NovelToon NovelToon
DIGREBEK NIKAH

DIGREBEK NIKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Sedang Apa Kalian?"
"Wah! Mereka Mesum!"
"Sudah jangan banyak bacot! Kawinin Pak saja! Kalo gak mau Arak Keliling Kampung!"
"Apa?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Setelah sarapan dan drama di Rumah Pak Kartono yang mengalahkan sinetron ikan terbang, Kartika dengan wajah masam mendampingi Karim yang sedang mengemudi.

"Kenapa?"

Masih menyilangkan kedua tangannya didada, Kartika menoleh sesaat kemudian kembali menatap jalan meski wajah masam tak jua pudar menghiasi.

"Nyaman banget ya dirumah Mertua? Iya sih! Dibelain terus sama Ibu!"

Kartika dibuat sebal karena sejak Karim resmi jadi Mantu Kesayangan Ibu Kita Kartini, Istri Pak Kartono, yang Bukan Harun Namanya, Kartika bagai anak Tiri, Remahan Peyek dan Anak Terdzolimi. Lebay!

"Iya. Seneng banget malah. Rasanya Mas kayak punya Ibu lagi. Terus, Tama juga bikin Mas gak berhenti ketawa. Ada aja kelakhan dia yang bikin Mas geleng kepala. Makasi ya, sudah mau nikah sama Mas."

Nih Makhluk Tuhan! Mantan Duda! Gak ngerti Sarkas ya?

"Hari ini agendanya apa sih? Kirain kemaren ngomong sama Ibu cuma becanda, seriusan ada urusan kantor dan ngajak Gue?" Kartika kini menatap wajah Karim dari samping.

Astaga! Kenapa Mantan Duda jadi makin ganteng ya! Gak bisa! Tika, inget! Lo gak boleh jatuh cinta sama Dia! Nih Makhluk gak jelas dateng-dateng ngajak kawin! Terus Lo gak lupa kan Keluarga Dia yang trouble maker itu! Apalagi tuh Emak Tiri! Musang Berbulu Domba! Oke, Harus selalu ingat bahwa pernikahan ini hanya sebatas kesepakatan! Titik!

"Mas serius waktu bilang memang Kita ada urusan kerjaan. Sekalian Mas mau kenalin Kamu sebagai Istri Mas."

"Sumpah? Gak perlu lah!" Kartika belum siap, statusnya yang kini menjadi Istri Karim.

"Loh, Mereka sudah tahu Kamu Istri Mas Sayang. Kan Waktu Kita resepsi kemaren, anak-anak Kantor datang. Kamu gak kenal aja. Belum kenal. Makanya, nanti Mas kenalin. Biar Mereka semakin tahu dan bisa nyapa Kamu kalau kebetulan lihat Kamu."

"Terserah Lo aja!"

"Please, nanti kalo depan anak-anak, pegawai kantor jangan Lo Gue ya. Masa penganten baru kayak Kita kayak temen tongkrongan aja. Panggil Sayang gitu."

"Makasi. Mas Karim."

"Nah gitu. Enak didengernya. Manis. Mas Karim."

Kartika membolakan matanya. "Terserah! Boam! Bodo Amat!"

***

"Selamat datang, dan selamat bergabung Ibu Di KSD. Wah! Gak nyangka Saya bisa ketemu juga sama salah satu Penulis, Dewi Aurora. Ternyata Istri Pak Karim."

"Jadi, mulai sekarang, Kalian bisa komunikasi langsung saja terkait novel yang akan dicetak langsung ke Istri Saya." Karim bangga sekali. Bukan karena mendompleng namanya namun memang Novel yang ditulis Kartika banyak diminati pembaca. Dan memang layak untuk diterbitkan dalam versi cetak.

"Saya sudah baca semua novel Ibu, Saya suka Bu. Kadang baca novel yang Ibu tulis bikin Saya kebawa situasi, kesel banget sama peran antagonisnya. Tapi novel yang terbaru itu karakter cowoknya emang nyebelin banget ya Bu. Gemes Saya!"

