NovelToon NovelToon
Tatap Aku, Suamiku

Tatap Aku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Musim pertama : Tatap Aku, Suamiku
Musim Kedua : Bunda dari Anakku


Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Wira (22 tahun) nekad membawa kedua orang tuanya ke Yogyakarta untuk melamar Naina ( 17 tahun), yang hanya seorang gadis yatim piatu.
Wira yang terlahir dari keluarga berada, menikah dengan Naina yang hanya gadis dari keluarga biasa.

Lima tahun pernikahan, guncangan menghantam kehidupan rumah tangga mereka. Dunia Naina hancur seketika. Kebahagiaan yang selama ini direguknya, apakah hanya sebuah kebohongan semata atau memang nyata. Apakah pernikahan ini sanggup di pertahankan atau harus berakhir??

Ikuti perjalanan rumah tangga Wira dan Naina

“Tolong tatap aku lagi, Suamiku.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1. Bab 17

Nai, luangkan waktumu. Kita jalan-jalan ke Eropa,” bisik Wira, berbaring disamping Naina. Wira sudah mengeluarkan isi di dalam amplop putih, berupa tiket pesawat.

Naina mengangguk, tersenyum melihat isi amplop. Sekejap kemudian, mengecup wajah Wira bertubi-tubi.

Laki-laki itu menatap langit-langit kamar, pikirannya menerawang jauh. Ada beban hati yang ditanggungnya selama dua tahun ini. Berat, tentu bukan perkara mudah untuk memutuskan menduakan Naina di dalam hidupnya.

Sejak menikahi Stevi, hari-harinya hanya diisi dengan mencintai Naina. Melakukan apa saja yang bisa merangkai kenangan, berharap hari-hari bersama mereka akan menjadi sesuatu yang akan diingat Naina seumur hidup andai mereka tidak lagi bersama. Berharap Naina bisa melihat seberapa besar cintanya.

Wira sedang menghitung mundur, menunggu detik-detik bom yang akan meledak dan menghancurkan ikatan pernikahannya.

Meskipun hati Wira masih setia dan seutuhnya milik Naina, tetap saja suatu saat dosa besarnya akan terbongkar. Cepat atau lambat, saat-saat manis seperti saat ini akan sirna. Naina akan berlari pergi meninggalkannya.

Wira hanya bisa menangisi nasibnya di dalam diam setiap saat, berdoa semoga waktu itu tidak datang terlalu cepat. Melesat tiba-tiba, hingga memporakporandakan hidupnya.

Naina tidak akan bisa menerima apa pun alasannya. Ya, Naina tidak sama seperti perempuan lainnya, bisa pasrah saja menerima nasib dan takdir. Nainanya keras di balik lemah lembutnya, Nainanya tidak bisa memberi toleransi sedikit pun di balik pengertiannya yang begitu luas.

“Mas, Nai mencintaimu,” ucapnya pelan. Membenamkan wajahnya di dada bidang sang suami. Sesekali menatap cincin yang baru saja disematkan Wira di jari manisnya.

“Nai menyukainya?” tanya Wira, mengeratkan pelukannya.

“Hmmm.” Anggukan diiringi senyuman, Naina merangsek naik, mengecup sekilas bibir Wira.

“Mas juga mencintaimu,” jawab Wira tersenyum, mengecup lembut kening Naina. Mencurahkan perasaan sayang yang tidak terkira.

Keduanya masih saling memeluk di dalam tidur, saat tiba-tiba Wira membuka suara. Entah Wira mendapatkan keberanian dari mana, sampai sanggup melontarkan pertanyaan yang selama ini menyesak di dada. Meskipun Wira sudah tahu jelas jawabannya, tetapi lelaki itu masih berharap seiring waktu berjalan, pola pikir Naina akan berubah. Termasuk prinsip hidup dalam menjalankan rumah tangganya.

“Nai ... seandainya Mas menikah lagi, apa yang akan Nai lakukan?” Mendadak lelaki itu bertanya, tanpa kalimat pendahuluan maupun basa basi. Sontak mengejutkan Naina yang masih menikmati aroma tubuh sang suami yang bertelanjang dada.

“Cerai!”Naina menjawab dengan yakin, di detik pertama tanpa berpikir dua kali. Jawaban singkat, padat dan cukup jelas.

