NovelToon NovelToon
Gadis Simpanan Mas Dewan

Gadis Simpanan Mas Dewan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Trauma masa lalu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Elsheva selalu percaya keluarga adalah tempat paling aman.
Sampai malam itu, ketika ia menjadi saksi perselingkuhan terbesar ayahnya—dan tak seorang pun berdiri di pihaknya.

Pacar yang diharapkan jadi sandaran justru menusuk dari belakang.
Sahabat ikut mengkhianati.

Di tengah hidup yang runtuh, hadir seorang pria dewasa, anggota dewan berwajah karismatik, bersuara menenangkan… dan sudah beristri.
Janji perlindungan darinya berubah jadi ikatan yang tak pernah Elsheva bayangkan—nikah siri dalam bayang-bayang kekuasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mas Pacar

.

.

.

Elsheva membalikkan badannya cepat. "Kok Mas di sini? Kapan datang?"

"Dari tadi, sebelum kamu masuk," sahutnya lembut. Els masih menatapnya tidak percaya.

"Serius? Kok aku nggak lihat, sih?"

Heksa maju selangkah, menangkup wajah istri kecilnya. "Kamu ngebut di jalanan sambil menangis, Sayang. Siapa yang sudah mengganggu istri aku ini? Hmm."

Els menunduk lemah. Kali ini, ia tidak menyangkal atau berpura-pura tersenyum. Ancaman Samudera dan rasa sesak tadi terlalu nyata untuk ditutupi. "Aku boleh peluk?" lirihnya, air mata sudah berdesakan di kelopak matanya, bersiap untuk terjun bebas.

"Sure, peluk dan cium juga boleh."

Elsheva menyusupkan tangannya di bawah lengan Heksa. Gadis berparas sendu itu tenggelam dalam pelukan lengan kekar suaminya. Ia membenamkan wajah di dada bidang Heksa yang masih tertutup kaus. Els terisak cukup lama. Dengan begitu beban dalam dadanya sedikit berkurang.

"Sorry ..." lirih Els, menarik sedikit tubuhnya setelah tangisannya reda, mengusap air mata dengan punggung tangan.

"Nggak masalah," Heksa berucap sungguh-sungguh. "ini bukan kali pertama kamu nangis di depan aku, kan?" Jemarinya menyeka sisa air mata di pipi Els. "kenapa? Let me know."

"Oppa, aku boleh minta kamu nggak malam ini?" pinta Els dengan lirih. Ia tahu permintaannya melewati batas. Ia meminta waktu dan perhatian Heksa seolah ia adalah istri sah yang punya hak. "Maaf kalau aku kelewatan, tapi..."

Heksa mengangguk yakin sebelum Els menyelesaikan kalimatnya. "Aku milikmu malam ini," jawabnya cepat dan mantap. Sontak senyum Els mengembang sempurna.

"Gendong," rengek Els, genit. "Aku pengin di puk-puk." tubuh gadis itu meluruh pasrah, nyaman sekali kalau bisa dipuk-puk sampai tidur dan melupakan kejadian sore itu.

Heksa tertawa renyah, tawa yang menghibur Els. Ia lantas mengangkat pinggang istri kecilnya itu, menggendongnya di depan seperti koala.

"Sorry, kalau aku melewati batasku sampai berani meminta seperti ini. Tapi aku kangen pelukan kamu, maaf kalau aku udah manfaatin kamu, lagi." bisiknya pelan, nada suaranya penuh rasa bersalah.

Heksa tersenyum lembut membalasnya. "Nggak masalah, Sayang. Aku suka dimanfaatin sama kamu. Lain kali, kalau butuh aku nggak usah ngebut di jalanan kayak tadi, telphon aja aku langsung datang pasti. Jangan bikin aku khawatir setengah mati."

Mereka saling berpelukan erat, bisa Els rasakan dekapan hangat tubuh suaminya. Perkara dunia di luar sana, ancaman Samudera, hingga statusnya yang tidak bermoral, tak lagi mengusik pikirannya. Ia hanya mempunyai Heksa sekarang, dan perlakuan pria itu efeknya selalu sama, membuat Els merasa begitu dimiliki dan disayangi. Meski faktanya, semua itu hanya karena tubuhnya.

