Perjanjian Dengan Tuan Muda 2 (Perginya Nona Ariel)

"Lepaskan! Kenapa kau selalu bersikap kurang ajar seperti ini!" tidak hanya marah, tapi Ariel juga menampar pipi laki-laki itu.

Alih-alih merasa kesakitan Alfred justru tertawa, baginya tindakan wanita itu adalah respon bahawa dia sudah menerimanya kembali.... Sungguh tidak masuk akal!

"Lakukan apapun yang ingin kau lakukan!" ucap Alfred yang kini malah semakin berani dengan bertumpu di atas tubuh wanita itu.

"Sekali lagi aku ingatkan, aku ini calon istri adikmu sendiri, tuan Alfred!"

"Sekalipun itu benar, aku tidak peduli!"

Berengsek! Ariel mendorong dada laki yang tidak tahu malu itu, namun gerakan kilat tangan Alfred sudah membekuk kedua tangan kecil, Ariel.... "Setelah tiga tahun, kau senang sekali melakukan KDRT, nyonya Alfred!"

Nyonya Alfred.... Ariel sungguh tidak suka mendengar sebutan ini, "Aku, benar-benar akan melaporkan tindakanmu!"

"Lakukanlah!" tantang Alfred kemudian menciumi seluruh wajah wanita itu.

Gerakannya tidak menunjukkan jika dia sedang kesakitan, akhirnya Ariel sadar jika sudah diperdaya lelaki ini.

Tanpa bisa memberontak, menghindar, menolak juga berteriak! Ariel hanya bisa menerima secara terpaksa tindakan berlebihan dari Alfred. Dia sangat berpacu... Maklum saja sudah bertahun-tahun tidak melakukan kegiatan seperti ini, jadi Alfred sangat bersemangat.

Dengan bibir yang masih terus menempel, menjelajah.... Ada sesuatu yang terbangun dibawah sana. Seluruh tubuhnya aktif meminta sesuatu yang lebih, otaknya memberi sinyal pada tangan kanannya untuk bergerak lebih jauh. Dengan gerakan tergesa-gesa namun penuh tantangan, Alfred mulai menurunkan lengan gaun yang Ariel pakai.

*Ini tidak boleh*.... otak Ariel pun langsung merespon, dia tahu apa yang lelaki itu inginkan. Dia mengangkat kepalanya dengan gerakan kuat sampai membentur kening Alfred. Ciuman pun terpaksa dilepas, mereka sama-sama tersengal, banyak-banyak menghirup oksigen yang semakin menipis.

"Lepaskan aku!" pekik Ariel, dengan mengerakkan seluruh tubuhnya.

"Jangan terlalu banyak bergerak sayang! Kamu semakin membangunkannya."

*Membangunkannya....apa*?

Ariel kembali mengatur emosinya... setelah nafasnya cukup teratur dia kembali bicara dengan nada yang lebih pelan, "Tuan Alfred, tolong lepaskan saya!"

Alfred itu tidak bisa diajak lemah lembut, harusnya kamu tahu ini Ariel.

"Aku akan melepaskan mu jika kau mengakui siapa dirimu."

Mengaku..... bukan perkara mudah bagi Ariel, karena dia harus memberi penjelasan yang sangat sulit pada keluarganya terutama Sinclair. Tidak menutup kemungkinan pengakuannya ini akan menjadi pemicu masalah besar jika Keluarganya tahu bahwa dia sudah pernah menikah, lebih-lebih lelaki itu adalah Alfred, Tuan Muda utama Keluarga Smith.

Pernikahan yang seharusnya tidak boleh terjadi dalam alasan dan keadaan apapun, banyak yang harus dia pertaruhkan kelak, jika pernikahannya dan Alfred terbongkar.

"Sudah kubilang, aku tidak mengenalmu. Aku bukan Ariel, aku belum pernah menikah, kau salah orang!"

Pura-pura lupa, adalah cara yang terbaik menurut Ariel untuk menghindari semua masalah yang akan timbul.

"Keras kepala!" dicit Alfred, dia menatap penuh kedua bola mata Ariel, *tidak mungkin ada dua orang yang berbeda, tapi memiliki bola mata yang sama seperti ini*.....

"Aku baru akan percaya jika sudah membuktikannya!"

Dengan cara apa dia membuktikan itu? tentu saja dengan caranya sendiri.

Alfred mengangkat gaun Ariel dari bawah, ini cukup mengerikan bagi Ariel, "Apa yang ingin kau lakukan! jangan macam-macam! Apa kau tahu jika ini pelecehan! Hentikan berengsek....!" Teriak Ariel.

Saking takutnya, wanita itu sampai menangis. Air mata yang dia keluarkan bukan pura-pura dia benar-benar menangis.

