NovelToon NovelToon
Fangirl Cantik Milik Tuan Antagonis

Fangirl Cantik Milik Tuan Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Obsesi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kaya Raya / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Aluna, seorang pekerja kantoran, punya satu obsesi: Grand Duke Riven Orkamor, antagonis tampan dari game otome yang seharusnya mati di semua rute. Baginya, menyelamatkan Riven adalah mimpi yang mustahil.

​Hingga sebuah truk membuatnya terbangun sebagai Luna Velmiran — putri bangsawan kaya raya yang manja dan licik, salah satu karakter dalam game tersebut.

​Kini, Riven bukan lagi karakter 2D. Ia nyata, dingin, dan berjalan lurus menuju takdirnya yang tragis. Berbekal pengetahuan sebagai pemain veteran dan sumber daya tak terbatas milik Luna, Aluna memulai misinya. Ia akan menggoda, merayu, dan melakukan apa pun untuk merebut hati sang Grand Duke dan mengubah akhir ceritanya.

​Namun, mencairkan hati seorang antagonis yang waspada tidaklah mudah. Salah langkah bisa berarti akhir bagi mereka berdua. Mampukah seorang fangirl mengubah nasib pria yang ia dambakan, ataukah ia hanya akan menjadi korban tambahan dalam pemberontakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Luna Velmiran

Jauh di menara tertinggi akademi, di dalam Ruang Evaluasi yang megah dengan dinding-dinding berlapis rune kuno yang berkilauan, keheningan yang sarat analisis menyelimuti para profesor dan pengawas ujian.

Udara di ruangan ini terasa berat dengan konsentrasi dan ketegangan intelektual, seolah setiap kata yang diucapkan akan menentukan nasib para calon akademisi di bawah sana.

Di tengah ruangan yang luas ini, sebuah layar kristal raksasa setinggi tiga meter menampilkan data dan rekaman-rekaman kunci dari Labirin Harmonia dalam detail yang menakjubkan.

Setiap gerakan, setiap mantra yang diucapkan, setiap keputusan strategis terekam dengan sempurna dalam kristal pemantau yang telah disihir khusus untuk terhubung dengan gelang skor mereka.

Dekan Oldyang duduk di kursinya yang megah, mengamati dalam diam dengan ekspresi yang sulit dibaca, sementara para kepala departemen memberikan evaluasi mereka dengan nada serius dan profesional.

"Secara data mentah, Tim Darius Orphan jelas unggul," kata Archmage Elara, kepala Departemen Sihir.

Nadanya datar namun penuh otoritas, matanya yang berwarna violet terpaku pada data kerusakan yang ditimbulkan di layar kristal. Angka-angka statistik menunjukkan dominasi yang tidak terbantahkan.

"Kecakapan Bersenjata dan Kemampuan Sihir mereka di atas rata-rata. Mereka menerapkan formasi Bumi Hangus secara efisien dan brutal untuk memaksimalkan perolehan skor dalam waktu minimum. Tidak ada yang tersisa dari monster-monster yang mereka hadapi."

Jenderal Titus, kepala Departemen Ksatria yang tubuhnya tegap dan berwibawa, mengetuk meja mahoni dengan jarinya yang kasar penuh bekas luka pertempuran.

Suara ketukannya bergema di ruangan yang sunyi. "Efisien dalam skor, tapi boros dalam sumber daya. Mereka menghabiskan energi magis seolah tak terbatas, seolah ramuan sihir adalah barang murah yang bisa dibeli di pasar. Itu bukan strategi. Itu pemborosan yang mencerminkan ketidakdewasaan dalam bertempur."

Jenderal itu menggeleng dengan ekspresi kecewa. "Tujuan ujian ini adalah adaptasi dan efisiensi, bukan unjuk kekuatan mentah seperti gladiator di arena. Dalam kriteria itu, mereka gagal total."

Dekan mengangguk setuju dengan gerakan yang lambat namun penuh makna. "Kekuatan tanpa kecerdasan adalah alat yang tumpul. Di medan perang sesungguhnya, sumber daya terbatas dan musuh tidak akan memberi kesempatan kedua."

"Tim Alther Miraglen menunjukkan hasil yang lebih baik dalam Kerja Sama Tim dan koordinasi battlefield," lanjut Jenderal Titus sambil menggeser beberapa lembar laporan di hadapannya.

"Formasi mereka solid dan terstruktur dengan baik, menunjukkan pemahaman mendalam tentang taktik kelompok. Nona Ironviel dan Nona Caelmyr adalah petarung garis depan yang bisa diandalkan, dengan teknik bertarung yang sudah matang untuk usia mereka. Mereka dapat bersanding dengan baik bersama sang Sword Duke Muda yang memang sudah terkenal akan kemampuan berpedangnya. Dan jangan lupakan Nona Silvarin yang memberikan dukungan krusial dari belakang dengan timing yang sangat tepat dan analisis situasi yang mengesankan."

