Hello Mr. Army

Hari ini cukup cerah terlihat matahari bersinar cukup cerah dan udara terasa cukup panas hari ini. Eriska sedang membersihkan diri setelah melakukan operasi pada seorang pasien kecelakaan. Setelah membersihkan diri Eriska kini memakai kembali jas putih nya dan segera berjalan menuju ruang kerja nya.

Hari ini jadwal Eriska cukup padat setelah di perbincangkan bersama keluarga nya dan keluarga Adrian. Kini hari pernikahan mereka di percepat. yang tadi nya akan di lakukan tiga bulan lagi namun kini akan di lakukan bulan depan. Jadi Eriska saat ini akan membagi waktu nya untuk jadwal yang cukup padat ini.

Siang ini setelah makan siang maka Eriska dan juga Adrian akan fitting baju pengantin yang sudah mereka tempah beberapa hari yang lalu. Setelah itu Eriska dan Adrian akan melihat gedung yang akan menjadi tempat pernikahan mereka. Setelah nya akan melihat desain undangan yang akan di sebar.

Dan semua itu akan dilakukan oleh dua orang itu saja. Eriska dan Adrian sepakat jika pesta pernikahan ini mereka sendiri yang akan menangani nya. Walaupun kedua keluarga ingin membantu tapi Adrian dan Eriska hanya akan membiarkan mereka membantu bagian yang sedikit.

"Ris!!".

Tanpa mengetuk Diana masuk dan langsung duduk di dekat kursi yang ada di depan meja kerja Eriska. Diana yang baru saja menyelesaikan tugas di tempat bencana alam itu baru saja pulang beberapa hari yang lalu.

Keadaan di tempat bencana alam itu sudah cukup membaik dan para warga juga sudah di ungsikan ke tempat yang jauh dari gurung berapi itu.

"ada apa di?". Tanya Eriska yang terlihat sangat lelah hari ini.

"apa kau sudah dengar sebuah gosip".

Diana malah terlihat cukup antusias mengatakan hal itu.

"aku tidak suka bergosip Diana.. Jadi cari lah Laila mungkin dia akan tertarik dengan gosip mu itu". Balas Eriska dengan wajah yang tidak bersemangat.

"tidak.. Ini gosip yang ada hubungan nya dengan mu". Ucap Diana yang kini malah mendekat kan kursi nya ke arah tempat duduk Eriska.

"ini tentang Narendra!!".

"aku tidak tertarik di.. simpan saja lah gosip mu itu".

"yang sekarang berada di kota ini". Ucapan dari Diana itu langsung membuat Eriska menoleh ke arah teman baik nya itu.

Ada rasa penasaran dengan gosip apa yang akan di katakan Diana dan juga ada rasa tidak peduli dengan hal itu. Tapi dia ingin tau tentang apa itu tapi Eriska merasa itu tidak lah penting.

Tapi melihat keterdiaman Eriska membuat Diana terus mengatakan gosip apa yang dia dapat saat ini.

"yang ku dengar Narendra akan membangun sebuah perusahaan farmasi dan akan melakukan kerja sama dengan rumah sakit ini".

Mendengar hal itu membuat Eriska melihat ke arah Diana dengan wajah terkejut nya. Pasal nya dia tidak tau sama sekali hal ini.

Yang di sampaikan oleh Diana bukan lah sebuah gosip belaka melainkan sebuah informasi yang cukup penting.

"dan gosip nya dia membangun perusahaan farmasi itu karena ingin dekat dengan mu. Bukan kah hal ini sama saja mengibarkan bendera perang pada Adrian".

Diana terlihat serius menyampaikan gosip yang dia dapat itu. Lalu dari luar ruangan seseorang masuk ke dalam ruangan Eriska.

"ada apa sih kok kalian terlihat sangat serius". Ucap Laila yang baru saja masuk ke dalam ruangan Eriska dan mengambil tempat duduk di dekat Diana.

"sedang terjadi persaingan cinta saat ini". Diana kini malah mulai bergosip dengan Laila yang baru masuk.

"siapa? Kamu? Aska punya cewek lain atau Aska punya saingan brondong baru??". Tanya Laila lagi yang tidak tau menahu tentang masalah yang sedang terjadi.

"ini bukan soal aku tapi soal Eriska yang di kejar Narendra!!".

"Narendra?? Siapa pria itu?".

