Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Betapa terkejutnya Shila saat tahu siapa nama yang disebut Aslan.
"Jadi kak Aslan masih selalu berkomunikasi sama wanita ular itu?" ujar Shila dengan kesal.
"Tidak seperti itu Shila. Tadi Kiara kecelakaan didepan kantor kakak, jadi kakak membawanya ke rumah sakit."
Nayla yang mendengar itu semakin mengerutkan keningnya.
"Mas siapa Kiara?" tanya Nayla dengan bingung.
"Kiara itu mantannya kak Aslan." ujar Shila dengan cepat.
Mendengar ucapan Shila entah kenapa membuat mood Nayla berubah seketika. Ia hanya diam tak membalas ucapan Shila.
"Nay kamu jangan salah paham. Dia memang mantanku tapi aku menolongnya hanya demi rasa kemanusiaan, nggak lebih." ujar Aslan menatap Nayla yang hanya diam saja.
"Kalau untuk menjenguk wanita ular itu aku tidak mau, lebih baik aku pulang saja. Apa kak Nay mau pulang juga?" tanya Shila.
Baru akan menjawab iya, namun Aslan lebih dulu menjawab.
"Tidak usah Shila. Kalau kamu mau pulang duluan saja, Nayla biar pulang bersamaku."
"Baiklah aku pulang dulu. Ohiya kak Nayla harus jaga kak Aslan dengan baik karena wanita itu pasti punya rencana untuk merebut kak Aslan." Kata Shila sebelum pergi.
"Roy sebaiknya kamu juga pulang saja bersama Shila, Pastikan dia sampai dengan selamat." ujar Aslan pada Roy.
"Baik tuan muda. Kalau begitu saya pergi dulu, permisi nyonya muda." ujar Roy
Lalu ia memberikan kunci mobilnya untuk Aslan.
Setelah Roy pergi, bersamaan dengan pintu ruangan Kiara terbuka dan muncullah papi Kiara.
"Aslan Kiara sudah sadar, ia ingin bertemu denganmu." ujar papi Kiara lalu memperhatikan Nayla.
"Ayo Nay kita masuk dulu sebelum pulang." ajak Aslan.
"Kiara hanya ingin bertemu denganmu Aslan." ujar papi Kiara lalu menatap Nayla memberikan tanda jika ia tak diperbolehkan untuk masuk.
"Maaf om. Tapi jika istri saya tidak diperbolehkan masuk maka saya juga tidak akan masuk." ujar Aslan dingin.
Papi Kiara menarik nafas dalam dan membuangnya dengan kasar.
"Baiklah. Kalian berdua bisa masuk." ujar papi Kiara.
Lalu Aslan dan Nayla mulai masuk ke dalam ruang rawat Kiara. Saat keduanya masuk mereka melihat Kiara yang masih terlihat pucat sedang berbaring di atas brankar.
Kiara tersenyum lembut ketika melihat Aslan. Namun, senyumnya pudar saat melihat disamping Aslan berdiri juga seorang wanita yang ia yakini adalah istri Aslan.
"Aslan kenapa kamu membawa wanita itu kedalam juga. Aku hanya ingin bertemu denganmu."ujar Kiara dengan suara yang lemah.
"Maaf Kiara tapi dia istriku. Jadi kemanapun aku pergi dia akan ikut." ujar Aslan.
Sedangkan Nayla saat ini sedang berkelana dengan pikirannya. Dan ia baru menyadari jika perempuan yang berada di mall saat itu dan foto perempuan yang ia lihat di lemari Aslan adalah Kiara.
"Pantas saja waktu aku bertemu dengannya di mall saat itu, terlihat wajahnya tidak asing ternyata dia orang yang sama." Batin Nayla.
"Aslan aku masih sangat mencintai kamu. Kamu pasti juga masih mencintai akukan?" Tanya Kiara dengan suara bergetar menahan tangisnya.
Mendengar ucapan Kiara Nayla terasa kembali ke alam sadarnya. Lalu ia menatap Aslan yang saat ini raut wajahnya tak bisa di tebak.
"Dulu aku memang mencintai kamu Kiara, tapi maaf sekarang saya mencintai istriku." ujar Aslan.
Mendengar itu entah kenapa hati Nayla sangat bahagia. Ia seperti sedang bermimpi.