Namun, Archmage Elara mengangkat tangan dengan nada yang sedikit kritis. "Struktur komando mereka berantakan dan tidak konsisten," selanya sambil menunjuk ke beberapa rekaman di layar kristal.

"Alther Miraglen adalah pemimpin yang ditunjuk secara resmi, tapi rekaman menunjukkan Iselyn Silvarin-lah yang lebih sering mengambil inisiatif strategis dan memberikan arahan taktis yang efektif. Kepemimpinan yang terpecah seperti ini adalah resep bencana di medan perang sesungguhnya, di mana keraguan satu detik bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati."

Saat perdebatan memanas di antara mereka, Profesor Valerius dari Departemen Artefak melangkah masuk dengan tenang namun penuh tujuan. Sebuah bola kristal perekam melayang di sampingnya.

"Maaf mengganggu, Dekan, para Profesor," katanya. "Saya telah meninjau anomali yang menarik. Sebuah studi kasus tidak biasa yang saya yakini sangat sesuai dengan tujuan ujian ini, terlepas dari skor akhir mereka."

Para profesor lain menatapnya skeptis. "Anomali apa, Valerius?" tanya Jenderal Titus.

"Silakan nilai sendiri," balas Valerius sambil meletakkan bola kristal di konsol utama. Layar kristal raksasa beralih menampilkan data. "Tim Luna Velmiran."

"Ah, yang peringkat tiga itu?"

"Luna Velmiran sungguhan pemimpinnya?"

"Tim sisa..."

"Komposisi yang dipaksakan," langsung komentar Jenderal Titus. "Seorang Velmiran manja yang belum teruji, Grand Duke penyendiri, dan dua Brunegard tak dikenal. Di atas kertas, ini tim yang pasti gagal."

Rekaman dimulai, menampilkan formasi tim mereka. "Lihat," kata Valerius. "Perhatikan kepemimpinannya, tidak ada perintah verbal yang terbuang. Semua perintah yang datang melalui isyarat juga efisien."

"Dia mengidentifikasi jalur yang dihindari tim lain. Keputusan berisiko, tapi secara taktis cerdas," gumam salah satu pengawas.

Kemudian rekaman menunjukkan mereka menemukan Menara Alat Tersihir. Suasana ruangan evaluasi berubah.

"Bagaimana mereka bisa menemukan menara itu? Probabilitasnya di bawah lima persen," kata Archmage Elara, mencondongkan tubuh ke depan dengan minat yang terusik.

Keheningan melanda saat mereka menyaksikan pertarungan melawan Lele Truno, lalu terkejut ketika Ikan Mas Raksasa—Self-Proclaimed Dragon—muncul.

Jenderal Titus mengentakkan tangan ke meja. "Gila! Keberuntungan pun ada batasnya... Lele Truno saja sudah sangat beruntung, tapi ini..."

"Spesimen yang sangat langka," bisik Elara, matanya terpaku pada layar. "Data pertarungan melawannya akan sangat berharga."

Mereka menyaksikan strategi gila Luna yang ternyata berhasil, melihat Jantung Naga Palsu memasuki tubuh para anggota tim.

"Berkah Keberuntungan..." kata Valerius. "Perhatikan peningkatan kapabilitas Haris dan Theo setelah ini. Lompatan kekuatan mereka cukup signifikan."

Para profesor mengamati dengan saksama saat Haris dan Theo mendominasi lantai tiga. "Peningkatan yang tidak wajar, tapi mereka berhasil mengendalikannya dengan efektif," akui Jenderal Titus dengan enggan. "Mereka jenius, meski kurang bakat."

Rekaman beralih ke lantai empat — Piranha Moncong Panah.

"Tekanan yang luar biasa," kata Titus, kini benar-benar fokus. "Lihat formasi pertahanan mereka. Sederhana, tapi efektif. Penyembuh itu... Gema Penyembuhannya adalah faktor kunci yang membuat mereka bertahan begitu lama."

Mereka menyaksikan pertarungan brutal itu — bagaimana pertahanan tim hancur, Haris terluka parah, dan puncaknya, saat Riven Orkamor melepaskan sihirnya.

Ruangan evaluasi menjadi senyap total. Semua profesor, bahkan Jenderal Titus, menatap layar dengan ekspresi tak percaya.

Archmage Elara memecah keheningan dengan suara seperti bisikan penuh kekaguman akademis. "Kontrol absolut atas suatu area... Itu bukan sihir biasa. Itu manifestasi 'Konsep' — dia memaksakan konsep 'nol mutlak' pada suatu wilayah. Absolute Zero menarik..." Rasa penasarannya sangat kentara.

