Ketika perang abadi Alam atas dan Alam bawah merembes ke dunia fana, keseimbangan runtuh. Dari kekacauan itu lahir energi misterius yang mengubah setiap kehidupan mampu melampaui batas dan mencapai trensedensi sejati.
Hao, seseorang manusia biasa tanpa latar belakang, tanpa keistimewaan, tanpa ingatan masa lalu, dan tumbuh dibawah konsep bertahan hidup sebagai prioritas utama.
Namun usahanya untuk bertahan hidup justru membawanya terjerat dalam konflik tanpa akhirnya. Akankah dia bertahan dan menjadi transeden—sebagai sosok yang melampaui batas penciptaan dan kehancuran?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Slycle024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yue
Melihat serangan Zhang Hao, individu berjubah hitam itu mengeluarkan sebuah pedang. Dengan gerakan sederhana, dia menahan serangan tersebut.
Clang!Clang!....Clang!
Suara benturan pedang dan belati terdengar nyaring, Zhang Hao menyerang lagi dan lagi namun serangannya ditangkis dengan mudah oleh individu berjubah hitam.
Menyadari serangannya tidak mendapatkan keuntungan apapun. Zhang Hao langsung mundur, namun tatapannya tetap waspada.
Individu berjubah hitam itu mengangkat tangannya. Seketika, belasan tengkorak melesat, menyerbu Zhang Hao dengan kecepatan tinggi.
Namun, Zhang Hao sama sekali tidak gentar. Tubuhnya bergerak lincah, menghindar dari setiap serangan, dan dengan tebasan serta pukulan cepat, ia menghancurkan tengkorak-tengkorak itu satu per satu hingga menjadi beberapa bagian.
Melihat hal itu, individu berjubah hitam itu malah tersenyum tipis.
“Adik kecil,” katanya dengan suara serak dan lembut. “Sepertinya kamu bukan berasal dari keluarga besar, dan juga belum bergabung dengan sekte manapun. Bagaimana kalau bergabung dengan kami?”
Zhang Hao hanya menatapnya dengan dingin tanpa mengatakan apapun.
Alih-alih marah, senyum orang berjubah hitam itu justru semakin lebar.
“Adik kecil, dengan keterampilan belati yang luar biasa milikmu, dan jika dipadukan dengan ajaran sekte kami. Dalam dua tahun, menjadi pembunuh profesional bukanlah hal sulit. Apakah kamu benar-benar tidak tertarik?”
“Tidak,” Jawab Zhang Hao dengan tegas. “Aku hidup untuk diriku sendiri. Aku tidak ingin menjadi anjing orang lain.”
Individu berjubah hitam itu mendesah pelan. Kemudian melihat sekeliling dan menyadari target menghilang. Seketika, sebuah tongkat hitam muncul di tangannya. Tongkat itu bersinar aneh, memancarkan cahaya gelap yang meluas hingga menyelimuti area sejauh belasan kilometer. Bahkan, udara di sekeliling mereka terasa jauh lebih dingin dan mematikan.
“Sepertinya gadis itu mati. Akan sulit mencari mayatnya secara perlahan,” katanya dengan nada kecewa."Semoga mereka tidak memarahiku."
Pandangnya kembali menatap Zhang Hao. Wajahnya menunjukkan senyuman tipis, segera, dia terbang dan menghilang.
Zhang Hao masih berdiri terpaku. Menatap ke arah di mana individu berjubah hitam itu menghilang. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat seperti ditusuk ribuan jarum.
“Puahh!” Semburan darah segar keluar dari mulutnya, membasahi tanah di bawah kakinya.Kesadarannya mulai teras buram dan tubuhnya terhuyung hampir jatuh.
Setelah memastikan individu berjubah hitam itu menghilang. Dia perlahan menghela nafas panjang, lalu duduk bersila, menarik napas panjang, dan mulai menstabilkan luka yang tersembunyi di dalam tubuhnya.
Setengah jam berlalu.
Setelah mengeluarkan aura hitam aneh dari tubuhnya. Zhang Hao berdiri dan mengamati sekitaran. Pandangannya tajam berusaha menangkap dan merasakan keberadaan seseorang.
“Lanxing…dimana kamu” gumamnya pelan. Meskipun pikirannya menolak untuk mengakui, kegelisahan jelas tampak di matanya.
“Sialan,” gerutunya pelan sambil mengepalkan tangan. “Dimana dia bersembunyi? kalo kamu mau mati setidaknya menjauh dari pandanganku”
Dia terus berjalan tanpa arah, menyusuri jejak di atas hamparan salju. Setelah melangkah terus menerus, sebuah pikiran melintas di benaknya. Dia perlahan menutup matanya sejenak, lalu membukanya kembali—pupil matanya berubah menjadi hitam dan putih berputar perlahan.
