Laki laki itu begitu menyebalkan, CEO yang sombong dan selalu galak padamu yang seorang asisten pengantin saja.
"Awas saja ya, lihat aku akan membuatmu jatuh cinta dan aku akan menyiksamu setiap hari"
Jdor, tiba-tiba suara guntur terdengar, ini tak ada tanda-tanda hujan, tapi kenapa ada suara guntur sungguh menakutkan, segera aku masuk kedalam mobil taksi. Aku mulai merinding padahal kan hanya main-main saja mengatakan itu.
Aku juga tak mau kalau sampai benar-benar menjadi istrinya bisa-bisa aku mati berdiri kalau ada disampingnya sampai tua. Menyeramkan sekali sungguh.
Apakah semua kata-kata itu bisa di cabut ?
Disini aku pake sudut pandang pemeran perempuan ya. Semoga kalian suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istrimu atau berhenti
Mau tidak mau aku membuka kedua bola mataku karena suara alarm yang terus berbunyi dari tadi. Dengan mata yang masih mengantuk kuraba ke samping dan saat mataku terbuka sudah tidak ada siapa-siapa. Farhan mungkin sudah pergi, aku bisa bernafas lega karena dari semalam kau tidak bisa tidur di peluk begitu erat olehnya. Untung saja aku tidak kehabisan nafas juga aku begitu takut dengannya.
Ku matikan alarm yang terus berbunyi itu, aku sekarang ada di sebuah apartemen dan saat aku membuka lemari semua pakaianku sudah ada di sana tertata dengan rapi semuanya, barang-barang ku tidak ada yang kurang sama sekali. Apakah dia melakukannya sendiri?
Dengan malas-malasan aku segera bersiap untuk berangkat bekerja, sebenarnya aku tidak siap untuk bertemu dengannya jantungku ini tidak bisa diajak kompromi selalu saja dag dig dug saat bertemu dengannya. Apalagi saat mengingat tentang ciuman semalam, itu terus terngiang-ngiang dalam pikiranku ini.
Kantornya ternyata sangat dekat dengan apartemen ini, ya lagi-lagi aku tetap jalan kaki menyapa teman-temanku yang lain dan segera naik ke lantai di mana tempatku bekerja. Baru saja aku mendaratkan bokong ku ini sudah ada yang mengusap kepalaku.
"Kita ketemu lagi kamu masih ingat aku kan, tidak mungkin kamu lupa dengan aku" sambil memainkan alisnya.
Aku masih diam menatap laki-laki yang ada di hadapanku, bukankah dia yang menolongku saat itu ya. Iya benar aku tak salah.
"Ya aku mengingatmu, aku belum memberikan uang padamu karena telah membantuku saat itu. Kenapa juga kamu langsung pergi, aku juga belum mengucapkan terimakasih padamu"
Laki-laki itu malah tertawa dan menggelengkan kepalanya, tangannya masih asik mengelus kepalaku. Saat aku menghindar dia malah makin mendekat.
Tiba-tiba saja tangan itu sudah dihempaskan, tapi bukan olehku dengan penasaran kulihat siapa itu, ternyata Farhan. Dia begitu kasar ada apa coba.
"Aku menyuruhmu untuk langsung masuk ke dalam ruangan ku Arhan, bukannya menggoda karyawanku. Cepat masuk sekarang juga"
Aku segera menundukkan kepalaku tidak berani melihat mata Farhan yang begitu tajam dan mengintimidasi padaku. Apa salahku, aku tidak melakukan apa-apa hanya mengobrol saja tak ada yang salah bukan.
"Cerewet sekali nanti juga aku masuk, memangnya aku anak kecil. Aku juga ingin mengenal asisten barumu ini apa salahnya coba" kesal Arhan.
"Cepat" kembali terdengar suara Farhan yang dingin.
Mereka segera masuk ke dalam ruangan itu, sedangkan aku kembali fokus bekerja saja padahal aku belum selesai berbicara dengan laki-laki yang tadi. Siapa dia ya apa rekan kerjanya Farhan tapi kenapa begitu berani.
Beberapa menit kemudian kulihat mereka berdua keluar dari ruangan Farhan, bahkan Farhan sama sekali tidak menyapaku ataupun melihat ke arahku sama sekali.
Dia melangkah begitu saja, ada apa coba biasanya dia akan berhenti dan setidaknya menatapku tapi sekarang tidak. Tapi ya baguslah mungkin dia sudah bosan dengan aku, aku bisa terlepas kan.
...----------------...
