NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Tiga sahabat sejak kecil. Azalea, Jenara, dan Mohan, memasuki dunia kampus dengan kisah masing-masing.
Azalea diam-diam mencintai Mohan, tapi harus rela melihat cowok itu mencintai orang lain.
Di tengah luka itu, Jenara—sahabat yang selalu ada, menjadi tempat Azalea bersandar. Namun siapa sangka, Jenara justru menyimpan cinta yang lebih dalam.

Ketika akhirnya Azalea membalas perasaan itu, masa lalu Jenara muncul dan menghancurkan segalanya. Lalu tragedi terjadi, menyeret nama Mohan dan membuat Jenara pergi tanpa pamit.

Bagaiman kehidupan Mohan dan Azalea setelah tragedi itu?
Apakah Jenara akan kembali menepati janjinya untuk selalu di sisi Azalea?

Mungkin hidup Azalea tak lagi sama. Lukanya masih ada, namun disimpan rapi dibalik senyum gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keberanian di Tengah Keraguan

Rintik hujan masih setia menemani kedua sahabat yang saling mengungkapkan perasaannya tanpa kata. Mereka masih di sana, duduk bersebelahan tapi tak lagi saling menatap. Udara di dalam kabin terasa hangat dan canggung sekaligus.

Azalea menunduk, menyembunyikan rona wajahnya yang mungkin saat ini warnanya sudah seperti pelangi. Tangannya saling meremas, degup jantungnya bagai roller coaster yang kecepatannya di atas rata-rata. Dia bahkan tak berani mengangkat wajahnya, karena takut bertemu dengan tatapan Jenara.

Sementara Jenara... Cowok itu terdiam, sambil sesekali melirik gadis disebelahnya. Ada senyum di wajahnya, senyum yang tak bisa disembunyikan karena akhirnya sesuatu yang mereka tahan, terucap tanpa suara.

Azalea menarik nafas pelan, "Harusnya lo nggak ngelakuin itu Je," bisiknya pelan, namun sanggup membuat Jenara menoleh ke arahnya.

"Maaf... Aku terlalu takut dengan isi pikiran kamu," ucapnya lembut.

"Isi pikiran gue?" Azalea berkata sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Isi pikiran kamu terlalu berisik, aku nggak mau kamu jadi jaga jarak sama aku." Jenara menatap Azalea.

"Gue cuma nggak mau tergantung sama lo, seperti yang gue bilang tadi. Lo punya kehidupan, dan....."

Jenara menempelkan jari telunjuk ke bibir mungil gadis itu, membuat kalimatnya terhenti.

"Kehidupan aku adalah kamu... FREYA AZALEA... Jadi berhenti nyuruh aku ngejauh dari kamu," ucapnya dengan ketulusan yang terlihat di kedua mata Jenara.

Azalea menatap haru, bibirnya bergetar. Senyumnya terbentuk sangat indah, gadis itu meraih tangan Jenara dan menggenggamnya erat. Seakan ingin memastikan jika ini nyata.

"Dengan kejadian tadi di kantin, Aku tau semua ngingetin kamu ke Mohan dan Amara. Kamu jadi overthinking, takut kehilangan orang yang kamu sayangi untuk kedua kalinya kan?" Jedanya diangguki oleh Azalea. "Tapi aku bukan Mohan, aku Jenara... Cowok yang udah mencintai kamu dari sebelum kamu mencintai Mohan. Dan sampai saat ini, perasaan itu masih sama." ucapnya jujur.

Seketika air mata yang sempat berhenti tadi, kini mulai berdesakan ingin keluar. Tangis Azalea pecah, pikirannya langsung berkelana. Bagaiman bisa cowok itu tetap mendengarkan curhatannya tentang Mohan, padahal disaat itu hatinya pasti ngerasain sakit. Bodohnya Azalea yang tidak peka terhadap perasaan Jenara.

"Hei jangan nangis," serunya menenangkan Azalea. "Kenapa? Kamu kecewa ya? Karena bukan Mohan yang mencintai kamu, tapi malah aku." ucap Jenara, rasa takutnya mulai menjalari pikirannya. Jenara takut kalo selama ini tebakannya salah.

Azalea memukul lembut pundak Jenara, "lo ngomong apa sih?" ucapnya kesal. "Gue malah ngerasa bersalah sama lo. Selama ini, lo malah jadi tempat curhat gue tentang Mohan. Pasti hati lo sakit ya Je? Maafin gue yang nggak pernah peka ini." sambungnya dengan bibir bergetar.

"Padahal beberapa bulan ini aku udah usaha ngedeketin kamu lebih dari sekedar sahabat loh, masa masih nggak peka juga."

Azalea terdiam sambil menghapus air matanya. Tubuhnya menghadap kedepan, pikirannya mencoba mengingat sesuatu.

"Ada sih beberapa moment yang buat gue mikir..." akhirnya Azalea mengingat beberapa moment.

"Contohnya..." tanya Jenara ingin tau.

