NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Di mansion James……

Dari luar mansion itu terlihat kosong, sekosong hati Celline saat ini. Gadis itu sadar akan posisinya saat ini. Saat kekasih James tinggal di mansionnya ini, dia kini bukan siapa-siapa.

Saat ini, James sedang terfokus pada Melan. Bibi sudah menyiapkan sebuah kamar untuk Melan tiduri, setelah James menghubungi dirinya.

James membantu Melan untuk berbaring di atas ranjang. Dengan sabar dia merawat Melan yang sedang sakit itu.

“Kamu mau makan apa?” Tanya James yang melihat kondisi terkini Melan.

“Aku tidak napsu makan. Jangan dipaksa. Apa kamu malu karena aku sekarang jadi kurus begini?”

“Malu? Kenapa aku harus malu? Kamu ini bicara apa? Aku hanya ingin kamu sehat kembali. Aku ambilkan kamu makan ya.”

Melan menggeleng keras.

“Jangan keras kepala!”

“Aku tidak lapar. Perutku rasanya ditusuk-tusuk. Jangan paksa aku. Nanti yang ada aku muntah kalau tetap dipaksa makan.”

James meraih tubuh kekasihnya itu, merengkuh pinggang yang langsing itu dengan erat. Di balik pintu, Celline menatap dengan mata nanar.

“Ya, kamu hanyalah istri yang dibayar untuk melahirkan anak bagi Tuan James. Sadar, Celline!” Kata Celline pada dirinya sendiri. Sessat dia melihat pasangan itu berpelukan.

Tak kuat menatap lama-lama pemandangan yang menyayat hati dan jantungnya itu, Celline pun memilih kembali ke kamarnya. Di sana ada bibi yang memergoki Celline.

Bahkan, bibi sempat melihat Celline mengusap kedua pipinya. Tidak selamanya menjadi istri itu bahagia. Kenyataannya sangat pahit, lebih pahit daripada sebuah empedu. Mungkin pahit itulah yang kini Celline rasakan.

“Non Celline mau makan?” Sapa bibi yang tahu kecanggungan Celline yang ketangkap basah mengintip.

Celline menggelengkan kepalanya, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

*****

Malam harinya……

Melan benar-benar menahan mantan kekasihnya itu di dalam kamar. Meskipun dia sudah tertidur, tangannya menggenggam tangan James dengan erat. Tak boleh James pindah tempat sejengkal pun.

Saat James mau ke kamar mandi saja, Melan langsung terjaga.

“Tidurlah, aku hanya mau ke kamar mandi sebentar.” Ujar James.

Melan hanya mengerjap. Diliriknya jam di atas nakas. Sekarang sudah pukul satu dini hari. Sambil menunggu James di kamar mandi, dia pun kembali mencoba menutup matanya.

“Apa James mash ada di dalam kamar mandi? Tapi, sekarang sudah jam satu malam.” Wanita itu pun melihat jam dinding.

Tidak ingin terus bertanya-tanya, Melan pun turun dari ranjang. Dia melangkah menuju kamar mandi.

Tok….. Tok….. Tok…..

Mungkin sudah tiga kali Melan memanggil James, tapi tidak ada suara sahutan dari dalam sana. Karena merasa semakin penasaran, wajah Melan pun mulai cemas. Dibukalah pintu kamar mandi itu.

“Kosong.” Kata Melan dalam hati.

Seketika itu juga tubuhnya melemas. Melan merasa kalau James bukan miliknya lagi. Wanita yang sedang digeroti penyakit itu pun meringkuk di dalam kamar sendirian.

“James, kamu dimana?” Tanya Melan dalam hati. Batinnya terusik pikiran buruk memenuhi kepalanya.

Tak lagi mampu menahan beban sakit fisik maupun batin, wanita itu pun mulai hilang kesadarannya. Berada di dalam kamar yang sunyi sepi seorang diri.

*****

Celline sedang termenung sambil bersandar di sandaran ranjang. Malam ini, entah mengapa terasa lebih panjang daripada malam-malam sebelumnya.

Kini, pikirannya sedang melayang-layang, memikirkan suaminya yang sedang berduaan dengan mantan kekasihnya itu.

“Ah, Celline…..! Kamu jangan serakah! Tidakkah cukup pria itu berbaik hati pada dirimu, membuat dirimu bisa keluar dari rumah om. Kamu jangan rakus, Celline. Cukup kamu lahirkan anak buat pria itu, kemudian pergilah sejauh mungkin, menghilang sesuai dengan perjanjian.” Ujar Celline dalam hati.

Celline mencoba menyadarkan dirinya sendiri.

Baginya terlalu rakus kalau menginginkan uang dan pria itu sekaligus. Siapalah dirinya? Dia bukan siapa-siapa bagi James. Dirinya hanyalah seorang wanita yang dibayar untuk dipinjami rahimnya.

Di malam yang sama, ada hati lain juga merasakan kegalauan yang sama. James juga sedang termenung di depan teras mansionnya, sambil menyesali dirinya, dia menghisap sebuah benda kecil yang dia apit dengan jarinya.

Kepulan asap keluar cukup banyak, sebanyak beban pikiran pria itu. Cukup lama James berteman dengan sepi yang dingin di depan mansionnya itu.

Pikiran James sedang kalut. Dua wanita dalam satu atap yang sama. Bila hatinya akan jadi teduh, seperti tujuan semula.

