NovelToon NovelToon
Legenda Sang Kaisar Naga

Legenda Sang Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Action / Spiritual / Epik Petualangan / Fantasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jusman

Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10 Kematian Jenderal Ming

Segel lain muncul di langit. Sama seperti sebelumnya, yang terikat di segel itu adalah seorang pemuda. Bedanya, pemuda itu tampak sangat lemah. Tubuhnya pun dipenuhi oleh garis biru, merah, dan hijau, garis-garis yang sama yang sudah ada ditubuhnya selama 100 tahun.

"Wah, bagus sekali Jenderal!" Guang Shen tersenyum sinis. Di sisi lain, Jenderal Ming masih berlutut di hadapannya sambil menangis.

"Kamu pikir tangisanmu bisa memperbaiki semuanya? Tidak Jenderal!" ucapnya dengan emosi yang tertahan.

"Akan kubuat kamu menyesali semuanya!" Sebuah cambuk muncul di hadapannya. Cambuk dengan pegangan kepala naga itu diambil dan diarahkan ke tubuh Jenderal Ming.

"Selama 100 tahun, kamu memanfaatkanku agar anakmu hidup. Sekarang, akan kubuat mereka berdua mati perlahan-lahan." Guang Shen terbang ke arah putra Jenderal Ming, Ming Gao yang tampak sangat lemah. Tanpa banyak basa-basi, cambuk itu menghantam tubuh lemahnya.

"Tidak, hentikan!" Jenderal Ming berteriak, tapi Guang Shen tak mengindahkan.

"Dahulu, saat ibuku bersujud dan memohon-mohon padamu, apakah kamu peduli? Saat ibuku menangis di hadapanmu, apakah kamu berhenti? Tidak, kan! Hari ini, aku akan melakukan hal yang sama!"

Tubuh lemah itu terus dicambuknya tanpa henti. Setiap cambukan yang mengenai tubuh lemah itu meninggalkan bekas merah memanjang. Di ujung garis merah itu terbentuk simbol tengkorak putih.

"Kumohon, hentikan!" Jenderal Ming bersujud, tapi percuma saja. Guang Shen sama sekali tidak mendengarnya, justru ia mengalirkan petir ke cambuknya.

"Tidaaakkk!" Saat Guang Shen mengangkat cambuk itu, Jenderal Ming berteriak. Ia melesat ke arah putranya, tapi terlambat. Cambuk itu sudah mengenai punggung Ming Gao.

"Gao'er!" Dengan posisi melayang, Jenderal Ming memeluk putranya itu sambil menangis.

"Saat kamu melemparku ke lembah kematian, kamu tidak peduli dengan ibuku yang mungkin sedang menangis. Lalu, apa gunanya aku peduli denganmu, Jenderal?"

Guang Shen menatap sinis Jenderal Ming. Sebelum Jenderal itu bereaksi, Cambuknya sudah mengenai pemuda yang satunya. Kali ini, yang memuntahkan darah adalah Jenderal Ming sendiri.

Ctaaasssss

Pemuda itu terus dicambuknya. Sama seperti Ming Gao, di tubuh pemuda itu juga muncul garis tiga warna. Garis tiga warna itu membuat Guang Shen marah.

"Pak Tua sialan!"

Tangan Guang terkepal. Cambuknya berubah menjadi pedang. Di detik berikutnya, tubuh pemuda itu terpotong menjadi dua bagian. Belum puas hanya dengan membunuh, mayat pemuda itu dibakar, bahkan abunya pun tidak dibiarkan menyentuh tanah.

"Andai saja ayahku manusia biasa, mungkin aku mati sejak lama!" Kilatan kemarahan muncul di matanya. Pedangnya itu tiba-tiba saja melesat dan memotong tubuh Ming Gao.

"Mereka hidup dengan menyerap energi kehidupanku. Jadi, sudah sewajarnya aku membunuh mereka!" jelasnya.

Swuuuusss

Api membakar tubuh Ming Gao. Sama seperti sebelumnya, abu pemuda itu pun tak dibiarkan menyentuh tanah. Dua putranya yang dibunuh di depan matanya membuatnya sangat terpukul.

"Kamu—" Aura membunuh merembes dari tubuh Jenderal Ming.

Syutt

Beberapa jarum menancap di tubuh sang Jenderal. Jarum-jarum itu mengunci meridiannya sehingga dia terjatuh. Tubuhnya kaku, sulit untuk digerakkan.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Jenderal Ming.

Guang Shen tak menjawab. Ia hanya tersenyum dengan jarum emas di tangannya. Jarum itu dilempar dan mengunci aliran darah sang Jenderal. Bukan hanya bergerak, mulutnya pun terkunci.

"Akan kubuat kamu menderita, Jenderal!" ucapnya dengan suara yang pelan.

"Em … em …. " Jenderal Ming hendak mengatakan sesuatu, tapi mulutnya yang terkunci menyebabkan dia sulit untuk mengatakan sesuatu.

"Emm!"

Jenderal Ming memberontak. Jarum-jarum yang menancap di tubuhnya menyebabkan darahnya membeku perlahan-lahan. Bukan hanya itu, meridian utama yang terkunci menyebabkan aliran energi di tubuhnya menjadi kacau.

