"Membosankan sekali hidup ku, " ujar seorang wanita.
Siapa kah dia ini???
yuk kita baca cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-31. Kedatangan Kaisar Long
"Jadi selama ini aku tidak cantik gitu?" ujar Mei Len cemberut.
"Tidak Nona, bukan begitu maksud Bibi, hanya saja, hari ini Nona lebih cantik dari hari biasanya, " ujar Chi Lan cepat karna tak mau Nona nya marah.
"Aku hanya bercanda Bibi, " ujar Mei Len tertawa puas melihat wajah panik Chi Lan.
"Nona.. " teriak Chi Lan, tak terima di permaikan oleh Nona nya, seketika Mei Len berlari menghindari kemarahan Chi Lan.
"Nyonya hati-hati, jangan berlarian, " ujar Jeng.
"Jangan mulai Jeng, " ujar Mei Len bosan dengan larangan mereka.
"Nona berhenti, jangan berlari seperti itu, " ujar Chi Lan.
"Aku lelah kalian begitu terus, " ujar Mei Len berhenti berlari.
"Kami tidak ingin Nyonya kenapa-napa, " ujar Jeng.
"Selalu saja seperti itu, " ujar Mei Len cemberut.
"Ini demi kebaikan Nona dan bayi yang ada di dalam kandungan Nona, " ujar Chi Lan.
"Baiklah baiklah, sudah kalian jangan mengomeli ku terus, " ujar Mei Len.
"Siapa yang berani mengomeli Putri ku?" ujar seseorang dengan suara tegas nya, sontak saja Mei Len, Chi Lan, Jeng dan Jing terkejut dengan suara itu.
"Yang mulia, " ujar Jeng Jing dan Chi Lan langsung berlutut hormat, sementara Mei Len dia diam membeku melihat sosok Kaisar di Kekaisaran Angin tersebut.
"Gila, Ayah nya saja segagah ini, lalu bagaimana dengan Putra nya itu?" monolog Mei Len dalam hati terus menatap Kaisar Long.
"Kenapa Putri ku? katakan pada Ayah siapa yang berani mengomeli mu, " ujar Kaisar Long menyadarkan lamunan Mei Len.
"Salam hormat yang mulai Kaisar, " ujar Mei Len setelah tersadar dari lamunan nya.
"Bangun lah, salam mu ku terima, cepat bangun jangan sampai kamu dan cucu ku kenapa-napa, karna bersujud, " ujar Kaisar Long.
"Terimakasih Yang Mulia atas perhatian nya, " ujar Mei Len.
"Apa itu? kenapa kau masih memanggil ku dengan sebutan Yang Mulia, Putri aku Ayah mu, " ujar Kaisar Long penuh kelembutan.
"Maafkan saya, itu.. terlalu tidak sopan, " ujar Mei Len merasa tak enak, jika harus memanggil Kaisar di Kekaisaran ini dengan sebutan Ayah.
"Setelah kau bertunangan dengan Putra ku, kau menjadi Putri ku, apalagi sekarang kau telah menjadi Istri nya, maka dari itu panggil aku Ayah, " ujar Kaisar Long.
"Baiklah Yang.. eehh Ayah, " ujar Mei Len hampir lupa.
Kaisar Long tertawa mendengar panggilan yang salah itu.
"Kalian bangun lah, tidak pegal apa terus bersujud? " ujar Kaisar Long pada Chi Lan dan lain nya.
"Terimakasih Yang Mulia, " ujar mereka serempak lalu bangun dari sujud nya.
"Jadi siapa di antara kalian yang berani mengomeli Putri ku?" tanya Kaisar Long.
"Tidak Ayah, Ayah salah paham, tadi aku berbicara begitu hanya kesal saja, " ujar Mei Len takut Chi Lan dan yang lain nya di hukum.
"Kesal kenapa Putri ku?" tanya Kaisar Long.
"Mereka.. eeh.. mereka.. " ujar Mei Len ragu-ragu akan ucapan nya.
"Jadi kenapa Putri ku kesal Jeng? " tanya Kaisar Long pada Jeng.
"Nyonya selalu berlarian Yang Mulai, jadi kami merasa khawatir pada Nyonya dan kandungan nya, " jawab Jeng, Kaisar Long menatap Mei Len yang saat ini menunduk.
"Jadi apakah benar itu?" tanya Kaisar Long pada Mei Len.
"Aku tidak berlarian Ayah, aku hanya berjalan cepat, " jawab Mei Len.
Kaisar Long tertawa lepas mendengar jawaban Mei Len, hingga orang-orang yang ada di ruangan itu terkesima oleh tawa Kaisar, begitu pula dua pengawal bayangan yang selalu mengawasi Kaisar dari kegelapan.
"Tawa itu kembali, " ujar Sin.
