Di tahun 2032, keluarga Wiratama mengikuti program wisata luar angkasa perdana ke Mars—simbol harapan manusia akan masa depan antarplanet. Namun harapan itu berubah menjadi mimpi buruk, ketika sebuah entitas kosmik raksasa bernama Galactara menabrak jalur pesawat mereka.
Semua penumpang tewas.
Semua… kecuali mereka berempat.
Dikubur dalam reruntuhan logam di orbit Mars, keluarga ini tersentuh oleh sisa kekuatan bintang purba yang ditinggalkan Galactara—pecahan cahaya dari era pertama semesta. Saat kembali ke Bumi, mereka tak lagi sama.
Rohim, sang Suami, mampu mengendalikan cahaya dan panas matahari—melindungi dengan tangan api.
Fitriani, sang Istri, membentuk ilusi bulan dan mengendalikan emosi jiwa.
Shalih anak pertama, bocah penuh rasa ingin tahu, bisa melontarkan energi bintang dan menciptakan gravitasi mikro.
Humairah anak kedua, si kecil yang lembut, menyimpan kekuatan galaksi dalam tubuh mungilnya.
Bagaimana kisah sebuah keluarga ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan Sang Penutup
Kamar tengah rumah Joglo di Muria Kencana mendadak terasa dingin. Padahal, Rohim (Heliogar) sudah mengaktifkan prototipe generator mini-nya, memancarkan panas yang seharusnya membuat ruangan nyaman.
Di sana, Rohim duduk di lantai, mengutak-atik hard disk blueprint Transmisi Nirkabel warisan Indo Tech Energy. Fitriani (Lunavera) menyusui Humairah (Cosmica) sambil memantau Shalih (Stellario) yang fokus membaca manual sains.
"Tiga minggu. Tiga minggu untuk membangun menara transmisi yang seharusnya butuh tiga tahun, Bu," bisik Rohim, wajahnya tegang.
"Kita bisa, Yah," balas Fitriani, mencoba tersenyum. "Kita punya blueprint, kita punya Alex... eh."
Fitriani langsung terdiam. Nama Alex masih terasa seperti duri. Raisa baru saja tertidur pulas setelah menangis histeris. Kesedihan itu masih menggantung di udara.
Tiba-tiba, suara desisan aneh terdengar dari halaman belakang. Bukan suara mesin, bukan ledakan, melainkan suara energi yang terkunci melepaskan diri.
Rohim langsung bangkit, kostum Heliogar-nya memancarkan cahaya oranye samar.
"Jangan panik," suara yang dalam dan dingin, seperti gema yang dimodulasi secara elektronik, memenuhi ruangan.
Di tengah ruang tengah, di antara tumpukan kabel dan sparepart, The Closer (Taqi Dirgantara) berdiri.
Exo Black Magician Gold Suit miliknya terlihat mengesankan: suit armor hitam dengan cape yang mengesankan, helm full-face dengan dua garis emas yang melengkung elegan dari dahi ke pipi. Mata helmnya menyala kuning keemasan, menatap lurus ke arah Rohim. Dia adalah manifestasi dari teknologi yang dipadukan dengan sihir.
"Anda pasti Heliogar," ujar The Closer, tanpa basa-basi.
Rohim berdiri tegak di depan keluarganya. "Dan Anda pasti The Closer. Tidak perlu salam basa-basi. Kami menghargai support The Vault. Tapi kenapa Anda di sini? Mengapa tidak mengejar Miss Armstrong?"
The Closer tidak bergerak. Cape hitamnya bergeser sedikit, seolah ditiup angin yang tidak ada.
"Saya di sini untuk bertemu dengan Anda, Rohim Wiratama," jawab The Closer, nadanya serius. "Visi Anda adalah Sains Murni untuk kemanusiaan. Visi saya adalah Sains dan Sihir untuk membersihkan korupsi. Mereka sejalan. Saya di sini untuk memberikan dukungan resmi dan peringatan."
Rohim menurunkan tangannya yang bersiap memancarkan panas. "Peringatan apa?"
Shalih memberanikan diri. "Peringatan tentang Om Alex, Tuan? Kami tahu dia agen Anda. Apakah dia akan baik-baik saja?"
The Closer menoleh ke Shalih, matanya menyala sedikit lebih terang.
"Agen Alex berkorban untuk visi ini. Dia ada di tangan musuh yang kini sedang kami kejar," kata The Closer. "Organisasi saya akan membebaskannya. Tapi Anda harus fokus. Miss Armstrong telah membawa Genetik Bintang Anda, Shalih, ke Samudra Hindia. Dia akan menggunakannya untuk memicu fenomena kosmik buatan. Anda harus menyelesaikan Tesla Nova sebelum itu terjadi."
Fitriani, yang memeluk Humairah, angkat bicara. "Bagaimana kami bisa percaya pada vigilante seperti Anda? Anda bersembunyi di balik PT Harapan Jaya. Bagaimana kami tahu Anda tidak akan mencuri ide kami?"