Teknik asal surgawi milikinya aktif dan pandangan didepannya segera berubah. Dalam sekejap dia berhasil menemukan jejak darah yang belum membeku.
Dia terus mengikuti sisa jejak tersisa berharap menemukan gadis itu. Namun tidak lama kemudian alisnya berkerut.
“Kenapa jejaknya menghilang?” gumamnya dengan curiga. “Apakah dia… terkubur di sini?”
Tanpa keraguan sedikitpun. Zhang Hao menyalurkan energi spiritual ke telapak tangannya dan mulai menggali lapisan salju tebal. Setelah beberapa lapisan salju terangkat, muncul benturan halus—seolah mengenai dinding tak kasat mata.
“Penggalang…” bisiknya. Dengan sedikit tekanan, ia berhasil memecah penghalang itu, dan segera pandangannya tertumbuk pada sosok Mu Lanxing yang terbaring lemah di dalam. Wajah gadis itu sangat pucat, nafasnya tipis hampir tidak bisa dirasakan.
Entah kenapa, beban di hatinya terasa lebih ringan saat melihat gadis itu masih hidup. Dia menarik nafas lega, lalu dengan hati-hati mengangkat tubuh Mu Lanxing.
Tanpa membuang waktu. Dia membawa gadis itu menuju gua tempat beristirahat sebelumnya.
Di dalam gua sederhana, Dia membaringkan Mu lanxing pada sebuah batu pipih, lalu menghela nafas lega seakan suasana hatinya lebih rileks.
Beberapa saat Kemudian pandangannya jatuh pada noda darah di pakaian gadis itu. Dia sendiri bisa dikatakan masih pemula jika membahas tentang hubungan lawan jenis. Oleh karena itu, Dia mengulurkan tanganya tanpa ragu, melepas lapisan demi lapisan kain yang ternoda oleh darah dari tubuhnya.
Kemudian Zhang Hao mengeluarkan sebuah kain bersih dan mulai membersihkan noda darah yang tersisa. Selain itu, dia juga tanpa ragu mengambil tas dan cincin penyimpanan Mu Lanxing.
Dia mulai menyalurkan kesadarannya kedalam setiap tas dan cincin tersebut namun terhalang oleh sesuatu lagi dan lagi. Seketika, pandangannya jatuh pada cincin penyimpanan yang terlihat mewah. Tanpa ragu, ia menyalurkan kesadarannya dan hanya menemukan ratusan setel pakaian.
"Sialan, kenapa dia hati-hati sekali" kata Zhang Hao dengan nada kesal.
Dia menoleh menatap bangkai sempurna di sampingnya. Dia menghela nafas panjang, lalu dengan lembut dan tenang mulai melapisinya dengan pakaian yang tersedia.
-----
Enam bulan berlalu dalam keheningan.
Selama periode ini, Zhang Hao hanya duduk diatas lereng mengamati salju dan langit biru tak berujung.
Kerena keterampilan medis sangat buruk, Zhang Hao hanya menumpuk batu spiritual dan tanaman-tanaman herbal di sekitar Mu Lanxing berharap bisa membantu. Namun, dia perlahan mulai kecewa karena kondisi Mu Lanxing tidak mengalami perubahan apapun seolah dia berada di dalam ruang-waktu statis.
-----
Saat ini, diatas lereng, Zhang Hao menghela nafas panjang, dia sudah terbiasa seolah keheningan adalah bagian darinya.
Perlahan dia berjalan ke dalam gua dan duduk bermeditasi. Ketika melihat pakaian Mu Lanxing sudah mulai kotor, dia menggantinya lagi dan lagi.
Lima bulan lalu, dia berpikir untuk melapisi tubuhnya dengan energi spiritual. Namun dalam perhitungannya itu termasuk pemborosan. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menggantinya setelah cukup kotor.
Satu Tahun…
Dua Tahun…
Zhang Hao kini berusia enam belas tahun, duduk termenung diatas sebuah batu kasar. Dia tidak tahu apakah waktu di luar berjalan sama cepatnya.
Pandangan matanya selalu jatuh pada Mu Lanxing yang terbaring tak sadar. Wajah gadis itu tampak semakin cantik dari hari ke hari, bahkan setiap kali membersihkan dan mengganti pakaiannya, sebuah perasaan panas dan malu mulai terasa jelas dari hari ke hari.
“Kamu sangat merepotkan” gumamnya pelan sesekali untuk melampiaskan rasa kesepiannya.
Namun, meski terus mengeluh, dia tetap melangkah mendekat, memastikan gadis itu tetap hidup. Lalu duduk kembali, dan mulai bermeditasi.