Heksa menghempaskan pelan tubuhnya di sofa kecil ujung balkon, tangannya terus menepuk-nepuk punggung istri kecil di pangkuannya itu, sesuai permintaannya.

"Oppa, tadi aku ke Kafe sama Bella sama Helza. Di sana banyak pasangan yang lagi pacaran. Mereka makan bersama, bercanda, ketawa ketiwi, seolah dunia milik berdua," keluh Els, suaranya sedikit bergetar. "Di jalanan juga banyak anak-anak kampus yang lewat sambil bergandengan. Sampai sini, aku boleh iri nggak, sih? Hidup aku nggak normal banget, ya? Kadang aku pengin banget kayak mereka. Kenapa Tuhan kasih aku peran seberat ini, ya?"

"Kamu keberatan jadi pacar aku? Hmm," Heksa mencoba memahami maksud ucapan kekasihnya.

"Emang kita pacaran?" sanggah Els, mendongak.

"Lalu apa?" Heksa menaikkan alisnya jenaka. "Satu level di atas pacaran, deh, ya? Kita lebih dari itu. Mungkin memang kita belum pernah pacaran versi kamu, yaa?" Ia megecup dahi Els. "Sayang, kamu pikir mereka tidak iri dengan kehidupan kamu? Aku pastikan banyak yang ingin jadi kayak kamu, tapi nggak bisa. Setiap pasangan pasti punya masalahnya sendiri. Jangan hanya melihat dari luar." Heksa mencoba memperlihatkan fakta yang sebelumnya belum Els sadari. Tidak semua yang ia lihat, semanis itu.

Els mengangguk paham, tetapi hatinya masih terasa berat. Kemudian, ia teringat perkataan Samudera. Ia menggembungkan pipinya, menatap serius ke arah Heksa. "Oppa, kamu sayang sama aku?"

"Banget, Elshevaa. Kamu terlalu menggemaskan untuk sekadar memuaskan tubuh aku, doang. Aku sudah terlanjur sayang sama kamu, lebih dari sekadar pemuas biologisku. Malam ini pun, sebenarnya Davina minta jemput di bandara, tapi aku suruh Gwen yang melakukannya karena aku lihat kamu ngebut di jalanan tadi. Aku khawatir sedang terjadi sesuatu sama kamu. Aku akui memang awalnya cuma tertarik dengan wajah dan tubuh kamu, tapi makin ke sini, aku makin ingin memiliki kamu seutuhnya. Aku nggak mau kehilangan perhatian kecil kamu. Aku ingin terus peduli sama kamu. Aku nggak akan sanggup kehilangan kamu, Elsheva. Pokoknya Elsheva Maharani milik Heksa Sulivan tak bisa dibantah! Andai aku ketemu kamu lebih awal dulu, mungkin cerita kita nggak berakhir kayak gini."

"Ehh, mau pacaran nggak?" Pertanyaan Heksa membuat Elsheva mengernyit bingung.

Heksa tidak menunggu jawaban. Ia mengecup bibir Elsheva sedikit lebih lama, lalu menggunakan lidahnya untuk menjilat pelan bibir atas dan bawah Rubby—bukan melumat, tetapi menjilat pelan. Sensasi itu mengacak-acak isi perut Els.

"Ganti baju sana. Pakai yang kasual aja," ucap Heksa, menarik wajahnya sedikit.

"Hm, mau kemana, emang?" Tidak biasanya Heksa mengajak Els keluar, mereka selalu akan berada di dalam appartemen sepanjang waktu, karena memang tidak butuh tempat lain.

"Udah, ganti dulu aja. Surprise pokoknya."

Els menurut. Ia turun perlahan dari pangkuan nyaman Heksa dan menuju lemari pakaian, walaupun ia sendiri belum paham apa maksud kekasihnya itu. Sedangkan Heksa memilih menunggunya di bawah.

Setelah melakukan mix and match beberapa pakaian, Elsheva berlarian kecil menuruni tangga. Namun, langkahnya terhenti saat mendapati pria yang tengah duduk di lantai bawah kafenya.