Sayangnya, hati pria dingin itu mulai tumbuh cabang yang baru. Dia sangat bingung menentukan pilihan untuk memilih salah satunya.

Tidak bisakah keduanya berada dalam satu genggaman? Bibirnya melengkung. Pria itu tersenyum tipis. Ah, dia merasa sudah mulai serakah.

“Ingat, James! Celline hanyalah alat pencetak anak. Jangan pakai perasanmu. Dia akan dapat imbalan untuk semua ini. Dia juga mungkin tidak pernah tulus padamu. Sadar, James! Melan membutuhkanmu saat ini.” Pria itu bermonolog pada hati kecilnya, seolah mengajari kalau dia harus teguh pada tujuannya semula. Jangan mudah goyah!

Merasa sudah cukup menghirup udara segar di luar, kemudian James masuk kembali ke dalam mansion. Dengan langkahnya, dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Akan tetapi, matanya sempat melirik ke arah pintu kamar tamu.

“Apa kamu sudah tidur, Celline?” Tanya James lirih pada angina malam yang lewat.

Sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan, James melanjutkan langkah kakinya. Dibukanya pintu kamar Melan. Sejenak dia memicingkan matanya saat melihat Melan tidak ada di atas ranjangnya.

“Apa dia ke kamar mandi?” Tanya James dalam hati. Dia pun melanjutkan langkahnya.

“Melan!” Teriak James saat melihat Melan yang sudah pingsan di atas lantai yang dingin itu. Dengan panik, James langsung membopong tubuh mantan kekasihnya itu. Dia meletakkan Melan di atas ranjang kembali.

Kemudian James menepuk kedua pipi Melan dengan pelan. “Melan….. Melan, bangun…..! Buka matamu, Melan!” Berkali-kali James memanggil nama mantan kekasihnya itu agar membuka matanya. Namun, tubuh Melan malah terlihat lemas tak berdaya.

Tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk, James langsung berteriak memanggil bibi. “Bi….. Bibi!”

Tengah malam, kamar bibi yang ada di belakang membuatnya tidak mendengarnya. Sedangkan

Celline, kamarnya yang tak jauh dari kamar James mendengar teriakan itu. Gadis itu memutuskan untuk keluar dari kamarnya setelah mendengar suara ribut-ribut itu.

“Astaga…. Ada apa ini, tuan?!”

Celline langsung menghampiri Melan. Baru pertama kali itulah dia melihat sosok mantan kekasih suaminya dari dekat. Dilihatnya lekat-lekat pemilik sesungguhnya hati James itu.

“Mengapa wajahnya sangat pucat begitu?” Tanya Celline dalam hati sambil terus mengamati Melan.

“Celline, bantu saya bawa Melan ke rumah sakit!”

“Baik, tuan.”

James pun membawa tubuh mantan kekasihnya di jok belakang mobil. Di sana sudah ada Celline yang akan memegangi Melan.

Di tengah malam itu, mereka bertiga langsung menuju rumah sakit yang paling dekat dengan mansion mereka.

Begitu sampai di rumah sakit, tenaga medis langsung membawa Melan ke ruang IGD. Dari raut wajahnya, James terlihat sangat khawatir dan cemas.

James juga merasa sangat bersalah. Tidak seharusnya dia mengikuti kemauan Melan untuk keluar dari rumah sakit. Tubuh Melan masih membutuhkan perawatan.

Melihat betapa cemasnya sang suami pada mantan kekasihnya itu, hati Celline langsung menciut.

Hatinya merasa sangat iri. Apabila dia sakit nanti, apakah James akan secemas sekarang?

Sambil menunggu Melan yang masih dalam penanganan medis, James dan Celline menunggu di luar ruangan. James dan Celline sama-sama sedang menunggu, hanya saja cara menunggu mereka jauh berbeda. Kalau Celline tampak duduk dengan tenang, sedangkan James sedari tadi terlihat mondar-mandir, berjalan ke sana kemari, membuat yang melihatnya jadi pusing.

Celline hanya memperhatikan saja, tidak berani menegur atau berkata-kata. Meski kepalanya jadi pusing melihat James yang mondar-mandir.

Sudah satu jam lebih Melan ditangani. Dokter masih belum keluar juga dari ruangan. Celline merasa kelelahan, karena sedari tadi pagi dia menemani James di rumah sakit. Gadis itu pun tertidur sambil duduk.

Tak sengaja James menoleh ke arah Celline. Kebetulan saat itu, hampir saja kepala Celline oleng ke samping. Dengan refleks, James langsung berjalan ke arah Celline.

Bersambung……

1
ovi eliani
james manusia dan suami yg paling bodoh , meninggalkan istri syah yg jelas mengandung anak darah daging sendiri, klo aku celine kesempatan kamu tinggalkan james dan keluarganya jauh 2biar tahu rasa , sekarang giliran mereka mencari mu terus biar mereka merada bersalah terutama ibunya james, pergi jauh2 celine klonperlu ke luar negeri. buat mereka menyesali apa yv mereka buat. semangat tbor
Rohana Omar
tergantung lg
Rohana Omar
bodoh amat x tau 2 2 nya cemburu.....1 isteri dan 1 lg mantan kekasih .....ko utamakan perasaan mantan kekasih ko sedang isteri ko biarkan.....
luvita luvita
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!