Tiba-tiba, suara lembut terdengar dari dalam gua. “Pria kecil…sepertinya kalian sudah cukup lama tinggal disini.”
Zhang Hao refleks menoleh. Suara itu tidak berasal dari arah pintu masuk, melainkan bergema dari dinding batu di belakangnya. Dia segera mengaktifkan plat formasi untuk melindungi Mu Lanxing.
“Siapa kau?” tanyanya dengan nada tajam dan waspada.
Sebuah cahaya putih pucat perlahan muncul di udara, membentuk siluet seorang perempuan. Rambut birunya panjang terurai, matanya berkilau seperti bintang-bintang. Meski hanya wujud spiritual, pesonanya membuat Zhang Hao terkagum.
“Aku adalah pemilik gua ini, panggil saja Yue” ucapnya tenang. “Sudah ribuan tahun aku tertidur di sini, dan baru sekarang ada yang berani tinggal disini cukup lama.”
Zhang Hao menatapnya. “Jika kau pemiliknya, kenapa baru muncul?”
Yue tersenyum tipis. “Bukanya ini ulah kalian….alam rahasia ini harus menyerap aura spiritual langit dan bumi dari luar sebagai salah satu sumber. Ketika enam teratai dan tujuh manik bergabung, aura kehidupan akan terbentuk dan memelihara sisa-sia jiwa yang ada di alam rahasia”
Mendengar semua itu, Zhang hao langsung terdiam, seolah mengerti semuanya.
Melihat Zhang Hao tidak merespon dirinya, Yue kembali membuka suara.
“Tidak perlu panik,” katanya sambil menatap lurus ke arah Zhang Hao. “Kunci itu sudah terpasang dan saat ini alam rahasia sedang menyerap aura spiritual dari dunia luar. Paling lama setengah tahun, orang-orang tua bodoh itu pasti akan bangun.”
Yue kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tumpukan harta tidak jauh darinya. Cahaya dari batu-batu spiritual dan artefak memantul di matanya yang indah dan mempesona.
“Lima manik, dua teratai api, dua teratai es, tidak—” katanya, namun tiba-tiba berhenti.
Tatapannya beralih cepat pada Zhang Hao dan Mu Lanxing yang sedang tak sadarkan diri. Aura samar yang masih tersisa membuat matanya sedikit menyipit.
“...Apakah kalian pasangan pencuri,” lanjutnya, ada kilatan kekaguman pada sorot matanya yang indah.
Kemudian senyum tipis muncul di sudut bibirnya. “Luar biasa... tak kusangka generasi sekarang semakin menakutkan”
Tatapannya kemudian beralih pada Mu Lanxing yang terbaring lemah.“Dan gadis itu…terlihat cukup menarik.”
Mendengar itu, Zhang Hao langsung berdiri di depan Mu Lanxing, matanya menatap tajam kearah Yue.
Melihat adegan seorang pahlawan melindungi kecantikan. Yue terkekeh pelan, “Tenang saja pria kecil. Kalau aku ingin membunuhmu, dari tadi kau sudah jadi abu.” suaranya bergema lembut di seluruh gua
Zhang Hao langsung diam, namun tetap waspada.
Yue mendekat dan menembus melewati tubuh Zhang Hao, lalu menatap Mu Lanxing dengan serius.
“Aura ini” Katanya tidak percaya, refleks,Yue langsung menjauh, tubuh spiritual bergetar seolah itu ketakutan alami.
Setelah beberapa saat, Yue akhirnya kembali stabil, lalu menatap Zhang Hao. ”Anak kecil, apakah kamu ingin membangunkan gadis ini?” Tanya Yue dengan serius.
Mendengar itu, Zhang hao langsung mengangguk tanpa keraguan sedikitpun.
“Apakah kamu tidak bertanya harganya?” Tanya Yue lagi.
Mendengar ucapan Yue, Zhang Hao segera sadar dan ekspresi kembali menunjukkan ketidakpedulian dan ketenangan.
“Jadi senior Yue, bagaimana cara membangunkannya? dan seberapa mahal?” Tanya Zhang Hao dengan sedikit canggung.
Yue tersenyum aneh seolah penasaran dan bertanya : “Apa hubunganmu dengan gadis itu?”
“Secara tertulis aku suaminya, tapi itu atas dasar kepentingan tertentu.” Jelas Zhang Hao.
“Singkatnya, kamu hanya alat?” Tanya Yue dengan ekspresi aneh.
Zhang Hao hanya bisa menunduk, lalu berkata tanpa daya: “Itu pertukaran senior, keluarga mereka juga sudah membayar”
“Sepertinya kamu bodoh! Pikirkan kembali” kata Yue dengan jengkel dan perlahan sosoknya menghilang.