Tepat saat mereka paling ingin melihat lebih lanjut, rekaman di layar tiba-tiba menjadi statis dan terputus.

"DATA TERPUTUS!?" bentak Jenderal Titus, jelas frustrasi.

"Gelang skor Tuan Brunegard dan penyembuhnya dilepaskan di sini. Mereka dievakuasi," jelas Profesor Valerius dengan wajah masam. "Tidak lama kemudian, putri Velmiran berkata bahwa dia tidak ingin mencetak skor lebih dari poin sekarang dan... mereka semua melepaskan gelang."

"Tunggu," kata Elara, matanya melebar. "Itu berarti... Putri Velmiran dan Grand Duke Orkamor melanjutkan hanya berdua?"

Seluruh ruangan berdengung dengan spekulasi. Melanjutkan hanya berdua setelah kerusakan seperti itu — nekat, atau sangat percaya diri? Tapi yang lebih membuat penasaran, apa yang ada di lantai atas menara itu?

Dekan Oldyang, yang sejak tadi hanya diam mengamati, akhirnya angkat bicara. Suaranya menenangkan keributan.

"Kekuatan mentah memenangkan poin," katanya, matanya menatap tajam ke arah layar kosong. "Kecerdasan dan adaptasi memenangkan pertarungan. Dan keberanian untuk menghadapi yang tak diketahui... itulah yang menciptakan legenda."

Ia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya meresap.

"Ujian berikutnya akan menunjukkan pada kita mana dari kualitas-kualitas itu yang benar-benar murni milik mereka sebagai individu."

Semua mata kini tertuju pada jadwal ujian berikutnya dengan antisipasi yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Ujian Individu.

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
BlackMail: Makasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
Hppykiyo Modbos
terima kasih kak double up nyaa ✨✨✨😍
Hppykiyo Modbos
semangat Lunaa, pelan pelan cairkan si gunung es💪💪😖
Hppykiyo Modbos
simulasi membangun...


~Urusan perabotan dan wangi-wangian
Kuserahkan pada s'leramu yang lebih maju
Tapi tata ruang, aku ikut pertimbangkan~🎶
Hppykiyo Modbos
wkwk, seakan hanya ada kalian berdua ya (Luna Riven), dunia dan yang lainnya hanya jadi latarr + nyamuk
🤣
Hppykiyo Modbos
terima kasih kakk double up nyaa

love you,Je t'aime, Te amo, Saranghae, liebe🫶🏻
Hppykiyo Modbos
rawrrr
Hppykiyo Modbos
adegan ini yang selalu ku nanti, aaaa omg gemesss, thanks kak author, nggk papa tipis" yang penting ada😖😍
nsjdjdhdb
ceritanya sangat menarik dan tidak membosankan.
Hppykiyo Modbos
aa gila, suer iselyn adalah mahluk yang patut di curigai, jangan jangan diaa...😖

sampaikan pesanku untuk Luna Thor "hati hati Lunaa😖"
Hppykiyo Modbos
butuh rekomendasi Novell!! 🫠
Hppykiyo Modbos
sebelumnya terima kasih Thor atas kerja keras nya membuat cerita ini, jangan lupa makan dan istirahat agar tetap dalam keadaan sehat selalu


ijin Thor
aaaaa kenapa sedikit sekali rasanya ini terlalu pendek, sudah kuduga aku harus menabungg nya, tapi karena jari ini terlalu gatal sehinga.. ah sudahlah😖🫠🫠🫠
Hppykiyo Modbos: iya nggk papa kak, aku akan tetap menunggumuu, makasih ya kak, semangatt kk✨💪
total 2 replies
Hppykiyo Modbos
kak Thor kok dikittt🫠
makasih kakk, love sekebon deh🫶🏻✨




~maaf ngelunjak🫰🏻🫰🏻
Hppykiyo Modbos
aaa kuharap Luna iselyn akurr, dan punya pasangan masing masing 😖
Hppykiyo Modbos
.
Hppykiyo Modbos
ku harap raven mencintai luna bukan sekedar mengingatkan karena kekuasaan keluarga nya Lunaa🫠
Hppykiyo Modbos: typo *menginginkan dukungan kekuasaan dari keluarga nya luna
total 1 replies
Hppykiyo Modbos
terima kasih kak sudah menuliskan cerita seseru dan segreget ini

semangat kakk, aku tunggu up selanjutnya, nggk sabar apakah ada adegan bucin nya raven ke Lunaa😍💪
Hppykiyo Modbos
anomaliii~~🤣
Hppykiyo Modbos
aaa lucunya Aluna, fangirl tingat sssss+
Hppykiyo Modbos
menguji kesabaran Luna wkwk🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!