NovelToon NovelToon
Menikahi Istri Ke Tigamu

Menikahi Istri Ke Tigamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Seiring Waktu / Poligami
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: rtgfcg

Kevin Pratama tidak pernah menyangka bahwa Ani Anggraini, istri ketiga bawahan di kantornya. Dapat membangkitkan gairahnya yang terpendam selama ini. Karena hal itu, ia melakukan segala cara agar bisa membuat Ani menjadi miliknya. Namun, saat berhasil membuat Ani menjadi miliknya bahkan menjadi istrinya. Ia malah mengajukan kontrak nikah hanya karena trauma di masalalu nya.

“Apa maksudnya ini?” tanya Ani yang terkejut saat melihat isi dari kontrak nikah itu.

“Apa kata-kata yang ada di dalam kontrak nikah itu kurang jelas untukmu Ani? sampai-sampai membuatmu tidak paham seperti itu!”tanya Kevin dengan raut wajah yang datar.

“Tidak, isi dari kontrak nikah ini saya sangat paham. Hanya saja. Mengapa tuan ingin menikahi saya? hanya karena agar tuan mendapatkan seorang keturunan!” ucap Ani, karena memang isi dari kontrak itu menyatakan bahwa pernikahan mereka akan terjalin sampai Ani melahirkan anak untuk Kevin.

“Lalu, memangnya menurut kamu. Apa ada alasan yang lebih masuk akal, untuk saya menikahi kamu yang seorang wanita biasa-biasa saja. Selain untuk memiliki keturunan?”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rtgfcg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian Omah

“Omah inget, pokonya nanti kalo omah udah sampai di Belanda. Omah harus cepet-cepet hubungi Kevin.” Ucap Kevin, setelah dirinya melepaskan pelukan perpisahannya dengan omah Ririn.

“Iya Kevin… mau sampai kapan si kamu ngomong itu terus?” balas omah Ririn dengan menekan setiap kata-katanya, karena memang sudah sangat kesal pada cucunya itu. Yang memang dari perjalanan tadi di mobil sampai tiba di bandara dan bahkan hingga saat mereka sekarang sedang berpisah. Cucunya itu terus mengatakan hal yang sama padanya.

“Lagian kamu ini, semenjak punya istri. Yang awalnya cuek jadi berubah cerewet banget.” Tambah omah Ririn yang terdengar menggoda cucunya itu.

“Apa si omah, perasaan sifat Kevin dari dulu juga kaya gini.” Ucap Kevin dengan suara yang ketus.

“Iya-iya… omah percaya.” Ucap omah Ririn, yang sekarang mulai mencubit pipi sang cucu.

“Omah…” Panggil Kevin dengan suara yang terdengar sedikit marah.

Tampak omah Ririn yang mendengar panggilan marah dari cucunya itu. Mulai tertawa kecil. Entah kenapa, wanita paruh baya itu memang selalu merasakan kesenangan. Jika berhasil membuat marah cucunya itu. Apalagi, ia juga tahu. Mungkin ini adalah kesempatan terakhirnya mengganggu sang cucu. Sebelum, memang ia benar-benar pulang ke negera kelahirannya yaitu Belanda.

Setelahnya, saat ia mula menghentikan tawanya. Omah Ririn mulai mengalihkan pandangan, untuk memandang sosok wanita yang memiliki postur tubuh mungil dan berdiri di samping sang cucu.

“Ani!” Panggil omah Ririn dengan suara yang lembut pada cucu menantunya yang memang dari tadi hanya terdiam, berdiri di samping Kevin.

“Iya omah.” Balas Ani, sambil membalas tatapan mata omah Ririn yang terasa lembut memandangnya.

“Kamu ga mau peluk omah?” ucap omah Ririn dengan tersenyum manis dan mulai merentangkan tangannya, seperti memang sudah bersiap di peluk Ani.

Ani yang mendengar ucapan omah Ririn serta rentangan tangan wanita paruh baya itu. Tentu, ia tanpa berpikir panjang langsung menghambur ke pelukannya.

