Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Polisi pun melakukan penggeledahan di rumah Yoona untuk mencari bukti baru yang bisa mendukung pernyataan pelapor. Shania di laporkan atas tuduhan penggelapan dana dan juga percobaan pembunuhan terhadap Seok Jin dan penyekapan Seok Jin. Dalam penggeledahan polisi menemukan bukti baru, di dalam kamar Shania polisi menemukan sebuah botol kecil yang kemungkinan adalah racun yang di gunakan untuk meracuni Seok Jin.
Polisi pun mengambil botol itu untuk di periksa di lab forensik dan di cari tahu jenis obat apa itu. Selain itu polisi juga menemukan sebuah brankas yang tersembunyi di balik lemari buku, polisi pun membuka paksa brankas tersebut dan menemukan sejumlah uang, emas batangan dan juga surat-surat berharga lainnya. Berdasarkan penyelidikan polisi di ketahui bahwa Shani juga memalsukan tanda tangan Seok Jin untuk mengalihkan semua kepemilikan saham dan juga harta Seok Jin lainnya.
Sementara itu di kantor polisi Shania terus menunggu Ayana dengan cemas dia merasa tidak adil atas penangkapannya. Shania pun tetap bungkam dan tetap pada pendiriannya untuk meminta pengacara pembelanya. Hari semakin siang namun Ayana tidak kunjung datang ke kantor polisi dan membuat Shania semakin gelisah. Semua orang yang menjadi kaki tangan Shania mengaku bahwa mereka hanya mengikuti perintah Shania untuk melakukan penggelapan dan pencucian uang. Semua saksi hanya memberatkan Shania dan menyalahkan semua kesalahan pada Shania.
"Komandan, semua bukti sudah kami kumpulkan dan semua pernyataan saksi juga sesuai dengan bukti-bukti yang ada, jika seperti ini sudah di pastikan bahwa bu Shania adalah pelaku utama dalam kasus ini" Doni melaporkan hasil dari penyelidikan.
"Baiklah jika seperti ini kita bisa masukan tersangka ke penjara dan melimpahkan kasus ini ke kejaksaan. Untuk sekarang tahan tersangka dan masukan ke penjara" ucap Lingga.
"Baik komandan, laksanakan" ucap Doni.
Dua minggu berlalu polisi pun terus mendalami kasus Shania, dari hasil tes lab forensik di ketahui bahwa Shania menggunakan racun dari tanaman pyewolhwa (sejenis anggrek liar) yang bisa melumpuhkan manusia tanpa ada gejala. Polisi pun mengadakan konferensi pers dan mengumumkan tentang hasil penyelidikan. Shania pun tidak bisa mengelak lagi karena semua bukti-bukti sudah membuktikan semua kejahatannya.
Sementara Ayana, setelah dia menikah dia menjalani kehidupan yang susah karena semua aset yang dimilikinya telah di sita oleh pihak kejaksaan sehingga dia tidak bisa lagi berfoya-foya dengan uang yang dimilikinya. Hendrik pun menjadi berubah sikapnya terhadap Ayana karena dia merasa bahwa dia telah salah dengan menikahi Ayana.
Setiap hari Hendrik hanya bisa marah-marah dan memperlakukan Ayana seperti pembantu di rumahnya, dan Ayana hanya di berikan uang 50 ribu untuk kebutuhan sehari-hari itu pun harus cukup untuk makan berdua 3 kali sehari. Ayana merasa kesal dengan keadaannya sekarang, dia merasa bahwa Hendrik sudah membohonginya selama ini. Hendrik yang dulu mengaku anak seorang pengusaha kaya ternyata hanyalah seorang pegawai negri biasa. Ayana pun tertipu dengan semua sandiwara Hendrik selama ini.
"Mas... jadi selama ini kamu bohongin aku, dan cuma memanfaatkan aku untuk kepentingan kamu aja.. gitu?! Tega ya kamu berani-beraninya kamu nipu aku dan juga mama. Kalo tau begini aku gak bakalan mau nikah sama kamu" gerutu Ayana.
"Heh... cewe matre... kau pikir aku juga mau nikah sama kamu..?! Kalo bukan karena kamu kaya, aku juga gak mau pacaran sama kamu apalagi sampe nikah begini.. rugi deh aku harus ngidupin kamu. Niat mau hidup enak eh... malah blangsak kaya gini, emang apes deh hidupku" protes Hendrik.
