Dikhianati suami dan sahabatnya sendiri, Seraphine Maheswara kehilangan cinta, kepercayaan, bahkan seluruh harta yang ia perjuangkan. Malam itu, ia dijebak dalam kecelakaan maut oleh Darian Wiranata dan Fiora Anindya.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Kini, Seraphine bukan lagi wanita naif, melainkan sosok yang siap membalas dendam kepada paraa pengkhianat.
Di tengah jalannya, ia dipertemukan dengan Reindra Wirajaya, CEO muda yang perlahan membuka peluang takdir baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 SERA TIDAK BISA BERBOHONG
"Eh...itu maksutku"Sera gugup seolah kebohongan yang ia perbuat tidak bertahan lama.
"Jujur saja Sera,aku tidak apa apa"ucap Reindra lembut.
"Aku takut kamu nanti menjauh"kata Sera pelan.
"Tidak akan Sera,aku akan selalu ada di dekatmu" Reindra mengelus tangan Sera yang sedang memeluk pinggangnya.
Angin berhembus pelan,seolah ikut menenangkan Sera yang sedang gugup untuk memberikan jawabannya.
"Aku..aku tidak bermaksut membohongimu Reindra"kata Sera pelan.
"Pikirkanlah dulu Sera kamu mau memberi penjelasan atau tidak"
Reindra segera menjalankan motor itu dengan cepat hingga sampailah mereka di parkiran kampus. Sera turun terlebih dahulu dengan wajah yang masi gugup.
"Sial sekali aku tidak bisa berbohong tetapi mencoba berbohong kepada Reindra,sekarang aku yang bingung harus menjawab apa"batin Sera.
Reindra ikutan turun,dan menatap Sera yang masi gugup.
"Jujur saja Sera aku tidak bakal marah"kata Reindra lembut sambil melepaskan pengait helm di kepala Sera.
"Benarkah?kamu tidak akan menjauhiku atau kamu bakal marah karena aku tidak jujur?"tanya Sera takut bahwa Reindra akan meninggalkannya.
"Santai saja Sera kenapa kamu harus takut"kata Reindra halus bahkan suara lembutnya bisa menenangkan hati Sera yang sedang gundah.
Sera menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. Jemarinya meremas erat tali tasnya, seakan mencari pegangan. Tatapan Reindra yang penuh kesabaran membuatnya semakin sulit menyembunyikan sesuatu.
"Aku… aku sebenernya anak bungsu keluarga Maheswara” ucap Sera akhirnya, suaranya bergetar. Ia menunduk, takut menatap langsung wajah Reindra.
"Aku cuma nggak mau kamu mengira aku sombong dan kamu malah minder,apalagi aku trauma kalau aku mengaku kaya ntar ada yang memanfaatkanku seperti Fiora dan Darian"
Reindra terdiam sejenak, angin pagi itu berhembus pelan yang membuat helaian rambut Sera ikut bergerak. Sera ikut terdiam ia takut jawaban apa yang ia terima dari mulut Darian.
Namun, Reindra hanya tersenyum tipis. Ia mengangkat tangan, perlahan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sera.
"Aku sudah tahu, Sera bahkan dari awal"
Sera terperangah, matanya membesar "Kamu… kamu tahu?"
"Aku tahu akan tetapi aku ga peduli kamu anak siapa. Aku cuma peduli sama kamu Sera yang apa adanya di depanku sekarang ini"
"Dan aku tidak akan minder di dekatmu atau keluargamu. Aku juga bukan pria murahan yang akan memanfaatkan seorang wanita" Reindra menatap Sera lembut.
Sera terpaku,ada rasa lega yang mengalir di dadanya, bercampur dengan kebahagiaan yang tak bisa ia sembunyikan.
"Aku tahu Reindra bukan seorang yang seperti Darian"batinya senang.
"Jadi jangan pernah takut jujur sama aku lagi, ya" Reindra mendekat kedua mata mereka saling menatap,tatapan Reindra sangat teduh.
"Makasih Reindra" Sera mengangguk pelan.
Pagi itu suasana kampus sudah ramai ramainya,tetapi Sera dan Reindra merasa dunia saat ini hanyalah milik mereka berdua. Tetapi di balik mobil hitam ada seorang pria yang masi saja terus mengawasi gerak gerik kedua manusia yang sedang dimabuk asmara.
"Aku sudah bersama Fiora tetapi kenapa aku tidak rela Sera bersama pria lain"gumam Darian.
Reindra segera menarik tangan Sera untuk masuk ke dalam kampus,Darian yang sedari tadi melihat mereka ikut masuk ke dalam kampus. Tetapi saat sedang mengendap endap tiba tiba seorang wanita dengan rambut panjang menepuk bahunya,Darian sontak terkejut.
