Merasa bosan hidup di lingkungan istana. Alaric, putra tertua dari pasangan raja Carlos dan ratu Sofia, memutuskan untuk hidup mandiri di luar.
Alaric lebih memilih tinggal di Indonesia ketimbang hidup di istana bersama kedua orang tuanya.
Tanpa bantuan keluarganya, Alaric menjalani kehidupan dan menyembunyikan identitasnya sebagai seorang pangeran dan juga seorang pembalap.
Sementara sang ayah ingin Alaric menjadi penerus sebagai raja berikutnya. Namun, Alaric yang lebih suka balapan tidak ingin terkekang dan tidak punya ambisi untuk menjadi seorang raja.
Justru, Alaric malah meminta sang ayah untuk melantik adiknya, yaitu Alberich sebagai raja.
Penasaran? Baca yuk! Siapa tahu suka dengan cerita ini.
Ingat! Cerita keseluruhan dalam cerita ini hanyalah fiktif alias tidak nyata. Karena ini hasil karangan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Alaric dan Kamal tiba di tempat yang di maksud. Keduanya keluar dari mobil dengan alat-alat yang mereka bawa.
"Lama amat sih?" tanya seorang wanita dengan nada kesal. Wanita itu belum memperhatikan Alaric.
"Maaf ya Mbak," ucap Alaric dengan sopan.
Wanita itu menoleh, seketika dia terpana melihat ketampanan Alaric. Matanya tidak berkedip untuk beberapa detik.
"Eh, kamu serius montir? Bagaimana kalau jadi model saja? Kebetulan, agensi ku butuh model pria. Kamu pasti cocok," ujarnya.
"Mal, kamu mau jadi model?" Alaric malah mengalihkan pembicaraan dengan menanyai Kamal.
"Tapi aku tidak cocok, seorang model setidaknya punya tubuh tinggi ideal, sementara aku pendek," jawab Kamal.
Ya, dibandingkan dengan Alaric, Kamal lebih pendek untuk ukuran seorang pria. Tidak seperti Alaric yang memiliki postur tubuh yang tinggi.
Alaric meminta maaf, dia tidak berminat untuk menjadi seorang model. Wanita itu merasa kecewa, namun dia tidak putus asa.
Lalu menyerahkan kartu namanya kepada Alaric. Alaric mengambilnya dan mengucapkan terima kasih.
Tidak berapa lama mobil wanita itu pun sudah selesai diperbaiki. Namun wanita itu tidak memiliki uang tunai untuk membayar.
"Kalau begitu tidak apa-apa Mbak. Tidak usah bayar," kata Alaric akhirnya.
Namun wanita itu mengatakan akan mendatangi tempat Alaric bekerja untuk membayarnya. Alaric tidak menjawab, ia dan Kamal memilih kembali ke salon mobil.
"Al, beneran kamu tidak tertarik menjadi model? Kamu tampan dan tubuh juga layak menjadi seorang model," ujar Kamal.
Alaric hanya menggeleng sebagai jawaban. Lagipula, untuk apa dia menjadi model? Tanpa menjadi model pun Alaric sudah terkenal.
Dia lebih memilih pekerjaan seperti ini daripada menjadi model yang menurutnya ribet.
Alaric memarkirkan mobil. Keduanya pun keluar dari mobil. Kamal melanjutkan pekerjaannya, sementara Alaric melapor ke Miranda jika pelanggannya belum bayar.
Alaric ingin mengganti uang itu terlebih dahulu, namun Miranda menolak. Miranda yakin jika orang itu akan datang untuk membayar. Jika tidak, Miranda juga akan ikhlas.
"Kalau begitu aku lanjut kerja boss," kata Alaric pamit.
"Silakan," ucap Miranda.
Tidak berapa lama kemudian, mobil yang tadi pun datang. Wanita itu langsung masuk ke dalam untuk menemui Miranda.
"Hai Mir, lama tidak berjumpa," sapa wanita itu.
"Kamu sibuk terus," ujar Miranda. Wanita itu tersenyum.
Wanita itu bernama Widuri, dia memiliki perusahaan agensi model yang merekrut model pria dan wanita.
"Eh, aku tidak menyangka ada pemuda tampan bekerja di sini. Bantu aku bujuk dia dong," pinta Widuri.
"Memang tadi tidak ngomong sama dia?" tanya Miranda.
"Sudah, tapi dia menolak. Malah menawarkan temannya yang pendek itu. Mana cocok jadi model," jawab Widuri.
Miranda mengatakan jika dirinya tidak bisa membujuk Alaric. Apalagi Alaric adalah montir yang andal di sini.
"Kamu ini pelit banget," kata Widuri.
Kemudian Miranda memanggil Alaric untuk ke ruangannya. Alaric pun segera menemui Miranda.
"Ada apa Bu boss memanggil ku?" tanya Alaric.
"Duduklah," pinta Miranda. Alaric pun duduk, ia tetap menjaga jarak dengan wanita. Kecuali keluarganya dan orang yang di sukai nya.
