Deandra Rashesa adalah gadis cantik, muda dan berbakat, yang masih duduk di kelas 11, di usianya yang masih 18 tahun, ia terpaksa harus melepas masa remajanya demi perjodohan yang tidak ia inginkan.
Rayvano Adiputra perkasa, CEO perusahaan ternama di kotanya adalah sosok yang dijodohkan dengan Shesa, berwajah ganteng, tajir melintir, dambaan banyak wanita tak lantas membuat Shesa menyukainya.
Sifat Vano yang arogan membuat Shesa sangat membencinya.
Karena Shesa masih ingin terus sekolah dan melanjutkan cita-citanya, ia menginginkan pernikahan itu dirahasikan.
Akankan Shesa sanggup melewati konflik-konflik dalam pernikahannya yang dirahasiakan?
MOHON BIJAK YA! NOVEL INI HANYA KARYA FIKSI DAN HANYA KEHALUAN AUTHOR SEMATA. JADI, KALAU TIDAK SESUAI DENGAN KEHIDUPAN NYATA, HARAP MENILAI DENGAN BIJAK ...🙏😊
HAPPY READING ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mesum
Shesa perlahan melepaskan tangan Vano yang memeluk dirinya, dengan sangat hati-hati sekali ia mencoba pergi dari sana, setelah dirasa tangan Vano sudah terlepas, Shesa mulai beranjak pergi, tiba-tiba Vano menarik tangannya kembali.
"Kau mau kemana?" seru Vano dengan suara yang berat.
"Apa kamu tidak tidur?" tanya Shesa
"Kau sudah mengganggu tidurku, jadi kau yang harus bertanggung jawab " sahut Vano menyeringai.
"Aku mau tidur, besok acara ulang tahun sekolah, aku harus berangkat lebih awal, aku tidak mau terlambat" sahut Shesa sambil melepaskan tangan Vano dari tangannya.
Vano melihat Shesa yg mulai beranjak tidur, Vano juga ingat besok ia adalah tamu istimewa di acara ulang tahun sekolah Shesa.
*
*
*
Sinar matahari menyeruak masuk ke kamar Vano yang luas, dekorasi ala-ala eropa yang mendominasi, membuat kamar Vano bak kamar seorang Raja.
Vano perlahan membuka matanya, ia melihat ranjang tidur yang sudah kosong.
"Gadis itu pasti sudah berangkat" Vano lantas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Seusai dari kamar mandi, ia mendapati setelan jas dan kemeja yang telah dipersiapkan Shesa sebelum berangkat sekolah, Vano melihat ada secarik kertas di saku jas itu.
"Pakailah baju ini, aku merancangnya khusus untukmu" pesan Shesa.
Vano tersenyum tipis, lantas ia segera mengenakan kemeja berwarna putih dengan jas warna hitam, begitu pas di badan Vano yang berpostur tinggi sempurna, gurat otot di dada dan lengannya tetap terlihat meskipun ia sudah memakai jas.
Vano turun untuk sarapan pagi bersama sang nenek, nenek memperhatikan Vano terlihat begitu bahagia hari ini.
"Vano, kamu terlihat berbeda hari ini" seru nenek sambil memperhatikan Vano dari atas sampai bawah. Vano tersenyum dengan pujian dari nenek .
"Tadi, istrimu sudah berangkat pagi-pagi sekali" tukas nenek
"Kenapa kalian tidak berangkat bersama? Toh kalian kan sama-sama menghadiri acara itu" sambung nenek.
"Dia salah satu anggota OSIS di sekolah nek, jadi dia yang menyiapkan persiapan acara nanti" sahut Vano.
"Isterimu gadis yang pintar, selain cantik dia juga sangat bertanggung jawab dengan tugasnya, kamu beruntung mempunyai isteri seperti dia" seru nenek yang dibalas senyuman dari bibir Vano.
*
*
*
Di Sekolah
hari itu Shesa memakai rok hitam sebatas lutut, yang dipadukan dengan blouse berwarna merah muda, Shesa terlihat sangat manis dan sederhana, dengan memakai syal motif warna maroon, memberi kesan segar di wajah ayunya.
Shesa terpaksa memakai syal pada hari itu, karena lukisan yang dibuat Vano kemarin, masih nampak jelas dileher jenjangnya, apa kata teman-temannya jika mereka tahu keadaan Shesa yg sebenarnya.
Shesa memasuki aula sekolah yg digunakan untuk acara hari ini, ia berkoordinasi dengan beberapa panitia tentang kesiapan acara ini, sesekali ia sedikit sibuk dengan mendata perencanaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Shesa berjalan menuju podium, tempat nanti suaminya akan memberi sambutan untuk acara yang tinggal beberapa jam lagi dimulai, ia memeriksa seluruh persiapannya, setelah ia rasa sudah beres lantas Shesa keluar aula.
Di luar sudah ada Romi yang juga memeriksa sound system dan jumlah kapasitas undangan yang akan hadir.
"Shesa bagaimana semuanya sudah ok" seru Romi.