Sreeeeeekkk

Darah menyembur dari lengan, betis, dan juga pahanya. Luka itu disebabkan oleh energinya yang semakin kacau. Perlahan-lahan, energi yang kacau itu menghancurkan organ dalamnya. Satu per satu, ingatan kelam memenuhi kepalanya. Diantara ribuan anak kecil yang ditemuinya, Guang Shen yang sering disiksanya hampir setiap hari.

"Em!" Dengan gemetaran, ia mengatupkan kedua tangannya. Jenderal Ming menangis, tapi Guang Shen pura-pura tidak melihat.

"Sudah selesai nangisnya?" tanyanya. Siapapun yang melihatnya, mungkin orang-orang beranggapan dia tidak punya empati, tapi yang tak punya empati dan rasa kasihan adalah Jenderal Ming sendiri.

"Selamat tinggal!" Guang Shen menusuk tepat di jantung Jenderal Ming. Tusukan pedang itu mengingatkannya pada kejadian di tepi lembah kematian.

Mulutnya terkunci, tapi matanya tak bisa berbohong. Sorot matanya seolah menyiratkan sebuah penyesalan yang besar. Sayangnya, penyesalan itu datang terlambat. Air yang dulu ditumpahkan sudah bercampur dengan tanah dan kotoran, mustahil untuk diambil kembali.

Guang Shen hanya menatap dingin Jenderal Ming yang sudah sekarat. Ia menjentikkan jarinya, dan api surgawi membakarnya perlahan-lahan.

"Berkali-kali aku memohon, tapi tak pernah kamu dengar. Sekarang, nikmatilah rasa sakit ini!" ucapnya sambil mencabut jarum akupuntur yang ada ditubuh sang Jenderal.

"A–aku mi–minta ma–maaf!" ucap Jenderal Ming terbata-bata.

"Terlambat! Permintaan maaf itu sudah tidak ada gunanya, Jenderal!" Jarum terakhir, yaitu jarum emas dicabut dengan kasar. Hal itu membuat Jenderal Ming berteriak kesakitan.

"Kalau saja aku mau, aku bisa menyiksamu dengan racun, sama seperti kamu menyiksaku dahulu. Sayangnya aku punya metode penyiksaan yang jauh lebih kejam, Jenderal!"

"Apa yang kamu tanam, itulah yang kamu tuai! Waktu terus berjalan, tak pernah menunggu sampai kau menyesal. Secara tidak langsung, apa yang kamu rasakan hari ini adalah hasil dari perbuatanmu di masa lalu!" ucap Guang Shen.

"Sampai kapan pun — keturunan klan Ming akan memburu—" Jenderal Ming tidak sempat menyelesaikan ucapannya. Ia memuntahkan seteguk darah lalu matanya tertutup selamanya.

"Pemberontak!" Dari belakang, Kaisar Huang Bing berteriak. Guang Shen berbalik dan Kaisar muda itu sudah muncul di depannya dengan pedang terhunus.

Baaammm

Sekali jentikan jari, energi yang sangat kuat menghempaskan tubuh Huang Bing. Kaisar Muda itu memuntahkan darah dan sekujur tubuhnya dipenuhi garis merah putus-putus. Diantara garis merah itu, muncul titik-titik hijau yang nyaris tidak terlihat.

Guang Shen muncul di depan Huang Bing dan mencengkram lehernya. Kaisar Huang itu berusaha melepaskan diri, tapi tidak bisa. Kekuatannya sudah disegel oleh kekuatan misterius.

"Aku tidak akan puas sebelum melihat keturunan baj*ngan itu menderita!"

Huang Bing dilempar seperti barang tak berharga. Sebelum ia berdiri, Guang Shen muncul dan melemparkan belati ke arahnya. Belati-belati itu menancap tepat di perutnya.

"Apa yang kamu inginkan?" tanyanya dengan darah mengalir di kedua sudut mulutnya.

"Menghancurkan klanmu!" jawab Guang Shen.

"Selamat tinggal!" Guang Shen mengeluarkan belati lain. Belati itu digunakan untuk mencabut nyawa sang kaisar. Tepat saat kaisar sudah tak bernyawa lagi, diagram peringatan muncul di langit ibukota.

1
Glastor Roy
up
adi ambara
cerita yg tak jelas..
Glastor Roy
update ya torrr ku
Glastor Roy
up
Rizky Fathur
cepat bantai semua Klan Yuan sampai tidak tersisa Thor
Glastor Roy
update ya torrr
Glastor Roy
up
Glastor Roy
update ya torrr ku
Glastor Roy
up
Glastor Roy
update ya torrr ku
Glastor Roy
up
Glastor Roy
makasih torku update ya
Glastor Roy
up
Glastor Roy
update
Glastor Roy
up
Glastor Roy
update ya torrr ku
Glastor Roy
up
Rizky Fathur
cepat bantai Klan Huang dengan kejam Thor bikin satu bab lagi Thor
Paddle Pops
/Smug/
Rizky Fathur
cepat bantai Jendral Ming dengan kejam Thor
Jusman: asshiaaap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!