"Harusnya juga aku yang ngomong kaya gitu ke kamu, udah kere mata keranjang lagi. Emangnya selama ini aku gak tau kalo kamu diam-diam suka merhatiin si Yoona itu. Dasar laki-laki hidung belang" maki Ayana.
Tidak terasa sebulan telah berlalu dan hari ini adalah sidang pertama yang akan di jalani oleh Shania di pengadilan. Yoona dan Yoon Gi pun turut hadir dalam sidang itu sebagai saksi dan juga pelapor selain itu di hadirkan juga sejumlah saksi lain untuk memberikan keterangan atas kejahatan Shania. Sidang berjalan cukup lama karena banyak nya tuntutan yang di bacakan oleh jaksa dan banyaknya keterangan saksi yang menyatakan pernyataannya untuk mendukung sejumlah bukti yang terkait dengan kejahatan Shania.
Sidang pun berlangsung lancar dan Shania tidak bisa mengelak atas semua bukti yang di berikan dan juga saksi di hadirkan di persidangan. Shania di nyatakan bersalah atas semua tuduhan penggelapan dan penipuan dokumen yang di lakukannya serta juga atas kasus percobaan pembunuhan terhadap Seok Jin dengan menggunakan racun.
Shania pun di kenakan pasal berlapis dan di jatuhi hukuman maksimal dengan hukuman 30 tahun penjara dan denda sebanyak 50 milyar rupiah. Setelah sidang selesai Shania pun di bawa kembali ke luar ruang sidang untuk di bawa ke mobil tahanan dan kembali ke penjara. Di luar gedung kejaksaan Shania melihat Yoona dan Yoon Gi, dengan cepat Shania berlari ke arah Yoona dan berteriak.
"Heh... anak kurang ajar kamu...!! Beraninya kamu melaporkan aku dan buat aku di penjara.. lihat saja aku tak akan pernah tinggal diam di perlakukan seperti ini..!!" Teriak Shania.
Polisi pun langsung mengejar dan menangkap kembali Shania agar tidak melawan. Shania pun terus berontak hendak melepaskan diri, namun polisi dengan kuat memegangi tangannya. Yoona pun berjalan mendekat dan berbicara pada Shania.
"Ma, sebetulnya Yoona sangat menghormati mama pada awalnya karena Yoona berharap mama bisa menjadi pengganti ibu untuk aku dan juga Tae Hyung. Jika saja mama bisa menyayangi kami dengan tulus kami pun akan menerima mama dan Ayana sebagai anggota keluarga dan kami pun juga akan menyayangi mama dan Ayana. Tetapi dengan perbuatan mama sekarang kami terpaksa harus menghentikan kejahatan mama, karena kami tidak ingin mama terus terjebak dengan keserakahan mama yang bisa merugikan banyak orang" ucap Yoona dengan lembut.
"Bohong...!! Kamu pasti berbohong untuk mengasihani aku dan membuat aku merasa bersalah atas semua ini kan, dari awal kalian memang tidak suka dengan aku kalian hanya pura-pura menerima kami..!!" Ujar Shania.
"Sejujurnya kami sayang dengan mama, jika saja mama juga menyayangi kami dengan tulus. Kami melaporkan mama, bukan karena kami dendam ataupun benci pada mama tapi justru sebaliknya kami sayang dengan mama dan kami tidak ingin mama terjebak dengan kejahatan yang lebih besar lagi dari ini" ucap Yoona.
"Halah... bisa-bisanya kamu aja kan...?! Semua itu hanyalah omong kosong saja. Jika bukan karena kalian kehidupan kami tidak akan hancur seperti ini" dongkol Shania.
"Ma, yang membuat mama hancur bukanlah kami, tapi perbuatan mama lah yang menghancurkan diri mama sendiri. Jika mama mengabaikan rasa dendam dan benci mama terhadap kami, mungkin sekarang mama masih bersama kami di rumah dan menikmati makanan bersama" Yoona menasehati dengan lembut.
Polisi yang dari tadi memegangi Shania akhirnya membawa Shania kembali untuk di bawa kembali ke penjara. Shania menuai apa yang telah dia tabur.