"Ekhem! Kalau sudah, Kalian bisa kembali ke meja Kalian."

Kartika dan Karim melepas satu persatu pegawainya yang kembali ke ruangan masing-masing kemudian Karim segera menutup pintu ruang kerjanya.

Melihat Kartika tersenyum menahan tawa, Karim berjalan mendekat, "Kamu seneng banget ya Saya diledek?"

Kartika melihat pergerakan Karim mulai meresahkan, tak mau terjebak seperti dalam novel yang Ia tulis dan sudah hapal betul takut ada adegan plus-plus.

"Siapa yang ketawa. Kepedeean. Geer!" Kartika memilih mendudukan dirinya di sofa empuk dalam ruangan Karim.

Rupanya pilihan Kartika, malah membuat Karim memiliki ide jahil.

"Eh!" Karim justru menarik Kartika yang kini dalam posisi duduk diatas pangkuannya.

"Lepas!"

"Kalo Mas gak mau gimana?"

Kartika lupa. Ia sedang berhadapan dengan pria dewasa, mantan duda dan tentu sudah banyak jam terbang.

"Lepasin!" Gerakan Kartika diatas pangkuan Karim justru membuat sesuatu yang tertidur menjadi bangkit.

"Sengaja banget ya, mancing Joni supaya bangun!"

Kartika bisa merasakan ada yang menegang dan gede!

"Hahaha! Kamu mancing duluan malah kabur duluan! Belum apa-apa Sayang, mau kenalan dulu?"

"Gak! Lagian tuh burung baperan amat!"

Karim tak menyangka Istrinya sefrontal itu.

"Makanya, Kamu jangan macem-macem Sayang. Joni itu gampang baperan sama Kamu! Mungkin Dia kepingin dielus-elus!"

"Elus-elus matamu!"

"Sini, duduk sebentar. Ada yang Mas mau omongin."

"Jangan bercanda Mas! Ngeri ntar ada yang baperan lagi!"

Kartika masih menjaga jaga aman, meski ikut duduk tapi memilih berhadapan saja. Cari aman.

"Padahal duduk disebelah Mas aman kok! Sini ah, deketan. Atau Mas yang kesitu."

Tak ada pergerakan daei Kartika, Karim yang memilih pindah duduk dan kini dengan tanpa babibubebo merebahkan kepalanya dipaha Kartika.

Entah apa yang merasuki pikiran Kartika. Melihat mata Karim terpejam dan nyaman, Kartika urung mengusirnya dari posisi yang sukses membuat jantung Kartika kebat kebit.

"Ayah mulai serius dengan ancamannya." Masih dengan mata terpejam, Karim menuturkan segala kejadian yang baru Ia ceritakan pada Kartika.

Dengan seksama Kartika mendengarkan semua yang Karim sampaikan.

Baru kali ini, Kartika melihat sisi lain Karim. Jika biasanya Karim terlihat biasa saja, tapi kali ini simpati Kartika secara alami mengalir hingga Ia tak menyangka bahwa kehidupan orang kaya tak selaku enak seperti yang sering Ia lihat.

Kartika bersyukur, meski Ia tumbuh dikeluarga sederhana, tapi kasih Sayang Bapak dan Ibunya luar biasa.

Pertengkaran sehari-hari, hal receh yang bisa bikin Mereka ribut padahal cuma masalah sendok dimana, wadah plastik yang Tama lupa bawa balik dari sekolah, atau Bapak yang kalau sudah mancing tak kenal waktu menjadi bumbu yang membuat suasana rumah Mereka terasa hidup.

"Mas harap, Kamu selalu ada disisi Mas. Mas cuma butuh Kamu ada menemani Mas. Hanya Kamu dan keluarga Kamu yang Mas punya sekarang."

Tanpa terasa tangan Kartika terangkat mengusap surai Karim dan membuat Karim tertidur dalam pangkuan Kartika.

Melihat Karim tertidur damai, Kartika tersenyum. "Kalo tidur begini, kalem, seneng mandanginnya. Coba kalo melek, nyebelin!"