Miranda menyampaikan keinginan sahabatnya untuk merekrut Alaric menjadi model.
Namun, Alaric tetap teguh pada pendirian nya. Dan mengatakan jika dirinya tidak tertarik dalam dunia entertainment atau modeling.
"Aduh, sayang banget. Kamu wajah oke, tubuh, tinggi badan semuanya oke. Apa kamu tidak ingin terkenal dan kaya dalam sekejap?" tanya Widuri.
"Kalau tidak ada apa-apa lagi, aku permisi mau lanjut kerja," ucap Alaric.
Kemudian Alaric keluar dari ruangan itu. Widuri melongo melihatnya. Widuri tidak habis pikir. Kenapa kesempatan bagus malah di tolak?
"Tunggu!" Widuri menghentikan Alaric yang baru saja keluar. Tapi Alaric sudah lebih dulu menutup pintu dan tidak menggubrisnya.
"Darimana kamu dapat karyawan seperti itu? Sikapnya dingin sekali," tanya Widuri.
"Saya tidak mencaritahu latar belakang nya. Yang penting dia cekatan dalam bekerja. Kau tahu? Dalang dari kecelakaan suamiku beberapa tahun silam dapat di ungkap olehnya," jawab Miranda.
Widuri menatap Miranda. Kemudian beralih lagi ke pintu, seolah Alaric masih ada di situ.
Widuri berpikir, "Jika anak itu bisa memecahkan kasus kecelakaan waktu itu dan menemukan dalangnya berarti dia bukan anak sembarangan."
"Hei, kok bengong?" tanya Miranda saat melihat Widuri melamun.
"Tidak. Aku hanya berpikir, pasti anak itu bukan orang sembarangan," jawab Widuri.
"Ah sudahlah, semua itu tidak penting. Yang penting, berkat dia, orang yang membunuh suamiku sudah tertangkap. Dan mendapat hukuman seumur hidup," ungkap Miranda.
Widuri manggut-manggut. Karena keasikan ngobrol, dia sampai lupa hendak membayar biaya perbaikan mobil.
Widuri pun pamit pulang. Namun saat hendak mencapai pintu, Widuri baru teringat jika dia belum membayar.
Miranda mengatakan tidak usah bayar. Namun Widuri mengatakan jika bisnis tidak memandang teman. Jadi Widuri membayar biaya perbaikan mobilnya.
Widuri keluar dari ruangan Miranda. Dia memperhatikan Alaric dengan saksama. Karena tidak terlalu memperhatikan ke depan, Widuri terbentur pada dinding kaca.
"Aw, aduh...!" pekiknya. Semua pekerja menoleh ke asal suara. Mereka kemudian tertawa. Hanya Alaric yang tidak tertawa tertawa.
Alaric berpikir, jika wanita itu hanya mencari perhatian. Alaric hanya menoleh sebentar, kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Sementara Widuri yang merasa malu pun buru-buru pergi dan masuk ke dalam mobil sambil mengusap keningnya. Di dalam mobil, Widuri menghubungi seseorang.
"Bantu aku cari tahu seseorang, namanya Alaric. Aku ingin informasi tentangnya secepatnya," kata Widuri melalui telepon. Kemudian Widuri langsung menutup teleponnya secara sepihak.
Widuri kemudian menjalankan mobilnya pergi dari situ. Sementara orang yang di hubungi Widuri mulai mencari informasi Alaric.
Namun orang itu tidak menemukan apa-apa pun informasi tentang Alaric. Orang itu terus mencoba.
Sedangkan Alaric hanya santai-santai saja dan tetap bekerja. Namun ia sudah sudah tidak tahan lagi karena ponselnya selalu berkedip-kedip.
"Mal, aku ke toilet dulu ya, perutku tiba-tiba sakit," kata Alaric. Kamal hanya mengangguk dan masih lanjut bekerja.
Alaric dengan langkah cepat mengambil tas ranselnya. Kemudian masuk ke dalam toilet lalu menguncinya.
"Siapa sih yang iseng-iseng?" gumam Alaric.
Alaric duduk di kloset yang tertutup. Kemudian membuka laptopnya. Alaric tersenyum tipis dan akan memberi sedikit pelajaran pada orang itu.
Pertama-tama, Alaric mencari alamat IP orang itu. Tidak sulit baginya, karena ternyata orang itu bukan hacker yang andal.
"Aku tidak tahu tujuan mu apa mencari informasi ku? Tapi aku akan memberikan sedikit pelajaran untukmu," batin Alaric.
Alaric kemudian mengirimkan virus yang dapat melumpuhkan sistem komputer orang itu.
Walaupun tidak menyebabkan ledakan, namun komputer orang itu tidak bisa di gunakan jika Alaric tidak mengembalikan nya semula.
Jangan lupa undang kita ya Al biar kita ramai2 kondangan 😄😄
Thor jgn lupa undangan buat para pembaca😃😃😃
Terima kasih ya thor 🙏😊
dobel ka