Pria itu mengenakan celana pendek berwarna ivory dengan longsleeve putih polos. Topi hitam dan masker menutupi hampir seluruh wajahnya. Harum aroma parfum musk terbarunya berhembus menyapu indera penciuman Rubby dari jarak jauh.

Sial! Pria itu tampan sekali, umpat ELs, tak bisa mengelak pesona Om-Om tampan di depannya.

Hell, sekarang tidak akan ada yang mengenalinya sebagai Heksa Sulivan, seorang anggota dewan pusat. Dia tampak jauh lebih muda dari umurnya. Els yakin, kalau orang yang baru melihat Heksa sekarang pasti akan mengira kalau mereka satu angkatan di kampusnya.

"Katanya kamu iri sama mereka yang pacaran di luar sana. Ayo, kita pacaran juga. Jalan-jalan di luar," ajak Heksa, mata jernihnya berbinar ceria. Ia mengambil resiko ini, demi menyenangkan gadisnya.

"Serius?" Tubuh Els sampai berjingkrak saking senangnya. "Tapi, kamu, nggak apa-apa?" Raut wajah ELskembali sendu saat menyadari ide itu berisiko. Kalau nanti ada yang mengenali Heksa di luar sana, bagaimana? Bukan hanya ELs saja yang akan jadi bahan bullying tapi Heksa juga akan kehialngan karirnya pasti.

"Aman, Sayang. Tenang saja. Tapi, pulang nanti, pastikan kamu membayarnya dengan bekerja keras buat aku, okay?" Heksa menyeringai.

"Siap, Mas Pacar! I will do it well," jawab Els seraya mengangkat tangannya membentuk tanda hormat.

"Pakai motor, ya? Di dalam garasi ada motor yang biasa dipakai anak-anak kafe." usul Els. Heksa menurut patuh, berjalan mengikuti Els ke garasi. Memang lebih cocok mereka naik motor, jadi tidak terlalu mencolok juga.

.

.

.

1
Rahmat
aku yg jantungan gimana"klau rahasia pernikahan mrk terbongkar takut di labrak✌️😅
Rahmat
Mungkin samudra bisa mundur klau tau els udah nikah dgn heksa bukan simpan
Rahmat
astaga aku yg puyeng hubungan mrk
RanumAksara: jangan puyeng2 kak, biar aku aja yang puyeng mikirin alurnya🤣
total 1 replies
Rahmat
Mending jujur klau kalian udah nikah pebinor pergi
Rahmat
Mungkin heksa tau apa yg samudra lakukan pd elsjd lebih amanklau sementara di cafe dulu tinggal biar gak ketemu dgn pebinor
Rahmat
els jujur aja tentang samudra biar heksax gak salah faham dan biar samudrax menjauh
Rahmat
ini nih aku gak suka klau ada pebinor gimana carax menghalau pebinor😠😠
Rahmat
Ada sesuatu yg di sembunyikan davina ckckck padahal menguras harta heksa dan pura"jd istri yg tak tersentuh
Rahmat
Els sllu bener jangan kasih ruang pria lain nanti dlm masalah
Rahmat
jangan"an davina dgn pria lain alias selingkuh jd gak butuh heksa tapi cuman butuh duitx sj bongkar thor
Rahmat
Apa samudera seorg mafia y dan thor jangan mpai elsv berpaling cintax ke lelaki lain maux pk dewan✌️🥰
RanumAksara: Nah, hampir bener tuh🤭
total 1 replies
Rahmat
ngebanyangi aja berdarah hadeh ngeri smangat author😁
RanumAksara: 💙 trimakasih kak🙏
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
good job els...biar oppa g salah faham yee kannn 🤗
Sri Wahyuni Abuzar
cerita nya bagus..aku suka
semangat kakak 🤗🤗
RanumAksara: 💙 trimakasih kak
total 1 replies
Rahmat
udah like dan ni komenx smangat thor👍❤️
Rahmat
Komenx sepi likex juga padahal ceritax bagus sllu smangat thor
Rahmat
sukses ritualx thor🤭
Rahmat
Berani mandi berani basah elsv
Rahmat
perkenalan ceritax bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!