NovelToon NovelToon
七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Tujuh dunia kuno berdiri di atas fondasi Dao, dipenuhi para kultivator, dewa, iblis, dan hewan spiritual yang saling berebut supremasi. Di puncak kekacauan itu, sebuah takdir lahir—pewaris Dao Es Surgawi yang diyakini mampu menaklukkan malapetaka dan bahkan membekukan surga.

Xuanyan, pemuda yang tampak tenang, menyimpan garis darah misterius yang membuat seluruh klan agung dan sekte tertua menaruh mata padanya. Ia adalah pewaris sejati Dao Es Surgawi—sebuah kekuatan yang tidak hanya membekukan segala sesuatu, tetapi juga mampu menundukkan malapetaka surgawi yang bahkan ditakuti para dewa.

Namun, jalan menuju puncak bukan sekadar kekuatan. Tujuh dunia menyimpan rahasia, persekongkolan, dan perang tak berkesudahan. Untuk menjadi Penguasa 7 Dunia, Xuanyan harus menguasai Dao-nya, menantang para penguasa lama, dan menghadapi malapetaka yang bisa menghancurkan keberadaan seluruh dunia.

Apakah Dao Es Surgawi benar-benar anugerah… atau justru kutukan yang menuntunnya pada kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Suara langkah Xuanyan terdengar lirih di antara pepohonan. Hutan itu sunyi, hanya sesekali suara burung menyelip di sela desir angin. Namun aura yang menekan membuat setiap dedaunan bergetar. Xuanyan berjalan tanpa henti, tatapannya terkunci pada satu sosok yang terus ia ikuti sejak keluar dari kota—Mo Yun.

Setiap kali Mo Yun melangkah, punggungnya terasa seolah mengejek Xuanyan. Jubah hitamnya berkibar ringan, seperti iblis yang dengan sengaja memancing mangsanya masuk lebih dalam ke sarang kematian.

Xuanyan tidak memperdulikan bahaya. Bayangan wajah Ruo, senyum hangatnya, suara tawa Meiyun yang kini hanya penuh luka, terus berputar di kepalanya. Dadanya sesak.

Akhirnya, di tengah hutan yang sunyi, Mo Yun berhenti. Ia berdiri tegak, lalu perlahan berbalik. Senyum ramah—yang lebih mirip ejekan—tersungging di bibirnya.

“Ah… tuan muda. Apa yang anda lakukan? Mengapa terus mengikuti saya?” suaranya tenang, lembut, namun menyimpan nada berbahaya.

Xuanyan berhenti beberapa langkah darinya. Wajahnya suram, sorot matanya tajam menusuk.

“Berhentilah bermain-main… Yan Mo.”

Keheningan sejenak melingkupi hutan itu. Burung-burung yang tadinya masih berceloteh mendadak terdiam, seolah turut tercekik oleh atmosfer yang menegang.

Mo Yun menatap Xuanyan, lalu perlahan bibirnya melengkung lebar.

“Ho… jadi kau sudah tahu. Menarik sekali.”

Ia tertawa kecil, lalu mendekat. “Kau sangat terlambat, Tuan muda Xuanyan.”

Xuanyan tersentak. “Kau…”

Mo Yun terkekeh, matanya memancarkan cahaya iblis. “Kenapa? Kau terkejut aku tahu siapa dirimu? Xuanyan, murid dari Sekte Azure Cloud. Anak kesayangan Patriark, namun dianggap sampah oleh sebagian besar murid lainnya… bukan begitu?”

Xuanyan menggertakkan giginya. “Aku tidak peduli meski kau tahu. Kau sudah… terlalu kelewatan batas.”

“Batas?” Mo Yun tertawa terbahak, suaranya menggema. “Aku selalu melewati batasanku! Dunia ini terlalu membosankan jika hanya hidup dalam garis yang ditentukan orang lain. Kau marah? Karena ketua asosiasi itu? Atau…” matanya menyipit tajam, “…karena gadis penjual mie itu?”

Hati Xuanyan seketika mencelos. Aura dingin mulai keluar dari tubuhnya.

Mo Yun menepuk-nepuk dagunya dengan pura-pura berpikir. “Ah… apa namanya… Ruo, bukan? Hahaha! Ya, aku masih ingat. Gadis itu… sungguh, rasanya sangat enak. Sayang sekali aku tak bisa membagikan kenikmatannya padamu.”

“KAU…!” aura Xuanyan meledak, Qi es yang membekukan udara seketika meluap. Tanah di bawah kakinya tertutup lapisan tipis es.

Mo Yun menatapnya dengan penuh minat, seolah seorang ilmuwan melihat eksperimen yang baru saja berhasil. “Wah, emosimu benar-benar membara. Ya, ya… kau masih muda. Anak muda memang penuh gairah, semangat menegakkan keadilan, ingin menjadi pahlawan. Sangat menggemaskan.”

