NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minimal Jadian Lah!!!

Azalea berjalan di tengah koridor, bersama Fani dan Regi. Ditangannya membawa setumpuk buku tebal dengan memasang wajah lelahnya.

"Za, kayanya bentar lagi bakalan ada yang ngundang lo buat stand up comedy karena ke-absurdtan lo," celetuk Fani sambil

"Sial lo," omelnya. "Pak Tanjung sih, pake acara ngegebrak meja. Gue kan jadi kaget, keluar deh kata-kata ajaib dari mulut sexy gue ini," cerocos Azalea

"Lo sih emang dasarnya absurd," Regi menimpali. Ketiganya terus berjalan, menuju pintu keluar.

"Za, Lo mau langsung pulang apa nongki di kantin dulu?" tanya Fani ketika mereka sudah berada di luar gedung.

"Gue pulang bareng Jenara, tapi mau nongkrong dulu di kantin utama. Kalian mau ikut?"

"Gue ikut deh ke kantin, nanti pulang gue bareng Gema. Soalnya Gema masih ada kelas," Regi mengacungkan jarinya.

"Ok deh, gue ikut juga. Lagi males pulang, jam segini rumah masih sepi." Fani pun ikut serta.

"Ya udah yuk, Jenara sama Pandu udah ada disana..." ucap Azalea sambil berjalan menuju kantin utama yang terletak di antara gedung kedokteran dan psikologi.

"Pandu? Gue jadi keinget sama misi kita deh, kira-kira harus dijalanin nggak ya?" Regi meminta pertimbangan kedua temannya.

"Menurut gue nggak usah deh Gi, nggak perlu nguji perasaan Jenara. Karena kita juga udah tau, cinta dia kesiapa... Palingan yang nggak peka nona absurd ini," Fani mengusulkan sambil nyinyir ke Azalea.

"Loh kok gue? Emang menurut kalian cinta Jenara kesiapa?" tanya Azalea polos. Fani dan Regi menepuk jidatnya secara bersamaan.

"Ke Mak Ijah, yang jual nasi goreng di kantin utama?" Kesal Regi.

"Ha?! Apa!? Kok bisa Jenara suka sama Mak Ijah?" kaget Azalea

"Ya ampun Fan, mendingan lo kasih obat yang bikin temen lo ini nggak lemot dan peka," omel Regi,

"Hahahaha.... obat nyamuk, mau gue kasih?" ucap Fani, tawanya pun pecah.

"Gue bukannya lemot Gi, tapi gue lagi mikir pake gaya slow motion biar dramatis gitu loh." cengir Azalea santai.

"Slow motion apaan? Lo tuh emang kaya sinyal yang nggak pernah di upgrade. Lemot terus jadinya," Ucap Regi membuat Azalea cemberut.

Tanpa terasa, ketiganya telah sampai di depan kantin utama kampus mereka. Fani membuka pintu kaca besar yang menjadi penghubung antara luar dan dalam kantin itu.

Di pojok dekat jendela besar, dua cowok terlihat sedang duduk santai. Dengan laptop yang terbuka dan minuman yang sudah tinggal setengah,

"Itu mereka," tunjuk Azalea pada Jenara dan Pandu.

"Itu Pandu?" tanya Fani tidak yakin.

"Iya Pandu, masa Tandu..." ucap Azalea asal.

"Kok ganteng," celetuk Fani tanpa sadar. Regi dan Azalea saling pandang

"Eh... Maksud gue, anu... Dia kok beda," Fani tergagap karena celetukannya.

"FANI FEBRIYANA...," Seru Azalea dengan nada meledek.

"Aza, apaan sih! Dia emang beda dari yang terakhir kita ketemu." gemas Fani pada temannya itu.

"Cuma potong rambut kok Fan, gue aja masih bisa ngenalin. Tau ya, kalo liatnya pake hati kaya lo," Regi makin menggoreng situasi.

"Hahahaha... Goreng terus Gi," tawa Azalea pecah, membuat kedua cowok itu menengok ke arahnya.

"Aza!!!" Panggil Jenara, sambil menyuruh gadis itu mendekat. Azaleapun berjalan mendekati Jenara dan Pandu disusul kedua temannya tersebut.

"Kok kalian berenti disitu sih?" Tanya Pandu ketika tiga cewek itu sampai di mejanya.

Azalea melirik ke arah Fani, senyum tipisnya menyembul. Disebelahnya Fani sedang sibuk menarik baju belakang Azalea.

"Oh tadi itu, ada polisi tidur." jawab Azalea, membuat dua cowok dan dua cewek yang ada didekatnya melongo.

"Polisi tidur, oh! Come on, Azalea" ucap Pandu .

"Iya polisi tidur, tapi cuma hatinya Fani aja yang bisa liat..." ucapnya mulai absurd. Fani mencubit kecil lengan Azalea, Regi cuma nyengir sambil menutup mulutnya. Sedangkan Pandu tawanya sudah pecah, membuat Azalea menggembungkan pipinya.