Alfred diam, menghentikan pergerakan tangannya. Hatinya terenyuh. Laki-laki ini kembali mengingat peristiwa itu, saat dia memaksa Ariel dan wanita itu pun menangis. Tapi saat itu Alfred tidak perduli dia terus memaksa hingga terjadilah malam panas itu. Rasa bersalah kembali muncul di lubuk hatinya, meskipun keinginan yang terpendamnya sudah menggebu-gebu, tapi Alfred harus bisa menahan agar tidak menyakiti wanitanya.

Perlahan dia melepaskan Ariel, menggeser badannya.

Ariel mengusap air matanya, cukup tenang namun dia tahu ini tidak akan lama karena Alfred muda sekali berubah, Ariel langsung beranjak, dia harus segara pergi dari sana. Sinclair, Marissa pasti sedang mencarinya saat ini, jangan sampai Keluarganya menemukan dia sedang bersama Alfred.

"Buka pintunya!" pinta Ariel, wajahnya masih merah matanya pun masih terlihat basah.

Alfred menghela lalu ikut bangun dan duduk di tepi ranjang, "Kau bener-bener tidak ingin mengakui ku?" ucapnya dengan lirih.

"Tuan, tidak ada yang perlu diakui. Kita memang tidak pernah saling kenal, aku akan menganggap kejadian ini tidak pernah terjadi dan untuk kedepannya, tolong jangan pernah menggangguku apalagi menggunakan alasan jika aku mirip dengan wanita yang bernama Ariel itu. Aku Rachel, tidak pernah mengenalmu, tuan Alfred!"

Ariel bicara penuh emosi dan ketegasan, dari sorot matanya menggambarkan jika dia benar-benar tidak ingin lagi bertemu dan mengenal Alfred. Kata-kata ini cukup membuat Alfred sedih.

Tiga tahun dia mencari Ariel dengan segala usaha yang ia mampu, rasa senang menyelimuti hatinya kala wanita itu datang sendiri ke hadapannya. Tapi hatinya terluka dengan penolakan Ariel, lebih-lebih wanita itu tidak mengakui dirinya dan menghilangkan semua momen yang pernah mereka lalui saat tinggal di Kastil.

Meskipun jutaan kali Ariel mengatakan bahwa dia bukan Ariel, tapi Alfred yakin bahwa dia adalah Ariel, istrinya. Keyakinan ini yang membuat lelaki itu sedih dan terluka, saat Ariel tidak mau mengakuinya.

Alfred dengan pasrah, memberikan kartu akses pintu Apartemennya, "Aku akan mengantarmu," ucapnya dengan nada lembut.

"Tidak perlu! aku bisa pulang sendiri!" sahut Ariel dingin, lantas pergi dari sana tanpa menoleh.

Alfred mengacak-acak rambutnya frustasi, dia secara sadar membiarkan wanita itu pergi tapi hatinya menentang keras.

Saat membuka pintu, Ariel berpapasan dengan Arthur yang juga ingin masuk.

Arthur terkejut bukan main melihat seonggok badan berdiri di hadapannya dengan mata sedikit sebab, rambut acak-acakan, nafasnya juga memburu.

"No...nona... Ariel...." Arthur terbata-bata, tidak percaya dengan apa yang dia lihat, tiga kali Arthur mengucek matanya memastikan dia tidak salah lihat.

*Ini... benar-benar Nona Ariel*, bagaimana Arthur tidak terkejut! Baru saja dia berhasil menemukan Yuran untuk mengulik informasi keberadaan Ariel dan ingin melapor pada Alfred bahwa Ayah Mertuanya sudah ia amankan di Kastil....

Tapi.... saat mendatangi Apartemen, Arthur justru melihat orang yang dia cari ada di sana.

"Nona Ariel....!"

"Bukan!" sentak Ariel yang langsung membuat Arthur terlonjak, "Kau, sama saja seperti tuanmu itu! Minggir!" usir Ariel.

Arthur yang masih shock menggeser tubuhnya, matanya terus mengikuti langkah kaki Ariel sampai wanita itu hilang di balik pintu lift.

"Itu... benar, Nona Ariel, atau hanya mirip saja," gumam Arthur, dia ingin mengejar Ariel tapi teringat Alfred yang pasti ada di dalam, "Tuan Muda, aku harus melaporkan ini!"

Arthur yang gelagapan, melihat pintu kamar terbuka, dia langsung nyelonong masuk di sana, "Tuan... jika saya mengatakan ini Anda pasti tidak akan percaya! tapi ini benar-benar nyata saya melihat dengan kedua mata saya sendiri, ini bukan halusinasi apalagi mimpi," cerocos Arthur lalu duduk di sebelah Alfred dan memegang pundak laki-laki itu, "Tuan, pokoknya Anda harus percaya pada saya!"