NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Menantu dan Ayah Mertua

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.... ...

.... ...

Sudah empat hari, Luna merasakan sakit di perutnya yang kian membesar. Selama beberapa hari kemarin dia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Beruntung saat Luna menyuruh Seven untuk memanggil kan seorang dokter atau perawat. Lelaki itu langsung cekatan mencarikannya. 

Akhirnya Luna pun dibantu oleh seorang Dokter dan perawat sekaligus. Karena uang yang diberikan oleh Jameson lebih dari cukup untuk membayar mereka berdua. 

“Huek…” Luna mengeluarkan cairan dari dalam perutnya sejak tadi pagi. 

“Bagus, keluarkan semuanya Nyonya!” ucap Dokter Pretty mengelus punggung Luna dengan pelan. 

Terlihat seorang perawat yang mengenakan seragam berwarna biru muda mondar-mandir keluar masuk ke dalam kamar. Sambil membawa ember kosong berukuran sedang. 

Seven berada di luar kamar hanya dapat melihat perawat tersebut. Dia menjadi khawatir. 

“Apa aku harus menghubungi Tuan Jameson?” gumam Seven bimbang. 

Matanya menatap Luna yang terus mengeluarkan cairan bening dari perutnya yang masih besar. Dia benar-benar tak kuasa. 

Dengan cepat dia mencari kontak yang bernama ‘Tuan Jameson’ di ponselnya. Namun, saat ia akan menekan tombol telepon seseorang menyambar ponsel Seven. 

Seven terkejut dan menoleh, “Tuan Navarro?” Seketika dia membungkukkan badan di depan pria paruh baya itu. 

“Kenapa Tuan ada di sini?” tanya Seven melihat sekeliling. Dia takut jika ada pengawal Jameson yang melihatnya. 

Navarro mengabaikan pertanyaan dari Seven, dia malah menanyakan keadaan Luna. “Bagaimana dengan kondisi Luna saat ini?” 

Seven memperlihatkan raut wajah khawatir, “Empat hari yang lalu, perutnya membesar, Tuan. Dan tadi pagi Nyonya mulai memuntahkan semua cairan di dalam perutnya.”

Navarro memperhatikan wanita yang masih berjuang memuntahkan semua cairan. Pria berjas abu itu menatapnya dengan penuh rasa iba. Dia tidak tega melihat menantunya itu berjuang sendirian tanpa ditemani oleh suaminya. 

“Kau ingin menghubungi Jameson?” tanya Navarro tanpa menoleh. 

“Aku tidak tega melihat Nyonya Tuan, jadi tadi aku terpaksa ingin menghubungi Tuan Jameson.” 

Kali ini Navarro menoleh dan menatap tajam ke arah Seven, “Apa Luna menginginkannya?”

Seven menggeleng, dia mengaku salah. Jika saja Navarro tidak datang dia pasti akan dibenci oleh Luna karena memberitahu Jameson. 

“Bagaimana bisa Tuan ada di sini? Apa Tuan Jameson–” Seven menggantung kalimatnya. 

“Tenang saja, dia saat ini sedang berangkat ke China untuk melihat bisnisnya di sana.” tambah Navarro yang membuat lelaki di depannya sedikit bernafas lega. 

“Kau tahu berapa banyak ingatan Luna yang kembali?” tanya Navarro ingin tahu seakan ingatan wanita itu sangatlah penting baginya. 

“Aku tidak tahu pasti, Tuan. Tapi yang aku tahu dari sikap Nyonya, sepertinya ingatannya hampir semuanya kembali.” Seven mencoba menjelaskan selama empat hari ini apa yang dilihatnya. 

“Dia tidak pernah membicarakannya?” tanya Navarro lagi. 

“Tidak, Tuan. Nyonya lebih banyak diam.” 

Selama berjam-jam Luna memuntahkan semua cairan di dalam perutnya. Akhirnya dia bisa tidur dengan tenang di atas ranjang. Kantong infus sudah tergantung di sisi tempat tidur. Dan juga selang oksigen yang terpasang di kedua lubang hidungnya. 

Kali ini, bukan Jameson yang menemani Luna dalam kesulitannya. Akan tetapi, Navarro yang menemani Luna di saat dia kesakitan. 

Luna telah tidur selama lima jam hingga hari sudah malam. Wanita itu tersadar dari tidurnya. Dan pertama kali yang dia lihat adalah seorang pria tua yang sedang duduk di sebuah sofa coklat. 

“A-ayah…” panggil Luna begitu pelan namun dapat membangunkan Navarro yang tertidur di sofa. 

Setelah mendengar panggilan Luna, Navarro buru-buru membuka matanya dan menghampiri Luna yang kini terlihat berusaha untuk duduk. 

“Hei, are you okay?” tanya Navarro dengan cemas. 

Luna tertawa kecil mendengarnya, dia pikir Ayah dan Anak itu memang sangat mirip saat mengkhawatirkan keadaannya. 

Luna menatap mertuanya itu dengan perasaan rindu, “Ayah, bagaimana kabarmu?” tanya Luna berusaha menampilkan senyumnya yang paling lebar. 

Navarro membalas senyumannya, “Ayah baik, Nak. Maafkan, Ayah yang langsung memberi Pil itu padamu.” Pria itu terlihat menyesal. 

Luna menggeleng cepat, “Tidak, Ayah. Justru aku berterima kasih karena dengan Pil itu aku sudah hampir mengingat semuanya.”

“Aku tidak menyangka reaksi Pil itu sangat kuat padamu, Luna. Padahal sebelumnya aku sudah mencoba Pil itu pada anak buahku, tapi dia tidak merasakan efek yang kuat sepertimu.”

“Aku baik-baik saja, Ayah. Hanya saja–” Luna menggantung kalimatnya serasa ia ragu untuk mengatakannya. “Bagaimana hubungan Ayah dengan Jameson?” lanjutnya. 

“Tidak perlu kau risaukan, nak. Bagaimanapun aku adalah Ayah kandungnya, suatu hari nanti dia pasti akan mengerti.” Navarro berusaha meyakinkan Luna sekaligus dirinya sendiri. 

Saat mereka berdua sedang mengobrol bersama. Melampiaskan kerinduan selama lima tahun mereka berpisah. Tiba-tiba Seven masuk ke dalam sambil membawa ponselnya yang berdering. 

“Maaf, Nyonya. Tuan Jameson menelpon via video melalui ponselku,” kata Seven takut. 

Luna mengecek ponselnya di atas nakas dan benar saja. Ponselnya mati kehabisan daya, pantas saja Jameson menghubunginya lewat Seven. 

Namun yang menjadi permasalahannya adalah keadaan Luna saat ini. Jika Seven tidak mengangkat video call tersebut, dia yang akan menjadi target amukan Jameson. Jika dia mengangkat panggilan tersebut, kondisi Luna saat ini tidak bisa jauh dari oksigen. Karena sejak pagi dia muntah membuatnya kehabisan nafas hingga harus dipasang oksigen. 

“Ayah, bagaimana ini?” tanya Luna bimbang. 

To be continued

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!