"Farhan sialan lepaskan istriku. Apa yang kamu lakukan sialan dasar laki-laki gila"
Farhan hanya menyunggingkan senyum kecilnya dia menatap perempuan yang sedang ada di atas gedung dan siap untuk terjun dengan bebas. Bahkan Farhan dengan sukarela akan membantunya untuk jatuh kebawah dengan mulus.
"Siapa suruh kamu mengusik hidup saya Felix, jangan pernah ganggu pekerjaan saya"
"Aku mengusik kamu karena kamu telah membunuh adikku. Kalau semua kejadian itu tidak terjadi aku tidak akan pernah mengusik mu Farhan, kamu harus tanggung jawab"
"Saya hanya diminta untuk membunuh adikmu dan saya dibayar lalu apa yang salah. Kenapa kamu tidak membalaskan semua itu pada orang yang menyuruh saya, jangan melibatkan saya dalam masalah adik mu itu. Dia terlalu licik"
"Tetap saja dirimu yang mengeksekusinya, jangan terus mengelak Farhan"
"Lompat" perintah Farhan pada perempuan yang menangis ketakutan.
"Farhan jangan gila dia istriku. Jangan macam-macam padanya, aku tak akan memaafkan kamu sampai kapanpun"
Felix sudah sangat frustasi melihat istrinya yang akan terjun ke lantai bawah. Ini lantai 20 istrinya bisa-bisa mati dengan konyol hanya karena berurusan dengan Farhan.
"Hanya satu yang saya inginkan jangan pernah ganggu saya dan juga calon istri saya, cukup maka saya akan melepaskan istrimu. Jika kau masih mengusik kehidupan saya tidak akan segan-segan untuk mengakhiri hidup istrimu dan juga anak-anakmu Felix. Saya tidak pernah bermain-main dengan setiap yang saya ucapkan"
"Baik-baik aku tidak akan mengusik hidupmu lagi, lepaskan istriku sekarang juga" teriak Felix yang sudah sangat khawatir dan begitu takut kalau benar istrinya meninggalkannya, dirinya tidak akan pernah bisa hidup dan anak-anaknya juga masih kecil.
Farhan dengan tak peduli mendorong istrinya Felix, tentu saja teriakan melengking Felix terdengar dan juga tangisan istrinya Felix makin kencang, namun dengan cepat Farhan langsung menangkap tangannya dan tertawa mengejek pada Felix.
"Kemarilah selamatkan istrimu sebelum aku benar-benar melepaskannya"
"Sialan kamu Farhan"
Felix yang sudah lemas dari tadi segera berlari menguatkan tubuhnya yang sudah bergetar ketakutan dan menggantikan tangan Farhan yang menggenggam tangan istrinya. Farhan sendiri berlalu begitu saja, tak mau memikirkan bagaimana nasib istrinya Felix. Apakah dia jatuh atau Felix bisa menyelamatkannya, semua itu ada di tangan Felix dan Farhan tidak mau ikut campur lagi.
"Bertahan sayang bertahan aku akan menolong mu bertahan, jangan tinggalkan aku"
"Aku takut Felix, aku sudah tak kuat"
Dengan tenaga yang hampir habis Felix segera menariknya dan tubuh mereka terjatuh ke belakang, untungnya Felix masih punya kekuatan untuk menolong istrinya. Dari tadi tubuhnya sudah bergetar ketakutan, pikirannya begitu berputar takut istrinya terjatuh dan dia menyesal tentu saja menyesal dan marah.
"Aku takut Felix. Kenapa kamu membuat masalah dengan laki-laki itu, sudah cukup adikmu sudah tidak ada dia sudah mati tidak usah kamu terus mencari masalah dengannya. Aku takut anak-anak yang akan menjadi korbannya nanti, cukup cukup jangan diteruskan"
Felix juga tidak mau mengorbankan keluarganya, dia akan mencoba untuk mengikhlaskan adiknya yang sudah tiada. Demi keluarganya ya adiknya sudah tidak ada dan Felix harus sadar dan tak terus terbelenggu dimasa lalu.
"Kita harus segera pulang Felix, aku takut dia membohongi kita bagaimana kalau anak-anak yang menjadi korban selanjutnya ayo" ajak istrinya dengan khawatir.
Tanpa memikirkan rasa syok dan ketakutan mereka, mereka berdua segera turun dari lantai 20 dan pulang ke rumah tak ada waktu lagi Farhan begitu gesit dan bisa melakukan apapun. Anaknya tak tahu apa-apa.