Tanpa Kartika sadar Karim sebetulnya belum tidur namun membuka mata terlalu sayang, kapan lagi bisa bermanja dengan Kartika, kalau saja tidak pura-pura tidur mana sudi Kartika yang ada bakal ngamuk.

***

"Aku harus bagaimana Tante?"

"Jebak Karim! Terserah bagaimana caranya! Buat Dia cerai dengan Istrinya! Tante feeling Wanita itu bukan Wanita biasa. Bisa-bisa, Kamu gak akan bisa mendekati Karim selama ada Dia!"

Klik!

"Ah! Dasar! Mak Seriga Berbulu Domba! Awas aja! Kalo Gue bisa dapetin Karim lagi, Gue bakal depak Dia dari Keluarga Karim!"

***

Album kenangan yang tersimpan rapi di salah satu brangkas milik Kertanegara di dalam ruang kerjanya.

010185

Klik!

Pintu brangkas terbuka. Kertanegara membuka satu per satu lembar album foto yang ada disana.

Lembaran kenangan yang telah usang namun sekalipun tak pernah Ia lupakan dari ingatannya.

"Mala, Mas rindu Kamu. Maafkan Mas, Mas salah. Tapi Mas gak tabu saat itu harus gimana. Mas gak mau Karim membenci Mas. Tapi semua sudah terjadi. Maafkan Mas Mal, Love you Sayang."

Tanggal yang dipilih Kertanegara sebagai kode brangkasnya adalah tanggal pertama kali Ia jatuh cinta pada Kemala Nirwana Putri, Istri Pertamanya, Mendiang Ibu Karim.

1
Radya Arynda
semangaaat caantik,,,di tunggu2 baru muncul
Asyifa Imoet: up dong kak
total 1 replies
Dwi ratna
,up yg bnyk dong kak
Asyifa Imoet: up dong dah nungguin nih
total 2 replies
Radya Arynda
semangaaat cantik💪💪💪💪
TIARA: Makasi Kakak
total 1 replies
Radya Arynda
udah tika jangan jadi istri durhaka.....ber sama2 karim suka duka menghadapi para setan pelakor dan kuntil anak
Dwi ratna
Weh jgn bilang si Tama ngintip disono,Gatot lah kentang
Dwi ratna
eh pak tua,maumu apa sih kekeh bgd bikin anakmu Susah
Dwi ratna
si Tika masa gk ada rasa gmn² gtu ada cwo yg perhatian kyk gtu luar biasanya, dh mati apa hatinya bt cwo,apa gk normal...wkwk
Dwi ratna
emang ya dmn² pelakoer itu serakah dan gk punya malu
Dwi ratna
modus pk Karim ini mah biar dinikahin sm Tika,cerdas caranya
Dwi ratna
Tika loe jgn cuek² amat si jd cewe
Dwi ratna
Napa sih Tika bawaannya sensi Mulu, s duda kyknya ada feel tuh
Radya Arynda
mantap jangan takut karim,,,tetap ber sama dengan kartika dalam suka duka,,,dan kartika semogah kamu selalu ber juang ber sama suamimu
TIARA
Makasi Kakak
Radya Arynda
semangaaat💪💪💪💪💪💪💪
Radya Arynda
semangaaat kartika,,,,,,j
Radya Arynda
semangaaat,,,tetap berjuang ber sama tika dan karim,,,cepet ceritain biar agak plong rim karim
TIARA
Makasi Kak
Radya Arynda
semangaaat,,,,kartika selalu dampingi karim menghadapi semua para dedemit
Radya Arynda
semangaaat tika,,,,,hancur kan para pelakor dan ulat bulu yang serakah,jangan kasih cela buat pelakor,,,,,,besok up lagi ya cantik....jangan sekarang up 2 besok ngambek😄😄😄😄
Radya Arynda
haduh jangan sampai ulat bulu pelakor dan mak lampir ber hasil menjebak karim,,,,,hayooo kartika,,,selalu ber sama ber juang ber sama karim,,,hancur kan para hama pelakor,,orang2 serakah💪💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!