NovelToon NovelToon
Senja Di Aksara Bintang

Senja Di Aksara Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Mengubah Takdir / Angst
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Alden berjalan sendirian di jalanan kota yang mulai diselimuti dengan senja. Hidupnya tidak pernah beruntung, selalu ada badai yang menghalangi langkahnya.

Dania, adalah cahaya dibalik kegelapan baginya. Tapi, kata-katanya selalu menusuk kalbu, "Alden, pergilah... Aku tidak layak untukmu."

Apa yang menyebabkan Dania menyuruh Alden pergi tanpa alasan? Nantikan jawabannya hanya di “Senja di aksara bintang”, sebuah cerita tentang cinta, pengorbanan dan rahasia yang akan merubah hidup Alden selamanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Kita hadapi semua ini bersama

Alden kembali menjaga tokonya seperti hari-hari sebelumnya. Tapi, Alden sama sekali tidak bersemangat hari ini, mengingat satu fakta yang ia dapatkan tempo hari.

Apa yang didengarnya sangatlah jelas, dan itu bukanlah suatu khayalan ataupun ilusi melainkan sebuah kenyataan yang harus diterima oleh Alden.

Bagaimana mungkin Dania yang ceria bisa mengalami penyakit yang begitu berat, penyakit kanker darah dan dalam tahap lanjut.

Alden sendiri sulit untuk percaya, ia berusaha meyakinkan diri bahwa ia sedang berada dalam mimpi buruk. Tapi, bagaimanapun Alden harus menerima kenyataan tentang apa yang dialami oleh Dania saat ini.

Yang terpenting sekarang adalah bagaimana cara untuk berbicara dengan Dania lagi. Alden tahu bahwa untuk saat ini sulit baginya untuk sekedar berbicara dengan Dania karena gadis itu yang benar-benar membatasi diri.

"Alden, kamu memikirkan apa nak?" ujar ibunya yang ikut duduk di sebelahnya.

"Ah, enggak ada bu." ujar Alden mencoba untuk menyembunyikan apa yang sedang dipikirkannya.

"Ibu tahu kamu nak, pasti kamu sedang memikirkan sesuatu. Apa itu?" Firasat seorang ibu memang tidak pernah meleset, apa yang dikatakan ibunya sangat benar adanya.

Alden menghela nafas dan akhirnya menceritakan tentang apa yang ia pikirkan. Ibunya mendengarkan dengan sabar, dan ekspresinya berubah menjadi tidak percaya ketika mendengar penyakit yang dialami oleh Dania.

"Kasihan sekali Dania. Ibu enggak menyangka dia punya sakit seperti itu." ujar ibunya setelah Alden menyelesaikan ceritanya.

Setelah berbincang-bincang dan menemukan solusi, keduanya pun menjadi hening. Hanya terdengar suara dari beberapa pelanggan yang masih berada di dalam toko.

...✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧...

Alden berjalan sendirian di taman dekat komplek, dengan niat hati ingin membeli makanan hangat mengingat cuaca yang cukup dingin.

Entah takdir atau suatu kebetulan, Alden melihat Dania yang duduk sendirian di bangku taman. Ia mengenakan jaket, tatapannya kosong ke kejauhan.

Alden tidak percaya Dania akan kembali ke taman itu setelah beberapa lama tidak pernah terlihat di taman.

Alden terdiam di tempat, ia merasa ragu-ragu ingin menghampiri Dania atau tidak. Ia tidak ingin membuat Dania merasa tidak nyaman, tapi niatnya untuk berbicara dengan Dania jauh lebih besar daripada perasaan tidak enak itu.

Akhirnya Alden pun melangkahkan kakinya, menghampiri Dania. Cukup lama ia berdiri di samping gadis itu, akhirnya Alden pun membuka suara.

"Hai Dania, apa kabar? Udah lama gak ketemu."

Perkataan Alden jelas membuat Dania terkejut. Dania pun langsung berdiri dan melangkahkan kakinya. Tapi, Alden dengan cepat mencekal pergelangan tangannya, membuat langkah Dania kembali terhenti.

"Jangan seperti ini lagi, Dania. Aku udah tau semuanya." ujar Alden.

Perkataan Alden terdengar sangat lembut, tapi berhasil membuat Dania sangat terkejut dan tidak percaya, apa yang Alden maksudkan tentang kalimat itu?

Dania tidak menoleh ke arah Alden, bahkan tatapannya pun jauh memandang ke arah lain. "Apa yang kamu tau, Al?"

Alden menatap Dania dalam, walaupun Dania sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Alden bisa melihat tetesan air mata yang jatuh di pipi Dania.

"Aku tau kamu putusin aku karena Rani. Rani mempengaruhi kamu, kan?" ujar Alden. "Tapi, aku yakin bukan hanya karena itu. Tapi ada alasan lain, benar kan?"

Alden sengaja tidak menjelaskan lebih lanjut tentang fakta yang ia temukan. Ia ingin mendengar kejujuran langsung dari mulut Dania.

Terdengar suara tangisan Dania yang terdengar sangat memilukan hati, dan itu membuat hati Alden semakin sakit ketika melihatnya.