Sungguh Ani merasa, walaupun ia baru kenal omah Ririn beberapa bulan ini. Namun, tetap saja dengan sikap omah Ririn yang baik padanya. Tentu itu berhasil membuat dia menganggap omah Ririn seperti keluarga kandung untuknya.

Maka dari itu, Ani sebenarnya tidak terlalu rela jika omah Ririn pergi kembali ke negara kelahirannya. Entah kenapa, ia sungguh merasakan perasaan yang sangat tidak rela, jika memang harus berpisah lama.

“Omah, nanti kalo di sana. Sering-sering vidio call sama Ani ya!” ucap Ani, saat mereka sudah melepaskan pelukannya. Dan terlihat wajah wanita muda itu, saat mengatakannya. Tampak sudah sangat berkaca-kaca.

“Pastinya, sayang… tapi, sebelum itu. Kamu jangan nangis dong. kalo kamu nangis, omah juga kan jadi ikutan pengen nangis.” Balas omah Ririn dengan lirih dan tampak telapak tangannya mulai mengusap lembut pipi Ani yang memang sudah menampilkan air mata yang memang jatuh dari kedua pelupuk matanya.

“Lagian kita juga pasti ga akan berpisah selamanya Ani. Pasti akan ada waktu omah kunjungi kamu ke Indonesia atau kamu kunjungi omah ke Belanda.” Tambah omah Ririn yang mulai menurunkan kedua telapak tangannya di wajah Ani.

Ani yang mendengarkan ucapan omah Ririn itu Hanya bisa mulai menampakkan senyum manis saja. Setelahnya, tanpa berkata-kata lagi. Ia mulai mengusap kasar matanya yang masih merah menggunakan telapak tangannya.

“Ouh ya… kalo gitu. Omah pamit ya. Kevin, Ani.” Ucap omah Ririn akhirnya. Saat mereka selesai beberapa menit sebelumnya untuk terdiam sebentar.

Tampak Ani dan Kevin yang mendengar ucapan itu. Hanya mulai menganggukkan kepalanya, sebagai jawaban.

“Hati-hati ya omah.” Ucap Ani dan Kevin secara berbarengan dan dengan refleks mulai memandang satu sama lain. Dengan waktu yang cukup lama.

Omah Ririn yang melihat kegemasan itu. Hanya bisa tersenyum manis saja. Setelahnya, tanpa mengatakan apa-apa, karena tidak ingin mengganggu keromantisan ke dua sejoli itu. Ia dengan menyeret kopernya mulai berjalan menuju tempat landing pesawatnya.

Namun,baru saja beberapa langkah ia berjalan. Ia baru mengingat satu hal yang ia lupa katakan. Dengan refleks, karena mengingat itu. Omah Ririn mulai membalikan badannya menghadap kembali pada cucu dan cucu menantunya yang masih saling berpandangan.

“Ouh ya… Ani, jangan lupa. Tentang perjanjian kita kemarin?” Teriak omah Ririn yang berhasil membuat Kevin dan Ani yang masih berpandangan. Dengan refleks melepaskan pandangan satu sam lainnya dan mengalihkan pandangannya pada omah Ririn yang ada di depan.

“Iya omah!” Balas Ani dengan suara yang terdengar sedikit lirih pada omah Ririn yang memandanginya dengan senyum manis di wajahnya.

“Yaudah kalo gitu. Omah sekarang pamit ya… dah Ani, dah Kevin.”

Setelah mengatakan itu. Tampak omah Ririn kembali berjalan meninggalkan mereka. Setelahnya, saat tidak terlihat lagi omah Ririn di mata Ani. Yang memang dari tadi terus fokus menatap kepergian wanita paruh baya itu. Ia sekarang tampak dengan perlahan mulai menghela napas dan mengalihkan tatapannya pada arah samping nya. Tempat, di mana Kevin. Sang suami berada. Yang ternyata dari tadi sedang menatap tajam padanya.

“Mas, ada apa?” tanya Ani yang merasa heran, Kevin menatapnya dengan tatapan intens dan tajam.

“Perjanjian apa yang kamu buat sama omah?” ucap Kevin dengan suara yang tajam dan tampak aura dingin di sekitarnya sangat ketara.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!