"Narendra adalah seorang letnan kolonel gila yang sedang mengejar-ngejar Eriska. Pria itu bahkan dengan terang-terangan mengatakan rasa suka nya pada Eriska di depan Adrian". Dengan semangat Diana menceritakan tentang siapa Narendra kepada Laila.

Dari situ di mulai lah gosip antara dua orang itu yang melupakan Eriska dengan beberapa pemikiran yang menggangu nya. Dia tidak peduli jika Narendra membangun perusahaan farmasi dan bekerja sama dengan rumah sakit ini. Yang dia khawatir kan adalah sebuah kekacauan yang akan di buat pria itu.

Eriska melepaskan jas putih milik nya dan akan pergi dari ruangan milik nya ini. Dia harus memastikan sesuatu.

"lah!! Ris mau ke mana??". Tanya diana yang heran dengan kepergian Eriska yang tiba-tiba.

"aku mau urus sesuatu".

Lalu Eriska melangkah pergi dengan langkah yang cepat.

Dia harus menemui Adrian dan akan membicarakan hal ini setelah melakukan fitting baju pengantin.

Eriska berjalan ke arah parkiran rumah sakit ini rencana nya dia akan datang ke kantor Adrian namun di perjalan tak sengaja Eriska menabrak seseorang hingga hampir terjatuh. Barang bawaan orang itu kini berserakan di lantai.

"aduh!!! Kalau jalan itu lihat-lihat!!". Bentak seorang wanita yang suara nya sangat di kenal Eriska.

"aku sudah melihat jalan ku. Tapi kau sendiri lah yang dengan sengaja menabrak ku". Balas Eriska dengan datar dan dingin kepada Meisya yang ternyata datang bersama Narendra yang kini menghampiri mereka berdua.

"ada apa??". Tanya Narendra yang segera menghampiri dua wanita itu.

Narendra cukup terkejut tak menyangka bertemu dengan Eriska di tempat ini. Awal nya dia ingin membicarakan sebuah bisnis dengan kepala rumah sakit ini namun. Sebuah keberuntungan bertemu Eriska di sini.

Narendra tidak memakai seragam nya. Penampilan pria itu kini terlihat rapi dengan jas formal yang dia pakai saat ini.

Sementara Eriska seperti ketiban sial saat bertemu dengan kakak beradik ini. Setiap kali berhadapan dengan keluarga Hadinata pasti akan terjadi sebuah kejadian yang tidak mengenakan.

Dan Eriska membenci hal itu.

"oh astaga!! Ternyata yang menabrak ku seorang dokter yang sombong dan juga angkuh. Pantas saja aku tidak mendengar ucapan maaf atas perbuatan nya". Ucap Meisya yang menyindir perbuatan Eriska.

"aku tidak akan pernah mengucapkan maaf untuk mu dan keluarga mu. Jadi tidak perlu kau menyindir ku seperti ini. Lagi pula kau lah yang sengaja menabrak ku dan menjatuhkan barang-barang mu sendiri. Dan aku tidak menyangka ternyata keluarga Hadinata suka melakukan play victim". Ucap Eriska yang menatap ke arah Meisya tanpa rasa takut.

Sedangkan Narendra hanya melihat dan juga terpaku menatap kecantikan dari wanita yang menjadi masa lalu nya ini.

Namun Narendra segera sadar ketika Meisya hendak melayangkan satu tamparan ke arah Eriska karena tak puas hati dengan ucapan dari wanita yang dia sukai itu.

Narendra dengan segera menghentikan tangan Meisya dan segera marah pada adik nya.

"berhenti berbuat sesuka mu Mey.. Dan jangan sekali-kali menyentuh Eriska".

"lepaskan tangan ku kak".

"berjanji lah untuk tidak menyentuh Eriska!!".

Eriska yang melihat drama ini segera pergi dari tempat itu. Dia tidak ingin terlalu berlarut-larut melihat kejadian ini. Eriska terlalu malas berhadapan dengan mereka.

Sementara itu Meisya yang melihat reaksi kakak nya menjadi curiga. Tidak pernah sekali pun Narendra membela seorang wanita dan juga ini dengan tatapan yang sulit di artikan seperti saat ini.

"kak Naren suka sama perempuan itu?".

"yah bukan hanya suka. Kakak mencintai nya!!".

Kenyataan itu membuat Meisya terdiam kemudian tersenyum tipis.

"bagaimana jika kita melakukan sesuatu agar kakak bisa bersama nya dan aku bisa bersama Adrian".