NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 17 : Dalang Sebenarnya

Informasi menyebar dengan sengat cepat. Hanya dalam waktu kurang dari satu hari, berita tentang Ye Lin yang tidak mati telah sampai ke telinga Wei Zhiyue.

Tak dipungkiri, Wei Zhiyue sangat tidak senang hingga dia menghancurkan seluruh isi kamarnya.

"Zhiyue, tenangkan dirimu. Jangan sampai orang-orang di luar mendengarnya."

Wei Zhiyue menggigit bibir bawahnya dan menatap sosok wanita tua yang duduk di tepi ranjang.

"Bagaimana bisa tenang, Bibi? Anak itu tidak mati, dia masih berkeliaran di akademi."

"Ya, Bibi tahu. Tapi ...."

Ketika dua wanita sedang berbicara, pintu ruangan terbuka dan seorang pria tua memasuki ruangan seperti ruangan itu adalah miliknya sendiri. Tanpa permisi, langsung duduk di kursi kayu di sebelah ranjang.

"Paman ...." Wei Zhiyue hendak bicara tetapi segera terhenti ketika melihat ekspresi pria tua itu.

"Kali ini kau beruntung karena anak itu tidak mati. Lain kali jangan membuat rencana seperti ini, apalagi tanpa sepengetahuan ku."

Wei Zhiyue meremas ujung pakaiannya lalu memaksakan bibirnya terbuka. "Tapi Paman, aku hampir berhasil menyingkirkannya."

"Aku bilang jangan bertindak gegabah!" teriak pria tua itu. "Apa kau benar-benar tahu akibat dari perbuatanmu? Jika anak itu benar-benar sampai mati, percaya padaku, Ye Xinghan tidak mungkin melepaskan masalah ini begitu saja dan menyelidikinya sampai akhir."

"Pada akhirnya, dia akan mengetahui kebenaran. Dan sampai saat itu, meskipun Zhiyang adalah satu-satunya penerus di keluarga ini, apakah Ye Xinghan akan menyerahkan kursi kepala keluarga kepadanya?"

Wei Zhiyue terus memaksakan diri berbicara. "Kenapa tidak? Aku bisa menanggung seluruh kesalahan dan tidak perlu melibatkan Zhiyang," ucapnya bersungguh-sungguh, tetapi malah diberikan tatapan sinis oleh Ye Chen.

"Jangan mimpi! Aku sangat mengenal Ye Xinghan. Meskipun selama ini dia menutupi kepeduliannya pada dua saudara itu, dia tidak pernah benar-benar melepaskan pengawasannya."

"Aku masih mengingat jelas kemurkaannya ketika mendengar kematian Tian Jiangyi, dia bisa bertindak gila dan kau tak mungkin dapat membayangkannya."

Wei Zhiyue hampir tak bernafas, mulutnya tanpa sadar berkomentar, "Apakah sampai sebegitunya?"

"Kau sudah menjadi istrinya puluhan tahun, apakah masih tidak mengenal sifat Ye Xinghan? Bahkan aku, paman kandungnya, pun tidak pernah menerima rasa hormat. Dia bisa melakukannya, dan tidak akan ragu ketika memiliki alasan."

Tangan Wei Zhiyue terkepal mendengar kalimat tersebut. Meskipun dirinya menyangkal, perkataan pamannya tidak salah, bahkan sangat benar. Dirinya, meski bisa dikatakan sebagai nyonya kediaman Keluarga Ye, juga satu-satunya istri Ye Xinghan, tetapi tidak pernah benar-benar memiliki kedekatan yang sangat intim dengan pria itu.

Di hatinya lebih banyak diisi wanita bernama Tian Jiangyi, dan ketika Wei Zhiyue mengingat hal ini, perasaan marah dalam dirinya membuncah. Dia benci sampai ke tulang terhadap wanita bernama Tian Jiangyi serta dua keturunannya.

"Lalu, Paman? Apa yang harus aku lakukan? Aku hanya ingin Zhiyang menjadi penerus kepala Keluarga Ye."

Ye Chen mengelus jenggot panjangnya sambil menyandarkan punggung.

"Serahkan padaku. Walau bagaimanapun, kau adalah keponakan Jia." Ye Chen menatap istrinya. "Aku juga yang membuatmu menikah ke dalam Keluarga Ye. Jika aku tidak membantu Zhiyang, lalu harus membantu siapa? Tidak mungkin juga membantu anak wanita itu."

Wei Zhiyue sangat senang mendengar ini dan segera menuangkan teh untuk Ye Chen.

"Zhiyue sangat bersyukur atas kebaikan Paman dan Bibi."

___

Kembali ke akedemi.

Setelah mengetahui Fu Jinghan juga terlibat dalam upaya pembunuhan, Ye Lin mulai berusaha mengumpulkan informasi terkait pria itu sembari menyelidikinya. Namun, ada terlalu banyak hal yang tidak bisa dijangkau hanya dengan mengandalkan identitasnya sebagai seorang murid.

Karena hal ini, Ye Lin pun perlu sebuah bantuan. Tentu saja dia tahu siapa yang dapat diandalkan.