"Moment disaat Mohan peluk gue di taman belakang rumah gue. Gue sempat berpikir marahnya lo saat itu karena cemburu, apa benar tebakan gue?" Azalea menoleh ke arah Jenara, ingin memastikan jawaban cowok itu.

"Ya... Saat itu aku Cemburu, karena cuma aku yang boleh peluk kamu." ucapnya santai.

"Egois!!!"

"Biarin, terus apa lagi?"

"Saat lo posesif ke gue, gara-gara Pandu." kekehnya tiba-tiba. "Dan... Saat lo bilang Kangen sambil minta dipeluk," ucapnya sambil malu-malu.

"Gue ngerasa dibutuhin banget saat itu," sambung Azalea

"Aku selalu butuh kamu Azalea," ucap cowok itu meyakinkan.

Tatapan hangat Jenara membuat Azalea terharu, sejak tadi hatinya terlalu bahagia. Namun moment itu harus terganggu dengan ketukan dari luar mobil, terlihat Bik Surti membawa payung untuk keduanya. Azalea membuka sedikit kaca mobilnya.

"Non ayo masuk, udah bibik bawain payung nih. Sekalian Den Jenara masuk juga, ujannya deres banget soalnya." Ucap sang Bibik sambil menyerahkan dua payung pada Azalea.

Azalea menerima payung tersebut. "Bibik masuk aja duluan, nanti Azalea sama Jenara nyusul."

"Jangan lama-lama ya Non, ngobrolnya pindah ke dalem aja." suruhnya.

"Iya bik," jawab Azalea cepat, setelahnya bik Surti masuk kedalam rumah. Dan tidak lama kemudian, Azalea dan Jenara menyusul dibelakangnya.

"Bibik udah dari tadi liat mobil den Jenara ada di pekarangan rumah. Cuma kok non Azalea sama Den Jenara nggak keluar-keluar dari mobil itu, bibik tungguin sambil masak. Eh malah belom keluar juga sampe selai masak. Makanya bibik bawain payung aja, biar kalian berdua nggak terperangkap di dalam mobil." Cerocos bik. Surti antusias.

"Iya... Makasih ya bik atas perhatiannya," suara lembut Jenara membuat sang Bibik tersipu malu.

"Ya udah, makanannya udah siap di meja makan. Bibik mau kebelakang dulu, gosokan menumpuk" Izin wanita paruh baya itu.

"Bibik makan dulu dong," cegah Azalea.

"Udah Non, tadi bibik laper makanya makan duluan."

"Beneran nih? Jangan telat makan ya, Aza nggak mau bibik kenapa-kenapa," ucap Azalea sedih.

"Iya Non.... Bibik janji," Bik. Surti mengelus pundak Azalea dan berpamitan kebelakang.

"Ayo Je kita ke ruang tengah," Ajak Azalea ketika bik.surti sudah menghilang dari pandangan. Ketika Azalea mulai melangkah, Jenara menahan tangan gadis itu. Hingga Azalea berbalik menatapnya.

Hening sesaat, "Apa jawaban kamu?" tanyanya dengan tatapan penuh harap.

"gue..." ucapnya menggantung

"Kamu masih bingung ya sama perasaan kamu? pasti masih ada Mohan di hati kamu ?" Keraguan mulai hinggap dipikirannya

"Maaf kalo ini terlalu cepat, kamu nggak harus jawab sekarang kok." rasa kecewa sedikit muncul dihati Jenara.

Azalea masih terdiam, namun diamnya Azalea bukan karena dihatinya masih ada nama Mohan. Tapi gadis itu sedikit ingin bermain-main dengan Jenara, anggap saja itu balasan buat ciuman kilat tadi.

"Kalo gitu aku pulang ya... Sampe ketemu besok," ucap Jenara tersenyum kecil.

Azalea membalas senyuman itu, gadis itu tidak menahan kepergian Jenara. Tapi ketika cowok itu siap memegang handle pintu, Azalea berlari ke arahnya. Memberikan pelukan hangat di punggung laki-laki itu, membuat Jenara membalikkan tubuhnya dengan cepat dan merengkuh Azalea ke dada bidangnya. Pelukan itu bukan sekedar pelukan biasa, ada dua cinta yang akhirnya bertemu dan ada rindu yang akhirnya menemukan arah.

Jenara menenggelamkan wajahnya dibahu Azalea. Akhirnya, mereka berdua nggak harus berpura-pura dengan perasaan masing-masing. Sementara Azalea memejamkan matanya, merasakan kehangatan dari pelukan orang yang dicintainya.

Gadis itu tersenyum kecil, tanpa melepaskan diri. Mereka tidak tahu harus sampai kapan seperti ini. Tapi malam itu dalam diam dan hangat yang menyelimuti—keduanya sadar, mereka nggak butuh kata untuk tahu bahwa perasaan itu nyata.

1
Lin Frie
salah paham lg...
Dewi Faroca: 🤭🤭🤭 iya kak
total 1 replies
Lin Frie
kasihan azaleanya
Lin Frie
aku suka karyamu
Dewi Faroca: makasih kak🙏🙏
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!