The Closer menoleh ke Fitriani. Mata emasnya memindai wanita itu dan bayi yang digendongnya.
"Saya bisa saja mengambil blueprint Anda di Jakarta. Saya bisa saja mencuri hard disk itu tanpa ada yang tahu. Tapi moralitas saya tidak mengizinkannya, Nyonya," jelas The Closer. "Saya tidak membunuh penjahat, apalagi mencuri dari pahlawan. Saya adalah pendiri The Vault dan Vanguard. Kami adalah payung yang melindungi orang-orang seperti Anda dari ancaman yang tidak terlihat oleh mata hukum. Kami adalah harapan yang tidak bersuara."
Rohim mengangguk, dia merasakan ketulusan di balik nada robotik itu. "Baik. Lalu apa peringatan yang lebih penting daripada Miss Armstrong?"
The Closer menghela napas yang nyaris tak terdengar. Kemudian, tatapan mata kuning keemasannya, yang tadi berfokus pada Rohim dan Fitriani, kini tertuju sepenuhnya pada Humairah (Cosmica).
Seluruh ruangan mendadak terasa tegang. Panas dari generator Rohim terasa dingin.
The Closer terdiam, memindai Humairah selama beberapa detik yang terasa seperti jam.
Humairah, yang biasanya tenang, tiba-tiba tersentak. Ia menatap balik The Closer. Matanya yang polos memancarkan binar aneh, dan aura galaksi ungu di dadanya berdenyut pelan.
"Bayi Anda, Nyonya," The Closer memulai, suaranya lebih lambat, lebih dalam. "Kekuatannya... anomali. Di luar nalar sihir dan sains yang saya pahami."
Rohim dan Fitriani saling pandang. Mereka sudah tahu Humairah unik, tapi ini datang dari The Closer.
"Apa maksud Anda?" tanya Rohim.
The Closer mengangkat tangan kirinya, Pena Emas di tangannya bersinar sebentar, menunjukkan kekuatannya yang mampu menulis takdir dan mengubah realitas di sekitar mereka.
"Pena Emas ini memungkinkan saya memanipulasi kenyataan, mendesain ulang hukum fisika, dan melihat takdir. Tapi putrimu," The Closer menunjuk Humairah, "Dia tidak memanipulasi takdir yang ada. Dia menciptakan takdir baru. Dia adalah anchor di dimensi ini."
"Dia... dia bisa menciptakan realitas alternatif," gumam The Closer, kata-kata itu terdengar aneh dan baru bahkan diucapkan olehnya.
Fitriani memeluk Humairah erat-erat. "Dia hanya bayi!"
The Closer melangkah mundur selangkah. Itu adalah gerakan pertama dan satu-satunya yang menunjukkan sedikit ketidaknyamanan.
"Dulu saya pernah melihat kekuatan yang bisa menciptakan realitas pocket, Nyonya. Tapi Cosmica... dia bisa mengubah fondasi segalanya tanpa usaha, hanya dengan emosinya. Jika Pena Emas saya adalah penulis, dia adalah mesin cetaknya. Kekuatan itu sangat mengerikan. Ia adalah kunci untuk keseimbangan dan kekacauan di alam semesta."
The Closer memindai seluruh ruangan, memastikan tidak ada yang mendekat.
"Peringatan saya bukan tentang Miss Armstrong," Taqi melanjutkan, suaranya kembali tajam dan mendesak. "Dia hanya ancaman fana. Kekuatan putri Anda akan menarik perhatian entitas yang jauh lebih tua, jauh lebih kuat, dan tidak peduli pada Bumi. Mereka akan datang untuk mengambilnya, atau menghancurkannya. Entitas kosmik yang sesungguhnya."
Rohim, sang insinyur rasional, merasa dingin di punggungnya. Ancaman yang disampaikan The Closer terasa jauh lebih besar daripada semua yang ia hadapi.
"Apa yang harus kami lakukan?" tanya Rohim.
The Closer menatap Rohim untuk terakhir kalinya. "Selesaikan Project Tesla Nova. Itu adalah satu-satunya cara Anda mendapatkan sumber daya untuk melindungi keluarga Anda di masa depan. Gunakan visi Anda untuk membangun perisai. Tapi tentang putri Anda..."
The Closer berbalik, cape-nya bergerak cepat.
"Jangan pernah beri tahu dia seberapa kuat dirinya."
CLIFFHANGER: The Closer menghilang secepat dia muncul, menyisakan bau ozon dan energi yang terbakar. Rohim, Fitriani, dan Shalih terdiam, melihat ruangan yang kini terasa terlalu kecil. Raisa, yang baru terbangun dari tidur, menatap Rohim dengan mata bingung.
Rohim memandang Humairah yang kini terlelap damai. Dia adalah janji Alex, dan sekaligus kutukan yang baru saja diungkapkan oleh pahlawan super terkuat di Di Bumi.
Rohim tahu, Project Tesla Nova bukan lagi hanya tentang listrik gratis. Ini adalah tentang bertahan hidup.