"He em." jawab Shesa mengangguk
Mereka berjalan berdua di sepanjang koridor sekolah, sambil mengevaluasi kembali persiapan acara nanti.
tiba-tiba saja tak sengaja Shesa menabrak seseorang.
"bruggghhh"
"Aduuhh...." Shesa terjatuh dan tak sengaja syal yang Shesa gunakan terlepas.
"Shesa, kamu tidak apa-apa" seru Romi sambil memegang tangan Shesa.
"Awwww....ya ampun hati-hati dong kalau jalan" seru bu Siska yang ternyata bersenggolan dengan Shesa.
Shesa melihat bu Siska, lantas ia berdiri sembari mengucapkan maaf.
"Bu Siska, maafkan saya, saya tidak sengaja" ucap Shesa sambil menundukkan kepala.
Bu Siska memperhatikan Shesa dengan seksama, kemudian ia memicingkan matanya, tangan bu Siska meraih dagu Shesa, dan mengangkat dagu Shesa tinggi-tinggi, bak seorang detektif bu Siska memeriksa satu persatu lukisan cinta itu, dan ia meyakini itu adalah sebuah ciuman cinta dari seseorang.
"Shesa, ibu tidak menyangka bahwa gadis berprestasi sepertimu, ternyata bisa mesum juga ya" umpat bu Siska yg telah melihat stempel cinta yg dibuat Vano.
"Maksud bu Siska?" Shesa terkejut, dia meraba syal yang dikalungkan pada lehernya, ternyata syal itu ikut terlepas saat Shesa terjatuh tadi.
Shesa kebingungan, ia berusaha menutupi lagi lehernya dengan syalnya tadi. Romi terkejut dengan apa yang dikatakan bu Siska tadi.
"Bu Siska, apa yg sedang Anda bicarakan?" tanya Romi menyelidik.
"Jangan pura-pura kamu Romi, kalian berdua selalu bersama-sama, pasti kalian ini sedang pacaran dan telah berbuat mesum, iya kan!" umpat bu Siska.
"Jaga ucapan Anda bu Siska, saya tidak mengerti dengan maksud Anda, tapi yang jelas kami tidak pernah berbuat mesum seperti apa yang anda tuduhkan" seru Romi kesal
"Sudahlah Rom, kita pergi saja" sahut Shesa sembari menarik tangan Romi.
"Hei anak muda, apa kamu lupa dengan apa yang kamu lakukan pada gadis ini? Tanyakan padanya kenapa dia menutupi lehernya dengan syal ini?" kata bu Siska sambil menarik kembali syal yang dipakai Shesa tadi.
"Ooo, jangan bu!" seru Shesa menolak.
Bu Siska menarik syal yang dipakai Shesa, beberapa murid menyaksikan itu, Romi melihat leher Shesa yang penuh stempel cinta, dia tidak percaya telah melihat itu semua, gadis yang dicintainya telah melakukan suatu hal, yang belum semestinya ia lakukan sebagai seorang pelajar.
Beberapa murid melihat Shesa dengan tatapan sinis.
"*Ih...nggak nyangka ya, dia juara sekolah tapi kelakuannya memalukan*"
"*Katanya gadis baik-baik, ternyata mesum juga*"
"*Benar-benar munafik*"
Bisik-bisik beberapa murid yang sedang membicarakan Shesa.
"Murid sepertimu tidak pantas bersekolah disini, sekolah yang dipandang terhormat ini, akan tercoreng citranya dengan kelakuan bejatmu itu, aku akan melaporkannya pada pak Vano nanti, biar pemilik yayasan sekolah ini, langsung mengeluarkanmu dari sekolah!" kata bu Siska yang mengancam Shesa.
"Shesa, apa yg sudah kamu lakukan? itu tanda di lehermu bekas kecupan siapa?" tanya Romi menyelidik.
"Shesa, kamu? Apa yg sudah kamu lakukan?" tanya Romi yang tidak percaya dengan apa yang ia saksikan.
"Bu Siska mungkin salah, ini bukan apa-apa kok, ini cuma digigit serangga doang, bener" Shesa beralibi.
"Kamu pikir aku bodoh, tak bisa membedakan mana bekas gigitan orang dan mana bekas gigitan serangga, jangan coba-coba membodohi aku anak kecil" umpat bu Siska yang sengaja mempermalukan Shesa .
Shesa merasa sangat dipermalukan waktu itu, lantas ia pergi meninggalkan bu Siska dan Romi.
"*H*uuuuuuu...." sorak beberapa murid yang menyaksikan kejadian tadi.
Shesa berlari sambil menangis, ia berlari menuju kamar kecil, perlahan ia mendekati cermin, ia melihat kismark berwarna merah cerah itu, masih sangat jelas menghiasi leher putihnya.
"Ini semua gara-gara dia...ihhhhh" umpat Shesa dengan penuh emosi.
Setelah beberapa saat, Vano sudah datang dan memasuki aula sekolah.
*
*
BERSAMBUNG
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