“Apa Nai tidak bertanya alasannya? Kenapa Mas menikah lagi?” tanya Wira.

“Tidak. Nai tidak butuh alasan. Jodoh kita selesai kalau sampai itu terjadi Mas,” sahut Naina, sontak membuat Wira bergidik.

“Seandainya ... itu bukan kemauan Mas pun, Nai akan tetap menghukum Mas?” pancing Wira lagi.

Naina tersenyum. “Itu bukan hukuman Mas. Jodoh kita selesai. Mas tahu sendiri, bagaimana Nai menjaga diri untuk Mas. Jadi Nai tidak akan menerima apa pun bentuk pengkhianatan, baik Mas sengaja atau tidak sengaja. Mas sudah tahu jelas ini, sebelum menikah kita sudah membahasnya,” tegas Naina, bangkit duduk dan meneliti suaminya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

“Kenapa Mas bertanya seperti ini?” tanya Naina, mengerutkan dahi.

“Jangan katakan Mas sedang meminta izin untuk menikah lagi atau ....” Kalimat Naina menggantung. Belum sempat menyelesaikannya, Wira sudah menarik tubuhnya masuk ke dalam pelukan.

“Mas mengerti semuanya, Mas paham, Nai,” sahut Wira, memeluk Naina dengan erat dan menggulingkannya. Berpelukan sambil berguling dari sisi kiri ke sisi kanan tempat tidur, terus saja seperti itu. Berulang-ulang sampai terdengar jeritan Naina, memekik meminta berhenti.

“Sudah Mas!” protes Naina. Kepalanya pusing karena ulah Wira yang mengusilinya.

“Masih mau, Nai?” tawar Wira, menjauhkan wajah istrinya. Memberi jarak supaya bisa menatap Naina dengan jelas.

Naina menggeleng keras. “Sudah tidak mau lagi, kepala Nai pusing,” sahut Naina, berbaring menatap suaminya yang sedang mengunci tubuhnya di atas tempat tidur.

“Serius tidak mau lagi?” tanya Wira memastikan.

“Iya.”

“Kalau begitu, siapkan air hangat. Mas mau mandi,” perintah Wira, menarik tubuh Naina agar segera bangun dari tidurnya. Lelaki itu sudah berdiri di sisi tempat tidur, menyodorkan punggungnya untuk Naina.

“Ayo naik, Nyonya Wirayudha!” Wira menepuk pundaknya, bersiap menggendong Naina menuju kamar mandi.

Keseruan yang hampir setiap hari mereka lakukan, selama lima tahun pernikahan. Kemesraan itu tidak berkurang sedikit pun, kemanjaan Naina pun tetap sama seperti gadis kecil yang baru saja merayakan sweet seventeennya saat diboyong Wira ke Jakarta.

***

Naina sedang duduk di depan meja rias, memoles wajah cantiknya dengan cream sebelum tidur. Tersenyum menatap Wira yang menggodanya dari pantulan cermin. Suaminya sedang duduk bersandar, menunggunya menyelesaikan ritual malam sebelum tidur.

“Nai, ganti dengan lingerie yang merah. Itu lebih seksi, Sayang,” protes Wira, menatap punggung telanjang Naina yang sejak tadi menggodanya.

“Sudahlah Mas, sama saja. Ujung-ujungnya juga dibuka semua,” sahut Naina dengan tidak tahu malunya.

Setelah berpuasa sekian lama pasca keguguran, akhirnya malam ini Wira siap berbuka.

“Nai, kamu tahu bagaimana perasaan Mas saat ini?” tanya Wira. Lelaki itu sudah berjalan mendekat, meletakan kedua tangannya di pundak seksi Naina.

“Hmm ....”

“Rasanya seperti mau menyambut lebaran Nai. Debar jantung Mas seperti tabuhan bedug di malam takbiran.” Mengusap dadanya yang berdegup kencang. Lelaki itu membungkuk, menjatuhkan dagunya di pundak Naina. Sebelumnya masih sempat mengecup basah tengkuk Naina, membuat bulu kuduk meremang seketika.

“Mas ....”

“Hmmm, apa Sayang?” tanya Wira, tersenyum simpul. Memandang wajah cantik istrinya dari cermin.