"Apa benar yang mas Aslan ucapkan saat ini." ujar Nayla dalam hati.
Mendengar pernyataan Aslan, Kiara tak mampu membendung air matanya. Air mata itu turun dengan deras di pipinya.
"Kamu bohong Aslan. Aku tau kamu pasti berbohong. Kamu nggak mungkin lupain aku gitu aja." Ujar Kiara tak terkendali bahkan saat ini ia mau turun dari ranjang namun ditahan oleh kedua orang tuanya.
"Kiara tenangkan dirimu. Kamu masih sakit." ujar maminya.
"Nggak mih. Aslan nggak boleh lakuin itu sama aku."
"Maaf Kiara tapi saat ini kita sudah mempunyai kehidupan masing-masing. Aku harap kamu dapat mengerti, lagipula bukankah kamu sudah menerima perjodohan dari orang tuamu?" ujar Aslan.
"Aku membatalkan perjodohan itu Aslan. Aku membatalkannya demi kamu, tapi apa yang aku dapat sekarang?" ujar Kiara dengan nada putus asa sambil menenangkan dirinya dipelukan sang mami.
Aslan cukup terkejut mendengar perkataan Kiara. Namun ia tidak akan goyah. Mungkin mereka memang bukan jodoh.
"Aslan sebaiknya kamu pergi saja." ujar papi Kiara.
"Papi...." protes Kiara.
Namun papi Kiara mengangkat tangan tanda bahwa ia tak mau Kiara protes.
"Baiklah kalau begitu kami permisi pulang dulu. Dan semoga Kiara cepat sembuh." ujar Aslan.
Lalu ia menarik tangan Nayla dengan lembut lalu membawanya keluar dari ruangan itu.
Begitu sampai di dalam mobil Aslan tak langsung menjalankan mobilnya. Namun, ia memperhatikan Nayla yang saat ini hanya dia sedari tadi.
"Nay kamu kenapa?" tanya Aslan sambil menepuk pundaknya dengan lembut.
"Nggak kok mas. Aku nggak papa." ujar Nayla.
"Aku tau kamu pasti bingung melihat kejadian di dalam tadi. Kalau kamu mau bertanya, tanyakan saja jangan dipendam sendiri." ujar Aslan.
"Aku bakal jawab semua dengan jujur kok." Sambung Aslan.
Nayla menimbang-nimbang ucapan Aslan. Setelah meyakinkan hatinya bahwa apapun yang di ucapkan Aslan baik itu menyakitinya ataupun tidak ia harus kuat mendengarnya.
"Apa yang kamu ucapkan di dalam tadi benar?" tanya Nayla.
"Ucapan yang mana?"
"Yang kamu bilang mencintai aku." ujar Nayla sambil menatap kedua bola mata Aslan untuk mencari kebohongan.
"Apa selama ini kamu tidak merasakan hal itu?"
Nayla menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.
"Bagaimana aku memperlakukan kamu selama ini. Jujur Nay, sebelum bertemu kamu hidup aku hanya di ibaratkan abu-abu. Tapi setelah bertemu kamu aku lebih banyak mengenal banyak warna di hidup ini." Ujar Aslan.
"Aku nggak tau kapan rasa itu mulai tumbuh." Lanjutnya.
"Tapi apa mas juga masih mencintai Kiara?" Tanya Nayla.
Mendengar pernyataan Nayla, Aslanpun menyentil kening Nayla.
"Auh mas sakit tau." ujar Nayla dengan kesal.
"Kamu kira aku cowok apaan yang bisa mencintai dua wanita sekaligus."
"Aku cukup dengan kamu Nay. Semua perasaan aku terhadap Kiara sudah lenyap semanjak kehadiran kamu dihidupku." ujar Aslan sambil mengecup kening Nayla yang tadi sempat ia sentil.
"Kalau masalah aku membawa Kiara ke rumah sakit, itu semua hanya karena rasa kemanusiaan saja nggak lebih." Lanjut Aslan.
Nayla langsung memeluk tubuh kekar sang suami setelah mendengar semua ucapannya.
"Aku juga mencintai kamu mas." kata Nayla.
"Kamu ngomong apa barusan?" tanya Aslan memastikan telinganya tak salah dengar.
"Aku juga mencintai kamu Aslan Attariq." ujar Nayla tepat di telinga Aslan.
