Rihana""

Keduanya menunduk dengan hormat lalu berjalan kembali ke keluarga mereka untuk menyampaikan kabar kepulangan sang penguasa wilayah.

Sementara itu, di rumahnya, Rihana menatap kearah benua selatan yang tampak seperti pulau besar dari kejauhan. "Invasi monster huh? ... Mari kita lihat apakah monster-monster bodoh itu berani memasuki wilayah ku."

Awalnya ia ingin memberi tahu penduduk nya mengenai invasi monster pada musim dingin yang akan datang, tatapi, mengingat penduduknya sangat tentram, Rihana jadi tidak tega untuk mengabarkan kabar mengerikan itu.

"... Lagi pula aku bisa urus itu nanti."

Rihana tidak takut pada apapun, hanya saja dia tidak suka direpotkan oleh masalah menjengkelkan.

"Huhh... Berharap saja monster-monster itu salah jalan."

***

Pada hari Kurda/Rabu, pukul 08 pagi.

Sesuai dengan waktu janji temu kemarin. Graham dan Otis datang kekediaman penguasa wilayah dengan membawa seorang pria bernama Jasper bersama mereka.

Setelah mengetuk pintu rumah, mereka menunggu beberapa saat sambil menikmati udara sejuk di atas bukit.

SRRUK...

Ketika mendengar suara percikan air, ketiganya refleks melihat kearah kolam yang tepat berada di bawah rumah.

"Hum? Kemarin aku tidak melihat ada ikan di kolam ini, tidak apakah semalam memang sudah ada kolam di sini?."

"Aku juga pikir begitu."

"Ikan apa itu?."

Ketiganya melihat ikan yang sangat cantik, mereka belum pernah melihat jenis ikan seperti ini sebelumnya, terutama Otis yang begitu familiar dengan hewan-hewan air.

' Blup-Blup.... '

Seolah merespon keberadaan mereka, ikan cantik di dalam kolam berenang kearah ketiganya dan kemudian, mereka di buat panik karena ikan tersebut tiba-tiba melayang di dalam sebuah gelembung air transparan.

Ketiganya tercengang dan dengan panik mundur bersamaan karena ikan itu berenang mendekat mereka.

"Bagaimana menurut kalian... Ikannya cantik kan?."

"""AAAARRG!!!."""

"Demi Dewa Aliyah Tolong Berhentilah Muncul Tiba-Tiba Nona Rihana!!!," jerit Graham.

"HAHAHA-...," tersenyum. "Menyenangkan melihat raut wajah terkejut kalian."

"Huhhf ...." Otis mengelus dadanya, dia mulai berfikir kalau dia mungkin akan mati karena serangan jantung.

"..Ugh."

"Humm... Siapa ini?."

Graham menarik nafas sejenak lalu mulai memperkenalkan pria bernama Jasper kepada sang penguasa wilayah. "Ini adalah Jasper Garter, pria yang saya sebutkan kemarin dan diskusi."

"Aku mengerti." mengangguk.

"Jasper salah nona Rihana."

Mengangguk. "Halo Penguasa Wilayah Diamond Amber yang baru, nama saya Jasper Garter, usia saya delapan belas tahun dan saya telah menikah."

Rihana menerima uluran salam dari Jasper Garter sambil mengangguk pelan dan berkata. "Lain kali, jika memperkenalkan diri pada seseorang, tambahkan nama Diamond Amber. Itu berlaku untuk kalian semua mengerti."

Graham dan Otis mengangguk pelan sedangkan Jasper masih tampak bingung.

Menepuk.

"Baiklah ayo masuk, banyak pekerjaan yang harus di lakukan hari ini."

Keempatnya masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu yang dinding kayunya telah di buka, membuat mereka bisa melihat kearah samudra KaAnarika.

Jasper yang terpesona dengan desain rumah penguasa wilayah melihat-lihat sekeliling ruangan dengan cermat. Tempat tinggalnya lebih besar dari milik kami tapi entah kenapa rumah ini jauh lebih mewah... Apakah karena pemandangannya?.

5 menit kemudian, Rihana muncul dengan 4 cangkir teh mewah elegan.

"Apa kalian sudah sarapan?."

"Huh???."

"Sudah Nona Rihana."

"Aku juga sudah sarapan Nona Rihana."

"Kamu... Sudah sarapan?."

"Hum? ... Y-Yah."

Otis menyikut pria muda itu dan melirik tajam kearahnya untuk memberi isyarat. Cepat Jawab.

"Oh- hahah... Saya sudah sarapan."

"Huum... Sayang sekali, padahal aku baru saja selesai masak-."

Graham : "Ooh ... Ya ampun... Tiba-tiba saya menjadi lapar."

Otis : "Saya juga, sepertinya perut ini masih bisa menampung lebih banyak makanan."

"...."

Jasper tercengang melihat kedua orang tua di sebelahnya. Apa-apaan mereka ini? Sejak kapan  mereka berubah menjadi seorang penjilat.

Ketika dia melihat kearah Rihana, hanya senyuman biasa yang dia dapat. Dia tidak bisa menebak apa yang akan di lakukan oleh wanita ini selanjutnya.

Dengan terpaksa mereka akhirnya makan bersama penguasa wilayah, walau ketiganya takut makanan itu memiliki racun mematikan.

Untungnya, apa yang mereka makan adalah makanan lezat tanpa racun atau hal-hal aneh di dalamnya. Mereka bahkan cukup lahap ketika memakan makanan lezat itu.

Sialan... Ini luar biasa, aku tidak keberatan jika harus mati sambil makan. Pikir mereka.

"Bagaimana makanannya?."

"""Ini Enak Nona Rihana."""

Rihana mengangguk puas, dan kembali melanjutkan makanya. 30 menit kemudian setelah mereka selesai sarapan, keempatnya duduk di antara dokumen-dokumen yang berserakan di atad lantai ruang kerja.

Rihana, Graham dan Otis sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, sementara Jasper di biarkan duduk manis di antara dokumen-dokumen penting lainnya tanpa tahu harus melakukan apa.

Beberapa menit kemudian, setelah ketiganya selesai dengan kesibukan mereka masing-masing. Ke empatnya pindah kembali keruang tamu, kali ini Rihana datang membawa sebuah dokumen berisikan data pribadi Jasper.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!