“Nai, ingin program hamil. Selama ini kita tidak terlalu serius, mungkin dengan mengikuti program hamil, Nai lebih bisa menjaga dan tidak keguguran lagi.”

“Oke, tidak masalah. Mas juga ingin secepatnya.” Wira mengangguk.

"Mas ikhlas dipaksa kerja keras supaya bisa menghamili Nainaku secepatnya."

Melihat Naina yang sudah menyelesaikan polesan bedaknya, Wira tidak membuang waktu. Dengan sekali sentak, lelaki itu sudah menggendong istrinya dan menjatuhkan Naina ke atas ranjang empuk.

“Are you ready?” tanya Wira, mengedipkan matanya.

Naina mengangguk. Tersenyum menatap lekat suaminya yang masih berdiri di sisi tempat tidur. Mendapati lampu hijau dari sang istri, Wira langsung memulai. Menindih istrinya dan menghujami Naina dengan kecupan di sekujur tubuh indah menggoda.

Tangan kekar itu baru saja selesai melucuti lingerie milik Naina, saat ponsel di atas nakas berdering hebat.

“Nai ... kenapa ponselnya tidak dimatikan. Bukankah sudah menjadi kesepakatan bersama kalau di atas tempat tidur tidak boleh mengaktifkannya.” Wira protes. Terpaksa meraih ponsel istrinya yang berbunyi sejak tadi.

“Ma ... ma,” bisik Wira, mengerutkan dahi keheranan. Menyerahkan ponsel pada Naina yang sedang menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut.

“Hallo, Ma.” Naina menyapa dengan ragu, sesekali menatap suaminya.

“Nai. Wira di mana? Mama ada perlu dengannya. Ada hal penting yang harus mama sampaikam padanya, tetapi ponselnya tidak aktif sejak tadi,” protes sang mama.

“Mas, mama ingin bicara denganmu,” ucap Naina menyodorkan ponsel miliknya pada Wira.

“Ya, Ma. Ada apa?” Begitu ponsel itu menempel di telinga Wira.

“Cepat kemari, Wir. Nola sakit, badannya panas. Tadi pengasuh Nola baru saja mengabari,” cerita Mama Wira di ujung panggilan.

***

TBC

1
Afan Lilah
knapa mantan Mertua jd segalak ini ya?
Nayy
hedeeeeh...wes ruwet koyo dawet
Nayy
thooorrrr.....naruh bawang nya kebanyakan 😭😭😭
Bahkan seakan ikut merasakan sakit yang sesakit itu bagi Dennis
Nayy
kereeeennn.....🥳🥳🥳 itu baru laki laki gentleman brooo....dennis
full bintang ,subricrible, vote d tutup kopi
kalea rizuky
dih mau manasin ya bang gk mempan
kalea rizuky
bapak e wira ttep tolol
kalea rizuky
pdhl lu dalang kehancuran nay jg lo nis sok pahlawan
kalea rizuky
nayna g tau ya Denis itu biang keladi kehancuran mu meski suamimu emank bloon jg emak mertua munafik durjana
kalea rizuky
Denis kakk baik lo sebenernya karena emak aja yg jalang
kalea rizuky
laki. goblokkk
kalea rizuky
Naina lemah males cerai ywdah suami tukang selingkuh kok di pertahan kan najis ddh
Lilik Juhariah
the best karyamu memporak porandakan htiku thor , sport jantung
Lilik Juhariah
walaupun novel ni dah end daribdulu , gemes juga , hak naina dong mau cinta sama siapa kan kalian dah cerai , kamu yg nikah sama stevy
Lilik Juhariah
kenapa susah sekali ngomong , mendem terus , modelan gini gmn BS idup tenang Nay, keluarin unek unekmu
SisAzalea
dalam cerita ini,yg paling bodoh adalah Naina,bodoh dulu,sekarang dan mungkin selama nya
SisAzalea
apa lagi niiii
SisAzalea
pandai pulak Wira kali ni
sebelum2 ni terlalu baik sampai tak peka langsung.
SisAzalea
yes yes,lakukan Naina..berjuang lah utk mu & Wira
SisAzalea
jadi Naina sakit,jadi Wira pun sakit..aku takmau jd mereka...huhuhu
Rini Susianti
satukan wira dan naina, dalam pecahnya rumah tangga mereka wira tidak bersalah, tapi wira nya bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!