“Kau IBLIS!” Xuanyan berteriak, suara penuh amarah. “Kenapa kau harus merenggut nyawa gadis polos!? Padahal dia baru saja ingin mewujudkan mimpinya. Sekarang kau menghancurkannya! BERAPA banyak mimpi gadis yang sudah kau hancurkan, hah!?”

Mo Yun terbahak. “Haha… kau benar-benar marah hanya karena hal seperti itu? Kau pikir dirimu siapa? Xuanyan… kau sungguh terlalu naif.”

Xuanyan terdiam sejenak, tubuhnya gemetar bukan karena takut, melainkan karena amarah yang menyesakkan dada.

Mo Yun mulai berjalan mengitari Xuanyan seperti predator yang mengepung mangsa. “Aku bahkan sempat khawatir saat tahu ada yang ingin memburuku. Aku pikir lawan yang datang padaku adalah seorang Nascent Soul atau minimal Core Formation. Tapi ternyata…” ia menatap penuh hina, “…hanya bocah Qi Refining. Kau bahkan belum layak disebut ancaman.”

Xuanyan menunduk, giginya bergemeretak.

Mo Yun tersenyum lebih lebar, terus menancapkan kata-kata seperti pisau. “Kau masih terlalu muda untuk memahami cara kerja dunia ini. Kau tidak punya pengalaman. Baru keluar dari sektemu, menjalankan misi pertama, sudah gegabah ingin jadi pahlawan. Apa hasilnya? Kau tidak menolong siapa pun. Kau hanya membuat keadaan semakin buruk.”

Xuanyan tetap diam, napasnya berat.

Mo Yun tertawa lagi. “Kenapa diam? Dimana semangat membaramu untuk menegakkan keadilan? Dimana tekadmu untuk membasmi semua kultivator iblis? Hah? Apa sekarang kau sadar bahwa dirimu… bukan siapa-siapa?”

Dalam sekejap, Mo Yun sudah berdiri di depan wajah Xuanyan. Matanya menatap dalam, penuh kegelapan. “Xuanyan… bahkan Dao Surgawi yang absolut pun hanya duduk diam melihat kekacauan di tujuh dunia. Namun bocah ingusan sepertimu berani melawanku? Sungguh ironis. Pulanglah. Fokus menjadi kuat. Baru setelah menembus Nascent Soul, temui aku lagi.”

Ia berbalik, melangkah santai meninggalkan Xuanyan.

Namun tiba-tiba—

“JANGAN SOMBONG!” Xuanyan meledak, tubuhnya melesat, tinjunya menyambar ke arah punggung Mo Yun dengan aura es yang membeku.

BRAK!

Pukulan itu berhasil ditangkap dengan satu tangan oleh Mo Yun. Ia menoleh, tatapannya mengejek. “Oh? Jadi kau masih berani?”

Namun tiba-tiba, wajah Mo Yun berubah kaget. Tangannya… membeku! Es biru menyebar cepat dari lengan hingga bahunya.

“Dao Es…?” bisiknya tertegun. “Sama persis seperti si permata biru itu…”

Namun senyumnya segera kembali. Ia mengerahkan Qi, tubuhnya bergetar, lalu—

DUARR!

Xuanyan terhempas keras, menabrak pohon besar hingga batangnya retak. Tubuhnya jatuh ke tanah, darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

Mo Yun berdiri tegak, menatap Xuanyan yang terengah. “Bagus… ternyata kau menyimpan sesuatu yang menarik. Tapi…” ia menatap dengan tatapan dingin yang menusuk, “…kau masih terlalu lemah.”

1
Nanik S
💪💪💪💪
Depressed: Ayo mampir kak, kali aja suka tema kultivator gitu
total 1 replies
Nanik S
Xuanyan Bagus... jadilah dirimu sendiri
Nanik S
Lanjut
Nanik S
Xuanyan... Raihlah puncak tertinggi dan #elamatkan Xueran
iwakali
pertarungan panjang bbrp chapter. musuh mati ditangan orang lain
Depressed: Ayo mampir kak, kali aja suka tema kultivator gitu. sugan
total 1 replies
Christian Matthew Pratama
mc bnyakan bacot...itu itu aja dr td bahasanya
Christian Matthew Pratama
mc ooon blm kuat tp sok hebat
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Xuanyan.... lanjut.. jangan pernah berhenti dan bisa menolong Xueran dan mengambilnya
Nanik S
Xueran kenapa tidak muncul
Nanik S
Dimana Xueran
Nanik S
Xuanyan.... bisakah menarik perhatian dari salah satu Putri suci
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Semua sudah datang lalu kemana Yueran
Nanik S
Jadilah pemenang dalam Putra Suci dan jangan Yueran menderita
Nanik S
Lanjutkan Yor
Nanik S
Xuanyan dasar konyol
Christian Matthew Pratama
pake banget ya
Orie..
ok lanjut..jgn trlalu naif,humor aja .,
Depressed: Ayo mampir kak, kali aja suka tema kultivator gitu
total 1 replies
Nanik S
Lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!