"Berhenti! Ini kediaman pribadi, murid tidak bisa masuk tanpa izin."

Ye Lin mengernyitkan kening menatap penjaga di depannya. Bergumam, "Perasaan beberapa hari lalu tidak ada. Kenapa anak ini mulai menempatkan penjaga di kediamannya?"

"Kau tidak dengar? Ini kediaman pribadi, murid ...."

"Ya ya ya, aku tahu. Kau tak perlu mengulanginya terus menerus. Tolong sampaikan ke Xiao Ling- ... Maksudku, pada Guru Xiao. Namaku Ye Lin, ingin menemuinya."

Penjaga itu sejenak terdiam sebelum dengan ragu meninggalkan posnya untuk melapor.

Tak lama, dia pun kembali bersama Xiao Lingzhe yang datang secara langsung. Namun, pria itu tampak kecewa ketika mengetahui yang datang bukanlah Ye Lin yang ada di pikirannya.

Melipat tangan, mendongakkan wajahnya. "Aku pikir guruku yang datang. Rupanya kau, bocah bau."

Panggilan bocah bau membuat urat-urat di wajah Ye Lin menegang.

"Masih memanggilku bocah bau?! Aku memang gurumu, dasar murid tidak tahu diri." Sayangnya kalimat ini hanya bisa ditahan dalam hati oleh Ye Lin.

"..."

"Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Ye Lin mengabaikan pertanyaan Xiao Lingzhe dan mengalihkan pandangannya kepada penjaga di sampingnya.

"Omong-omong, aku penasaran kenapa Guru Xiao tiba-tiba menempatkan penjaga di sini. Mungkinkah, Guru Xiao melakukan sesuatu yang buruk?"

"Bocah! Jangan keterlaluan. Jika bukan karena kau, apakah aku harus benar-benar melakukan ini?"

"Apa? Kenapa harus mengaitkannya denganku?"

Xiao Lingzhe langsung menggeram melihat Ye Lin benar-benar berpikir dirinya tidak tahu apa yang terjadi malam itu.

"Huh! Malas meladenimu. Ada urusan apa kau datang? Jika tidak penting, kembalilah, aku tidak ada waktu."

Namun bukannya menjawab Ye Lin malah menyelodor masuk dan membuat Xiao Lingzhe menautkan kedua alisnya. Berkata dengan nada mengeluh. "Sungguh, baru pertama kali aku bertemu murid begitu kurang ajar sepertimu. Apa kau tidak pernah diajari gurumu sopan santun?"

Ye Lin tetap berjalan sambil melipat tangannya. Melirik Xiao Lingzhe beberapa langkah di belakang, lalu berkata, "Guru Xiao, apa kau lupa? Kau juga guruku."

Begitu mendengar kalimat ini Xiao Lingzhe langsung kehilangan kata-kata. Mendengus tajam.

"Karena kau sudah di sini, aku juga tidak bisa mengusirnya. Lakukan apapun yang kau mau, tapi jangan mengganggu ku."

Begitu menyelesaikan kalimatnya Xiao Lingzhe langsung menghilang dari pandangan Ye Lin. Ye Lin tidak tahu kemana dia pergi sampai mendengar suara-suara keributan dari halaman belakang.

"Apa yang sedang dilakukannya?" batin Ye Lin.

Dengan rasa penasaran Ye Lin mulai melangkahkan kaki mengikuti suara itu. Pada akhirnya, dia pun sampai di halaman belakang dan menemukan Xiao Lingzhe yang saat ini sedang melatih sebuah teknik pedang.

"Mungkinkah, dia sedang mengembangkan teknik pedangnya sendiri?"

Ye Lin tidak mungkin tidak mengetahui teknik pedang mana saja yang pernah diajarkan pada muridnya. Dia mengingat semua, tapi jelas tidak satu pun dari sekian banyak teknik yang diajarkannya memiliki metode seperti itu. Jelas itu adalah teknik yang berbeda, dan masih terlihat sangat mentah untuk digunakan dalam pertarungan.

Akh!!

"Sial! Padahal sudah berhari-hari tapi masih tetap saja."

Sambil mendesah, Xiao Lingzhe mengulangi gerakannya dari awal. Namun, seberapa banyak ia mencobanya, gerakan tetap berhenti di titik yang sama.

Ye Lin melihat hal ini dan tidak bisa diam saja. Dia segera mengeluarkan pedang, perlahan memahami setiap gerakan sembari mendalami esensinya.

"..."

Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Ye Lin pun mengetahui titik masalahnya.

"Ternyata seperti itu ...."

1
Royaleia 🐲
👍👍👍👍👍
Andipujiwahono
ayo update lg jg Menantu Dewa Roh juga lanjutkan Thor
algore
jz
algore
kok mulai macet Thor
menantu dewa roh gmn ga berlanjut ksh
Andipujiwahono
ayo update lg thor
algore
joz
algore
mampus
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Andipujiwahono
ayo thor update lg semangat💪👍
Andipujiwahono
ayo update lg
Andipujiwahono
ayo up lg
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!