ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.
apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?
ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Ziah terdiam belum menjawab pertanyaan Bu Ratih, antara bingung dan takut menjadi satu. Hatinya berkecamuk memilih jawaban yang pas untuk di utarakan.
"kalo sekarang kita hanya dekat sebagai teman Tante." jawab Ziah setelah memilih kata yang tepat untuk di utarakan.
"Apa Andreas tidak mengatakan sesuatu, maksudnya seperti mengajak kamu untuk ke hubungan yang lebih serius?" tanyanya lagi. Ziah semakin bingung bohong pun dia tidak bisa, tapi bagaimana jika Bu Ratih memintanya untuk meninggalkan Andreas. Belum apa-apa hubungan keduanya seperti di tentang semua orang.
"Emmmm, i..iya ada Tante." ucap Ziah pasrah. Toh jika memang Andreas bukan jodohnya ya dia bisa apa.
"Tante sudah menduga hal itu. Tapi tujuan Tante ke sini bukan untuk membahas hubungan kalian." ucap Bu Ratih.
"Maksud Tante?" tanya Ziah tidak mengerti. Bu Ratih mengelus lembut tangan Ziah yang ada di atas meja sambil tersenyum.
"Tante mau minta maaf, maaf karena Tante pernah ngelarang hubungan kalian. Tante sadar tidak semua harus di pandang dari materi, semua itu tidak menjamin apa-apa. Tante sadar kesalahan Tante waktu dulu sudah menyakiti hati kamu, mungkin minta maaf saja tidak bisa menyembuhkan sakit hati kamu." jelas Bu Ratih. Ziah kaget tentu saja karena dia tidak menyangka Bu Ratih akan meminta maaf kepada nya. Ziah kira pertemuan ini akan seperti dahulu tapi ternyata tidak. Ziah tidak menjawab apa-apa.
"Andreas tidak salah, yang salah Tante karena selalu memaksa kan kehendak Tante sendiri tanpa memperdulikan perasaan Andreas. Tante hanya mau minta maaf dan Tante mohon kasih Andreas kesempatan untuk semuanya. Tante bisa melihat dia masih sama seperti dulu, perasaannya tidak ada yang berubah." sambungnya lagi, karena melihat Ziah tidak mengatakan apapun.
"Maaf Tante, boleh kasih Ziah waktu. Bukan, bukan karena Ziah tidak memaafkan Tante ataupun Mas Dreas, tapi Ziah juga butuh waktu untuk memikirkan semuanya."pinta Ziah. Bu Ratih tampak mengangguk, jika dia di posisi Ziah mungkin dia akan melakukan hal sama.
"Iya gak papa, Tante tunggu keputusan kamu. Apapun itu Tante pasti terima. Sekali lagi maafkan Tante." ucap Bu Ratih dengan mata berkaca-kaca.
"Tante gak pernah salah, justru Ziah yang minta maaf. Maaf untuk semua kesalahan Ziah yang mungkin Ziah tidak sadari sudah melukai semuanya." ungkap Ziah, Bu Ratih tentu saja malah menangis. Mengapa dulu dia tidak mau mendekat kan diri dulu dengan Ziah untuk tau kepribadian gadis itu. Tapi belum apa-apa dia sudah menilai hanya karena materi.
Setelah pembahasan itu keduanya pamit pulang karena sudah mulai beranjak sore. Ziah juga tidak nyaman karena ponsel di dalam tasnya terus berdering entah itu panggilan telpon ataupun chat masuk, dan semua itu panggilan dan chat dari Andreas yang menanyakan keberadaan nya. Ziah merasa bingung Andreas sekarang jadi lebih posesif dan cemburuan di banding dulu saat pacaran.
Ziah tidak mengangkat ataupun membalas chat nya, dia ingin Sampai rumah. Ziah mengendarai motor nya menuju rumah. Saat ini dia butuh teman cerita. Ingin ke rumah sahabatnya namun Mariam sedang keluar kota untuk seminggu ini.
Ziah sampai di rumah berbarengan dengan adzan magrib. Sudah Pasti ibunya akan menanyakan banyak hal jika Ziah pulang larut seperti ini.
"Assalamualaikum." ucapnya sambil membuka pintu rumahnya yang g di samping. Di lihatnya ibunya baru saja wudhu terlihat dari mukanya yg basah.
"Waalaikumsalam. Dari mana Teh jam segini kok baru pulang?"tanya Bu Aminah. Ziah meringis pulang magrib aja langsung di sidang apalagi kaya orang lain yang pulang di atas jam 7 malam.
"Ziah mandi dulu ya Bu,, nanti sudah mandi dan shalat baru ngobrol." ucapnya karena saat ini badannya terasa lengket. Bu Aminah pun mengiyakan permintaannya. Karena dia juga akan melaksanakan shalat Magrib.
Ziah masuk kamar menyimpan tas dan membuka kerudung nya. Lalu dia mengambil handuk dan baju ganti.
Setelah mandi dan shalat Ziah menghampiri ibunya yang sedang berada di ruang TV.
"kamu dari mana?" tanya Bu Aminah, dia sudah penasaran kemana anak gadisnya tadi.
"Ziah mau cerita tapi ibu jangan nanya dulu ya, Ziah butuh pendapat ibu juga." pinta Ziah Bu Aminah pun mengangguk.
Ziah menceritakan saat dirinya bertemu dengan Lidya mantan istri Andreas, lalu tentang Andreas yang meminta ke sempatan untuk memulai hubungan serius, dan kejadian tadi sore bersama Bu Ratih. Tidak ada yang Ziah sembunyikan, semua dia ceritakan pada ibunya.
"Kamu maunya gimana? Jangan cuma mikirin sakit hati kamu aja, tapi tanya hati terkecil kamu maunya gimana. Jika masih bisa ngasih kesempatan ya kenapa enggak Kalau misalnya gak mau, kamu pikirkan lagi resikonya kamu bakalan kehilangan Arkana. Ibu yakin kamu sudah sangat menyayangi anak itu. Masa lalu Andreas bersama istrinya jadikan pelajaran." jelas Bu Aminah.
"Ibu tidak apa-apa?" tanya Ziah.
"Yang menjalani nanti kan kamu ibu sudah tidak apa-apa. Lagian Bu Ratih sudah memberikan restu lalu apalagi yang membuat kamu ragu?" tanya Bu Aminah di akhir penjelasan nya.
"Gak tahu tapi Ziah gak bisa jawab mau ataupun menolak." ucapnya.
"shalat istikharah ya, mudah-mudahan Allah kasih jawaban dari kegelisahan hati kamu." ucap Bu Aminah, Ziah hanya mengangguk saja. Baru akan mengobrol lagi dia baru ingat ponselnya. Benar saja saat di lihat ada banyak panggilan tidak terjawab dan chat banyak sekali dari Andreas.
Ziah memijat keningnya belum apa-apa Andreas sudah posesif seperti ini, apalagi jika nanti dia menerima Andreas kembali. tidak bisa di bayangkan seposesif apa Andreas nanti.
Ziah tidak menelepon balik Dia hanya mengirimkan balasan chat mengatakan kalau dia habis dari rumah saudara dan sekarang sudah di rumah.dan Ziah mengatakan untuk tidak menelepon nya karena dirinya sedang bersama ibunya.
Sebenarnya Ziah ingin mendengar suara Kana tapi dirinya tahan karena dia ingin melihat seperti apa jika dia tidak menghubungi keduanya. Bukan tmragu dengan perasaan nya, hanya saja Ziah takut menyayangi anak itu karena kasihan bukan benar-benar dia sudah menganggap nya anak sendiri.