"Darian kamu kok gaa jemput aku"Fiora kesal.
"Eh..aku tadi sibuk"kata Darian masi syok.
"Kamu selalu begitu,tetapi kalau kamu ada maunya datang tanpa diundang"Fiora cemberut.
"Bukan Gitu Fio,aku tadi pagi memang lagi sibuk"
Fiora melipat kedua tangannya di dada, bibirnya manyun kesal.
"Kamu tuh ya, Darian kalau soal aku selalu punya alasan sibuk. Tapi giliran soal Sera, kamu tiba-tiba jadi punya waktu" Nada suaranya penuh sindiran.
Darian menoleh sekilas, mencoba menyembunyikan wajahnya yang gelisah.
"Bukan begitu, Fio. Aku memang ada urusan jangan salah paham, ya" Ia mengusap pelan lengan Fiora, berusaha menenangkan.
Namun, tatapannya tak bisa lepas dari punggung Sera yang semakin menjauh bersama Reindra. Setiap langkah mereka berdua membuat dadanya semakin sesak.
Fiora memperhatikan arah pandangan Darian, matanya menyipit
"Lihat kan? Kamu masih aja tatap dia terus"
"Nggak,Aku cuman—" Darian tersentak lalu buru-buru mengalihkan pandangan.
"Udah, Darian Jangan bohong sama aku" potong Fiora, lalu dengan cepat ia meraih tangan besar Darian dan menggenggamnya erat.
"Kalau kamu terus begini, aku ga suka. Mulai sekarang kamu harus fokus sama aku aja ya"
"Oke… oke, Fi. Aku fokus ke kamu" Darian menghela napas lalu menoleh ke arah Fiora yang sedang cemberut.
Tapi di dalam hatinya, bayangan senyum Sera bersama Reindra tetap membakar.Fiora tersenyum puas melihat Darian akhirnya luluh. Tanpa memberi kesempatan untuk berpaling lagi, ia langsung menarik tangan Darian menuju kelas.
"Ayo, masuk bareng aku. Biar semua orang tahu kalau kamu sekarang milikku"
Sera dan Reindra sudah duduk sambil bercanda canda hingga jam pelajaran pun dimulai, dosen sudah datang membawa map tentang beberapa murid yang diterima magang di perusahaan terbesar kota itu yaitu perusahaan wirajaya.
"Hari ini saya akan umumkan daftar mahasiswa yang diterima magang di perusahaan Wirajaya,” ucap dosen dengan suara mantap.
"Perusahaan ini hanya memilih beberapa orang saja, jadi bersyukurlah bagi kalian yang berhasil lolos"
"Perusahaan Wirajaya kan perusahaan terbesar di kota ini,bahkan lebih besar dari perusahaan papa"gumam Sera yang masi terdengar oleh Reindra.
"Di kehidupan sebelumnya aku gagal di magang di perusahaan Wirajaya karena aku kalah saat pemilihan duta malah Fiora yang ikut"batin Sera merutuki dirinya yang dulu.
Sementara Reindra hanya tersenyum tipis, tangannya dengan santai mengetuk meja. Ia tahu persis apa yang akan diumumkan, tapi memilih diam.
"Baik akan saya umumkan satu persatu"
"Pertama Reindra lalu Clarissa dan Nadya"Clarissa segera menatap Nadya dengan senang.
"Ayahku kan salah satu manager disana"Clarissa merasa bangga.
"Wah selamat ya Rei"Sera menoleh kebelakang.
"Selanjutnya Sera Maheswara" suara dosen menggema di ruangan.
Sera yang tadinya santai langsung terdiam, matanya membesar.
"Aku? Aku lolos?gumamnya pelan, hampir tak percaya.
"Selamat, Sera. Kita bareng lagi" ucapnya Reindra senang.
"Berikutnya, Darian dan Fiora" suara dosen kembali memanggil.
Darian tersenyum tipis,ia senang bahwa ia masi bisa dekat dengan Sera,sedamgkan Fiora segera menatap Darian.
"Lihat kan? Aku bilang juga apa, kita pasti masuk bareng-bareng"bisiknya.
"Kenapa harus mereka lagi? Bahkan di kehidupan kali ini pun" batinnya penuh rasa was-was.
Reindra yang menyadari perubahan wajah Sera,segera menepuk pundaknya yang membuat Sera menoleh ke arah belakang.
"Tenang, kamu nggak sendiri disana,ada aku Sera" ucapnya pelan.
Mohon dukungannya ya teman teman jangan lupa like dan komen ❤️❤️❤️❤️