"Kau benar Sin, semenjak Permaisuri tiada Kaisar tak pernah tertawa lepas seperti ini, " ujar Sen.
"Dan itu berkat Putri Mei Len, " ujar Sin.
"Hum, " ujar Sen setuju akan kata Sin.
"Kekaisaran Angin pasti akan bersinar kembali, " ujar Sin.
"Aku tak sabar menantikan hal itu, " ujar Sen.
"Aku juga, " Ujar Sin.
"Lain kali kau jangan bertingkah seperti itu, " ujar Kaisar Long.
"Baik Ayah, maafkan aku, " ujar Mei Len.
Mereka pun mengobrol, dan makan malam bersama seperti keluarga, tak ada perbedaan di antara Kaisar Long dengan Mei Len, bahkan Kaisar Long mengajak Chi Lan Jeng dan Jing makan bersama, tentu saja tindakan nya membuat Mei Len kagum.
"Cucu ku, Kakek pulang dulu, jangan nakal jangan buat Ibu mu kelelahan, " ujar Kaisar Long mengusap perut Mei Len.
"Tidak akan Kakek, " ujar Mei Len menirukan suara anak-anak.
"Jeng, Jing kalian tetap jaga Nyonya kalian, jangan buat Putra ku kecewa pada kalian, " ujar Kaisar Long.
"Baik Yang Mulia, " jawab mereka serempak.
"Bibi Chi Lan, saya titipkan anak saya padamu, " ujar Kaisar Long.
"Saya sudah menganggapnya seperti anak saya sendiri, maka Yang Mulia tak perlu khawatir, saya akan selalu menjaganya, dengan sepenuh hati saya" ujar Chi Lan.
"Putri ku tetap lah hati-hati, di luar sana banyak orang yang mengincar mu, " ujar Kaisar Long.
"Baik Ayah, begitu pun Ayah, Ayah harus tetap berhati-hati, " ujar Mei Len.
………………………………………
"Putra Mahkota ada surat untuk anda, " ujar Jun.
"Dari mana Jun?" tanya Putra Mahkota Rui.
"Dari Desa Hijau, " jawab Jun, dengan gerakan cepat Putra Mahkota Rui merebut surat itu dari tangan Jun.
Jun sampai melongo dengan aksi Tuan sekaligus sahabat nya itu.
"Apa begitu sikap seorang Putra Mahkota Kekaisaran Angin, " ujar Jun yang tak percaya dengan tingkah sang sahabat.
"Diam lah, " ujar Putra Mahkota Rui.
Jun sudah tak merasa heran dengan tingkah sahabat nya itu, karna di saat berdua kadang mereka selalu berdebat layak nya anak kecil.
Brak
Prank
Tiba-tiba saja Putra Mahkota Rui berdiri, hingga barang-barang yang ada di atas meja jatuh berserakan.
"Rui ada apa?" tanya Jun Khawatir melihat reaksi Putra Mahkota Rui setelah membaca surat yang di berikan nya.
"Jun tampar aku, " ujar Putra Mahkota Rui.
"Ada apa dengan mu Rui?" tanya Jun heran.
"Tampar aku Jun, tampar aku, " ujar Putra Mahkota Rui.
Plak
Jun langsung saja menuruti keinginan Putra Mahkota Rui.
"Jun ini nyata, ini nyata, aku tidak bermimpi, ini semua nyata, " ujar Putra Mahkota Rui sambil memegang pipinya yang tersa kebas.
"Kenapa dengan kau Rui, apa kau gila?" tanya Jun.
Tak, Putra Mahkota Rui menjitak keras kepala sang sahabat sekaligus bawahan nya itu dengan keras.
"Kenapa kau malah memukul ku, ?" tanya Jun lalu mengusap kepalanya yang terasa gatal akibat jitakan Putra Mahkota Rui.
"Itu balasan tamparan tadi, " jawab Putra Mahkota Rui.
"Ternyata kau benar telah gila, " ujar Jun.
Tak, lagi jitakan itu mendarat di kepala Jun, dan sang pelaku hanya menyeringai saja.
"Sebenarnya ada apa dengan mu itu?" tanya Jun yang makin heran akan tingkah sahabat nya itu.
"Kau yang apa-apan, kenapa kau terus mengatai ku gila, " jawab Putra Mahkota Rui.
"Kau itu memang gila, tadi kau meminta ku menampar mu, setelah itu kau tertawa sendiri, dan tak lama kau memukul ku, dengan alasan membalas tamparan ku, " ujar Jun.
"Aku..
UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.
lanjut up yg banyak thor💪💪💪💪
sekarang kalau dirimu bertranformasi ke dalam novel ,terus mengalami semua yang tertulis di novel,bagaimana caramu untuk bisa kembali ke masa kehidupan real mu?