"Apa maksud kamu, Al? Mending pergi aja, deh. Kita udah usai." ujar Dania dengan suara yang bergetar.

"Aku tau, aku udah tau apa yang kamu sembunyikan Dania. Bukan hanya Rani, tapi tentang kamu juga. Kenapa kamu memutuskan aku hanya karena kamu sakit, Dania?" ujar Alden terus terang pada akhirnya.

Dania tentu saja sangat terkejut, darimana Alden tahu tentang penyakitnya. Padahal Dania sendiri sudah berusaha menutupinya dari Alden. Dania yang awalnya memandang ke kejauhan, kini menoleh ke arah Alden.

Dania ingin berbicara, tapi kata-katanya seperti tersekat di tenggorokannya. Air mata pun terus menetes di pelupuk matanya.

"Maaf, Al... A-aku, aku cuma gak mau menambah beban kamu. Aku gak mau buat kamu semakin terluka, Al." ujar Dania lirih.

"Aku enggak layak untuk ka-"

Alden langsung menarik Dania ke dalam pelukannya. Ia merasa tidak sanggup mendengar perkataan Dania yang selalu merasa dirinya tidak layak untuk Alden. Bagi Alden, Dania adalah kebahagiaannya. Ia ingin Dania bisa mengerti bahwa perkataannya itu sangat salah.

"Enggak Dania, jangan ngomong kayak gitu. Aku sayang sama kamu," Alden membisikan kalimat itu di telinga Dania.

Alden bisa merasakan tubuh Dania yang bergetar di dalam pelukannya. Suara tangisnya pun kini terdengar sangat memilukan hati.

"Menangis aja Dania, lepaskan semua. Kamu gak sendiri, ada aku disini." ujar Alden sambil mengelus lembut punggung Dania.

Dania yang awalnya tidak ingin bertemu dengan Alden, kini justru luluh dalam pelukan Alden. Dania pun membiarkan air matanya menetes pada orang yang tepat.

Cukup lama membenamkan wajahnya dalam pelukan Alden, Dania pun akhirnya melepaskan pelukannya. Ia menatap Alden dengan perasaan yang campur aduk.

"Maaf, Al... Aku cuma gak mau kamu terluka la-"

"Sssttt, jangan ngomong gitu. Aku justru lebih terluka kalo kamu pergi." Alden langsung memotong perkataan Dania dan meletakkan jari telunjuknya di bibir Dania.

Dania terdiam, setulus itu Alden pada dirinya. Tapi, dengan bodohnya Dania mengakhiri hubungan mereka tanpa sebab hanya karena tidak ingin membuat Alden semakin terluka. Mengingat Alden yang tak pernah beruntung dalam hidupnya.

Alden mengacak lembut rambut Dania, tatapan matanya penuh kasih sayang. Entah kenapa Dania langsung luluh, tatapan Alden justru membuat teduh.

"Kamu enggak sendiri, Dania. Banyak orang yang sayang dan peduli sama kamu. Tolong, libatkan aku dalam setiap ceritamu. Izinkan aku menjadi bagian dalam cerita itu, Dania."

Perkataan Alden langsung membuat hati Dania terasa terenyuh. Ia tidak menyangka bahwa Alden akan mengatakan hal yang sangat menyentuh hati. Ia justru berpikir Alden akan membencinya karena sikapnya kemarin-kemarin. Tapi, nyatanya Alden justru menunjukkan cinta murni nya.

Tanpa aba-aba, Dania kembali memeluk Alden erat. Bahkan Alden terhuyung sedikit karena tidak memprediksi momen itu. Dania kembali menangis dalam pelukannya, dan tanpa sadar air mata Alden pun ikut menetes.

Alden menenangkan Dania dengan caranya sendiri. Dan Alden memperlakukan Dania sangat lembut dan penuh kasih sayang. Alden tidak mengatakan apa-apa, hanya membiarkan Dania dengan tangisnya.

Beberapa menit berlalu, keduanya mengurai pelukan. Tatapan mereka bertemu, dan Alden langsung menghapus sisa-sisa air mata di pipi Dania.

"Aku akan menepati janjiku untuk selalu bersamamu, apapun yang akan terjadi. Kita hadapi semua ini bersama, ya?"

Lagi-lagi perkataan lembut Alden langsung membuat Dania luluh. Ia terdiam untuk beberapa saat, merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang seperti awal ia menyadari perasaannya untuk Alden.

Dania akhirnya mengangguk, ia tidak ingin kehilangan Alden lagi terlebih karena egonya sendiri. Dania tidak mengatakan apa-apa, tapi anggukan singkat itu sudah menjelaskan semuanya.

Keduanya duduk bersama di bangku taman, Dania pun menyandarkan kepalanya di pundak Alden. Suasana hening tanpa kata, mereka pun hanya menikmati langit sore yang sudah mulai memasuki senja.

^^^Bersambung...^^^

1
FATTAHIR
wahhh bagus banget cerita nya
recomend banget pokoknya😍
ndah_rmdhani0510
Hai semuanya, mohon dukungan, kritik dan sarannya untuk cerita pertama aku ya? Soalnya baru pertama nulis hehe, pendapat kalian semangat bagi aku...

Happy reading 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!