"Hahaha— Azalea, mana ada polisi tidur yang bisa diliatnya cuma pake hati." Ujar Pandu di sela tawanya.

"Ada kok, barusan Fani yang liat." kekehnya

"Azalea ini lagi kenapa?" Suara lembut Jenara, menghentikan tawa Pandu.

"Buset dah, lembut banget suara lo Je kalo sama Aza. Coba sama yang laen, udah dingin tanpa ekspresi lagi." komen Pandu. Tanpa memperdulikan omongan Pandu, Jenara membawa Azalea duduk didekatnya.

"Wah parah lo Je, Azalea doang yang diajak duduk. Kita gimana?" Ujar Regi pura-pura kesal.

"Kalian bisa sendiri kan?" Seru Jenara datar.

"Dasar cowok es batu," sergah Fani kesal dan menarik tangan Regi untuk duduk di samping Pandu.

"Buku kamu biar masukin ke tas aku aja," usul Jenara. "Kamu pasti cape kan bawa buku setebal itu?" sambungnya lagi.

"Iya Je, Buku ini nggak cuma berat isinya, tapi juga berat niatnya," Azalea mulai berkelakar.

"Niatnya? Maksud lo?" Bingung Pandu.

"Ya niat buat nguji tangan manusia lah. Sampai dimana kekuatan tangan manusia tersebut," ucapnya dengan wajah tanpa dosa. Lagi-lagi tawa mereka pecah akibat ulah Azalea. Kecuali Jenara, cowok ganteng disamping Azalea itu hanya tersenyum sambil menatap gadisnya dengan penuh kelembutan.

"Sumpah Za, gue kalo tiap hari sama Lo pasti sakit perut terus." seru Pandu.

"Tadi juga pas quiz, dia jawabnya pake ke-absurdtan dia. sebenernya jawabannya bener sih, tapi... Masa iya jawab quiz kaya mau stand up comedy," Cerita Regi pada kedua cowok itu.

"Serius lo? Terus gimana? dapet nilai nggak dia?" tanya Pandu bersemangat.

"Semangat banget lo Du," sindir Fani.

"Ya untung, Dosen killer itu masih ngasih Aza kesempatan buat jawab secara ilmiah. Akhirnya nilainya nggak jadi terbang," lanjut Regi.

Jenara masih menatap Azalea, tapi kali ini ada ketegasan di matanya. "Aku kan udah pernah bilang, jangan sampai ke-absurdtan kamu bikin masalah dihidup kamu." ujarnya datar.

Azalea menunduk, tidak berani menatap mata Jenara. Azalea ingat dengan perkataan cowok itu di awal kuliah, dan jawaban Mohan saat itu benar adanya. Bahwa Jenara hanya ingin melindungi Azalea.

"Hei, jangan nunduk gitu. Aku nggak marah kok," Jenara manangkup wajah Azalea. Raut wajah gadis itu terlihat sedih dan ada sedikit penyesalan.

"Maaf ya Je," ucapnya pelan.

"EHEM!!! serasa nonton bioskop nggak sih," ujar Regi sambil mengibaskan telapak tangan di depan wajahnya.

"Tinggal beli popcorn sama Boba nih, biar lebih mantap" timpal Fani.

"Minimal jadian dulu lah," Pandu ikut menimpali.

Lalu ketiga tertawa secara bersamaan, sedangkan Azalea memasang wajah kesal karena kelakuan teman-teman yang sedang duduk di depannya saat ini.

Tiba-tiba seorang cewek menabrak kursi Jenara dari belakang, Hingga gadis itu hampir terjatuh jika saja Jenara tidak menahan lengan cewek tersebut. Dengan ekspresi pura-pura panik, cewek cantik tersebut memegang lengan kekar Jenara sangat erat.

Azalea yang duduk disamping Jenara, sontak menyipitkan mata. Pandu, Fani dan Regi saling melirik, mereka menahan tawa melihat ekspresi Azalea yang sangat dingin.

Azalea yang hatinya mulai memanas, beranjak dari bangkunya. "Waw nona, betah banget gelantungannya." suara cemprengnya mendominasi setengah kantin tersebut. Beberapa yang mendengar sempat menoleh ke arah Azalea.

"Lo juga betah banget natap cewek itu, terlalu indah buat dilewatkan ya Je." Nada suara Azalea langsung berubah.

Jenara yang sadar akan posisinya, menarik cewek itu untuk berdiri. Dan melepaskan tangannya setelahnya. Jenara sedikit gugup dengan tatapan dingin Azalea, sedang cewek tersebut tersenyum tipis melihat pemandangan di depannya.

Siapa kira-kira cewek itu? Dan kenapa Azalea harus marah?minimal jadian kan kalo mau marah.

"

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!